Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
organik sampai sekarang. lahan pertanian disana memang sudah ditanami dengan
komoditas yang mendominasi adalah tanaman sayuran seperti kentang, karena
keadaan disana sangat mendukung baik dari jenis tanah, suhu, pengairan dan
radiasi matahari.
Pada awalnya pelopor pertanian organik yang berasal dari Sumber Brantas
ini dianggap gila, karena banyak petani yang masih menggap atau berfikir bahwa
bahan kimia lah salah satu pupuk yang menjadikan hasil panen lahan pertanian itu
sendiri manjadi baik. Akan tetapi Pak Masuhudi berfikir untuk menjadikan bahan
organik sebagai salah satu bahan yang harus dimasukkan kedalam lahan
pertanian. Dan ini membuat lahan pertanian yang dikelola oleh Pak Mashudi
berkembang dari tahun ke tahun, dan menjadikannya sebagai acuan atau panutan
bagi para petani lain yang berada di sekitarnya.
3.4 Penggunaaan Lahan
Pemanfaatan lahan untuk membantu bagi kebutuhan manusia perlu
pengolahan yang lebih lanjut. Penggunaan lahan (major kind of line use) sendiri
menurut Lutfi Rayes (2007 : 162) adalah penggolongan penggunaan lahan secara
umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput,
kehutanan atau daerah rekreasi.
Pengertian penggunaan lahan dikemukakan oleh Arsyad (1989 : 207),
Penggunaan lahan (land use ) dalah setiap bentuk intervensi (campur tangan )
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil
maupun spiritual.
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam golongan besar yaitu
penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan
lahan dibedakan dalam garis besar penggunaan berdasar atas penyediaan air dan
komoditas yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat diatas lahan
tersebut. Berdasarkan hal ini dapat dikenal macam macam penggunaan lahan
seperti tegalan, sawah, kebun, hutan produksi, hutan lindung, an lain lain.
Sedangkan enggunaan lahan bukan pertanian dapat dbedakan menjadi lahan
permukiman, industri dll.
10
(Susino, 2007)
Penggunaan lahan di Dukuh Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,
berdasarkan macam macam lahan yaitu ada tegalan dengan luas lahan sebanyak
empat hektar, lahan sawah seluas setengah kektar, dan lahan pekarangan seluas
setengah hektar.
Pola penggunaan lahan dataran tinggi :
11
adalah tanaman kentang. Pada area tegal ini terdapat pola tanam rotasi
tanam dan jenis tanamanyang dibudidayakan adalah kentang, worte
dan sawi putih. Disekitar lahan digunakan tanaman pagar perbatasan,
jenis tanaman yang digunakan adalah rumput gajah dan langan. Fungsi
tanama ini yaitu melindungi tanaman budidaya dari serangan hama
yang dapat merugikan petani. Untuk bibit yang di gunakan dalam
budidaya, petani setmpat memiliki strategi dengan membli karena
untuk bibit hibrida dan tidak itu sama saja paparan dari petani.
3.4.2 Sistem Budidaya
Dataran tinggi merupakaan salah satu wilayah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman tertentu. Sehingga pada daerah ini sistem
budidaya yang digunakan oleh para petani biasanya dengan penanaman
sayuran secara tumpangsari, seperti wortel dengan kubis dan banyak
kombinasi tumpangsari lainnya. Tujuan dilakukannya tumpang sari
yaitu untuk mendapatkan komoditas yang lebih banyak dan beragam.
Karena di dataran tinggi daerah yang lebih sering terjadi hujan maka
sistem penanamannya adalah dengan pola tumpang sari.
(Efendi, 2013)
3.4.3 Tanaman Budidaya
Pada daerah dataran tinggi tanaman yang sering ditanam
adalah jenis hidroponik, sayuran seperti; kubis, wortel, dan kentang.
Pada umumnya di daerah dataran tinggi bagus untuk pertanian.
Khususnya pada tanaman sayur-sayuran, ubi-ubian, dan tanaman
palawija lainnya.
(Asraf, 2012)
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hama yang ditemukan + dokumentasi + perbandingan literatur
Hama yang ditemukan
Ciri
1. Kutu Daun
(Aphid sp.)
Tubuh pipih
Ukuran sangat kecil
Berwarna hitam,
berbintik-bintik atau garisgaris sepanjang tubuhnya
Tubuhnya lunak dan liat
13
3. Lalat daun
( Liriomyza
huidobrensis)
4. Kumbang tanah
(Calosoma sp.)
Memiliki sayap
depan
yang keras menanduk,
sayap
belakangnya
membraneus dan melipat
saat tidak digunakan.
Bentuk tubuh bulat, oval,
oval memanjang, ramping
memanjang, atau pipih.
Mulutnya
bertipe
penggigit dan pengunyah,
tarsi selalu 3-5 ruas.
(Pracaya,2005)
Berukuran sangat kecil
5. Hama Thrips
(Thrips sp)
Berwarna putih
Mata berwarna kemerahmerahan
Dada dan perut berwarna
hitam dan kuning
(Setijo,2004)
membuka,
potongan yang
terlihat
bekas
simetris berbentuk
(Pracaya,2005)
Daun
berwarna
keperakan
bekas
tusukan,
kemudian
kecokelatan dengan
menjadi
kepala hitam.
(Pracaya,2005)
melengkung keatas.
Daun mengering.
(Pracaya,2005)
14
keriput
dan
6. Ulat Daun
(Spodoptera sp)
Tidak berbulu
Biasanya berwarna putih
(Dewinur, 2012)
parah
daun
hanya
sebagai
fotosintesis,
pertumbuhan
tempat
akibatnya
tanaman
yang
Perbandingan Literature
Ciri-ciri
Gejala dan Tanda
Bercak-bercak coklat Bercak-bercak
pada
kehitaman.
ujung
dan
tepi
(Tjahjadi,2002)
daunnya yang dapat
meluas kebawah serta
mematikan
seluruh
daun dalam waktu
sampai 4 hari.
(Tjahjadi,2002)
15
2.
Diadekma
Perbandingan Literature
Ciri-ciri
Peran
Tubuh lebar, oval bulat Sebagai predator
Antena pendek
daun (Aphid sp)
Tubuh terdiri dari 3-6
tanaman kentang
ruas
Berwarna cerah
(Program Nasional
PHT, 1991)
Berwarna hitam
Sayap transparan dan
tipis
Dapat menyerang 50
ekor larva
Siklus hidup dari telurimago 17-21 hari
(Program Nasional
PHT, 1991)
pada
16
kutu
tanaman
kentang.
Pengendalian
fisik
dapat
berupa
secara
kimia
dengan
menggunakan
fungisida
17
jamur
yang
menyerang
tanaman
kentang.
Fungisida
akan
18
Punahnya Spesies
2)
Peledakan Hama
3)
4)
19
Penggunaan
praktis
dan
secara
ekonomi
menguntungkan
2. Sasaran pengendalian yang spesifik
3.
20
dengan membuat bedengan dengan jarak 70 cm antar bedeng dan jarak antar
tanaman sekitar.
Jenis pupuk yang digunakan oleh Bapak Mashudi adalah pupuk
organik dan pupuk sintesis. Pupuk organik yang digunakan oleh Bapak
Mashudi yaitu pupuk kandang dari kotoran ayam, kambing, dan sapi. Akan
tetapi penggunaan pupuk didominasi dengan kotoran ayam karena banyak
terdapat di daerah tersebut dan kotoran kambing tidak lebih dari 30%. Untuk
pupuk sintesis atau kimia beliau menggunakan SP 36, ZK, UREA, dan NPK.
Dalam budidaya tanaman kentang petani menggunakan mulsa sintesis
yaitu mulsa plastik, tujuannya untuk menghalau serangan hama pada tanaman
kentang. Penggunaan mulsa organik atau jerami menurut Bapak Mashudi
tidak efektif karena biaya yang dikeluarkan lebih mahal daripada
menggunakan mulsa sintesis atau plastik. Tidak hanya menggunakan mulsa
saja, petani juga menggunakan tanaman pagar untuk menghalau serangan
hama yaitu menggunakan rumput gajah dan langon juga sebagai pembatas
lahan.
Pola penggunaan lahan setempat yaitu dengan sistem monokultur
untuk budidaya tanaman kentang. Metode lain yang digunakan di lahan beliau
yaitu tumpang sari dimana komoditas yang dibudidayakan seperti cabai besar,
bawang merah, kubis, dan sawi. Cabai besar adalah tanaman utamanya karena
umurnya yang panjang. Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman dengan
menanam kentang wortel kubis, untuk satu hektarnya produksi yang
dihasilkan mencapai 15-20 ton kentang.
Dari hasil pengamatan, ditemukan Organisme Penggangu Tanaman
(OPT) yaitu antara lain Aphid sp, trips, lalat daun, ulat tanah dan kumbang
tanah. Namun dikatakan bahwa OPT tersebut masih dapat dikendalikan,
dengan mengoptimalkan peranan musuh alami yang ada, seperti diadekma
dan kumbang kubah spot. Keberadaan organisme penggangu tanaman (OPT)
dan musuh alami yang ada di lahan dikatakan seimbang karena terjaganya
komunitas tanaman dan hewan yang berhubungan dengan lingkungan (baik
fisik maupun kimia) pertanian yang diubah oleh manusia dan bersifat
berkelanjutan, sehingga tanaman budidaya tumbuh sehat. Selain organisme
21
22
Perbandingan Literatur
Berdasarkan literatur yang diperoleh, pertanian yang menerapkan
system pertanian organik yaitu sistem budidaya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami dan menggunakan bahan kimia sintetis adalah cara kedua
yang digunakan oleh petani. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada
prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Pada pertanian
organik harus didasarkan pada aspek-aspek yaitu:
1. Pengelolaan tanaman yang baik
Pengelolaan tanaman yang baik meliputi:
1. Rotasi tanaman (Mengisi unsur hara dalam tanah)
2. Pola-pola alami untuk berbagai macam bentuk kebun (Mencegah
serangan hama)
3. Tanaman campuran,
bukan
monokultur
(Mengurangi
jumlah
perkembangan hama)
4. Tanaman penghambat hama (Memperlambat serangan berbagai macam
hama)
5. Penanaman berpasangan (Tanaman akan saling membantu satu sama
lain)
23
24
25
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil fieldtrip di dusun jurang kuali, Desa Sumber Brantas
yaitu pengamatan budidaya tanaman kentang, dapat diambil kesimpulan bahwa
budidaya kentang di wilayah tersebut cocok digunakan budidaya tanaman
tersebut. Hal tersebut didapat dari hasil pengamatan dan nara sumber bahwa hasil
panen yang didapat 15-20 ton/hektarnya, gangguan hama disana juga relatif kecil,
hanya ditemukan 6 hama yang cara pengendalaiannya digunakan pengendalian
hama terpadu yaitu penggunaan musuh alami. Sedangkan penyakit yang
ditemukanada satu jenis yaitu hawar daun kentang yang penyebarannya tidak
berlebih dan dapat diatasi dengan fungisida. Pengendalian yang digunakan oleh
petani kentang tersebut menggunakan pengendalian biologi, kimia, mekanis, dan
fisik. Penyakit yang menyerang tanaman kentang adalah hawar daun yang
disebabkan oleh jamur.
Perlakuan yang diterapkan oleh para petani dalam pengendalian biologi
yaitu menggunakan musuh alami seperti kumbang kubah spot dan diadikma.
Untuk pengendalian mekanis petani menggunakan bantuan alat yaitu lay trap dan
alat perangkap yang berwarna kuning dan biru. Alat lay trap digunakan untuk
menangkap ulat tanah dan untuk perangkap perekat digunakan untukl menangkap
kumbang. Pengendalian fisik petani menggunakan penggunaan faktor lingkungan
yaitu dengan memodifikasi lahan yang digunakan petani dengan memberikan
tanaman pagar disekitar tanaman seperti langon dan rumput gajah. Pengendalian
kimia menggunakan pestisida, fungisida dan insektisida. Pestisida yang digunakan
yaitu NPK, SP 36, Urea dan ZK. Pemupukan yang dilakukan dengan pemberian
27
pupuk kandang seperti ayam, kambing dan sapi, akan tetapi petani lebih
mengunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam.
Jadi secara keseluruhan pertanian kentang disana sangat baik dan cocok
dengan kondisi lahan yan ada didaerah tersebut. Pola penanaman dan cara
penanganan yang digunakan juga baik secara umumnya.
5.2 Saran
Saran untuk petani kentang sebaiknya menggunakan pestisida alami dan
pupuk organik dalam pengendalian hama serta penanganannya. Hal tersebut
bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan dan menjaga
kesehatandari hasil produk yang dihasilkan.
Saran untuk praktikum, tetap pertahankan laporan dengan menulis
tanganuntuk menjaga kedisiplinan dan pengetahuan para mahasiswa.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, A.L, A. Widodo dan K. Hidayat. (1993) Studi Sistem Aplikasi Pestisida
Dalam Usaha Tani Hortikultura dan Upaya Pengendaliannya di Sub DAS
Brantas Jawa Timur.
Malang.
Anonymous (1993)
Swalayan dan Pasar Bogor, J.Hort. 6(1) : 71-79, Lembang, Jawa Barat.
Pitojo, Setijo. 2004. Benih Kentang. Yogyakarta: Kanisius
Pracaya. 2005. Hama pada Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya
Program Nasional PHT. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta. Kanisius
Suseno.2007.Penggunaan
Lahan.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR.PEND
.GEOGRAFI/196006151988031-JUPRI/LAHAN.pdf. Diakses pada 16
Mei 2013
Tjahjadi. 2002. Hama Penyakit dan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius
Wihardjo, Suwandi. 2010. Bertanam Semangka. Yogyakarta: Kanisius
30
LAMPIRAN
31
32
33
34