BINTANG LAUT
(Acanthaster planci)
OLEH:
L. FIRMAN YAYANG A.
NIM:2013154243008
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bintang Laut, yang membahas; habitat bintang
laut, sistem klasifikasi bintang laut, morfologi bintang laut, anatomi bintang laut, sistem
pencernaan bintang laut, dan reproduksi bintang laut.
Saya sadar makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, saya berharap semoga makalah
ini dapat berguna semua pihak sesuai dengan tujuan pembuatan makalah ini yaitu memberikan
wawasan atau gambaran dari hewan avertebrata air yaitu bintang laut. Selain itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah saya yang akan datang .saya
juga berterima kasih kepada semua pihak dan sumber-sumber referensi yang telah mambantu
penulisan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI .
ii
BAB I Pendahuluan
Landasan Teori
Rumusan Masalah ..
Tujuan .
1
1
2
2
BAB II Pembahasan ..
Habitat bintang laut
Sistem klasifikasi bintang laut
Morfologi bintang laut
Anatomi bintang laut ..
Sistem pencernaan bintang laut ..
Reproduksi bintang laut .
Peranan Bintang Laut .
3
3
3
3
4
4
4
5
6
7
DAFTAR PUSTAKA .. .
BAB I
2
1.1 Pendahuluan
Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de
Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup
semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, aves, dan mamalia). Contoh
invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing. Invertebrata mencakup
sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia.
Jenis hewan yang termasuk dalam kelompok hewan avertebrata memiliki ciri-ciri
utama sebagai berikut :
Avertebrata air dapat didefinisikan sebagai hewan yang tidak bertulang belakang, yang
sebagian atau seluruh daur hidupnya hidup di dalam air, seperti salah satu hewan yng akan saya
bahas pada makalah ini, yaitu bintang laut (Acanthaster planci). Bintang laut, walaupun dalam
bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya
dengan ikan.
Bintang
laut
merupakan
hewan invertebrata yang
termasuk
dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea. Bintang laut bebas dengan menggunakan
kaki-kaki tabungnya, merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah untuk
kebanyakan spesies.
BAB II
PEMBAHASAN
A) Habitat Bintang Laut
Habitat bintang laut ini adalah di terumbu karang, terutama di lereng terumbu pada
kedalaman 2 sampai 6 m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada saat air
surut dan ada yang ditemukan di terumbu karang hidup pada kedalaman 33 m. Di Great Barrier
Reef, Australia, hewan ini dijumpai di semua kedalaman yang tidak melebihi 60 m.
B) Sistem Klasifikasi Bintang Laut
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Echinodermata
Kelas
: Asteroidea
Ordo
: -Brisingida
-Spinulosida
-Forcipulatida
-Valvatida
-Paxillosida
-Notomyotida
beregerak. Bintik mata yang peka terhadap cahaya terdapat di ujung lengan.
Di sisi atas (daerah aboral) bintang laut terdapat anus dan lubang tempat masuknya air yang
disebut madreporit. Kulit atas bintang laut umumnya kasap, keras dan ada yang berduri untuk
mempertahankan diri.Makanan bintang laut terdiri dari ikan , tiram, kerang, teritip, keong,
cacing, polipkarang, crustacean dan lain-lain. Lubang madreporit berjumlah 6-13, sedangkan
lubang anus berjumlah 1-6 buah. Bintang laut (A. planci) mempunyai lengan antara 8-21 buah.
Duri-duri yang beracun berukuran 2-4 cm menghiasi permukaan aboral tubuh cakram dan
lengan-lengannya. Warna tubuh A. planci dapat bervariasi antar lokasi. Di perairan Thailand dan
Maladewa (Maldive) warna tubuh biru keunguan, di GBR berwarna merah dan kelabu,
sedangkan di Hawaii. Dan sebagainya.
lengan yang berdekatan. Kemampuan regenerasi lengan bintang laut yang putus atau hilang
sangat tinggi. Lengan bintang laut yang tumbuh menjadi individu baru disebut komet.
Bintang laut dapat bereproduksi dengan cara berikut ini :
1. Seekor bintang laut betina diperkirakan dapat bertelur antara 12 sampai 24 juta butir telur.
2. Dalam 10 menit hewan jantan mulai membuahi si betina. Proses ini bisa menyebabkan air di
sekitarnya berwarna putih seperti susu.
3. Dari beberapa jantan yang membuahinya, hanya terlihat seekor betina yang dibuahi. Ia
berada pada jarak lebih dari 1 m dari jantannya.
4. Telur tertuangkan dan mengalir terus menerus dari beberapa gonopora ke dalam air dan
langsung disebar oleh arus air.
5. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi
larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut.
Perkembang-biakan mahkota duri terjadi melalui sederetan perkembangan larva yang
planktonik. Gonad hewan ini berwarna kuning, meskipun gonad jantan agak lebih pucat. Pada
puncak musim perkelaminan, gonad berukuran besar dan mengisi seluruh volume tubuh. Seekor
bintang laut betina yang matang telur rata-rata diperkirakan berisi antara 12 juta dan 24 juta butir
telur. Cara memijah adalah dengan mengangkat lengan dan menggoyang-goyangkannya. Dalam
10 menit hewan jantan mulai berpijah yang menyebabkan air di sekitarnya berwarna putih
seperti susu. Dari beberapa jantan yang memijah, hanya terlihat seekor betina yang memijah. Ia
berada pada jarak lebih dari 1 m dari jantan-jantan yang memijah. Telur tertuangkan dan
mengalir terus menerus dari beberapa gonopora ke dalam air dan langsung disebar oleh arus air.
Pemijahan kedua kelamin hewan itu berlanngsung sekitar 30 menit.
Hal ini membuat sel darah putih (leukosit) yang bertugas memerangi infeksi mulai
menumpuk di pembuluh darah dan menempel pada sisi-sisinya, sehingga dapat menyebabkan
kerusakan jaringan.
Lendir bintang laut dapat digunakan untuk melapisi pembuluh darah yang akan
membiarkan sel darah putih mengalir dengan mudah, sel-sel darah putih harus tetap mengalir
pada pembuluh darah. Jadi tim peneliti mulai mempelajari bagaimana lendir bintang laut dapat
mengatasi hal ini dan mencegah terjadinya peradangan pada tubuh manusia.
Ini dapat mengurangi jumlah obat yang harus diminum pasien asma dan radang sendi,
yang sering memiliki efek samping yang tidak diinginkan, bintang laut sangat efektif dan telah
banyak membantu pengobatan manusia. Namun, bintang laut sering dianggap merugikan oleh
pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena merupakan predator hewan-hewan budidaya
tersebut
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bintang laut adalah hewan avertebrata yang habitatnya di terumbu karang, terutama di
lereng terumbu pada kedalaman 2 sampai 6 m. Tubuh bintang laut umumnya berbentuk simetris
radial (cakram) dengan 4-5 lengan. Bintang laut betina diperkirakan dapat bertelur antara 12
sampai 24 juta butir telur. Selain itu bintang laut juga dapat digunakan sebagai obat asma.
DAFTAR PUSTAKA
Marine Resource Database, (2013) Bintang Laut 2: [online]. Tersedia di:
http://marineresourcesdatabase.wordpress.com/2013/12/29/bintang-laut-2/
Satwa, (2013) Hewan Avertebrata: [online]. Tersedia di:
http://www.satwa.net/320/hewan-avertebrata.html
Jurusan Biologi, (2014) Morfologi dan Anatomi Bintang Laut: [online]. Tersedia di:
http://jurusanbiologi.blogspot.com/2014/05/morfologi-dan-anatomi-bintang-laut.html
Dunia Perairan, (2012) Bintang Laut: [online]. Tersedia di:
dunia-perairan.blogspot.com/2012/10/bintang-laut.html
Malinda Uci, (2012) Bintang Laut: [online]. Tersedia di:
uci-marlinda.blogspot.com/2012/11/bintang-laut-kelas-asteroidea.html