Anda di halaman 1dari 4

MULTIMETER SEBAGAI OHMMETER

2.1 Tujuan Pembelajaran


A. Mengerti dan memahami multimeter sebagai ohmmeter untuk
mengukurresistansi/hambatan dari sebuah resistor.
B. Mengerti dan memahami cara membaca nilai resistansi pada resistor.
C. Mengerti dan memahami bermacam-macam hubungan rangkaian listrik.
2.2 Dasar Teori
Multimeter adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur resistansi
(sebagai ohmmeter), tegangan (sebagai voltmeter), dan arus (sebagai amperemeter), baik
gelombang bolak-balik (AC=alternating current) atau searah (DC=direct current).
Pengukuran resistansi suatu resistor bila diukur langsung pada pembacaan skala meter.
Perhatikan untuk setiap pengukuran perkalian X1, X10, X100, X1K dan sebagainya.
Pengukuran ini disebut pengukuran secara langsung. Demikian juga untuk pengukuran
tegangan/voltmeter, posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi volt dan perhatikan skala
voltmeter serta baca jarum penunjuk harga tegangan yang didapat.
Untuk pengukuran arus (amperemeter) posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi 1 dan
perhatikan skala amperemeter serta baca jarum penunjukkan hingga arus dapat diukur.
Pengukuran ini disebut pengukuran secara langsung pula.
Untuk pengukuran tidak langsung didapat dari beberapa pengukuran langsung. Contohnya
untuk mengukur daya dari rangkaian.
Hasil pengukuran langsung yang kurang teliti akan mempengaruhi ketelitian pengukuran
secara tidak langsung.
Cara pengukuran multimeter sebagai ohmmeter :
1. Letakkan saklar posisi pengukuran pada (ohm)
2. Pastikan batas ukur yang digunakan pilih 1X, 10X, 1K
3. Setiap perpindahan batas ukur hubungkan kutub + dan - agar kondisi titik nol point
tercapai, dan siap digunakan untuk pengukuran
4. Luhat hasil penunjukkan jarum pengukuran dan catat hasilnya.
Kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dapat diklasifikasikan dalan beberapa hal, yaitu
keteledoran, kesalahan sistematis, dan kesalahan tidak sengaja.

Keteledoran adalah antara lain salah pembacaan dari peukur, salah penulisan dari hasil
pengukuran dan kesalahan-kesalahan lain yang disebabkan oleh karena kurang perhatian.
Untuk menghindari hal ini perlu diperhatikan peletakkan peralatan, pengukuran. Serta
rangkaian pengukuran perlu diperiksa kembali hasil pengukuran.
Kesalahan sistematis terjadi bila peukur menunjukkan tidak tepat. Contoh pada skala
pengukuran. Untuk menghindarinya, maka sebelum alat digunakan untuk mengukur sebaiknya
dilakukan kalibrasi. Selain itu, dapat juga terjadi kesalahan sistematis ini pada pengukuran orang
lain/berbeda. Kesalahan ini disebut juga kesalahan pengamat.
Kesalahan yang lain adalah kesalahan yang tidak disengaja, disebabkan adanya fluktuasifluktuasi yang halus daripada kondisi-kondisi pengukuran, kekurangmantapan dari orang yang
mengukur dan sebagainya.
Hasil pengukuran yang berulang akan memperlihatkan suatu distribusi disekitar harga yang
sebenarnya. Bila pengukuran terhadap suatu rangkaian dilakukan sebanyak n kalu dengan data A,
B, C, D, dan E, maka rata-rata hasil pengukuran adalah :
x=

A +B+ C+ D+ E
n

Standar deviasi dapat dicari dengan cara :


( AX )2+(B X)2 +(CX )2+( D X )2 +( E X )2

S=
n1

Harga S akan positif dan harga yang sebenarnya akan terjadi antara (X-S) dan (X+S).
Bila jumlah pengukuran ulang dinaikkan, maka kesalahan dapat diperkecil dan harga S akan
semakin kecil.
Kepekaan, presisi, dan ketelitian pengukur juga mempengaruhi hasil pengamatan
pengukuran. Ini juga tergantung pada kepekaan metode pengukuran yang dipakai.
Contoh, suatu galvanometer mempunyai kepekaan lebih besar peukur ampere atau peukur
volt. Pada umumnya, peukur yang mempunyai kepekaan yang lebih tinggi akan lebih mudah
dipengaruhi oleh keadaan luar seperti induksi elektromagnet dan getaran-getaran. Untuk peukur
yang mempunyai batas ukur yang lebih kecil, pada umunya, adalah sangat sulit untuk dipakai.
Akhirnya untuk pengukuran dengan kesalahan yang kecil disebut pengukuran yang teliti.
Pengukuran yang memperlihatkan hasil ukur yang tidak jauh berbeda satu dan yang lainnya
disebut pengukuran yang presisi. Jadi, presisi memperlihatkan tingkat kesalahan yang tidak
sengaja terjadi selama prises pengukuran.

Ketelitian adalah kebesaran yang menyatakan suatu tingkat pendekatan dari harga yang
diukur terhadap harga yang sebenarnya.

2.3 Resistor/Tahanan
Tahanan adalah salah satu parameter dasar dari suatu rangkaian listrik maupun rangkaian
elektronika. Dala setiap pemakaian atau perencanaan rangkaian tahanan selalu diikutsertakan
dengan maksud tertentu.
Ada dua sifat utama pada tahanan, yaitu besarnya resistansi dam power ratingnya. power
rating ini sangat bermanfaat karena menyatakan daya maksimum yang dapat ditanggung oleh
tahanan tersebut.
Nilai resistansi suatu resistor biasanya telah dicantumkan pada badan resistor dengan
menggunakan kode warna. Ada pula yang dicantumkan secara langsung nilai tesistansi
maksimumnya, misalnya pada resistor-resistor variabel.

Tabel 2.1. Tabel kode warna resistor


No
.

Warna

Gelang 1

Gelang 2

Gelang 3

Hitam

Gelang 4
Faktor
pengali
100

Coklat

101

1%

Merah

102

2%

Orange

103

Kuning

10

Hijau

105

Biru

10

0,25%

Ungu

107

0,1%

Abu-abu

108

10

Putih

10

11
12

Emas
Perak

Gelang 5
Toleransi

0,5%

0,1
0,01

5%
10%

13

Tak berwarna

20%

Anda mungkin juga menyukai