Oleh karena itu, diperlukan seperangkat alat tangki berpengaduk yang dapat digunakan
untuk mempelajari operasi pengadukan dan pencampuran tersebut.
2. Fenomena Aliran Fluida
Perilaku fluida merupakan hal yang penting dalam teknik proses pada umumnya, dan
ilmu yang mempelajari perilaku fluida disebut mekanika fluida. Mekanika fluida mempunyai
dua cabang yaitu statika fluida dan dinamika fluida. Pada dinamika fluida, terjadi beberapa
fenomena aliran fluida karena fluida tersebut dalam keadaan bergerak, relatif terhadap bagian
fluida lainnya.
2.1. Aliran laminar danturbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang pada kecepatan rendah, fluida
cenderung mengalir tanpa pencampuran secara lateral dan lapisan-lapisan fluida
yang berdampingan menggelincir di atas satu sama lain. Pada aliran laminar tidak
terjadi aliran silang atau pusaran (eddy). Bila laju aliran ditingkatkan sehingga
kecepatannya menjadi lebih tinggi dan akan di capai suatu kecepatan yang disebut
dengan kecepatan kritis, maka aliran fluida akan menjadi bergelombang dan perilaku
aliran fluida menjadi tidak lagi laminar tetapi bergerak kemana-mana dalam bentuk
aliran silang dan pusaran. Aliran ini dinamakan aliran turbulen.
2.2. Fluida Newton danfluida non-Newton
Pada Gambar 1, terdapat beberapa perilaku reologi fluida.
menunjukkan perilaku zat cair yang disebut non-Newton yang diuraikan sebagai
berikut.
a.
Kurva B disebut dengan kurva zat cair bersi fat plastik Bingham dikarenakan
sifat zat cair tersebut tidak mengalir sama sekali sebelum tercapai suatu
tegangan-geser ambang, yang ditandai dengan lambang o, dan mengalir secara
linear pada tegangan-geser di atas o.
b.
c.
(1.1)
Gambar 3. Draft tubes, baffled tank: (a) turbine; (b) propeler. (After Bissell et al.3)
3.5. Angka Aliran
Agitator turbin dan agitator propeler pada dasarnya adalah suatu pompa impeler
yang beroperasi tanpa selubung, dengan aliran masuk dan aliran keluar yang tidak
terarah.
Hubungan-hubungan penentu untuk turbin serupa dengan hubungan untuk pompa
sentrifugal. Perhatikan impeler turbin berdaun rata pada Gambar 3.Tatanama yang
digunakan pada angka aliran antara lain : u2 ialah kecepatan pada ujung daun; Vu2
dan Vr2 masing-masing adalah kecepatan tangensial dan kecepatan radial
sebenarnya daripada zat cair yang meninggalkan ujung daun impeller, sedangkan V2
ialah kecepatan total zat cair pada titik itu.
Da = diameter impeller
(1.9)
Persamaan 1.7 sampai 1.9 menunjukkan bahwa jika 2 ditetapkan, NQ akan konstan.
Untuk propeler kapal, 2 dan NQ dapat dianggap konstan; untuk turbin, NQ
merupakan fungsi dari ukuran relatif impeler dan tangki. Untuk rancangan bejana
aduk bersekat, disarankan nilai-nilai berikut ini :
Untuk propeler kapal13b (jarak bagi bujur sangkar)
NQ = 0,5
NQ = 0,87
NQ = 1,3
(1.10)
Ek =
(1.11)
Kecepatan V2 sedikit lebih kecil dari kecepatan ujung u2. Jika rasio V2/u2 ditandai
dengan , maka V2 = nDa, dan kebutuhan daya ialah
P = n Da3 NQ
NQ)
(1.12)
NQ
(1.13)
Ruas kiri per ruas per ruas kanan dinamakan angka daya (power number), Np, yang
didefinisikan oleh
Np
(1.14)
Gambar 5. Angka daya Np vs NRE untuk turbin berdaun enam. Untuk bagian kurva D
dengan garis putus-putus,nilai Np dibaca dengan NFrm
Gambar 6. Angka daya Np vs NRE untuk propeler berdaun tiga. Untuk bagian kurva
B, C dan D dengan garis putus-putus, nilai Np dibaca dengan NFrm
Pada angka Reynolds yang rendah, yaitu dibawah kira-kira 300, untuk tangki yang
mempunyai sekat maupun untuk tangki tanpa sekat, kurva angka dayanya adalah
identik, yang dapat dilihat pada Gambar 6. Dalam daerah ini aliran laminar dan
densitas tidak lagi berpengaruh. Pada angka Reynolds yang lebih dari 10.000, kurva
memisah, dan angka daya tidak bergantung pada angka Reynold, serta viskositas
tidak berpengaruh. Kurva untuk tangki bersekat ditunjukkan oleh kurva D pada
Gambar 5 dan untuk tangki tanpa sekat ditunjukkan oleh kurva B, C dan D pada
Gambar 6. Di daerah Reynolds demikian yang biasanya dihindarkan dalam praktek
dengan tangki tanpa sekat. Untuk tangki tak bersekat, angka daya N p yang dibaca
dari skala ordinat harus dikoreksi dengan mengalikannya dengan angka Froude :
Np = (NFr)m
(1.15)
(1.16)
q = 0.92 . n .
. (Dt/Da)
tT =
(1.17)
(1.18)
(1.19)
Untuk tangki dan impeler tertentu, atau untuk berbagai sistem yang secara geometris
serupa, waktu pencampuran diperkirakan akan berubah secara terbalik dengan
kecepatan pengaduk, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 7 dibawah ini.
Gambar 7. Waktu-campur dalam bejana yang diaduk. Garis putus-putus adalah untuk
tangki tanpa sekat; garis penuh untuk tangki bersekat
Waktu pencampuran akan jauh lebih besar bila angka Reynolds berkisar antara
10-1000, walaupun konsumsi daya tidak banyak berbeda daripada keadaan turbulen.
Faktor waktu pencampuran dapat disusun kembali untuk menunjukkan perbedaannya
dalam persamaan :
fT = n. tT .(Da/Dt)2 (Dt/H)1/2 . (g/n2 . Da)1/6
(1.20)
fT =
(1.21)
Dimana :
Da : diameter impeler
Dt : diameter tangki
Impeler-impeler jenis lain mungkin lebih cocok untuk mencampur zat cair-zat cair
tertentu. Agitator pita heliks (helical ribbon agitator) hanya memerlukan waktu
campuran yang jauh lebih pendek dengan pemasukan daya yang sama untuk zat cair
yang sangat viskos, tetapi lebih lambat daripada turbin dengan zat cair encer. Waktu
pencampuran dengan impeler lebih tinggi daripada turbin, tetapi konsumsi daya tentu
jauh lebih rendah untuk kecepatan pengaduk yang sama.
Pada zat cair pseudoplastik, waktu campur pada angka Reynolds dibawah kirakira 1000 jauh lebih lama dari pada untuk zat cair Newton pada kondisi impeler yang
sama. Dalam daerah geser rendah, jauh dari impeler,
pseudoplastik lebih besar daripada di dekat impeler. Di daerah yang jauh-jauh ini,
pusaran turbulen hilang dengan cepat dan terbentuk zona dimana zat cair hampir
stagnan. Kedua efek itu mengakibatkan pencampuran yang kurang baik dan waktu
pencampuran yang panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Mc Cabe, Warren L., J.C. Smith, dan Peter Harriott : Unit Operations of Chemical
Engineering eds. 4, McGraw-Hill, New York, 1985, diterjemahkan oleh Ir.E.Jasjfi
M.Sc
Disusun oleh :
Ananda Dwi Utomo
21030113120016
Anggita Widiasari
21030113120045
21030113140122
21030113130142
21030113120018
Ihdina Sulistianingsih
21030113140124
21030113130118
21030113120070
Naufal Rilanda
21030113120004
21030113140121
21030113120023