Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Saham
a. Pengertian saham
c. Analisis Saham
d. Penilaian Saham
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku,
nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Tandelilin (2001:183) mengemukakan
definisi nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham yaitu sebagai
berikut: Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan
perusahaan penerbit saham (emitten). Nilai pasar adalah nilai saham di
pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai
intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang
seharusnya terjadi.
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai
informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dari
ketiga nilai tersebut, investor dapat mengetahui apakah saham tersebut
tergolong overvalued ataupun undervalued, sehingga hal ini menjadi
pertimbangan bagi investor untuk membeli, menahan ataupun menjual
saham.
Ada dua metode yang digunakan dalam menilai harga saham, yaitu :
metode pendekatan dividen dan metode pendekatan pendapatan.
antara harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu
saham sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai
earning perusahaan tersebut.
Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi
harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara
matematis, rumus untuk meghitung PER adalah sebagai berikut:
Jika kita membagi sisi kiri dan sisi kanan persamaan tersebut dengan
earning yang diperoleh perusahaan (E1), maka kita akan memperoleh rumus
PER sebagai berikut:
b. Earning Growth
Menurut Keown et al. (2001:136), rasio pertumbuhan (Growth ratio)
yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan
ekonomi secara umum.
Pertumbuhan laba adalah peningkatan atau penurunan laba yang
diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan
laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan.
Menurut Stice (2004:225-226) Riset mendukung pernyataan FASB bahwa
indikator terbaik atas kinerja adalah laba. Pada umumnya kinerja manajer
perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh
karena itu, banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja
mereka terlihat baik. Tindakan manajemen tersebut dapat merugikan
pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan
mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan laba karena
peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian kepada pemegang
saham.
prospek
perusahaan
yang
semakin
baik,
sehingga
akan
meningkatkan PER.
4. Pasar Modal
Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal secara umum diartikan sebagai
pasar yang bersifat abstrak dalam hal transaksi jual beli produknya. Dalam
bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa suratsurat berharga di bursa efek. Menurut Tandelilin (2001:25), Bursa efek dalam
arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme
resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung
atau melalui wakil-wakilnya. Sekuritas yang umumnya diperdagangkan di
pasar modal adalah saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif.
Tandelilin (2001:18) mendefinisikan saham, obligasi, reksadana dan
instrumen derivatif adalah sebagai berikut:
a. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu
perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan
dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua
kewajiban perusahaan.
b. Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam
jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor
sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang
akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai
par (par value) pada saat jatuh tempo.
Penulis
Judul
Variabel
Hasil
1.
Rossje
V.
Suryapu
tri dan
Christin
a Dwi
Astuti
(2003)
Judul :
Pengaruh
Faktor
Leverage,
Devidend
Payout, Size,
Earning
Growth dan
Country Risk
Terhadap Price
Earning Ratio
Marthin
ova
Tahun :
(2007)
AnalisisFaktorFaktor Yang
Mempengaruhi
Price Earning
Ratio (PER)
Perusahaan
Manufaktur Tbk
Price
earning
Ratio
(PER),
Leverage,D
ividend
Payout
Ratio
(DPR),
Size,
Growth,
Country
Risk
Price
earning
Ratio
(PER),
Leverage,D
ividen
Payout
2.
kelompok industry.
leverage mempunyai pengaruh
negatip terhadap PER
DPR mempunyai pegaruh positip
terhadap PER
Size mempunyai pengaruh positip
terhadap PER
Growth mempunyai pengaruh
3.
Delvi
Agustin
a
(2003)
Pengaruh DPR
(Divident Payout
Ratio) Dan
Growth
Terhadap PER
(Price Earning
Ratio
(DPR),
Size,
Growth,
Country
Risk,
liquidity
PriceEearn
ing Ratio
(PER),Divi
dent
Payout
Ratio
(DPR),
Growth
positip
negatip
negatip
Ratio)
padaPerusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
leverage mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri food and
beverage ; dividend payout mempengaruhi PER secara signifikan positip pada
industri metal
negatip pada industri metal dan signifikan positip pada industri food and beverage
dan paper ; faktor country risk mempengaruhi PER secara signifikan positip pada
industri cable dan pharmacy ; earning growth sama sekali tidak mempengaruhi
PER di seluruh kelompok industri.
Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh Marthinova (2007),
penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur tahun 2002-2005 di
Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya adalah DPR (Dividend Payout Ratio),
size, country risk, growth, liquidity berpengaruh positip terhadap PER. Sedangkan
faktor leverage mempunyai pengaruh yang negatip terhadap PER. Penelitian
yang dilakukan oleh Delvi agustina (2008),dengan judul pengaruh DPR (Dividend
Payout Ratio) dan growth, terhadap PER (Price Earning Ratio ) memperoleh
hasil bahwa variabel DPR (dividend payout ratio) tidak berpengaruh terhadap
PER jika diuji secara parsial, tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap PER jika diuji secara simultan. Variabel Growth (tingkat pertumbuhan
perusahaan) berpengaruh terhadap PER.
H4
(1)
H1
Earning Growth
H2
Return On Investment
H3
(2)
Price Earning
Ratio
(Y)
(3)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori
yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis
identifikasikan sebagai masalah penting. Dalam hal ini yang menjadi variabel
independen adalah Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Growth, Return On
Investment (ROI). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Price Earning
Ratio (PER).
Jika DPR tinggi maka PER akan tinggi. Jika Earning Growth tinggi maka
PER juga akan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan secara logika, jika suatu
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka perusahaan ini
dianggap tidak mengalami kesulitan untuk membayar dividen kepada investor,
sehingga DPR nya tinggi. Investor yang mengamati tingkat pertumbuhan dan
DPR yang tinggi membuat investor mau membayar beberapa kali lipat dari setiap
earning perusahaan sehingga PER sahamnya tinggi pula. Tingkat earning growth
2. Hipotesis Penelitian