Anda di halaman 1dari 8

Tugas Fisika Lingkungan

Efek Radiasi Elektromagnetik Ponsel terhadap Manusia


Hana Afifah / M0210029
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hana.afifah92@gmail.com

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini menuntut manusia untuk lebih modern, yang
banyak menggantungkan kebutuhannya pada energi listrik sarana kerja, peralatan
rumah tangga, dan masih banyak lagi yang lainnya. Di alam, gelombang
elektromagnetik berasal dari medan listrik dan medan magnet bumi, tetapi karena
kebutuhan manusia terus meningkat maka gelombang elektromagnetik bukan hanya
berasal dari medan magnet bumi saja tetapi juga berasal dari pembangkit listrik,
transmisi, serta berbagai peralatan elektronik yang semua merupakan buatan manusia.
Gelombang elektromagnetik itu sendiri adalah gelombang yang dihasilkan karena
adanya arus dan tegangan. (Unila, 2011)
Telepon selular atau yang lebih dikenal dengan nama ponsel, saat ini hampir
menjadi kebutuhan primer setelah sandang, pangan dan papan. Sebagian besar
penduduk di negara ini menggunakan ponsel sebagai alat komunikasi, bahkan
jumlahnya mengalahkan persebaran penggunaan telepon rumah. Hal tersebut semakin
didorong dengan semakin murahnya tarif percakapan dan tariff pengiriman pesan
singkat (sms) dari masing-masing penyedia layanan komunikasi mobile ini, dan juga
semakin murahnya harga handset. Bahkan, RIM, penyedia layanan Blackberry,
menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara yang berada di ranking satu pada tingkat
perkembangan penggunaan handset Blackberry. Ponsel merupakan sebuah media

komunikasi murah yang merakyat, bahkan seorang tukang tambal ban pun bisa
memiliki dan menggunakan ponsel. (Mahardika, 2005)
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian gelombang elektromagnetik.
2. Mengetahui dampak gelombang elektromagnetik ponsel terhadap manusia.
II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Istilah radiasi sering dianggap menyeramkan, sesuatu yang membahayakan,
mengganggu kesehatan, bahkan keselamatan. Padahal di sekitar kita ternyata banyak
sekali radiasi. Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara
perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan
medium, misalnya perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan
gelombang radio. (Anies, 2007)
Dikenal dua jenis radiasi, yaitu radiasi pengion (ionizing radiation) dan
radiasi nonpengion (non-ionizing radiation). Yang termasuk dalam radiasi pengion
antara lain adalah sinar X dan sinar gamma, sedangkan radiasi non pengion adalah
sinar ultra violet, sinar tampak, sinar infra merah, gelombang mikro, gelombang
radio, dan medan elektromagnetik frekuensi ekstrim rendah. Radiasi elektromagnetik
yang ditimbulkan oleh peralatan rumah tangga dan kantor pada umumnya termasuk
pada kelompok radiasi non pengion. (Universitas Kristen Maranatha, 2011)
Dalam perambatannya gelombang elektromagnetik merambat dengan
kecepatan yang nilainya ditentukan oleh dua besaran yaitu permitivitas listrik dan
permeabilitas magnetic. Untuk ruang hampa dan udara, maka nilai kecepatan
gelombang elektromagnetik akan mendekati 3 x 108 m/s. (Mahardika, 2005)
Spektrum gelombang elektromagnetik jika dilihat dari frekuensinya adalah
sebagai berikut:

Gambar 1. Tabel spektrum gelombang elektromagnetik ditinjau dari segi frekuensinya


(Mahardika, 2005)
Besar energy yang diradiasikan oleh suatu spectrum gelombang elektromagnetik,
menurut Planck akan memenuhi persamaan:
E=h

dimana h adalah konstanta Planck yang besarnya 6,62 x 10-34 Js, dan adalah
frekuensi dari gelombang elektromagnetik.
Energi yang diradiasikan oleh gelombang elektromagnetik akan diterima oleh
benda-benda di sekitarnya. Intensitas radiasi yang diterima oleh benda-benda tersebut
bervariasi tergantung posisi benda tersebut dari sumber radiasi. Secara matematis,
intensitas radiasinya dirumuskan sebagai:
I =PA
dimana I adalah besar intensitas radiasi (W/m2), P adals permukaan yang ditembus
oleh suatu radiasi (m2). Jika radiasi tersebut bersifat omnidirectional, maka intensitas
radiasi yang diterima akan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara benda
yang menerima radiasi dengan sumber radiasi, I ~12 . Semakin besar jarak dengan
sumber, maka intensitas radiasi akan semakin berkurang, semakin dekat dengan
sumber radisi maka intensitas yang diterima akan semakin besar. (Mahardika, 2005)
Manusia sebagai suatu sistem biologi selalu terpajan oleh medan listrik dan
medan magnet baik di dalam maupun di luar rumah. Keberadaan medan listrik dan
medan magnet tidak dapat dirasakan oleh indera manusia kecuali pada intensitas yang

cukup besar. Kuat medan listrik dan medan magnet pada tingkat tertentu dan pajanan
yang cukup lama diduga akan mempengaruhi kesehatan manusia. (Universitas
Kristen Maranatha, 2011)
B. Ponsel
Ponsel, adalah salah satu alat komunikasi nirkabel, yang memanfaatkan
gelombang radio sebagai medianya. Keunggulan memanfaatkan gelombang radio ini
jika dibandingkan dengan penggunaan kabel, adalah kemampuannya untuk digunakan
secara mobile, dapat digunakan dimana saja asalkan ada sinyal. Selain itu,
penggunaan ponsel tidak memerlukan instalasi yang rumit seperti pada pemasangan
telepon rumah yang menggunakan kabel. Hal tersebut didukung lagi oleh pesatnya
perkembangan teknologi di bidang ponsel, seperti terciptanya standar 3G dan HSDPA
pada system GSM,maupun EVDO pada system CDMA, yang memungkinkan sebuah
ponsel bukan hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga menjadi sumber berita
dan media transfer data mobile yang cepat. (Mahardika, 2005)
Sementara itu, perusahaan pengelola jasa telepon seluler akhir-akhir ini
menggunakan frekuensi 1.800MHz, jauh lebih tinggi dari frekuensi sebelumnya
900MHz. Banyak keuntungan didapatkan pada penggunaan frekuensi tinggi, terutama
pada perambatan gelombang. Tetapi apakah banyak dampak negatifnya terhadap
kesehatan. (Universitas Kristen Maranatha, 2011)
Semakin tingginya tingkat penggunaan ponsel di masyarakat tentunya juga
harus dicermati, apakah ada efek samping dari penggunaan ponsel terhadap kesehatan
manusia. Dengan semakin murahnya tariff bicara pada semua operator, maka
frekuensi dan durasi penggunaan ponsel akan semakin tinggi. Karena ponsel
menggunakan pancaran gelombang radio, yang merupakan salah satu gelombang
elektromagnetik, sebagai media transfer data, maka akan terjadi paparan gelombang
elektromagnetik pada benda-benda di sekitar ponsel tersebut. Jika radiasi yang
diterima oleh benda di sekitar ponsel memiliki energy yang tinggi, dikawatirkan ini
akan member dampak buruk pada tingkat kesehatan hidup pengguna ponsel.
(Mahardika, 2005)

C. Efek Radiasi Ponsel Terhadap Manusia


Radiasi elektromagnetik gelombang radio dengan energi yang sangat besar
mudah dijumpai. Penggunaan telepon seluler (ponsel) sebagai sarana komunikasi
penting dan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti sakit kepala maupun
keletihan tanpa sebab yang nyata. Potensi radiasi berbagai peralatan tersebut semakin
besar, mengingat penggunaan ponsel telah demikian luas di masyarakat.
Secara umum system yang digunakan telepon seluler terbagi menjadi dua
yaitu GSM (Global Sytem for Mobile Telecommunication), yang menggunakan
frekuensi 800 MHz, 900 MHz dan 1800 MHz, dan CDMA (Code Division Multiple
Acces), yang menggunakan frekuensi 450 MHz, 800 MHz dan 1900 MHz. Jika kita
lihat rentangan frekuensi yang digunakan oleh ponsel, maka gelombang yang
digunakan oleh ponsel berada pada spectrum gelombang mikro. Bila kita hitung
energi yang diradiasikan oleh ponsel dengan persamaan energy di atas, maka energy
yang diradiasikan akan berada pada rentangan 2,98 x 10-25Joule sampai 1,25 x 10-24
Joule, dan termasuk gelombang mikro yang mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi
dan panjang gelombang jauh lebih kecil yang justru lebih berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan. Karena itu, justru berbagai peralatan elektronik dan komunikasi
seperti microwave oven, ponsel, pemancar radio, harus lebih diwaspadai, karena
"possible human carcinogen" justru lebih berpotensi timbul pada pemakaian berbagai
peralatan elektronik dan komunikasi tersebut. (Anies, 2007 & Mahardika, 2005)
Interaksi medan elektromagnetik dengan benda hidup, yaitu melalui induksi
medan dan arus listrik ke dalam jaringan benda hidup atau makhluk hidup. Jika tubuh
menyerap medan listrik dan medan magnet dalam jumlah cukup, sistem saraf dan
otot-otot dalam tubuh akan dirangsang. Dalam jumlah yang rendah pun pajanan
medan elektromagnetik akan mempengaruhi aktivitas modulasi di dalam otak
maupun sistem saraf. Maka dampak radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
ponsel tidak boleh diabaikan begitu saja. Alasannya adalah karena intensitas radiasi
elektromagnetik yang diterima oleh materi (kepala khusus bagian telinga), akan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, artinya makin dekat dengan sumber radiasi
(ponsel) akan makin besar radiasi yang diterima. (Anies, 2007 & Mahardika, 2005)

Beberapa peneliti melaporkan bahwa pajanan medan elektromagnetik dapat


menekan pengeluaran hormon melatonin yang merupakan pencegah tumorogenesis
pada payudara, atau pencegah pembentukan kanker payudara, yang besar
kemungkinan telah dipicu oleh penyebab lain. Tidak ada bukti kuat bahwa pajanan
medan elektromagnetik akan menyebabkan kerusakan langsung terhadap molekul
biologis, termasuk DNA (deoxyribo nucleotida). Namun bukan berarti medan
elektromagnetik tidak bersalah sebagai awal pemicu proses karsinogenesis
(pembentukan kanker). Penelitian masih terus dilakukan untuk menentukan apakah
pajanan medan elektromagnetik berpengaruh terhadap munculnya kanker ataukah
hanya sebagai ko-promotor saja. (Anies, 2007)
Disisi lain, untuk waktu kontak manusia dan ponsel yang cukup lama, ada
kemungkinan terjadi sterilisasi terhadap organ reproduksi. Hal-hal inilah yang
kemungkinan diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit "alzheimer" yang pada
saat ini tengah diteliti oleh Prof. Leid Salford. Alzheimer atau timbulnya kepikunan
yang terlalu dini, sudah barang tentu sangat merugikan manusia karena jelas akan
menurunkan produktivitas kerja seseorang. (Mahardika, 2005)
Penelitian lain menunjukkan bahwa potensi gangguan kesehatan yang timbul
akibat papaparan medan elektromagnetik dapat terjadi pada berbagai sistem tubuh,
antara lain: (1) sistem darah, (2) sistem reproduksi, (3) sistem saraf, (4) sistem
kardiovaskular, (5) sistem endokrin, (6) psikologis, dan (7) hipersensitivitas. Salah
satu potensi gangguan kesehatan adalah timbulnya reaksi hipersensitivitas, yang
dikenal dengan electrical sensitivity. Electrical sensitivity atau dikenal pula dengan
istilah electrical hypersensitivity, merupakan problem kesehatan masyarakat sebagai
akibat pengaruh radiasi medan elektromagnetik, berupa gangguan fisiologis yang
ditandai dengan sekumpulan gejala neurologis dan kepekaan (sensitivitas) terhadap
medan elektromagnetik. (Anies, 2007 & Mahardika, 2005)
Gejala-gejala electrical sensitivity yang banyak dijumpai berupa sakit kepala
(headache), pening (dizziness), keletihan yang konstan atau menahun (chronic fatigue
syndrome), gangguan tidur berupa sukar tidur (insomnia). Di samping itu, beberapa
gejala lain kadang-kadang dapat dijumpai, antara lain berdebar-debar (tachycardia),
mual (nausea) tanpa ada penyebab yang jelas, muka terasa terbakar (facial flushing),

rasa sakit pada otot-otot (pain in muscles), telinga berdenging (tinnitus), kejang otot
(muscle spasms), kebingungan (confusion), gangguan kejiwaan berupa depresi
(depression) serta gangguan konsentrasi (difficulty in concentrating). Meningkatnya
penggunaan ponsel di masyarakat tentunya akan memberikan dampak seperti di atas,
karena semakin tinggi intensitas penggunaan ponsel, maka makin tinggi pula
intensitas paparan radiasi gelombang yang diterima tubuh. (Anies, 2007 &
Mahardika, 2005)
Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia
menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam
nilai ambang batas aman. Nilai ambang batas aman sebesar 10 mW/cm2 ini berlaku
di Amerika, sedangkan untuk negara-negara lain belum dicapai kata sepakat berapa
sebenarnya nilai ambang batas aman tersebut. Sebagai contoh, Rusia menetapkan
nilai ambang batas aman adalah 0,01 mW/cm2, jauh lebih kecil (1/1000 nya) nilai
ambang batas aman yang ditetapkan oleh Amerika. Badan FCC Amerika telah
menguji tingkat radiasi yang dipancarkan beberapa handphone. Kekuatan radiasi
handphone yang diterima otak atau yang dinamakan SAR (Specific Absorption Rate)
diukur dalam satuan watt/kg. Semakin rendah levelnya, semakin baik untuk
meminimalisir

radiasi.

FCC

menetapkan

bahwa

semua

handphone

yang

memancarkan radiasi diatas 1.6 watt/kg dilarang untuk diproduksi (dilarang masuk di
Amerika). Sebenarnya semua handphone yang beredar masih bisa dikategorikan
aman karena tingkat SAR-nya masih dibawah 1.6 watt/kg. (Mahardika, 2005)
III.

KESIMPULAN
Gelombang elektromagnetik ponsel adalah termasuk gelombang radio yang
dapat memberikan dampak serius terhadap manusia seperti pada sistem darah, sistem
reproduksi, sistem saraf, sistem kardiovaskular, sistem endokrin, dapat pula memicu
timbulnya kanker, alzheimer, hipersensitivitas yaitu electrical sensitivity. dan
psikologis.

IV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anies. (2007). MENGATASI GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT AKIBAT
RADIASI

ELEKTROMAGNETIK

DENGAN

MANAJEMEN

BERBASIS

LINGKUNGAN. Fakultas Kedokteran UNDIP.


2. Unila. (2011). I. PENDAHULUAN. Diakses dari digilib.unila.ac.id pada tanggal 16
Desember 2014.
3. Universitas Kristen Maranatha. (2011). BAB I. PENDAHULUAN. Diakses dari
repository.maranatha.edu psds tanggal 16 Desember 2014.
4. Mahardika, P. I. (2005). Efek Radiasi Gelombang Elektromagnetik pada Ponsel. Diakses
dari web mahardikaholic.files.wordpress.com pada tanggal 16 Desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai