Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

"IDENTITAS NASIONAL"

Oleh:
Boby Brian Perdana P. (14630040)
Aditiya Rizka Putri (14630034)
Fadhlina Tsaniyatur R. (14630056)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2014-2015

Kata Pengantar
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Sejarah Peradaban Islam ini tepat ada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi syarat penilaian Ujian
Tengah Semester (UTS) mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yeng
berjudul Identitas Nasional.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Penulis sadar jika makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah selanjutnya dan kedepannya dapat menjadi
lebih baik.

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap makhluk hidup didunia ini


memerlukan identitas atau jatidiri. Selain berfungsi sebagai penjelas dari
kepribadian seseorang terhadap orang lain, identitas atau jatidiri juga
dapat diperlukan dalam berinteraksi. Sebab dalam setiap interaksi
masing-masing pelaku mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisiposisi tersebut masing-masing pelaku menjalankan peranan-peranan
mereka sesuai dengan struktur interaksi yang tengah berlangsung.
Begitu juga dengan suatu negara yang masih memerlukan identitas atau
jatidiri sebagai pengenalan dan penjelas kepribadian dari satu negara ke
negara lain.
Demikian halnya interpretasi terhadap pancasila. Pancasila
sebagai suatu ideologi terbuka sering memberi peluang interpretasi
yang sempit bagi penguasa untuk merealisasi kepentinganya. Sebagai
satu-satunya pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia, Pancasila belum
dapat direalisasi secara maksimal sebagai pedoman sekaligus dasar
negara. Inkonsistensi penyelenggara negara dalam menyelenggarakan
praktek pemerintahan yang bersandikan nilai-nilai luhur pancasila
mengakibatkan sebagian masyarakat menganggap seolah yang salah
adalah Pancasila. Padahal setelah kita kaji, pelajari dan renungkan,
Pancasila merupakan suatu ideologi yang sangat humanis dan sesuai
dengan kondisi riil bangsa Indonesia yang majemuk. Pemikiran Pancasila
sebagai dasar negara maupun pandangan hidup merupakan pemikiran
yang radikal dan revolusioner.
Kita tahu bahwa nasionalisme yang dikembangkan oleh para
pendiri bangsa berbasis pada nilai-nilai demokrasi, bersifat inklusif dan
humanis. Prinsip nasionalisme tersebut terasa relevan dengan kondisi
kehidupan berbangsa masa kini yang masih sering terjadi tarik-menarik
dalam memberikan makna nasionalisme
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak keragaman dan
perbedaan. Oleh karena itu, semua keberagaman dan perbedaan
tersebut sangat berpotensi menimbulkan perselisihan dan perpecahan.
Tentunya bukanlah perkara mudah untuk dapat mempersatukan
keberagaman tersebut. Akan tetapi, setidaknya ada beberapa hal yang
dapat mempersatukan dan membangun kembali semangat nasionalisme
dalam masyarakat Indonesia yang bersifat pluralistis.

Berdasarkan uraian di atas serta dikaitkan dengan realitas


kehidupan pada masa sekarang. Maka melalui makalah ini, kami
harapkan masyarakat Indonesia akan terdorong untuk kembali
menumbuhkan semangat nasionalisme dalam menyatukan
keberagaman, meski banyak perbedaan yang tak mungkin disatukan.
Tetapi akan menjadikan perbedaan tersebut hanya sebagai identitas diri
tanpa berniat untuk melepaskan diri dari NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan unsur pembentuk identitas nasional?
2. Mengapa kita harus mempelajari identitas nasional?
3. Mengapa ideologi pancasila dijadikan tonggak tonggak eksistensi
bangsa?
4. Bagaimana peran dan fungsi pancasila sebagai tonggak eksistensi
bangsa?
5. Apa pengertian nasionalisme?
6. Mengapa kita harus memiliki jiwa nasionalisme?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan unsur pembentuk Identitas Nasional
2. Mengetahui pentingnya mempelajari identitas nasional
3. Mengetahui alasan mengapa ideologi pancasila dijadikan tonggak
tonggak eksistensi bangsa
4. Mengetahui definisi nasionalisme
5. Mahasiswa memiliki jiwa nasionalisme
1.4 Manfaat
1. Pembaca mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari makalah kami
yang berjudul "Identitas nasional"
2. Pembaca dapat lebih memahami pentingnya identitas nasional
dalam kehidupan sehari-hari

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Nasional


Secara harfiah identitas adalah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri
yang melekat pada sesuatu atau seseorang yang membedakannya
dengan yang lain, baik fisik maupun non fisik. Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia(KBBI), definisi dari nasional adalah sesuatu yang
bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri.
Secara teoritis, seperti dikatakan Koento Wibisono, pengertian
identitas pada hakekatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya
Dengan demikian Identitas Nasional suatu bangsa adalah ciri khas
yang dimiliki suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya.
Namun demikian proses pembetukan Identitas Nasional bukan
merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan
terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Akan terjadi
pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat
dijaga dan dilestarikan, sehingga mengakibatkan identitas global akan
mempengaruhi nilai identitas nasional itu sendiri.
Selanjutnya kita akan membahas unsur-unsur pembentuk identitas
nasional. Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal sebagai
sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat
dari sisi sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa.
1. Sejarah
Catatan sejarah suatu bangsa akan sangat mempengaruhi
terbentuknya Identitas Nasional bangsa tersebut. Misalnya, semangat
juang bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah menurut banyak
kalangan telah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang

kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional


Indonesia.
2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas
nasional meliputi tiga unsur yaitu : akal budi, peradaban dan
pengetahuan. Akal Budi bangsa Indonesia, misalnya dapat dilihat pada
sikap ramah dan santun bangsa Indonesia . Sedangkan unsur Identitas
peradabannya, salah satunya tercermin dari keberadaan dasar negara
Pancasila sebagai kompromi nilai-nilai bersama ( shared values ) bangsa
Indonesia yang majemuk. Sebagai bangsa maritim, kehandalan bangsa
Indonesia dalam pembuatan kapal pinisi di masa lalu merupakan
identitas pengetahuan bangsa Indonesia yang tidak memiliki oleh bangsa
lain di dunia.
3. Suku bangsa
Kemajemukan merupakan Identitas lain bangsa Indonesia. Namun
demikian, lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah
tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam
kemajemukan merupakan hal lain yang harus terus dikembangkan dan
dibudayakan. Kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada
keberadaan lebih dari 300 kelompok suku, beragam bahasa, budaya dan
keyakinan yang mendiami kepulauan nusantara.
4. Agama
Keanekaragam Agama merupakan identitas lain dari kemajemukan
alamiah Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian Allah
dapat dilakukan dengan salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak
memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik mayoritas
maupun minoritas atas kelompok lainnya.
5. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional Indonesia.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa
Indonesia (bangsa yang digunakan bahasa melayu) sebagai bahasa
penghubung ( lingua franca ) berbagai kelompok etnis yang
mendiami kepulauan nusantara memberikan nilai identitas tersendiri
bagi bangsa Indonesia.
Kita tahu bahwa identitas nasional atau jatidiri nasional itu adalah
jatidiri yang dimiliki warga negara dan suku bangsa dari suatu negara.
Identitas nasional atau jatidiri nasional itu ada dalam interaksi, maka
dapatlah kita katakan bahwa jatidiri itu diperlukan dalam interaksi.
Karena didalam setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu
posisi dan berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan
peranan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung.

Maka dalam berinteraksi orang berpedoman pada kebudayaannya. Jika


kebudayaan kita katakan bagian dari identitas nasional, maka
kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk
berbuat dan bertingkah laku. (sumber: http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2196187-identitas-nasional/#ixzz1eGDIhqXF\)
2.2 Ideologi Pancasila Sebagai Tonggak Tonggak Eksistensi
Bangsa
Pancasila tidak jatuh dari langit, pada sidang BPUPKI ( Heuken,
1991). Pancasila sudah ada sejak lama dalam kehidupan masa lampau
bangsa Indonesia. Ketika itu, masih dalam bentuk cara hidup sehari
hari masyarakat nusantara, belum dalam bentuk rumusan Pancasila.
Itulah sebabnya Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia
sejak beratus ratus tahun yang lalu. (sumber:
http://paculholic.wordpress.com/2012/07/20/15-hal-paling-indonesia/)
Ada 2 kedudukan penting Pancasila. Pertama, Pancasila
berkedudukan sebagai dasar negara. Kedua, Pancasila berkedudukan
sebagai tonggak eksistensi bangsa. Kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara bisa kita lihat dari 2 hal. Pertama, dari sejarah perumusannya.
Kedua, dari segi hukum, yaitu pernyataan dalam Pembukaan UUD 1945.
Selanjutnya dari segi hukum, dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD
1945 terdapat ungkapan, .berdasar kepada., yang kemudian
diikuti rumusan kelima sila Pancasila. Dengan demikian, bisa dikatakan
bahwa baik dari segi sejarah maupun konstitusi, Pancasila berkedudukan
sebagai dasar negara.
`
Pancasila berfungsi sebagai dasar keberadaan negara serta dasar
penyelenggaraan negara. Selain itu Pancasila juga menjadi tonggak
eksistensi bangsa, Baik itu proses penyelenggaraan negara yang terkait
dengan tugas dan tanggung jawab penyelenggara negara, kegiatan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara, maupun
hubungan antara warga negara dengan negara serta hubungan
antarwarga negara.
Pancasila berfungsi sebagai dasar keberadaan negara serta dasar
penyelenggaraan negara. Baik itu proses penyelenggaraan negara yang
terkait dengan tugas dan tanggung jawab penyelenggara negara,
kegiatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara,
maupun hubungan antara warga negara dengan negara serta hubungan
antarwarga negara.
Pancasila merupakan tonggak eksistensi bangsa, karena di
dalamnya terdapat nilai nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas
warga negara Indonesia dan ingin diwujudkan dalam kehidupan
bernegara. Kesepakatan itu terjadi pada masa awal berdirinya negara
Indonesia, yaitu dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

Makna Pancasila sebagai tonggak eksistensi bangsa mampu


memberikan arah, wawasan, asas dan pedoman dalam seluruh bidang
kehidupan negara. Ada 4 fungsi Pancasila sebagai ideologi, yaitu :
1. Mempersatukan bangsa, memelihara, dan mengukuhkan
persatuan dan kesatuan
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya
3. Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan
identitas bangsa.
4. Menyoroti kenyataan yang ada dan kritis terhadap upaya
perwujudan cita cita yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita ataukenyataan yang hidup dalam masyarakat
dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak
nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahira nnya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang
terkandung dalam nilai dasar itu mampumemberikan harapan kepada
berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang masa depan
yanglebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama
sehari-hari.
3.Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dansekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai
proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu
sendiri yang tercermin dalam nilaidasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran terhadap
nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru yang
muncul di hadapan merekasesuai perkembangan zaman (Sumber :
http://dicki25.blogspot.com/2012/11/fungsi-dan-kedudukanpancasil.html)
Dengan kata lain, sebagai tonggak eksistensi bangsa, Pancasila
juga berfungsi sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam
menjaga keutuhan negara dan memperbaiki kehidupan bangsa
Indonesia.
2.3 Nasionalisme
Kita sering mempergunakan kata-kata bangsa/nasi dan
nasionalisme sebagaimana dilawankan klas, kelompok-kelompok
kepentingan khusus dan kepentingan-kepentingan individu. Negarawan-

negarawan menghimbau kepada rakyatmya atas nama bangsa untuk


menerima kebijakan-kebijakan yang telah digariskan untuk seluruh
bangsa, untuk mengorbankan beberapa tuntutan dan mungkin harta
mereka untuk kepentingan bangsa. Negarawan tersebut juga meminta
atas nama patriotisme kepada putera-putera bangsa untuk mengikuti
jejak nenek moyangnya.
Dalam konteks prespektif nasionalisme negara barat yang masih
diskriminatif itulah perkembangan jiwa dan semangat nasionalisme di
Indonesia tidak dapat disamakan dengan nasionalisme di negara barat,
misalnya Inggris,Spanyol, Portugis, dll. Para pendiri bangsa dalam
merintis nasionalisme tidak sekedar meniru nasionalisme yang
berkembang di negara barat. Para pendiri bangsa juga melakukan
"saringan ideologis" dalam membangun nasionalisme yang berbasis
nasionalisme pada nilai-nilai luhur yang telah lama dan berkembang di
nusantara dari sabang sampai merauke,. Walaupun nasionalisme pada
masa penjajahan digunakan sebagai sarana menggerakan dan
mengorganisasi aspirasi masyarakat nusantara yang terjajah dan
tertindas, misalnya memberikan orasi yang mengobarkan semangat
rakyat Indonesia untuk melawan penjajah dan memberikan kesempatan
kepada rakyat Indonesia untuk menyampaikan opini mereka kepada
pemerintahan Indonesia pada masa penjajahan untuk memerdekakan
negara Indonesia, selain itu mereka juga belajar dari sejarah bangsa
nusantara yang dalam batas-batas tertentu telah memiliki peradaban
yang tinggi sebelum dijajah dan ditindas.
Nasionalisme di Indonesia terdiri dari 2 hal pokok, yaitu :
a) Untuk menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan
masyarakat nasional melawan musuh-musuh dari luar dan
sanggup berkorban jiwa raga dan harta benda demi nusa dan
bangsa terutama dalam masa penggunaan senjata-senjata atom,
nuklir, dan sebagainya.
b) Untuk menghilangkan ekstrimisme (tuntutan-tuntutan yang
berlebihan) dari seorang warga negara individual atau dari
kelompok-kelompok tertentu nasionalisme menunjukkan hubungan
yang kuat yang menjelma menjadi kesetiaan kepada bangsa dan
tanah air sehingga mereka sanggup berkorban demi bangsa dan
negara.
Nasionalisme dalam abad ke-20 lebih banyak dipuji dan dibela
sebagaimana mungkin diperkuat untuk mencapai tujuan-tujuan nasional,
misalnya Kerajaan Majapahit yang berhasil membangun sistem nilai
kebersamaan sebagai landasan kehidupan yang penuh toleransi. Tetapi
sayangnya kehidupan masyarakat nusantara di bawah panji-panji
majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad XIV setelah Patih
Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk meninggal. Tiadanya kepemimpinan

yang kuat menyebabkan beberapa wilayah mulai memisahkan diri dari


kerajaan Majapahit. Salah satu konflik besar yang terjadi adalah perang
saudara, tetapi dengan adanya nasionalisme seluiruh rakyat di wilayah
tersebut berdamai dan berhubungan baik kembali.
Nasionalisme bukan sekedar alat untuk melawan kolonialisme.
Nasionalisme Indonesia bukan sekedar diorientasikan keluar untuk
membedakan dengan bangsa lain nasionalisme Indonesia juga
berorientasi ke dalam yaitu nasionalisme yang dapat membangun
perasaan dan semangat untuk maju dan meningkatkan kesejahteraan
bangsa. Nasionalisme dijadikan sarana untuk mempersatukan rakyat
nusantara yang merasa senasib dan seperjuangan. Tanpa ada persatuan,
nasionalisme di Indonesia tidak dapat berkembang dengan baik.
Kebhinekaan masyarakat nusantara serta cita-cita luhur yang dipatenkan
memerlukan suatu landasan ideologis dan pandangan hidup. Berbagai
nilai tersebut kemudian diformulasikan dalam dasar negara sekaligus
ideologi bangsa, yaitu pancasila.
Menurut Madjid, (2004: 57) bahwa ada beberapa hal yang
dapat mempersatukan indonesia dan membangun semangat
nasionalisme yaitu melalui Pancasila, bahasa Indonesia, prestasi
olahraga, seni, bencana alam, prestasi internasional, dan gangguan dari
luar. Penjelasannya yaitu pertama, Pancasila sama sekali bukan sekedar
semboyan untuk dikumandangkan. Pancasila bukan dasar falsafah
negara yang sekedar dikeramatkan dalam dokumen pembukaan UUD,
melainkan Pancasila harus diamalkan. Tanpa diamalkan, apapun dasar
falsafah yang dipakai, apapun konsepsi yang dibuat tidak akan berguna
dan tidak ada artinya.
Kedua, yaitu Bahasa Indonesia karena bahasa merupakan alat
komunikasi yang menyatakan segala sesuatu yang tersirat dalam diri
kita. Langeveld (dalam Madjid, 2004: 58) berpendapat bahwa bahasa
sebagai suatu sistem ketetapan hubungan pengertian memungkinkan
manusia melakukan hubungan di antara sesamanya dalam kehidupan
bermasyarakat. Dari sekian banyak fungsi yang telah disebutkan, ada
satu fungsi yang menjadi sangat dominan, yaitu bahasa sebagai alat
pemersatu bangsa. Karena pada kenyataannya, hampir semua penduduk
di Indonesia mengerti bahasa Indonesia. Dan bahasa ini juga sudah
diikrarkan menjadi bahasa nasional ketika sumpah pemuda
dikumandangkan tahun 1928. Meskipun pada kenyataanya bahasa
Indonesia berasal dari bahasa minoritas yaitu bahasa Melayu, namun
kekuatannya dalam mempersatukan bangsa Indonesia sudah tak bisa
diremehkan lagi. Sebagai buktinya, semangat para pejuang pada saat
mengupayakan kemerdekaan Negara Indonesia. Mereka dengan lantang
menyuarakan semboyan Merdeka atau Mati!. Semboyan ini secara
serta merta membangkitkan semangat rakyat untuk terus berjuang demi
kesatuan bangsa.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Hasil Makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa
Identitas Nasional ialah suatu ciri khas wajib yang ada dalam suatu
bangsa dan dapat membedakan keberadaannya dengan bangsa lain.
Selanjutnya, alasan mengapa Pancasila sebagai tonggak eksistensi
bangsa adalah karena Pancasila merupakan dasar negara sekaligus
pandangan hidup negara Indonesia. Dan yang terakhir, nasionalisme
ialah suatu hal yang wajib dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia
agar tidak terjadi perpecahan antar warga Indonesia itu sendiri

3.2 Saran

Dari hasil pembahasan di atas, diharapkan adanya pembahasan


lebih lanjut tentang Pancasila sebagai tonggak eksistensi negara karena
penulis menganggap masih kurangnya informasi yang bisa didapat.
Sehingga nantinya mahasiswa mampu memahami secara lebih detail
terhadap masalah tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Hariyono.2014. Ideologi Pancasila. Malang: Cita Intrans Slaras.

Pamudji, Drs.,MPA. 1994. Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bumi


Aksara

Al Hakim, Suparlan. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks


Indonesia. Malang: Bumi Aksara

Budiardjo, Miriam, Prof. 1996. Demokrasi di Indonesia. Jakrta: Gramedia


Pustaka Utama

Asshiddiqie, Jimly.,S.H. Prof. Dr. 2010. Konsistusi dan Konstitusionalisme


Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Ismani., Prof. Drs. MA. 1996. .Dasar-dasar Ilmu Pemerintahan. Malang:


Fakultas Ilmu Administrasi Univ. Brawijaya bekerjasama dengan Penerbit
IKIP Malang

www.kbbi.web.id/
http://paculholic.wordpress.com/2012/07/20/15-hal-paling-indonesia/
sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2196187identitas-nasional/#ixzz1eGDIhqXF\
http://dicki25.blogspot.com/2012/11/fungsi-dan-kedudukan-pancasil.html

Anda mungkin juga menyukai