Anda di halaman 1dari 6

Mineral merupakan hasil akhir dari proses alam yang kompleks, dimana Karakteristik,

Lingkungan Geologi serta Mineral Asosiasinya merupakan tanda yang dapat menerangkan
kondisi sebenarnya dimana ia terbentuk dan kemungkinan terbentuknya pada masa yang akan
dating.
Secara fase reaksi (kristalisasi), maka proses kristalisasi pembentukan mineral dibagi menjadi
2 fase, yaitu :
a.

Nucleation

Yaitu pembentukan inti dari mineral yang inti tersebut dapat membesar melalui proses
pertumbuhan. Inti terbentuk dari sekumpulan material-material unsur pokok dalam mineral,
yang mana unsur-unsur pokok tersebut akan saling mengikat menjadi unit-unit sel yang
tersebar merata secara acak.
b.

Growth & Enlargement (Pertumbuhan & Pembesaran)

Pertumbuhan dan pembesaran dari mineral hanya akan berjalan jika kondisinya baik
(menguntungkan). Pertumbuhan dimulai melalui :
q Bertambahnya atau bertumbuhnya lapisan-lapisan secara berturut-turut dari atomatom/ion-ion yang dikandungnya.
q Pertumbuhan secara berturut-turut dari barisan/deretan atom-atom tersebut dimulai dari
keadaan ketidakteraturan inti permukaan kristal.

Proses pembentukan deposit minera Proses terbentuknya endapan bahan galian oleh
kompleks dan sering terbentuk lebih dari satu proses yang bekerja bersama-sama, meskipun
berasal dari satu jenis bahan, misalnya logam, jika terbentuk oleh proses yang berbeda maka
akan menghasilnkan tipe endapan yang berbeda pula. Contoh :
Endapan bijih besi dapat dihasilkan oleh proses difrensiasi magmatik oleh larutan
hidrotermal, proses sedimentasi atau pelapukan.
Tiap-tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda-beda baik dalam hal
mutu, besarnya cadangan maupun jenis-jenis mineral penyertanya/ikutannya.
1. Magmatik Awal
a.

Kristalisasi tanpa konsentrasi, tipe deposit yang dihasilkan Intan

b.

Kristalisasi dan pemisahan, tipe deposit yang dihasilkan Khrom dan Platina

Prosesnya :
pada saat magma mengalami penurunan temperatur, kristal yang terbentuk
lebih awal memiliki densitas (BJ) yang lebih besar dari larutan magmanya akan
turun/mengendap, maka akan terjadi/terbentuk dua fraksi, pertama akumulasi kristal yang
terbentuk pada awal kristalisasi dan kedua larutan sisa magma, yang mana magma tersebut

akan terkonsentrasi melalui proses kristalisasi dan pemisahan sehingga menghasilkan


endapan deposit seperti Khrom dan Platina.
2. Magmatik Akhir
a. Akumulasi dan atau larutan residual, tipe deposit yang dihasilkan Besi Titan, Platina,
Titan dan Khrom
Proses-proses pada magmatik tahap akhir akan membentuk/menghasilkan akumulasi dan atau
larutan residual dari sisa magma yang belum membeku selama proses perjalanannya naik ke
permukaan bumi.
b.

Akumulasi dan pemisahan larutan, tipe deposit yang dihasilkan Nikel dan Tembaga

Proses-prose pada magmatik tahap akhir dengan cara akumulasi dan pemisahan larutan
magma selama proses perjalanannya naik ke permukaan bumi juga akan menghasilkan
endapan-endapan bahan galian yang ekonomis
Hasil-hasil atau produk-produk proses magmatik dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Logam tunggal (Native Element) Platina, Emas, Perak, Besi Nikel
2. Oksida

Besi (Magnetite, Hematite), Khrom (Kromit), Tungsten (Wolfromite)

3. Sulfida

Nikel-Tembaga (Chalcopyrite), Nikel (Pentlandite)

4. Batu Mulia (Gemstone)

Intan, Garnet (Almandit), Peridotite

Proses sublimasi merupakan proses yang tidak begitu berarti dalam pembentukan bahan
galian, tetapi memang ada bahan galian yang terbentuk oleh proses ini.Proses sublimasi
menyangkut perubahan langsung dari keadaan gas atau uap menajdi keadaan padat, tanpa
melalui fase cair.
Hot Springs/Mata Air Panas

Yaitu larutan hidrotermal yang mencapai dan muncul di permukaan bumi (larutan hidrotermal
adalah larutan sisa magma yang mengandung unsur-unsur logam yang berada di dalam
magma). Umumnya hot springs sudah terencerkan/tercampur oleh air tanah, maka kandungan
mineralnya sangat rendah.
Fumarol
Fumarole pada umumnya berasosiasi dengan aktifitas susulan dari kegiatan gunungapi
setelah erupsi/letusan yang sebenarnya. Mineral-mineral Fumarole yang ditemui adalah :
-

Mineral-mineral yang umum seperti Sulfur, Chloride (terutama amonium chloride)

Mineral-mineral yang jarang seperti Magnetite, Hematite, Molydanite, Pyrit, Realgar,


Galena, Sphalerit.

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut larutan sisa
magma, yang mungkin dapat mengadung konsenterasi logam yang dulunya berada dalam
magma. Larutan sisa magma ini yang juga disebut larutan hidrotermal
Syarat-syarat penting untuk terjadinya deposit hidrotermal adalah :
a.

Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral-mineral.

b.

Adanya tekanan atau rongga pada batuan yang dapat dilewati larutan.

c.

Adanya tempat dimana larutan dapat mendepositkan kandungan mineralnya.

d.

Ada reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral baru.

e.
Konsentrasi mineral yang cukup dalam deposit sehingga menguntungkan kalau
ditambang.
Cara-cara mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya :
1.

Cavity Filling Deposit

Yaitu tipe endapan hidrotermal yang mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya


dengan cara mengisi rekahan-rekahan/rongga country rock yang dilaluinya, sehingga akan
membentuk Deposit Celah (Cavity Filling Deposit).
2.

Replacement Deposit

Yaitu tipe endapan hidrotermal yang mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya


dengan cara mengganti batuan yang telah ada/country rock, sehingga akan membentuk
deposit pengganti (Replacement Deposit).
1.
Seorang ahli yang mempelajari endapan-endapan Hidrotermal, LINDGREN, Deposit
Hipotermal
Terbentuk pada suhu yang cukup tinggi (300oC 500oC) pada kedalaman yang cukup dalam
dari kerak bumi, terdapat di tempat yang terdekat dari tubuh intrusi. Tipe-tipe endapan yang
dihasilkan vein-vein Cassiterite dan Tungsten serta endapan-endapan Molybdenite.
2.

Deposit Mesotermal

Terbentuk pada suhu yang sedang (200oC 300oC) pada kedalaman yang menengah dari
kerak bumi, terdapat di tempat yang agak jauh dari tubuh intrusi. Tipe-tipe endapan yang
dihasilkan Sulfida dari Iron, Lead, Zinc, Cooper dan Gold bearing vein.
3.

Deposit Epitermal

Terbentuk pada suhu yang rendah (50oC 200oC) pada kedalaman yang tidak terlalu dalam,
terdapat di tempat yang terjauh dari tubuh intrusi. Tipe-tipe endapan yang dihasilkan
Antimony (Stibnite), Mercury (Cinnabar), Silver (Native Silver dan Silver Sulfida), Gold dan
Endapan Zinc.
SEDIMENTASI

Proses-proses sedimentasi tidak saja menghasilkan batuan-batuan sedimen, tetapi dapat juga
menghasilkan deposit-deposit mineral berharga seperti mangan, besi, tembaga, batubara,
karbonat, tanah lempung, belerang, lempung pemurni (fullers earth atau bleekarde),
lempung bentonit, tanah diatome, dan secara tidak langsung deposit vanadium-uranium.
Sediment berdasarkan pelapukan kimia
1.

Resistate

Sedimen yang terdiri dari mineral-mineral primer yang tahan terhadap pelapukan dan
diendapkan dengan tidak ada perubahan. Yang paling umum adalah Kuarsa, kecuali itu
mineral-mineral tambahan/accessories.
2.

Hydrolysate

Sedimen ini meliputi beberapa tipe-tipe yang berbeda dalam komposisi kimia dan mineralogi.
Faktor-faktor utama yang menentukan sifat-sifat clay adalah :
Sifat kimia dari mineral asalnya.,,Lingkungan physicochemical, dimana terjadi
perubahan pada materialnya.,,Lingkungan pengedapan dan diagenesis

3.

Oxydate

4.

Reduzate

Sedimen ini meliputi endapan sedimentasi Sulfida, Sulfur dan Siderite. Termasuk juga Coal
dan Petrolum/Minyak Bumi.
5.

Precipitate

Sedimen ini meliputi tipe-tipe Limestone/batugamping dan Dolomite, terdiri atas carbonatecarbonate dari calcium dan magnesium
6.

Evaporite

Sedimen ini dapat dikelompokkan dalam dua genetis


Evaporite Marine

Ketika air laut menguap di bawah kondisi alam, calcium carbonatlah yang pertama kali
memadat dan memisah. Pengendapan calcium carbonat diikuti oleh dolomite, namun tidak
ditemui dalam bentuk endapan yang luas. Penguapan dari air laut dalam suatu cekungan
tertutup tidak dapat menghasilkan endapan carbonate yang tebal air laut yang dalamnya
1000 meter hanya dapat menghasilkan beberapa cm limestone jika air laut tersebut tidak
secara kontinyu tertambah.
Evaporite Non-Marine

Evaporite non-marine sangat terbatas sekali perkembangannya dan keterdapatannya, namun


demikian sangat penting secara ekonomi, karena merupakan hampir seluruhnya supply bagi
dunia untuk kebutuhan senyawa-senyawa boron dan iodine, seluruh nitrate-nitrate alamiah,
carbonate, sodium sulfate, sodium chloride, beberapa lithium, beberapa garam-garam
potassium, beberapa bromine dan beberapa gypsumProses pelapukan yang meskipun berjalan
lambat tetapi teru-menerus dalam jangka waktu lama, sehingga pada akhirnya batuan dan
mineral-mineral yang dikandungnya akan mengalami disintregasi sebagai akibat pelapukan
fisik dan dekomposisi sebagai akibat pelapukan kimiawi.
Hasil pelapukan dapat dibedakan atas tiga jenis atau kelompok, yaitu :
a.

Bahan-bahan yang dilarutkan dan diangkut sebagai larutan.

b.
Bahan-bahan yang diangkut bukan sebagai larutan, tetapi sebagai bahan padat, yaitu
sebagai beban melayang (suspensi) dan sebagai beban dasar (bed-load).
c.

Bahan-bahan yang tertinggal.

Sedang bahan-bahan yang tertinggal dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :

Yang berupa tanah (soil) biasa, tanpa kandungan mineral-mineral berharga.

Yang berupa residu, terdiri dari mineral berharga dalam jumlah yang dapat diusahakan.

Residu yang berupa mineral berat dan mineral ringan yang tidak dapat larut karena
sifatnya yang stabil di mana hanya mineral yang berat yang berharga, sedang yang ringan
tidak berharga. Keduanya dapat dipisahkan dengan cara dialiri air atau udara.

Bahan yang dapat larut oleh air yang meresap ke dalam tanah dan diendapkan di
tempat yang dangkal dibawahnya untuk membentuk deposit mineral berharga.
Kelompok mana yang terbentuk tergantung dari hal-hal di bawah ini :
-

Keadaan alami batuan asalnya,,Keadaan topografi,,,Keadaan iklim

KONTAK METASOMATISME
Pada saat magma yang pijar dan sangat panas menerobos lapisan batuan, magma tersebut
makin lama akan makin kehilangan panasnya akhirnya akan membeku menjadi batuan beku
intrusif.

Pengaruh dari kontak ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Pengaruh dari panas saja, tanpa adanya perubahan-perubahan kimiawi baik pada
magmanya maupun pada batuan yang diterobos. Kontak ini disebut kontak metamorfisme.

Pengaruh panas dan disertai adanya perubahan-perubahan kimiawi sebgai akibat


pertukaran ion dan sebagainya. Dari magma ke batuan yang diterobos dan sebaliknya. Kontak
semacam ini disebut kontak metasomatisme.
Secara umum syarat-syarat terjadinya Bahan Galian akibat Kontak Metamorfisme adalah :
1.

Kedalaman yang cukup (+ 1500 m)

2.

Suhu di daerah kontak (500 1100oC)

3.

Berasosiasi dengan tubuh batuan beku intrusif (Diskordan dan Konkordan)

4.

Jenis magma (biasanya Asam-Intermediate)

5.

Jenis Lingkungan Country Rock yang diintrusi

Anda mungkin juga menyukai