Syarat Umum Instalasi
Syarat Umum Instalasi
Page 1
Page 2
DAFTAR ISI
Pasal:
Halaman:
Page 3
Pasal 1.
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dari spesifikasi dan gambar-gambar lampirannya adaiah untuk memintakan
suatu pekerjaan lengkap, telah dites dan siap untuk bekerja dengan sempurna. Pekerjaan
tersebut harus meliputi pengadaan material, tenaga, equipment, perlengkapan pembantu
dan semua pekerjaan yang perlu untuk pemasangan secara sempurna sehingga
menjamin bekerjanya sistem instalasi yang diuraikan dalam spesifikasi ini.
1.2. Setiap material, equipment, peralatan dan perlengkapan yang tidak tampak pada
gambar, tetapi dijelaskan pada spesifikasi, atau sebaliknya, atau setiap perlengkapan,
material, peralatan yang diperlukan dalam melengkapi penyelesaian pekerjaan ini sampai
siap bekerja, meskipun tidak dijelaskan dalam spesifikasi, harus disediakan dan dipasang
oleh Kontraktor yang bersangkutan sebagai bagian dari pekerjaannya.
1.3. Semua equipment, perlengkapan, peralatan atau material yang terpasang harus sesuai
dengan persyaratan yang ada pada spesifikasi dan gambar rencana, harus dalam
keadaan baru dan dari mutu yang terbaik, serta harus datang di proyek dengan etiket
yang menunjukkan merek dari pabrik yang memproduksinya.
1.4. Detail-detail kecil biasanya tidak digambarkan atau dispesifikasikan, tetapi bila sangat
penting dalam melengkapi kesempurnaan kerja dari sistem instalasi, harus dilaksanakan
sebagaimana umumnya dan harus sudah termasuk dalam pekerjaan ini.
1.5. Bila terdapat perbedaan pernyataan dalam spesifikasi atau dalam gambar rencana,
maka pernyataan yang dianggap terbaik dari segi kualitas, yang terbanyak dari segi
kuantitas dan yang termahal dari segi harga.
1.6. Bila suatu pernyataan diulang kembali pada spesifikasi dan/atau gambar, hal ini untuk
menuntut perhatian yang lebih dan bukan berarti bahwa bagian lain yang tidak
dinyatakan ulang merupakan hal yang kurang penting.
Pasal 2.
Yang dimaksud dengan pemilik bangunan atau pemberi tugas adaiah Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia - Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan
Sumber Daya Mineral, yang beralamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 49, Jakarta
Selatan.
Page 4
Pasal 3.
Yang dimaksud dengan Konsultan Manajemen Konstruksi atau disebut "MK" adaiah suatu perusahaan
atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakilinya yang bertugas melakukan manajemen dan
koordinasl terhadap pelaksanaan pembangunan proyek.
Pasal 4.
KONSULTAN PERENCANA
Yang dimaksud dengan Konsultan Perencana atau disingkat dengan Perencana adaiah PT.
ARKONIN, dan orang-orang yang telah ditunjuk untuk mewakilinya.
Pasal 5.
KONTRAKTOR BANGUNAN
Yang dimaksud dengan Kontraktor Bangunan adaiah perusahaan yang ditunjuk oleh Pemilik
Bangunan untuk melaksanakan pembangunan fisik gedung ini.
Pasal 6.
KONTRAKTOR
6.1. Definisi
Yang dimaksud dengan Kontraktor Mekanikal & Elektrikal atau disingkat dengan
"Kontraktor" adaiah perusahaan yang penawarannya telah diluluskan dan telah
mengadakan kontrak dengan Pemilik Bangunan untuk melaksanakan pekerjaan instalasi
di bangunan ini.
Page 5
2. Apabila terjadi suatu keganjilan di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ataupun
gambar, dimana menurut pendapat Kontraktor tidak sesuai dengan tanggung jawab
serta jaminannya, maka Kontraktor wajib memintakan perhatian dan mengajukan
persoalannya pada saat pelelangan. Apabila diajukan setelah pelelangan maka
kembali ke pasal 1.5.
3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar-gambar rencana harus digunakan
secara bersama-sama dan menjadi satu kesatuan. Segala sesuatu yang tidak
dijelaskan baik pada gambar maupun pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan untuk
melengkapi instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan sempuma, harus
disediakan dan termasuk dalam kontrak.
d.
pendapat
dalam
melaksanakan
kegiatan,
sehingga
terjalin
Page 6
salah
jawab
memberikan
penuh
data-data
terhadap
tersebut,
tambahan
biaya
maka
Kontraktor
yang
dikeluarkan
pelaksanaan
suatu
tahap
pekerjaan,
Kontraktor
harus
Page 7
6.6. WaktuKerja
1. Kontraktor akan diperkenankan memasuki proyek dan bagian-bagian pekerjaannya
selama jam kerja Kontraktor Bangunan selama 6 hari seminggu, kecuali hari libur
resmi dan hari minggu, dengan persetujuan MK .
2. Bila diperlukan untuk bekerja selain dari jam-jam tersebut, Kontraktor yang
bersangkutan harus membuat pengaturan tersendiri dengan persetujuan MK dan
Kontraktor bertanggung-jawab atas semua biaya yang timbul akibat pembukaan
proyek pada jam-jam tambahan tersebut.
Pasal 7.
WAKTU PELAKSANAAN
Page 8
Pasal 8.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Page 9
peraturan-peraturan yang berlaku secara Internasional dan mengutamakan peraturanperaturan yang berlaku di Indonesia.
4. Apabila peraturan setempat belum mengatur tentang bahan-bahan, peralatan dan
tata
cara
pelaksanaan,
Kontraktor
harus
mengikuti
salah
satu
standar
internasional/negara lain antara lain : JIS, IEC, NEMA, VDE, NPC, DIN, BS, NFPA,
ASHRAE dan Iain-Iain.
Penggunaan salah satu standar internasional harus mendapat persetujuan MK dan
Perencana.
4. Kontraktor harus memintakan izin pemeriksaan dan pengujian oleh instansi yang
berwenang yang diperlukan untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam
spesifikasi ini, dengan biaya yang menjadi tanggungan Kontraktor.
5. Apabila peraturan mengharuskan suatu peralatan/material bagian dari instalasi harus
diuji atau diperiksa oleh instansi yang berwenang, maka seluruh biaya pengujian dan
pembuatan sertifikat harus ditanggung oleh Kontraktor.
6. Kontraktor harus menyerahkan semua surat asli izin-izin atau keterangan lain tentang
suatu bagian instalasi kepada MK dengan masing-masing 4 buah foto copy.
yang
berlaku
secara
internasionai
dengan
pemprioritaskan
Indonesia,
Dinas
Departemen
Keselamatan
Pekerjaan
Kerja
dan
Umum,
Pemerintah
Instansi-instansi
yang
Daerah
mengatur
Page 10
8.3. Gambar-gambar
1.
2.
Gambar Rencana
a. Gambar tersebut pada pada ayat 8.3.1. meliputi gambar rencana instaiasi
yang harus dikerjakan, sesuai dengan kontrak. Apabila terjadi perubahanperubahan rencana, maka Kontraktor akan diberi secara gratis satu set
gambar perubahan.
b. Kontraktor tidak mendapat gambar arsitek maupun konstruksi bangunan.
Gambar-gambar tersebut dapat diperoleh / dilihat di kantor Pengawas. Apabila
Kontraktor menghendaki gambar rencana instaiasi lebih dari satu set, maka
gambar dapat diperoleh dari MK atau Perencana dengan mengganti ongkos
cetak.
c.
yang
menawarkan,
diproduksi
menyediakan
oleh
dan
beberapa
memasang
pabrik.
semua
Kontraktor
harus
perlengkapan
yang
Page 11
yang memuat:
>
Nama gambar
>
Judul gambar
>
>
b. Pada gambar kerja harus dimuat secara lengkap peletakan peralatan kontrol
dan detail-detail.
c. Gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada tahap pertama harus
diserahkan dalam bentuk gambar biru untuk dipelajari dan diberi komentar
oleh
Arsitek,
Perencana
Mekanikal
dan
MK
untuk
selanjutnya
akan
Kontraktor,
baik
terhadap
pengadaan
material
yang
diperlukan
terhadap
gambar
persetujuan
terhadap
adanya
kerja
tidak
pekerjaan
boleh
diartikan
sebagai
tambahan/pengurangan
yang
dan
telah
menyetujui
dan
beritikad
untuk
melaksanakan
pekerjaanya seperti tampak pada gambar kerja, dengan hasil terbaik. Gambar
kerja tersebut menyatakan bahwa semua diagram kontrol, diagram listrik dan
Mekanikal & Elektrikal
Page 12
semua yang tergambar telah dimengerti dengan baik oleh Kontraktor yang
bersangkutan dan pada pendapatnya semua equipment akan bekerja dengan
sempurna.
f.
Semua gambar kerja harus diberi tanda tangan oleh staff dari Kontraktor yang
bertanggung jawab untuk pelaksanaan proyek ini.
g. Jumlah gambar kerja yang harus diserahkan oleh Kontraktor adalah 4 (empat)
set, dimana satu diantaranya akan selalu disimpan oleh MK di site, untuk
setiap saat ditandai yang akan menunjukkan kemajuan dari pelaksanaan dan
variasinya, bila ada perubahan.
h. Semua biaya-biaya untuk pembuatan gambar-gambar kerja adalah menjadi
tanggungan Kontraktor yang bersangkutan.
4. Gambar Revisi (As Built Drawing)
a.
Selama
pelaksanaan,
Kontraktor
harus
membuat
perubahan-perubahan,
>
Nama pemilik
>
>
>
Nama kontraktor
>
Nama gambar
>
>
c.
Page 13
d.
Gambar revisi yang diserahkan tersebut harus sudah dijilid rapi dalam bentuk
buku dengan sampul kertas tebal, dan diberi judul di halaman depan (untuk
gambar "negative" cukup dalam bentuk gulungan saja).
e.
Pasal 9.
PROGRAM KERJA
Page 14
Fasilitas keamanan lapangan, air bersih, WC, listrik kerja dan transportasi vertikal
supaya dirundingkan dengan MK.
10.2.
Pergudangan:
Page 15
Kontraktor tidak diperkenankan untuk menempatkan atau menyimpan materialmaterialnya, selain di tempat yang telah ditentukan.
Kontraktor harus menunjuk orang yang ahli dalam pemasangan instalasi yang
Tenaga ahli tersebut wajib menghadiri rapat-rapat yang diadakan oleh MK dan
persyaratan, Kontraktor secepatnya harus menggantikan dengan tenaga ahli lain yang
Mekanikal & Elektrikal
Page 16
Setiap instruksi atau penjelasan yang diberikan oleh MK kepada tenaga ahli
tersebut harus diartikan sebagai instruksi atau penjelasan dari MK kepada Kontraktor
yang bersangkutan.
Pasal 12. KEBERSIHAN PROYEK
12.1.
yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan bahaya yang dapat mencelakakan
manusia.
12.3.
pekerjaannya, seperti bungkus material, potongan kayu, potongan besi, potongan kabel,
potongan pipa atau sejenisnya.
12.4.
Semua kotoran hasil pekerjaan tersebut harus dibuang keiuar proyek oleh
secara lengkap lokasi dan ukuran semua bukaan dinding beton, shaft, pondasi dan IainIain, yang diperlukan untuk kelengkapan pekerjaannya yang menurut kontrak akan
disediakan oleh Kontraktor Bangunan.
13.2.
Page 17
3. Kontraktor harus menjaga agar parit terbuka dan galian-galian yang dibuat harus
bebas dari genangan air.
4. Dalam parit harus digali sampai mencapai kedalaman yang dibutuhkan dan
memberikan kemiringan sesuai dengan kebutuhan pipa.
5. Apabila pada penggalian dijumpai batu atau beton, penggalian harus dilakukan
sampai mencapai kedalaman 15 cm dibawah dasar pipa dan galian diurug kembali
dengan pasir sampai memberikan kedalaman yang diperlukan.
6. Apabila pada penggalian dijumpai lumpur atau tanah urug, bagian tersebut harus
dihilangkan dan diurug dengan pasir sampai mendapatkan kedalaman yang
diperlukan.
7. Sebelum peletakan pipa atau konduit, dasar dari parit harus diurug kembali dengan
pasir sampai mendapatkan landasan dasar pipa atau konduit yang seragam,
minimum 15 cm dengan kemiringan yang sesuai dengan persyaratan. Tebal
minimum tersebut adalah tebal pasir setelah mendapat oengerasan dengan tangan.
8. Kecuali apabila ditentukan lain, urugan yang terdiri dari pasir dan material urug,
harus dibuat pada ketebalan 30 cm diatas permukaan atas konduit atau pipa
dipadatkan dengan alat tumbuk tangan.
9. Pengisian kembali dari sisa parit yang masih ada, dilakukan dengan menggunakan
bahan galiannya semula dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan tanah yang
sama dengan daerah sekitarnya.
9. Sisa-sisa bahan galian harus dibersihkan kembali oleh Kontraktor.
10. Parit tidak boleh diurug sebelum pipa-pipa diuji atau ditest oleh Kontraktor,
sebagaimana dimintakan dan telah disetujui oleh MK.
13.4. Peletakan equipment, pipa, kabel harus benar-benar memperhatikan pengaturannya,
sehingga mudah dicapai pada saat pemasangan, perbaikan dan pemeliharaan.
1. Pipa, rak kabel dan konduit harus dipasang secara rapi diatas ketinggian kepala
orang atau sepanjang dinding atau pada tempat-tempat yang tidak mengganggu lalu
lintas orang.
2. Pada daerah service dan jalan orang, tidak boleh terpasang pipa diatas lantai,
sehingga mengganggu lalu lintas.
Page 18
3. Apabila pipa, kabel atau konduit sukar dihindarkan peletakannya pada daerah yang
bebas lalu lintas orang, Kontraktor harus menyediakan dan memasang suatu
perlengkapan tambahan sehingga tidak mengganggu lalu-lintas, atas tanggungan
biaya dari Kontraktor yang bersangkutan.
Perlengkapan tambahan tersebut harus berbentuk lantai yang terbuat dari besi
pelat, dengan rangka profil besi/baja.
13.5. Semua pipa instaiasi yang menembus pondasi, dinding beton, lantai beton dan
dinding bata harus diberi sparing/sleeves dari bahan pipa hitam atau pipa besi
berlapis galvanis (GIP) dengan ukuran diameter minimal 5 cm lebih besar dari ukuran
pipa yang terpasang atau sesuai spesifikasi.
1. Sparing tersebut harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor yang bersangkutan
dan pemasangannya harus bekerjasama dengan Kontraktor bangunan.
2. Pemasangan sparing tersebut harus mendapat izin dari Pengawas.
3. Sekeliling pipa-pipa yang menembus dinding dan lantai beton dari bagian bangunan
yang sifatnya harus waterproof, seperti : basement, tanki air, lantai kamar
mandi/toilet, lantai dapur dan atap bangunan, harus diisi dengan bahan pengisi yang
bersifat waterproof dan fleksibel, sehingga tidak akan menyebabkan kebocoran pada
bagian antara sparing dengan pipa instaiasi, maupun sparing dengan pelat beton.
Apabila terjadi kebocoran, maka Kontraktor yang bersangkutan diharuskan
memperbaiki sampai dicapai hasil yang baik.
4. Kelalaian dan kesalahan pemasangan sparing sehingga terjadi pembobokan pada
konstruksi bangunan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor
pemasang
instaiasi dan
semua biaya
harus ditanggung
Kontraktor
yang
Konduit kabel listrik dan kabel kontrol yang terpasang menembus dinding beton,
dinding bata dan lantai yang harus dibuat sedemikian sehingga pada sekeliling konduit
tidak terdapat lubang-lubang yang dapat melalukan api dan asap.
13.7.
Pipa-pipa instalasi dan konduit yang terpasang melalui daerah delatasi atau
Page 19
construction joint harus dipasang sedemikian rupa (misalnya dengan flexible joint),
sehingga pada saat terjadi penurunan konstruksi bangunan tidak akan menyebabkan
kerusakan pada pipa-pipa dan konduit.
13.8.
Semua pipa-pipa dan konduit yang terpasang, baik yang terlihat maupun yang
terpasang diatas plafond dan di dalam shaft harus diberi tanda dengan warna setiap 2
meter sepanjang pipa, dengan warna yang berlainan sesuai dengan fungsinya (akan
dikoordinasikan oleh MK).
13.9.
Semua penggantung, penyangga, pondasi harus dicat dengan cat dasar menie,
Pipa-pipa yang terpasang didalam tanah harus diberi lapisan pada bagian
Pasal14. FOTOGRAFI
14.1.
Jumlah foto-foto yang harus disediakan adalah 2 rol film berwarna dengan
masing-masing 36 exposure.
14.3.
Foto harus dicetak berwarna dengan ukuran post card dan disampaikan ke MK
Saat dan objek yang akan difoto harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas.
14.4.
Kontraktor.
Pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang telah ditentukan,
Page 20
memberikan izin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat
atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
15.3.
lampiran gambar-gambar, instruksi-instruksi, sertifikat, perizinan, surat garansi dan IainIain sebagaimana disyaratkan.
15.4. Serah terima pertama yang harus diserahkan :
Brosur
Maintenance manual
Page 21
15.6. Bilamana dianggap perlu MK mempunyai hak untuk mengambil alih setiap bagian
pekerjaan yang telah selesai, untuk digunakan selama masa pembangunan dan
Kontraktor harus menyetujui permintaan tersebut. Hal tersebut tidak boleh diartikan
sebagai
serah
terima
keseluruhan
pekerjaan
dan
Kontraktor
tetap
wajib
Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus diuji, sehingga dapat dijamin bahwa
pekerjaan tersebut dapat bekerja dengan baik, untuk waktu jangka panjang.
16.2.
pengawasan Pengawas.
16.3.
pengujian intern ataupun pengujian yang ditentukan oleh instansi yang berwenang
memberikan perizinan menjadi tanggungan Kontraktor.
pelaksanaan pengujian, Kontraktor harus menempatkan tenaga terdidik dan ahli dalam
mengoperasikan serta memelihara seluruh sistem perlengkapan instalasi yang
dilaksanakan.
17.2.
sehingga mahir dalam mengoperasikan, menyetel dan memelihara semua peralatan dari
instalasi yang dilaksanakan. Kontraktor wajib membuat laporan tertulis sehubungan
dengan hal ini kepada MK.
17.3.
peralatan dan sistem instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik
Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup menggantikannya.
17.4.
Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set buku petunjuk kerja sistem instalasi
Page 22
17.5.
Buku petunjuk sistem kerja instalasi dan petunjuk pemeliharaan harus disusun
sedemikian, sehingga mudah dipelajari dan bersampul kertas tebal dengan muka depan
tertulis dengan jelas jenis instalasi yang bersangkutan, dan tertulis dalam BAHASA
INDONESIA.
Buku-buku tersebut harus memuat:
1. Uraian secara umum dari sistem dan peralatan instalasi.
2. Sistem kerja dari setiap bagian instalasi.
3. Cara menjalankan/mematikan setiap peralatan, serta mengatasi kerusakankerusakan kecil yang mungkin timbul.
4. Tabel peralatan yang memuat jumlah unit, lokasi, pabrik asal, tipe, tahun
pembuatan, nama dan alamat perusahaan yang menjadi agen di Indonesia.
5. Literatur dari pabrik tentang peralatan yang terpasang.
Jangan memasukkan brosur, data dan literatur dari peralatan yang tidak ada
sangkut pautnya dengan peralatan yang terpasang.
6.
Petunjuk pemeliharaan dari sistem instalasi dan semua peralatan, yang memuat
tugas pemeriksaan secara umum, semua pemeliharaan berkala, tabel pelumasan
dan daftar suku cadang. Buku petunjuk sistem kerja instalasi harus mendapat
persetujuan oleh Perencana.
---ooOoo---
Page 23