Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Erlina Marfianti
Dept Peyakit Dalam FK UII
Pendahuluan
Klasifikasi Keracunan
1. menurut cara terjadinya keracunan
Self Poisoning
Attempted Suicide
Accidental Poisoning
Tidak disengaja
Homicidal Poisoning
Akibat pembunuhan
Accidental Poisoning :
Anak-anak balita
kebiasaan memasukan benda ke dalam
mulut (termasuk obat-obat yang menarik
warna dan rasanya, spt. Tablet berlapis
gula, warna-warni tablet dan sirup, serta
aromanya),minyak tanah dll.
Self Poisoning
Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam
penggunaan
Misal: keracunan pestisida atau insektisida
Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya
dihasilkan oleh mikroba)
Misal : Enterotoksin yang dihasilkan oleh
kuman stafilokokus
Toksin botulinum yang yang terdapat
dalam makanan kaleng yang sudah
rusak karena pengawetan tidak
sempurna
Intoksikasi
Intoksikasi opiat
Intoksikasi non opiat :
Bahan
kimia
Obat
Keracunan makanan
Infeksi
Toksin
Bahan alam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kesadaran
Respirasi
Tekanan darah
Kejang
Pupil mata
Jantung
Bising usus
Dll
1. Kesadaran
Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting
tentang beratnya keracunan. Makin dalam
koma ,makin berat keracunan dan persentase
kematian juga akan bertambah
Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat
Tingkat I
Tingkat II
Tingkat III
Tingkat IV
2. Respirasi.
Salah satu penyebab kematian pada keracunan
adalah terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus
seperti pada keracunan organo pospat
Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada
keracunan obat-obat ssp.
3.Tekanan darah
Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada
keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu
berat, bisa diatasi dengan tindakan sederhana.Syok
berat umumnya berhubungan dengan kerusakan
pusat vasomotor dan prognosa yang jelek.
4. Kejang.
Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp
(mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan
saraf otot (insektisida organo pospat)
5.Pupil dan refleks ekstramitas
6. Bising usus
Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat
kesadaran.Pada derajat kesadaran tingkat III ,biasanya
bising usus negatif,dan tingkat IV selalu negatif.
dapat dipakai untuk pasien yang pura-pura pingsan.
7. Lain-lain
Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam
basa,air, tanda kerusakan hati dan ginjal,retensi urin
,muntah dan diare dll.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Laboratorium darah . Urin
Analisis toksikologi
EKG
Gambaran Klinis
Kemungkinan penyebab
Benzodiazepin
Sianosis
Gejala ekstrapiramidal
Seizures
Hipertermia,
Penatalaksanaan Kegawatan
Penilaian Klinis
Dekontaminasi Racun
Pemberian Antidotum
Terapi suportif
Observasi dan Konsultasi
Rehabilitasi
Penatalaksanaan Kegawatan
A (Airways)
B (Breathing)
C (Circulation)
D (drugs/dekontaminasi)
Dekontaminasi
menurunkan pemaparan
Dekontaminasi
Dekontaminasi
Dekontaminasi
Dekontaminasi
pulmonal
Mata
Kulit
gastrointestinal
Eliminasi
ANTI DOTUM
Bahan Racun
Anti dotum
Sianida
Metanol
Timbal
EDTA, BAL
Merkuri
D penisilamin
Arsenikum
BAL (Dirmecaprol)
Na hipoklorit
Na tiosulfat
Organofosfat
Sulfas atropin
Anti dotum
Amfetamin
Lorazepam
Digoksin
Fab fragmen
Isoniazid
Piridoksin
Opioid
Nalokson
Paracetamol
N asetil sistein
Warfarin
Propanolol
Isoproterenol,
Adrenalin, Glukagon
Antidotum
Kecubung
Physostigmin salisilat
Scorpion
Antivenin (polivalen)
Bisa Ular
SABU
Jengkol
Na bikarbonat
Toksin Mikroba
(Botulinum)
Antitoksin A B E
A. Terapi Awal
Hilangkan gejala-gejala keracunan
Pertahankan fungsi vital
Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui
jenis racunnya
Mempercepat ekskresi obat.
Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering
menyumbat saluran nafas (terutama obat kolinergik).
Tindakan pertama :
Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien
dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan
dan kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan
respirator mekanik
3. Keracunan peroral :
Menimbulkan muntah (korek dinding farings
belakang dengan spatel, atau memberikan
apomorfin 5-8 mg secara s.c.)
Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter
besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur)
Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik
usus shg penyerapan lebih lama)
Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap
obat/racun)
Transfusi pengganti
Dialisis peritoneal
Diuresis paksa
Hemodialisis
Hemoperfusi
KOMPLIKASI
Intoksikasi Opiat
Koma
Depresi Nafas
Miosis
Hipotensi
Bradikardi
Hipotermi
Bising usus menurun
Edema paru
Hiporefleksi
Kejang
Diagnosis
point
Depresi nafas
Membaik dengan pemberian nalokson
Trias
Tindakan
iv
Dengan hipoventilasi : dosis 1-2 mg iv
Bila tidak ada respon selama 5 meit
berikan nalokson 1-2 mg iv
Pengobatan
INTOKSIKASI MAKANAN
Infeksi
Toksin
Kontaminan
Timbulnya
gejala
Campylobacter
2 sampai 5
hari
Clostridium
botulinum
12-72 jam
Clostridium
perfringens
8 sampai
16 jam
Daging dan unggas. Kontaminasi terjadi selama pengolahan jika kotoran hewan kontak
permukaan daging. Sumber-sumber lain termasuk susu yang tidak dipasteurisasi dan air
yang terkontaminasi.
Rumah-kaleng makanan dengan keasaman yang rendah, makanan komersial tidak benar
kaleng, ikan asap atau asin, kentang panggang dalam aluminium foil dan makanan lainnya
disimpan pada suhu hangat terlalu lama.
Daging, semur dan gravies. Umumnya menyebar ketika melayani hidangan tidak menyimpan
cukup makanan panas atau dingin makanan terlalu lambat.
1 sampai 8
hari
Giardia lamblia
1 sampai 2
minggu
Hepatitis A
28 hari
Mentah, siap-untuk-makan memproduksi dan kerang dari air yang terkontaminasi. Dapat
ditularkan oleh penjamah makanan yang terinfeksi.
Listeria
9-48 jam
Hot dog, makan siang daging, susu yang tidak dipasteurisasi dan keju, dan menghasilkan
baku dicuci. Dapat menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi.
12 sampai
48 jam
Mentah, siap-untuk-makan memproduksi dan kerang dari air yang terkontaminasi. Dapat
ditularkan oleh penjamah makanan yang terinfeksi.
Rotavirus
1 sampai 3
hari
Salmonella
1 sampai 3
hari
Shigella
24 sampai
48 jam
Daging mentah atau tercemar, unggas, susu atau kuning telur. Selamat memasak memadai.
Dapat ditularkan melalui pisau, memotong permukaan atau pengendali makanan yang
terinfeksi.
Seafood dan mentah, siap-untuk-makan menghasilkan. Dapat ditularkan oleh penjamah
makanan yang terinfeksi.
Staphylococcus
1 sampai 6
Daging dan salad siap, saus krim dan krim-penuh kue-kue. Dapat menyebar melalui kontak
Daging sapi yang terkontaminasi dengan tinja selama pembantaian. Penyebaran terutama
oleh daging sapi matang. Sumber-sumber lain termasuk susu yang tidak dipasteurisasi dan
sari apel, kecambah alfalfa dan air yang terkontaminasi.
Mentah, siap-untuk-makan memproduksi dan air yang terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh
penjamah makanan yang terinfeksi.