Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA
: WADI OPSIMA
NIM
: O111 13 310
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa
: WADI OPSIMA
NIM
: O111 13 310
Nama Asisten
: SITI ARYANI S.
Waktu Asistensi
No.
Jadwal Asistensi
Saran Perbaikan
Paraf Asisten
Praktikan
SITI ARYANI S.
WADI OPSIMA
JUDUL PRAKTIKUM
SISTEM ENDOKRIM DAN RESPIRASI
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
A. Sistem Endokrin
1. Menguji pengaruh hormon HCG terhadap produksi spermatozoa.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
2. Menghitung frekuensi pernapasan dan denyut nadi.
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai pembawa pesan dan dibawa
oleh aliranLINGKUP
darah ke berbagai
sel dalam tubuh,
RUANG
PRAKTIKUM
TINJAUAN PUSTAKA
Hormon dari kelenjar endokrin memiliki organ sasaran yang memiliki reseptor
khusus utnuk hormon yang sesuai dan merupakan tempat yang tepat bagi suatu hormon
untuk memperlihatkan efek hayatinya. Sifat hormon tersebut dapat ditemukan pada
hampir semua hormon, salah satunya adalah hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) yang diproduksi sewaktu usia kehamilan dini setelah konsepsi (pada
manusia) dan disekresikan oleh selaput plasenta. Selain itu, hormon PMSG (Pregnant
Mare Serum Gonadotrophin) pada kuda betina (setelah kopulasi). Hormon-hormon
tersebut hanya ditemukan pada wanita atau induk betina pada hewan pada saat kehamilan
usia dini (Supripto,1998).
Biokimia hormon terdiri dari dua kelas utama yaitu derivat asam amino, seperti
protein, polipeptida, peptida, amina atau kompleks protein konjugasi seperti glikoprotein
adalah hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis, hipotalamus, medula adrenal, pineal,
tiroid, sel-sel pulau pankreas dan sel-sel dalam saluaran pencernaan. Zat ini umumnya
dapat larut dalam air dan ditranspor dalam bentuk yang tidak berikatan dalam darah.
Steroid adalah senyawa lipid larut lemak yang disintesis dari kolesterol. Zat ini diproduksi
oleh ovarium, testis, plasenta dan bagian luar kelenjar adrenal serta testosteron, esterogen,
progesteron, aldosteron dan kortisol. Zat ini bersirkulasi dalam plasma yang mentranspor
protein (Sloane, 2003).
Ovarium di samping penghasil telur, juga merupakan organ endokrin. Ovarium
menghasilkan hormon steroid estradiol dan progesteron. Pada manusia sumber utama dari
hormon kehamilan wanita adalah sel-sel yang melapisi folikel ovarium dan korpus luteum
yang terbentuk setelah terjadi ovulasi. Sel-sel folikel terutama mensekresi estradiol, dan
sel-sel luteum terutama mensekresi progesteron. Pada wanita ada 3 macam hormon
gonadotropin yang berperan yaitu (Wheeler, 2000) :
a. FSH (Folikel Stimulating Hormon) berfungsi merangsang perkembangan ovarium
dan mengurangi sekresi estrogen.
b. LH (Luteinzing Hormon) berfungsi bersama-sama dengan estrogen menstimulasi
ovulasi dan pembentukan progesteron.
c. LTH (Luteotropic Hormon) berfungsi untuk menstimulasi sekresi air susu oleh
kelenjar susu.
Jika sel telur telah dibuahi dan tertanam dalam endometrium, sel-sel trofoblas
dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin korion. Aktivitas lutein
dan luteotrofiknya yang kuat mempertahankan korpus luteum dan merangsang sekresi
progesteron selanjutnya. Salah satu gejala pertama kehamilan adalah adanya gonadotropin
korion dalam darah dan urin. Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan
kehamilan kedua. Setelah itu kadarnya dalam darah dan urin menurun (Supripto,1998).
Dalam beberapa hari setelah penanaman blastosis, sel-sel yang akan berkembang
manjadi plasenta mulai menyekresikan Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Aksi
hormon ini sama dengan aksi FSH dan LH, tetapi berlawanan dengan hormon-hormon ini,
sekresi HCG tidak dihambat oleh tingginya kadar progesteron dan estrogen. Jadi HCG
dalam air seni wanita hamil merupakan dasar bagi uji kehamilan yang paling sering
digunakan (Wulangi, 1994).
HCG merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih
muda dan dikeluarkan lewat urine. Hormon ini juga di hasilkan bila terdapat proliferasi
yang abnormal darri jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau chorio carsinoma.
Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya kadar HCG pada urin pada trimester I.
HCG disekresikan 7 hari setelah ovulasi, pemeriksaan HCG dengan metode
immunokromatografi merupakan cara yang paling tepat untuk mendeteksi kehamilan
dini, (Wheeler, 2000)
Suatu uji radioimunosasi yang peka untuk hormone gonadotropinkorion dapat
menentukan kehamilan hanya beberapa hari setelah tertanamnya embrio. Pada manusia
kira-kira minggu ke-16 kehamilan, plasenta dengan sendirinya menghasilkan cukup
progesterone sehingga korpus luteum tidak lagi diperlukan dan mengalami involusi.
Plasenta juga menghasilkan estrogen. Plasenta manusia, dan mungkin plasenta mamalia
lain, memproduksi hormone protein lain, yaitu laktogen plasenta dengan sifat yang agak
mirip dengan hormone pertumbuhan pituitari dan prolaktin (Villee, 1988).
B. SISTEM RESPIRASI
Respirasi adalah proses umum dimana organisme mengambil energi bebas dalam
lingkungannya dengan mengoksidasi substrat organik. Untuk mencapai hasil tersebut,
organisme tingkat tinggi memakan berbagai bahan makanan dan mengubah menjadi
molekul sederhana. Caranya melalui proses pencernaan molekul yang terbentuk dalam
sel-sel yang mengalami oksidasi dengan bantuan sejumlah molekul oksigen yang berasal
dari sistem pernapasan. Produk dari oksidasi (CO2 dan H2O) dikeluarkan oleh sel ke
lingkungannya (Sonjaya, 2012).
Sistem pernapasan adalah sistem yang kompleks yang berfungsi untuk menghirup
oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses
pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama yang diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar. Tujuan dari proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada
peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi (Sonjaya, 2012).
5. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi
saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke
alveolus.
6. Alveolus
Bronkiolus bermuara pada alveol yang memiliki struktur berbentuk bola-bola mungil
yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi alveoli
memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam
rongga alveolus.
7. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu
sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru
kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir
tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu
gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru
(pleura). Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter.
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 nl. Setelah melakukan inspirasi biasa, masih bisa menarik napas sedalamdalamnya.
Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara
komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml. Setelah melakukan ekspirasi biasa,
masih bisa menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan
setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.
Walaupun telah mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata
dalam paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara residu lebih
kurang 1500 ml. Jumlah volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara
Setelah
kerongkongan
melewati
bagian
atas
rongga
hidung,
(naro-pharinx)
udara
lalu
masuk
kebawah
ke
untuk
Mikroskop
Objek glass
Cover glass
Pipet
Spuit 3 cc.
Sistem Respirasi
Alat yang digunakan pada praktikum sistem respirasi adalah stopwatch.
Bahan pada praktikum sistem respirasi adalah 3 orang mahasiswa.
C. Metode
Cara kerja pada pengamatan sistem endokrim dan respirasi :
Sistem Endokrin
1. Suntikkan urin wanita hamil SC pada katak.
2. Tunggu 1-1,5 jam.
3. Gunakan pipet untuk koleksi semen pada kloaka katak.
4. Letakkan semen pada objek glass, tutup dengan cover dan amati di bawah
mikroskop.
5. Interpretasi: apabila urin yang digunakan adalah urin wanita hamin (bawah 3
bulan), maka semen katak akan teramati di bawah mikroskop.
Sistem Respirasi
Frekuensi Pernapasan
1. Persiapkan 3 orang/mahasiswa
2. Setiap orang di istirahatkan selama 5 menit dan hitung frekuensi pernapasan
dan denyut nadinya
Sistem Respirasi
1. Persiapkan 3 orang/mahasiswa
2. Pelaku pertama diistirahatkan selama 5 menit dan dihitung respirasinya.
3. Pelaku kedua melakukan aktivitas lari-lari kecil selama 5 menit dan dihitung
lagi.
4. Pelaku ketiga melakukan kegiatan berlari dan melompat kemudian dihitung.
5. Bandingkan dan catat hasilnya.
Sistem Respirasi
Umur
20 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Frekuensi Pernapasn
22 kali/menit
Umur
20 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Frekuensi Pernapasn
40 kali/menit
Umur
22 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Frekuensi Pernapasn
72 kali/menit
B. Pembahasan
Sistem Endokrim
Saat dilakukan pengujian pengaruh hormon HCG terhadap produksi
spermatozoa prosedur yang dilakukan yaitu katak jantan disuntikkan urin wanita hamil
di bawah 3 bulan sebanyak 3 cc kemudian ditunggu selama 1-1,5 jam, kemudian
dilakukan pengambilan urin. Kemudian sperma diletakkan diatas objek glass dan
ditutup menggunakan cover glass. Namun, urin yang diambil tidak dapat diamati di
bawah mikroskop. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu katak yang
Sistem Respirasi
Dalam praktikum ini, praktikan melakukan percobaan mengenai sistem respirasi
dilakukan tiga percobaan. Percobaan pertama dilakuka oleh Mukh. Yusuf yaitu
perhitungan frekuensi napas setalah istrahat 5 menit. Hasil frekuensi napas yang
didapatkan yaitu 22 kali/menit. Pada percobaan kedua yaitu aktivitas lari-lari kecil yang
dilakukan oleh Juliantihara didapatkan hasil frekuensi napas 40 kali/menit. Sedangkan
pada percobaan ketiga yanitu berlari dan melompat didapatkan frekuensi napas 72
kali/menit.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan frekuensi yang berbeda dari
berbagai aktivitas. Hal ini disebabkan karena semakin berat aktivitas seseorang maka
frekuensi napasnya semakin cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Supripto,1998)
bahwa frekuensi atau cepat lambatnya pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa
factor, baik dari luar maupun dalam, yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas tubuh, suhu
tubuh, dan posisi tubuh. Makin banyak organ tubuh yang bekerja dan makin berat kerja
organ tersebut, makin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan, sehingga laju
metabolism dan irama pernapasan semakin cepat.
LAMPIRAN
Sistem Endokrin
Sistem Respirasi
RANGKUMAN
Adapun rangkuman dalam pratikum kali ini adalah :
1. HCG mempunyai fungsi atau efek yang sama dengan LH yaitu yang mengatur
produksi progesteron pada hewan betina dan testosteron pada hewan jantan dan
proses spermatogenesis. Pada praktikum ini tidak ditemukanadanya sperma karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu katak yang digunakan dalam praktikum
adalah katak betina, konsentrasi spermatozoa pada katak jantan yang terlalu
sedikit,urin yang digunakan adalah urin wanita hamil diatas 3, urin yang digunakan
adalah urin yang diambil lebih dari 2 jam sehingga kadar HCGnya berkurang, serta
katak yang digunakan masih terlalu muda atau belum mencapai kematangan
seksualnya.
2. Frekuensi atau cepat lambatnya pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa
factor, baik dari luar maupun dalam, yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas tubuh,
suhu tubuh, dan posisi tubuh. Makin banyak organ tubuh yang bekerja dan makin
berat kerja organ tersebut, makin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan,
sehingga laju metabolism dan irama pernapasan semakin cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Sonjaya, Herry. 2012. Dasar Fisiologi Ternak. IPB Pres: Bogor.
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi. EGC: Jakarta.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah IBRD Loan No. 3979: Jakarta.
Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB :Bandung.
Waluyo, Joko.2010. Biologi Umum. Jember Universiy Press: Jember.
Wheeler, L. 2000. Jendela IPTEK Tubuh Manusia. Balai Pustaka: Jakarta.
Wulangi, K.S. 1994. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud : Jakarta.