Egia Filsafat Masalah Manusia
Egia Filsafat Masalah Manusia
MASALAH MANUSIA
OLEH
EGIA TERULIN PINEM
200852020
MASALAH MANUSIA
APAKAH MANUSIA?
Manusia merupakan suatu objek penyelidikan yang berharga, karena ia sendiri yang
menyelidiki dirinya dan pikirannya dikacaukan oleh dirinya sendiri. Dibawah ini terdapat
beberapa diantara contoh tersebut.
- Manusia dan binatang kedua-duanya persis sama
- Setiap manusia merupakan suatu kemustahilan saat ia dilahirkan
- Manusia merupakan hasil karya besar Tuhan
- Manusia yang mulia merupakan sekadar citra Tuhan
Metode-metode Penyelesaian Manusia
Orang menggunakan istilah manusia secara tepat ditinjau dari segi tata bahasa,
namun tidak mengetahui apa makna yang dikandungnya. Artinya, ia tidak dapat
mendefinisikan istilah tersebut. Yang demikian itu juga merupakan satu ungkapan pikiran
yang sah, tetapi kita perlu membahas, bukan bagaimana istilah itu dipergunakan
melainkan keadaan-keadaan dimana istilah itu dipakai, untuk menyimpulkan makna yang
sudah dianggap terdapat didalam penggunaan istilah tersebut.
Metode untuk menyelidiki manusia ialah dengan jalan meneliti apa yang telah
dikerjakan manusia dan apa yang telah mereka hasilkan, dan kemudian berusaha
menyimpulkan hakekat penghasil tersebut berdasarkan hasil yang telah diperolehnya..
Ada tiga jenis jawaban yang memuaskan:
1. jawaban itu mengandung keruntutan. Artinya, tidak menimbulkan pertentanganpertentangan didalam dirinya sendiri;
2. jawaban itu semua seuai dengan bahan-bahan bukti. Artinya, dapat dikukuhkan
oleh bahan-bahan yang menopangnya
3. jawaban itu koheren dengan keyakinan-keyakinan kita yang lain. Artinya, cocok
dengan pandangan umum dunia yang kita anut tanpa menimbulkan kontradiksikontradiksi.
Pertama-tama, manusia merupakan barang sesuatu yang alami atau substansi yang diberi
tambahan bentuk manusia. Dengan demikian manusia mempunyai dua unsure dirinya:
materi, yang dapat menerima bentuk manusia, dan bentuk manusia itu sendiri.
Ciri terpokok bentuk ini, yang oleh Wild juga dinamakan jiwa atau physche,
merupakan kemampuan berpikir.
Sesungguhnya manusianya terdiri dari materi dan roh. Pandangan yang tepat berasal dari
Aristoteles: manusia merupakan makhluk yang hylomorfis, yang mempunyai dua bagian
yang hakiki dan dua prinsip yang menyusunnya:
1) Raga material yang teroganisir; dan
2) Hidup rasional yang menggerakannya.
Segi-segi Bentuk
Physche merupakan susunannya yang formal dan merupakan suatu kebulatan tersusun
yang terdiri dari pelbagai bagian bentuk. Hakekat animal mendasari kemampuankemampuan pengindraan dan gerakan. Dan akhirnya, bentuk rasionalitas mendasari
kemampuan-kemampuan akal dan kehendak.
Manusia sesungguhnya seperti halnya air terhadap hydrogen dan oksigen, artinya sesuatu
yang baru yang timbul dari kombinasi diantara kedua hal tersebut.
Sarana yang Harus Ada dan yang Tidak Harus Ada
Sebagai makhluk materi kita tentu membutuhkan makanan, dan sejauh itu kita tidak
mungkin bebas untuk makan. Begitu juga sebagai manusia kita dipaksa berpikir dan
sekali lagi kita tidak mungkin bebas untuk tidak berpikir. Kebebasan kehendak yang
sejati terletak pada kemampuan kita mengadakan pilihan diantara sarana-sarana yang
tidak harus ada, dan mengadakan pilihan untuk melakukan suatu perbuatan yang berjenis
khusus.
Kebebasan di Dalam Lingkungan Ketidakharusan
Perhatikanlah bahwa bebas menyangkut pengetahuan tentang tujuan atau sarana dan
kemampuan untuk mengadakan pilihan-pilihan diantara sarana-sarana yang tidak harus
ada, dan bahkan untuk merencanakan sarana-sarana yang tidak harus ada yang dapat
dipilih. Hanya pengetahuan tentang keadaan orang seorang, termasuk juga sejarah umat
manusia, yang dapat membantu seseorang untuk bebas. Penentuannya terletak pada
pembawaan kita sendiri. Sesungguhnya kebebasan merupakan pilihan diantara saranasarana yang menuju kepada kesempurnaan.
Kebebasan sebagai Penentuan Diri Sendiri
Apa yang dikatakan diatas berarti definisi tentang kebebasan tidak dihubungkan dengan
tidak adanya penentuan atau paksaan, melainkan dengan adanaya penentuan diri sendiri.
2. Penyelesaian Teologisme
Hubungan Manusia Dengan Tuhan Bersifat Khas
Bila kita memasuki unsur-unsur transenden, maka mau tidak mau kita telah mendekati
pandangan-pandangan teologi. Pada roh para ahli teologi meletakkan esensi manusia
dengan manusia dengan kata lain, pertanyaan apakah manusia itumenghendaki suatu
jawaban yang akan menunjukkan hakekat manusia bukan sebagai hewan, bukan sebagai
makhluk fisik, melainkan sebagai manusia yang sejati.
Kodrat Manusia Dan Pertentangan-Pertentangannya
Perhatikanlah dengan seksama makhluk yang berupa manusia. Tentu orang berpendapat,
manusia merupakan suatu hewan yang aneh. Apabila ia tidak lebih dari seorang anak
alam, sekurang-kurangnya ia sering mendakwakan diri sebagai makhluk yang demikian
itu. Apabila ia tidak mendasarkan diri semata-mata atas akalnya, sesungguhnya ia
mengkhianati dirinya juga serupa dengan binatang.
Dua Lingkungan Suasana Hidup Manusia
Menurut niebuhr jika kita memperhatikan dengan seksama segala pertentangan yang
terdapat di dalam kodrat manusia, tampaklah dua macam keadaan. Keadaan pertama
merupakan: anak alam, mengalami perubahan, dipaksa oleh kebutuhan-kebutuhan yang
mutlak, didorong oleh detak hatinya dan terbatas waktunya sesuai dengan bentuk-bentuk
organisnya yang beraneka ragam.
Sudut Pandangan Kristiani
Menurut neibuhr, dengan demikian pemahaman tentang manusia harus didasarkan atas
proposisi-proposisi berikut ini.
1. manusia merupakan suatu kesatuan yang diciptakan yang terdiri dari raga dan
rohseperti Tuhan.
2. ditinjau dari sudut pandang Tuhan, manusia merupakan suatu makhluk yang
lemah, yang tergantung, yang mengenal akhir
3. manusia ialah penanggung dosa
3. Penyelesaian Idealisme
Manusia Dan Hasil - Hasil Karyanya
Kedua macam penyelesaian diatas mencoba mendeskripsikan manusia berdasarkan
substansi atau menghubungkan penjelasan tentang manusia dengan apa yang dinamakan
rahasia yang lebih besar Tuhan.
Manusia Menggunakan Simbol-Simbol
Manusia tidak hanya hidup dengan akalnya; ia mengalami rasa takut, mempunyai
harapan-harapan, dan ia menafsirkan pengalaman-pengalaman berdasarkan atas agama
dan mitos.
perubahan
2) bahwa mugkin pula untuk membuat gambaran tentang cara dan metode
perubahan-perubahan tersebut secara alami
3) bahwa mungkin pula untuk menunjukkan apakah yang menyebabkan
perubahan itu.
Tingkah Laku Menentukkan Hakekat Manusia
Marx secara harvia menganut pendirian, manusia ialah apa yang mereka kerjakan. Sebab
itu, yang menentukkan hakekat manusia ialah tingkah laku, dan bukan esensi.
Manusia dan Hewan
Perbedaan antara manusia dengan binatang adalah dalam kemampuannya menguasai
alam melalui teknologi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan.
Sesungguhnya Marx mengatakan bahwa manusia berbeda dengan hewan-hewan, begitu
mereka mulai menghasilkan sarana untuk hidup mereka dengan cara yang dipikirkan,
direncanakan terlebih dahulu.
Dialektika
Segala perubahan atau keadaan saling mengubah ini terjadi menurut pola tertentu yang
dinamakan dialektika, yang terdapat dalam lingkungan alam. Pengertian yang pokok
dalam dialektika ialah dan ini yang penting perubahan merupakan akibat dari adanya
pertentangan diantara kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan dan tidak dapat
didamaikan. Bila mana pertentangan ini mencapai suatu intensitas tertentu, secara tibatiba terjadilah suatu perubahan bentuk. Karena perubahan didalam hakekat manusia
tergantung kepada cara-cara produksi, maka perubahan-perubahan tersebut diakibatkan
dan hanya diakibatkan oleh konsekwensi adanya pertentangan-pertentangan diantara
kekuatan-kekuatan yang mendasarinya, yang berusaha untuk menguasai alat-alat
produksi tersebut.