Tradisi Ararem
Tradisi Ararem
Disusun Oleh :
Mukhammad Kun Tahtadi Noor
(1406638482)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suku Biak merupakan salah satu kelompok masyarakat Papua yang hidup dan tinggal
di Kabupaten Biak Numfor. Nama Biak berasal dari kata v`iak. Kata tersebut mengandung
pengertian orang-orang yang tinggal di dalam hutan`,`orang-orang yang tidak pandai
kelautan`, seperti misalnya tidak cakap menangkap ikan di laut, tidak pandai berlayar di laut
dan menyeberangi lautan yang luas dan lain-lain.
Suku Biak memiliki adat dalam hal pernikahan yang dinamakan Ararem, hingga saat
ini adat tersebut masih di jalankan oleh suku Biak, hanya saja eksistensi dari adat ini tidak
seperti yang diharapkan, bahkan informasi yang ada sangat terbatas.
1.2 Tujuan Penulisan
a. Untuk berbagi pengetahuan mengenai adat Aremrem yang ada di Papua
b. Untuk memenuhi tugas UTS yang di berikan oleh dosen pengajar
1.3 Manfaat
a.Untuk menambah pengetahuan mengenai hal yang akan di bahas
b.Membantu melestarikan adata terebut melalui makalah ini
BAB II
ISI
1. Pengenalan Ararem
Ararem adalah Tradisi Pembayaran Mas Kawin yang dilakukan secara Adat oleh Suku
Biak-Papua dan pembayaran Mas Kawin adalah salah satu tradisi yang tidak dapat diabaikan,
karena hal ini adalah konsekwensi dari sebuah perkawinan yang dilangsungkan secara Adat
oleh Suku Biak-Papua.
Masyarakat Asli Papua tak terkecuali Orang Biak, sangat terikat dengan apa yang
disebut adat atau tradisi. Hal tersebut nampak pada cara membayar Mas Kawin yang sering
dilakukan di dalam sebuah prosesi penyerahan Mas Kawin.
2. Tata Cara Ararem/ Tradisi Pembayaran Mas Kawin Suku Biak
Terdapat beberapa tahap dalam pembayaran / pemberian Mas Kawin yang dilakukan
oleh Pihak Laki-laki kepada Pihak Perempuan, diantaranya :
Pertemuan dan Kesepakatan.
a.Tahap Awal
Biasanya dilakukan oleh Pihak Pertama, yang didasari oleh sebuah perkawinan.
Hal ini dilakukan oleh karena tuntutan tradisi atau adat yang wajib untuk dilaksanakan.
Di dalam pertemuan ini, yang sangat berperan adalah pihak Laki-laki sebagai
Pihak Pertama yang mana pertemuan tersebut sasarannya lebih di tujukan kepada orang
tua Pihak Kedua ( Perempuan). Pada pertemuan pertama ini, pihak pertama akan
menanyakan berapa jumlah harga Mas Kawin yang diminta oleh Orang Tua Pihak Kedua
(Perempuan).
Jika dalam pertemuan ini menghasilkan suatu kesepakatan, maka Pihak Pertama
mulai menyiapkan segala sesuatu yang diminta oleh Pihak Kedua yang berhubungan
dengan Mas Kawin tersebut. Mas Kawin yang dimaksud terdiri dari sejumlah barang
berupa piring dan uang. Ketika usaha/upaya Pihak Pertama telah sesuai dengan
permintaan atau tuntutan Pihak Kedua, maka diadakan perternuan kedua.
b.Tahap Kedua
Pertemuan kedua cukup berbeda dengan pertemuan pertama, karena Pihak Kedua
diundang oleh Pihak Pertama ke rumah Pihak Pertama. Maksud pertemuan ini adalah
agar Pihak Kedua dapat melihat harta benda yang telah disiapkan oleh Pihak Pertama.
Dan jika menurut Pihak Kedua harta benda yang telah dikumpulkan itu sesuai, maka akan
disepakati waktu pelaksanaan pembayaran harta atau Mas Kawin tersebut.
bendera yang lain tidak diketahui sejak kapan berlaku. Namun yang jelas dalam budaya
Papua tradisi membawa bendera memang belum ada dan baru berkembang sejak masuknya
Papua ke dalam bingkai Negara Kesatuan Repbulik Indonesia (NKRI).
Tradisi perkawinan di Papua khususnya di pulau Numfor ini tentu saja menjadi
cerminan budaya Papua yang tentu hasana untuk memperkaya budaya bangas Indonesia yang
perlu dilestarikan.
5.Analisa
Berdasarkan analisa yang saya lakukan , saya menemukan adanya tradisi yang masih
unik seperti tradisi Ararem ini yang masih kurang eksistensinya dan tradisi ini masih di
lakukan hingga sekarang dan di lakukan oleh Suku Biak di Papua. Dan setiap tradisi ini di
lakukan biasanya akan melibatkan banyak orang, baik dari keluarga maupun dari tetangga
keluarga yang bersangkutan. Tetapi walaupun tradisi ini unik, tradisi ini masih kurang eksis
di bandingkan dengan hal-hal modern yang ada di zaman sekarang, hal ini menyebabkan
ancaman bagi tradisi Ararem dan dapat menyebabkan kepunahan terhadap tradisi ini.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tradisi Ararem ini adalah sebuah tradisi dengan tujuan Pembayaran Mas Kawin
yang dilakukan oleh Suku Biak yang berada di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Ada beberapa tahap yang di lakukan seperti Pihak Pertama membawa Mas Kawin ke
kediaman Pihak Kedua hingga Pihak Kedua mengundang Pihak Pertama guna untuk
melihat harta benda yang disepakati sudah di siapkan atau belum. Dan ada Arak-Arakan
yang terdiri dari 3 (tiga) Kelompok guna mengiringi Pihak Pertama untuk membawa Mas
Kawin ke kediaman Pihak Kedua dan memberikan perasaan tersendiri bagi kedua belah
pihak.
2. Ide & Saran
Karena tradisi ini masih kurangnya eksistensi dengan bukti sedikitnya informasi yang
tersedia, ada baiknya kita membantu dan aktif menyebar luaskan informasi mengenai Tradisi
Ararem ini melalui situs pemerintah maupun blog pribadi yang pastinya informasi yang
diberikan kita dapat langsung dari pelaku atau warga suku Biak itu sendiri yang ikut menjaga
kelestarian tradisi tersebut agar informasi yang di dapat tidak salah dan sesuai dengan
kebenaran yang ada.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Arak-Arakan Mas
Kawin membawa
bendera Merah Putih
DATAR PUSTAKA
Sumber :
1. http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1115/suku-biak
2. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjayapura/2013/12/31/tradisi-iyakyaker-sukubiak-numfor/
3. https://rahmatrijaluncomputerbiak.wordpress.com/2010/01/31/prosesi-penyerahanmas-kawin-secara-adat-biak-ararem/