Anda di halaman 1dari 50

Mesin DC

(direct current machine)

Generator DC
Generator adalah sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanis
menjadi daya listrik
Prinsip kerja :
Jika sepotong kawat terletak diantara kutub-kutub magnet kemudian
kawat tersebut kita gerakkan maka ujung kawat ini timbul gaya gerak listrik
karena induksi. Arah dari ggl sesuai dengan aturan tangan kanan (lihat gambar)

Dari gambar b menjelaskan bahwa bila arah gerak kawat dibalik maka arah ggl
juga membalik
2

Jika kumparan yang terletak diantara kutub-kutub magnet kita putar dengan
kecepatan putar () yang tetap maka pada tiap-tiap perubahan kedudukan dari
kumparan ini untuk besaran ggl induksinya akan berbeda-beda (lihat gambar)

Pada posisi A, besar fluks magnet yang tercakup oleh kumparan adalah sin t.
Dengan berputarnya kumparan pada kecepatan tetap, maka besar ggl induksi
setiap saat diujung-ujung kumparan adalah :

d cos t
e
dt
e = sin t

Berdasarkan persamaan diatas besarnya ggl pada saat t= 0,1,2,3,4 didapat :


waktu
ggl induksi
0
0
1
maks
2
0
3
min
4
0

Dalam bentuk pulsa ggl induksi yang timbul di ujung-ujung kumparan seperti
pada gambar

Untuk mengalirkan ggl induksi bolak-balik diujung-ujung kumparan jangkar ke


beban generator, dipakai dua cincin yang ikut berputar dengan kumparan dan
pada cincin di pasang sikat arang yang tidak ikut berputar dengan kumparan
tersebut

Untuk memperbesar ggl induksi yang terjadi pada ujung kumparan jangkar
dapat dilakukan dengan membelitkan beberapa kumparan yang dialiri arus
listrik pada kutub-kutub magnet generatornya (lihat gambar)

Untuk mendapat tegangan atau arus searah yang dialirkan ke beban generator,
maka kedua cincin itu diganti dengan satu cincin belah (lihat gambar)

Cincin belah ini sering disebut dengan Komutator dan masing-masing


belahannya disebut Lamel
5

Pada gambar a sisi kumparan ab tersambung pada lamel e, sedangkan sisi


kumparan cd tersambung pada lamel f. Jika kumparan berputar searah jarum jam,
maka kumparan pada kedudukan ini lamel e berpolaritas negatif. Sedangkan lamel
f berpolaritas positif (aturan tangan kanan)
Gambar b kumparan telah berputar searah jarum jam sebesar 90 0 terhadap
kedudukan kumparan pada gambar a . Pada keadaan ini lamel e dan f tidak
bermuatan listrik ( beban lampu padam)
Gambar c kedudukan kumparan telah berputar sebesar 180 0 terhadap kedudukan
kumparan pada gambar a . Dalam keadaan ini beban lampu menyala dengan lamel
e dan f berpolaritas sama dengan keadaan pada gambar a .
Dalam bentuk pulsa, ggl induksi dari generator dengan pemasangan cincin belah
pada ujung-ujung kumparan dapat digambarkan sebagai berikut:

Rangkaian Listrik Generator DC

Pada umumnya bentuk rangkaian listrik dari generator dc digambar sebagai


berikut

Disebut sebagai Generator DC dengan penguatan medan terpisah karena arus


listrik yang mengalir melalui kumparan medan penguat diambilkan dari sumber
listrik lain bukan dari sumber listrik generator DC tersebut.
Sesuai dengan hukum Kirchoff maka :
Ea = Vt + IaRa
Dimana :
Ea = ggl induksi kumparan jangkar
Vt = Tegangan output terminal
Ia = Arus jangkar
Ra = tahanan jangkar

Macam-macam Generator DC
Generator DC Penguat
Medan Terpisah
Generator DC Shunt

Generator DC dengan
penguat Medan
Generator DC Penguat
Medan Sendiri

Generator
DC

Generator DC Seri

Generator DC Kompon

Generator DC tanpa
Penguat Medan

Generator DC
Kompon
Pendek

Generator DC
Kompon
Panjang

Generator Penguat Sendiri


Yang dimaksud generator penguat sendiri adalah : arus listrik yang dialirkan
melalui kumparan penguat medan Rf yang diambil dari output generator
tersebut.
Ada tiga generator penguat sendiri yaitu:
a. Generator Shunt
b. Generator Seri
c. Generator Kompon

10

a.

Generator Shunt
Ciri utama generator shunt adalah kumparan penguat medan
paralel terhadap kumparan jangkar
Gambar rangkaian listrik dari generator shunt

dipasang

Dari gambar berlaku persamaan persamaan:


Vt = Ish Rsh = IL ZL
E a = IaR a + V t
= IaRa + IshRsh
Pa = Ea Ia
Pout = Vt IL (daya beban penuh jika IL = arus beban penuh)

11

b.

Generator Seri

Untuk mendapatkan arus penguat yang besar agar fluks magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan medan menjadi besar, maka diameter kawat
kumparan medan dipilih yang besar. Untuk hal tersebut kumparan medan
disambung seri dengan tahanan jangkar (lihat gambar)

12

Dengan diameter kawat kumparan cukup besar, maka kumparan ini akan memakan
ruangan rotor.
Dari gambar diatas berlaku persamaan :
Ea = IaRa + IaRs + Vt
IL = Ia
Pout = Vt IL
Pa = Ea Ia
Kelemahan generator seri adalah tegangan output (terminal) tidak stabil karena
arus beban IL berubah-ubah sesuai dengan beban yang dipikul
Hal ini menyebabkan fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan seri tidak
stabil.
Keuntungan generator seri adalah daya output menjadi besar

13

c.

Generator Kompon

Upaya untuk mengurangi kelemahan yang terjadi pada generator shunt


maupun generator seri, maka dibuatlah generator Kompon

14

Pada generator kompon panjang berlaku persamaan :


Vt = Ish Rsh
E a = IaR a + IaR s + V t + V s
EaIa = Ia2 Ra + Ia2Rs + VtIa + VaIa
Pout = Vt IL
Pada generator kompon pendek berlaku persamaan :
Ea = IaRa + Vsh + Vs
atau :
E a = IaR a + ILR s + V t + V s
Vsh = IshRsh
Pout = Vt IL
dimana :
Vs
VsIa

= jatuh tegangan pada sikat


= rugi daya pada sikat

Ia2Ra = rugi daya pada jangkar


Ia2Rs = rugi daya pada kumparan medan seri
IshRsh = rugi daya pada kumparan medan shunt

15

Generator DC Tanpa Beban


Karakteristik beban nol dari generator dengan penguat medan terpisah baik
generator shunt maupun generator seri dapat dilihat pada gambar :

Karakteristik tersebut dapat dibuat sebagai berikut :


Mesin dijalankan pada kecepatan putar tetap dan emf beban nol yang
dibangkitkan pada ujung-ujung kumparan jangkar diukur tegangannya dengan
voltmeter. Pengukuran arus penguat medan dimulai dari nol dan selangkah demi
selangkah dinaikkan, sehingga akhirnya diperoleh grafik dari hubungan antara I f
(arus penguat medan) dan Ea (emf jangkar) atau fluks penguat medan magnet.
Dari gambar terlihat bahwa If = 0 fluks penguat medan magnet atau emf jangkar
sudah ada harganya, hal ini disebabkan adanya magnet sisa pada kutub magnet.
Keadaan ini merupakan syarat utama untuk generator penguat medan sendiri
16
dapat dijalankan

Generator DC Berbeban
Besar tegangan terminal dari generator seri berbeban adalah :
V t = E a I aR a
Bila generator DC dalam keadaan jalan tidak terbebani, maka I a = 0 sehingga
tegangan terminal menjadi
Vt = Ea = E 0

Pada generator DC shunt, besar tegangan terminal tanpa beban adalah :


(Vt)NL = Ea IaVRt a
(Vt)NL = Ea -

R sh

Ra

17

Torsi (Kopel)

Jika jari-jari jangkar dari generator DC sebesar r mendapat gaya F maka kerja
yang dilakukan oleh gaya F dalam satu putaran adalah :
W = F x jarak
W = F 2r
Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam putaran per detik adalah :
W = F 2r n = F r 2 n
W = Ta 2 n = Ta m
W = Ta 2 N/60
dimana :
W = kerja yang dilakukan oleh kumparan jangkar
F = Gaya (Newton)
r = jari-jari jangkar
N = Putaran jangkar (rpm = rotasi per menit)
n = Putaran jangkar (rpd = rotasi per detik )
Ta = Torsi Jangkar (Nm) = F r
m = Kec. Putar mekanik ( rpd) = 2 n

18

Adapun besar kerja yang dilakukan oleh putaran jangkar per detik (W) adalah sebanding dengan
daya jangkar dapat ditulis :
W = P a = Ea I a
Dengan demikian dapat ditulis :
EaIa = Ta 2 n
Ta =
Ta
Dimana :

1 E aIa
2 n
= 0.59 E I
a a
n

Ta = torsi jangkar (Nm)


n = putaran jangkar

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ggl induksi jangkar dapat ditulis :
Ea =

P n Z
Ta = 0.59 a

Ta = C Ia

= 0.59

P Ia Z
a

ZP
Ia
a

Dimana :
Ta = Torsi jangkar (Nm)

Z
a
N

= Fluks (weber)
= jumlah penghantar kumparan jangkar
= jumlah kumparan paralel
= Putaran jangkar

19

Torsi Poros
Akibat timbulnya torsi jangkar maka pada generator timbul daya output (P out)
dan dari Pout ini timbul torsi poros/sumbu (Shaft torque) dan disimbulkan
dengan Tsh
Pin = Tsh 2 n = Tsh m
Tsh = 60 Pin
2

= 9.55

Pin
N

dimana :
Pin = daya input generator (watt)
Tsh = torsi poros/sumbu (Nm)
m = kecepatan putar mekanik (rpd)

20

Rugi-rugi Total
Rugi tembaga jangkar
(Rugi Variabel)

Sisi

Rugi
Listrik
Rugi kumparan medan
(Rugi konstan)

Rugi Total

Rugi
Besi

Jangkar

seri
shunt

Rugi Histerisis (Rugi Konstan)

Rugi Arus Pusar (Rugi Konstan)

Rugi
Meka
nik

Rugi Gesek (Sikat dan Sumbu)(Rugi Konstan)

Rugi Putar (angin) (Rugi Konstan)

21

Dari bagan diatas terlihat bahwa :


Rugi total = Rugi variabel + rugi konstan

Ptot = Rugi tembaga jangkar + rugi kumparan medan (Pc)


Untuk generator DC seri, besar rugi total adalah :
Pt = IL2Ra + Pc
Untuk generator DC shunt, besar rugi total adalah :

Pt = (IL+ Ish) 2Ra + Pc


Rugi Listrik
Rugi listrik juga dikenal dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan
jangkar, kumparan medan seri dan kumparan medan shunt
Rugi kumparan jangkar (Pa = Ia2Rsh ) besarnya sekitar 30 sampai 40% dari
rugi total pada beban penuh.
Rugi kumparan medan shunt (Psh = Ish2Rsh) dan rugi kumparan medan seri
(Ps = Is2Rs) besarnya sekitar 20 sampai 30% dari rugi beban penuh
22

Rugi Besi / rugi Magnetik


Rugi magnetik terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus pusar
Rugi histerisis (Ph) besarnya adalah :
Ph = hBmax1,6 f v (watt)
dimana h = koefisien steinmetz histerisis,
V = volume inti(m3),
f = frekuensi putar magnet = f= PN/120
Dari persamaan diatas, besaran koefisien steinmetz histerisis, kecepatan fluks
dan volume inti adalah konstan sehingga Rugi histerisis adalah merupakan
fungsi dari frekuensi yang didapat ditulis Ph = F(f)
Jadi makin besar frekuensi sinyal tegangan output makin besar rugi histerisisnya
Rugi arus pusar (Pe) besarnya adalah :
Ph = k Bmax2 f2 t2V (watt)
dimana k = konstanta arus pusar (yang tergantung pada ketebalan laminasi
lempengan dan volume inti jangkar)
Karena nilai k dan B adalah konstan, maka besar kecilnya rugi arus pusar
tergantung pada nilai frekuensi kuadrat atau ditulis Pe = F(f)2
Jadi rugi besi adalah sekitar 20 sampai 30% dari rugi total pada beban penuh

23

Effisiensi
Pada umumnya efisiensi adalah perbandingan antara daya output dengan daya input
Ada 3 (tiga) macam effisiensi yaitu :
ekonomi =

Pout
x 100 %
Pin

mekanis =

Pa
x 100 %
Pin

listrik =

Pout

Pout
x 100%
(Rugi Cu Rugi sikat )

24

Dimana :
Pin = Pout + Ploss
Ploss = (If2Rf + Ia2Ra + IL2Rs + Rugi gesek + Rugi inti)

generator kompon

If2Rf = Rugi kumparan medan shunt


Ia2Ra = Rugi kumparan jangkar
IL2Rs = Rugi kumparan medan seri
Rugi gesek = rugi sikat + rugi angin+ rugi shaft/sumbu
Rugi sikat = Ia Vsi
Vsi = tegangan pada sikat
Rugi angin = rugi karena adanya celah antara bagian rotor dan stator ( 1%)
Rugi sumbu = rugi yang timbul pada benda berputar
Rugi inti = rugi histerisis + rugi arus pusar
Pin = Tsh + m daya total yang diterima mesin
Pout = VLIL

daya output generator

25

26

Presentasi Regulasi
Untuk menghindari agar generator tidak terlalu berat menerima beban, maka diperlukan
pengaturan tegangan atau persentasi regulasi.
Adapun besar persentasi regulasi tegangan maksimum yang diijinkan adalah 40% dan
dapat ditulis :

( Vt )nL ( Vt )fL
x 100%
Presentasi regulasi naik =
( Vt )fL
Presentasi regulasi turun = ( Vt )nL ( Vt )fL x 100%
( Vt )nL
Untuk generator DC shunt, besar tegangan terminal tanpa beban adalah :
(Vt)nL =

E0
Ra
1
R sh

sedangkan untuk generator seri :


(Vt)nL = E0 =

P n Z
a 60

Adapun besar arus jangkar I a adalah :


Ia =

( Vt )nL V
x (IL )fL
( Vt )nL ( Vt )fL

27

Motor DC
Motor listrik merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi
daya mekanik
Prinsip Kerja :
Jika sepotong kawat dialiri arus listrik terletak di antara dua kutub magnet
utara dan selatan, maka pada kawat tersebut terkena suatu gaya Lorentz. Arah dari
gerakan kawat sesuai dengan aturan tangan kiri.

28

Untuk mengetahui arah putaran motor searah atau perlawanan dengan arah jarum
jam (lihat gambar) pada gambar a arus listrik yang mengalir melalui sisi kumparan
sebelah atas (kutub utara) dengan arah meninggalkan (keluar) sedangkan arus listrik
pada sisi kumparan sebelah bawah (kutub selatan) menuju kedalam (masuk) maka
kumparan akan berputar berlawanan jarum jam (perhatikan arah medan magnet)
sekitar kawat seperti pada gambar b dan c

Jika ujung-ujung kumparan dihubungkan dengan sumber listrik DC dengan


polaritasnya berlawanan dengan polaritas batery (gambar a), maka kumparan akan
berputar searah dengan jarum jam

29

Rangkaian listrik motor DC tanpa penguatan medan

Vt = tegangan sumber DC
Ea = ggl induksi jangkar
Ia = arus jangkar
Ra = tahanan jangkar
KU = kutub utara magnet
KS = kutub selatan magnet

30

Rangkaian listrik motor DC penguat kumparan medan terpisah

31

Rangkaian listrik motor DC penguatan kumparan medan shunt

Dari gambar berlaku persamaan :


Vt = IaRa + Ea + Vs
x Ia
VtIa = (Ia)2Ra + EaIa + IaVs = daya listrik yang dibutuhkan untuk memutar jangkar
VtIL = Pin = daya input yang dibutuhkan dari sumber listrik
EaIa = Pa (daya armatur)
(Ia)2Ra = Rugi daya listrik pada jangkar
Vsh = IfRf = Vt
IL = Ia + If = arus jala-jala
Ia 2Ra + If2Rf = (Pcu)tot = rugi tembaga total

32

GGL induksi jangkar Ea timbul akibat kumparan rotor berputar yang terletak di antara
kutub utara dan kutub selatan magnet motor
Pada saat awal rotor berputar
Ea = 0 artinya kumparan rotor akan menarik arus yang besar dari sumber listrik
Setelah motor berputar pada kecepatan yang sebenarnya
Ea = max maka motor akan menarik arus listrik sumber paling minimum (arus
nominal = sepersepuluh dari arus start)
Torsi jangkar motor DC adalah :

T 0.159

P
a z Ia

Atau :
T = K Ia (Nm)
Dimana :
= fluks dalam weber
Jika panjang kumparan rotor L dialiri arus listrik sebesar I dan terletak diantara
kutub magnet utara dan selatan dengan kerapatan fluks sebesar B, maka kumparan
rotor tersebut mendapat gaya F sebesar :
33
F=BIL

Jenis-jenis Motor DC
Motor DC Shunt

Vt = tegangan terminal
IL = Arus jala-jala
Pin = Vt IL
Ia = Arus jangkar
Ish = Arus shunt
IL = Ia + Ish
Rsh = Tahanan kumparan shunt

Ea = Gaya gerak listrik jangkar


= Vt IaRa - Vs
= Vt - (IL Ish)Ra Vs
(Pcu)tot = Ia2Ra + Ish2Rsh

Vsh = Tegangan kumparan shunt = Ish Rsh


Ra = Tahanan kumparan jangkar
Va = Tegangan jatuh pada kumparan jangkar = IaRa
Pa = Daya jangkar = EaIa

34

Motor DC Seri

Ia = IL
Pin = Vt IL
Rs = tahanan kumparan seri = ILRs
Pa = EaIa
E a = V t I a R s Ia R a V s
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs

35

Motor DC Kompon Pendek

Pin = VLIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
E a = V t I LR s I aR a V s
ILRs = tegangan jatuh pada kumparan seri
(IL)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
IaRa = tegangan jatuh pada tahanan jangkar
(Ia)2 Ra = rugi daya jangkar
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs + Ish2Rsh
IshRsh = Vsh = Vt Vs
Ish2Rsh = Rugi daya pada kumparan shunt

36

Motor DC Kompon Panjang

Pin = VtIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
E a = V t I a R s Ia R a V s
Vsh = Vt
Vsh = IshRsh
(Ia)2Ra = rugi daya pada tahanan jangkar
(Ia)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
(Ish)2Rsh = rugi daya pada kumparan shunt

37

Daya Jangkar Maksimum


Jika daya jangkar motor DC maksimum, maka besar daya output atau kopel sumbu
akan maksimum juga
Daya jangkar akan maksimum, bila gaya gerak listrik jangkar dioperasikan pada
setengah tegangan terminalnya. Untuk Motor DC shunt maka :
V t = Ea + Ia R a
VtIa = EaIa + (Ia)2Ra
Pa = VtIa (Ia)2Ra
Pa maksimum jika dPa/dIa = 0
dPa/dIa= Vt 2 IaRa = 0
IaRa = Vt/2
Oleh karena Vt= Ea+ IaRa dan IaRa = Vt/2 maka :
Vt = Ea + Vt/2
Ea = Vt /2
Bahwa daya jangkar akan maksimum jika Ea dioperasikan pada Vt/2 yang diperoleh
dengan cara mengatur kecepatan putar motor (N) dari persamaan besar ggl jangkar
Ea

P ZN
a 60

38

Pengaturan Kecepatan Motor DC


Besarnya GGL induksi pada kumparan jangkar sebagai akibat berputarnya
rotor yang terletak diantara kutub magnet adalah :
Ea =

P Z N
x 10 8
a 60

Dimana :
= fluks magnet perkutub
N = Putaran rotor (rpm

Atau dapat dituliskan :


Ea = C N

PZ
a 60

Dimana: Vt = Ea + IaRa

Vt Ia R a
C

1 Ea

Dapat dikatakan bahwa kecepatan putar motor dapat diperoleh dengan


mengubah-ubah fluks magnet, pengaturan arus armatur atau perubahan
tegangan sumber (Vt )
39

Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC


Dengan Pengaturan Fluks Magnet

Kecepatan putar Motor DC akan minimum bila arus If minimum yang terjadi
pada posisi rheostat maksimum
Pengaturan kecepatan motor DC untuk model ini pengerjaannya mudah, murah
dan panas yang terjadi juga rendah

40

Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC


Dengan Pengaturan Arus Jangkar

Pengaturan kecepatan putar motor dengan pengaturan arus jangkar jarang


dipakai karena rugi panas yang terjadi cukup besar
41

Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC


Dengan Pengaturan Tegangan Terminal

Tegangan terminal Vt didapat dari tegangan generator DC yang diputar oleh


motor induksi M
Perubahan Vt diperoleh dengan cara mengatur hambatan RG yang
mempengaruhi medan penguat Rf
42

Kecepatan Putar Motor Seri


Bila kecepatan putar awal dari motor seri adalah N1 maka menurut persamaan
adalah :
N1

1 Ea 1
C 1

1 Vt Ia 1R a Ia 1 R s
C
1

Jika kecepatan putar motor tersebut berubah menjadi N2 maka :


N2

1 Ea 2
C 2

1 Vt Ia 2 R a Ia 2 R s
C
2

Perbandingan dari kedua kecepatan putar tersebut adalah :


E a 2 Ia 1
N2

E a 1 Ia 2
N1
43

Kecepatan Putar Motor Shunt


Untuk motor shunt bila kecepatan putar berubah dari N1 ke N2 maka besar
perubahan fluks tetap besarnya atau 1 = 2
Karena arus yang mengalir melalui kumparan medan shunt, besarnya tetap
(tidak terpengaruh beban)
Maka :
Ea 2
N2

Ea 1
N1

44

Karakteristik Motor DC

Karakteristik Kopel Terhadap Arus Jangkar


Besarnya Kopel Jangkar (Ta) motor DC adalah :

Ta

Pa
E a Ia
60 E a Ia
E I

9,55 a a
2 n
2 N 60
2 N
N

Dimana untuk ggl jangkar adalah :

Ta

Ea

P Z N
x 10 8
a 60

60
PN Z P Z
Ia
Ia

2 N
a 60
2

Bahwa kopel jangkar sebagai fungsi dari fluks dan arus jangkar dapat ditulis:
Ta = f ( Ia)
Jika arus jangkar bertambah besar, maka akan diikuti oleh kenaikan kopel jangkar atau
sebaliknya. Pada motor DC seri, kenaikan arus jangkar akan memperbesar fluks .

Sehingga persamaannya dapat ditulis :


Ta = f(Ia)2
Karakteristik motor DC seri dapat digambarkan sebagai berikut :

45

Karakteristik Kecepatan Putar Terhadap Arus Jangkar

Hubungan antara kecepatan putar terhadap arus jangkar motor DC adalah :

Vt Ia R a
c

Dari persamaan diatas, nilai kecepatan putar akan berubah jika harga atau besar arus
jangkar berubah, dimana hubungannya dapat digambarakan sebagai berikut :

46

Karakteristik Mekanik

Karateristik mekanik diperoleh dari hubungan antara kecepatan putar dengan kopel
elektromagnetik atau kopel jangkar

E a Ia
Ta 9,55
N
Perubahan nilai kopel jangkar akan selalu diikuti oleh perubahan kecepatan putar dan
dapat ditunjukkan pada gambar

47

Motor Tanpa Beban

Motor Shunt
Motor tanpa beban artinya bahwa arus jala-jala I L= (IL)0 karena Ish= Vt/Rsh maka
arus jangkar tanpa beban adalah :
(Ia)0= (IL)0 - Ish
Besarnya ggl jangkar tanpa beban adalah :
(Ea)0 = E0 = Vt (Ia)0 Ra
Pada motor shunt tanpa beban, besar daya output P o = 0 atau relatif kecil
karena Ia = (Ia)0
Besar daya input Pin sama dengan jumlah seluruh rugi-rugi dapat ditulis:
Pin = loss
dimana :
Pin = Vt (IL)0
loss = (Ia)0Ra + (Ish)2Rsh + Rugi inti + Rugi gesek
Rugi gesek = Pa Po PC

Motor Seri
Untuk motor seri tanpa beban besar I L = 0, karena Ia = IL maka arus jangkar
juga sama dengan nol
GGL jangkar motor seri tanpa beban adalah : E o = Vt
Daya output dan daya input untuk motor seri tanpa beban adalah Nol

48

Effisiensi
Efisiensi motor ada 3 macam yaitu :

Ekonomi

Pm
x 100%
Pin

mekanis
listrik

Pm
x 100%
Pa

Pa
x 100%
Pa Rugicu sikat

Dimana :

Ts m
Pm
(BHP) 735,5 P0
735,5
Pin = Vt IL

Pa = Ea Ia
Ts = Torsi sumbu (Nm)
m = Kecepatan putar rotor

49

50

Anda mungkin juga menyukai