Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL

Genesa Batuan
Batuan Beku
Berasal dari kata "ignis" dari bahasa Latin yang artinya api.
Magma diartikan sebagai cairan silikat yang cair, panas dan pijar
dengan suhu 1200-2500C, dan kalau keluar sampai ke
permukaan bumi disebut lava. Semua batuan beku terdiri material
yang berasal dari sesuatu yang cair sebelumnya.
Batuan beku yang cair dapat diartikan sebagai magma dan oleh
karenanya batuan beku kadang-kadang disebut sebagai batuan
magmatik.
Magma yang mengintrusi dan tidak sempat muncul di permukaan
akan membeku dan menghasilkan batuan beku intrusif.
Sedangkan apabila sampai keluar ke permukaan bumi akan
membentuk batuan beku ekstrusif.

Berdasarkan pada letak terbentuknya batuan beku dapat


dibedakan dalam 3 macam :
Batuan Beku Plutonik : kristal-kristalnya kasar,
terbentuk jauh di dalam kerak bumi.
Batuan Beku Hipabisal : terbentuk sebagai intrusi yang
membeku pada kedalaman yang dangkal.
Batuan Beku Vulkanik : kristal-kristalnya halus atau
gelas, berupa batuan ekstrusif.
Pembagian batuan beku menjadi batuan plutonik dan
vulkanik terutama berdasarkan pada letak terbentuknya.
Namun pakar petrologi mempunyai pembagian tersendiri
berdasarkan : tekstur batuan dan komposisi kimia dan
mineral.

Tekstur batuan beku dideterminasi berdasarkan atau oleh tingkatan


pembekuannya.
Pembekuan yang perlahan-lahan akan menghasilkan kristal-kristal besar atau
tekstur holokristalin, umumnya terdapat pada tubuh batuan beku di
kedalaman yang dalam seperti pada batolit. Sedangkan pembekuan yang
sangat cepat akan menghasilkan kristal-kristal sangat halus atau bahkan batuan
gelas yang disebut tekstur kriptokristalin, umumnya terdapat pada aliran
lava.
Batuan-batuan yang membeku pada kecepatan sedang akan menghasilkan
tekstur intermediet (terdapat pada intrusi pada level tinggi seperti sill dan
dyke). Dari kelompok yang ketiga tersebut terdapat kristal besar (fenokris)
dalam masa dasar kristal-kristal lebih halus. Tekstur ini disebut tekstur
porfiritik yang mengindikasikan bahwa fenokris terbentuk lebih awal
sementara masa dasarnya tidak membeku sampai fase terakhir ketika magma
level di mana pembekuan menjadi sangat cepat.
Pembentukan batuan karena pembekuan dapat dilihat pada seri reaksi Bowen.

Pada batuan beku umumnya hanya mengandung delapan unsur


utama yaitu oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium,
sodium, potasium, dan magnesium yang membentuk lebih 99
% dari total volume batuan. Sisanya terdiri dari beberapa unsur,
namun yang penting adalah hidrogen, fosfor, dan titanium.
Jika analisis kimia dilakukan pada batuan beku maka akan
terdapat campuran yang kompleks dari dari sejumlah senyawa
kimia dengan utamanya oksida-oksida dari berbagai unsur. Dari
beberapa oksida tersebut yang paling mudah dikenal ada dua
kelompok ialah oksida silikon (silika) mencapai 40 - 75 % dan
oksida-oksida dari berbagai logam (alumina, magnesia dsb).

Persentase silika ini menjadi sangat penting dan dipakai pula


sebagai dasar pengelompokan batuan beku menjadi sebagai
berikut :
Asam
> 66 % silika
Intermediet
52 - 66 % silika
Basa
44 - 52 % silika
Ultrabasa
< 44 % silika
Batuan beku terutama terdiri dari mineral-mineral silikat yang
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok mineral utama ialah
kelompok silikat alkali-alumino (Feldspar dan Feldspatoid) dan
silikat ferro-magnesia (Piroksin, Amfibol, Mika, dan Olivin).

Mineral-mineral silikat ferro-magnesia yang berwarna gelap dan relatif berat adalah
dominan di dalam batuan beku basa dan ultra basa, sementara mineral-mineral silikat alkalialumino yang berwarna terang dominan di dalam batuan beku asam. Dengan demikian
batuan-batuan beku basa dan ultra basa dicirikan oleh mineral-mineral Olivin dan Piroksin
(Augit) sedang batuan beku asam oleh mineral-mineral paling tidak 10% Kuarsa, dan
mungkin mengandung Muskovit (Mika) dan Feldspar alkali yang tinggi. Batuan beku
intermediet didominasi oleh Feldspar dan Amfibol (Hornblende) dan mungkin beberapa
Piroksin. Di antara batuan beku yang umum adalah :
Batuan Asam : Sejumlah besar batuan asam berasosiasi dengan plutonik termasuk
Granit dan Granodiorit bersama dengan beberapa batuan intermediet seperti Sienit dan
Diorit.
Batuan Intermediet : Batuan jenis ini yang umum dijumpai adalah Andesit, dan Sienit
Nefelin.
Batuan Basa : Sebagian besar batuan ini terdapat sebagai lava atau intrusi pada level
tinggi, dan menempati 98 % dari batuan-batuan volkanik. Contoh batuannya adalah
Basalt, Dolerit, dan Gabro.
Batuan Ultrabasa : Tipe utama dari batuan ini adalah Peridotit dan Serpentinit.

Batuan Endapan/ Sedimen


Hasil rombakan batuan dimana pembentukannya bisa terjadi di
bawah air atau di atas permukaan tanah yang dalam beberapa
hal berlapis mendatar. Tidak ada klasifikasi batuan endapan
yang dapat memuaskan semua pihak, namun secara umum
dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama ialah :
Endapan klastik atau rombakan :
Terhimpun dari fragmen-fragmen bahan-bahan mineral atau
batuan. Fragmen-fragmen ini biasanya dibawa dalam
beberapa cara sebelum diendapkan.
Endapan kimia dan organik :
Sebagai hasil presipitasi secara kimia, sering kali pada
penguapan laut, atau oleh kegiatan kehidupan.

Menurut Koesoemadinata (1979), 2 kelompok tersebut dipisahkan menjadi


5 golongan yaitu :
Golongan Detritus
Pembagian berdasarkan ukuran butir.
Golongan Karbonat
Tersusun oleh mineral karbonat dan cangkang binatang karang.
Golongan Evaporit
Pembentukan batugaram karena proses evaporasi air laut.
Golongan Sedimen Silika
Tersusun oleh mineral silika yang dalam prosesnya tersedimentasi
secara kimiawi atau organik.
Golongan Batubara
Terbentuk karena adanya akumulasi zat organik yang kaya unsur
karbon.

Ukuran Butir Batuan Sedimen Menurut Skala Wentworth


No.

Nama Butir

Ukuran Butir
(mm)

1.

Bongkah (boulder)

>256

2.

Brangkal (couble)

256 64

3.

Kerakal (pebble)

64 4

4.

Kerikil (granule)

42

5.

Pasir sangat kasar (very coarse sand)

2-1

6.

Pasir kasar (coarse sand)

7.

Pasir sedang (medium sand)

8.

Pasir halus (fine sand)

- 1/8

9.

Pasir sangat halus (very fine sand)

10.

Lanau (silt)

11.

Lempung (clay)

1/8 1/16
1/16 1/256
< 1/256

Batuan Piroklastik
Adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses
yang berkaitan dengan letusan gunung api. Material penyusun tersebut
terendapkan dan terbatukan sebelum mengalami transportasi oleh air atau
es.
Batuan piroklastik dikelompokkan sebagai berikut :
Endapan piroklastik yang tidak membatu, terdiri dari :
- Bomb gunungapi
- Block gunungapi
- Lapili
- Debu gunungapi
Endapan piroklastik yang terbatukan, terdiri dari :
- Breksi piroklastik
- Aglomerat
- Batu lapili
- Tuff

Batuan Malihan/ Metamorf


Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang mengalami perubahan baik
tekstur maupun mineraloginya karena kenaikan tekanan dan/atau
temperatur, terbentuk dalam fase padat. Penyebab metamorfosa adalah
tekanan (hidrostatik, lithostatik), temperatur (panas) dan, larutan dan gas
aktif. Batuan metamorf dicirikan oleh himpunan mineralnya (bila tekstur
asal masih terlihat), dan teksturnya (bila tekstur asal telah terubah).
Ada tiga macam metamorfosa adalah :
Metamorfosa kontak/termal terjadi apabila magma naik menuju
permukaan dan bersinggungan dengan batuan yang dilaluinya; terdapat di
sekitar intrusi magma.
Metamorfosa regional akibat tekanan dan temperatur tinggi bersamasama, dicirikan tekstur foliasi, terdapat di pegunungan lipatan, biasanya
daerahnya sangat luas.
Metamorfosa kataklastik/dinamo terjadi apabila ada pengaruh tekanan
yang kuat terdapat pada zona patahan/sesar, sehingga penyebarannya
relatif tidak luas.

Kekerasan Mineral
Adalah ketahanan mineral terhadap goresan.
Kekerasan relatif dari suatu mineral tertentu
dengan suatu urutan mineral yang dipakai
sebagai standar kekerasan. Mineral yang
mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan
mempunyai bekas goresan pada tubuh mineral
tersebut. Kekerasan dibagi menjadi 10 yang
sering disebut juga skala mohs.

Skala Kekerasan Mineral Mohs


Skala
Kekerasan

Mineral

Rumus

Talk

Gypsum

Calcite

CaCO3

Fluorite

CaF2

Apatite

Ca5(PO4)3F

Orthoklase

K(AlSi3O8)

Quartz

SiO2

Topaz

Al2SiO4(FOH)2

Corundum

10

Diamond

Mg3Si4O10(OH)2
CaSO4-2H2O

Al2O3
C

Alat Uji Skala Kekerasan Mohs


Alat Uji
Kuku jari manusia
Kawat/ uang logam
tembaga
Paku

Skala Kekerasan
2,5
3
5,5

Pecahan kaca

5,5 6

Pisau baja

5,5 6

Kikir baja

6,5 7

Lempeng baja

Skala Waktu Geologi


Merupakan ukuran absolut dari sejarah bumi,
karena itu dapat digunakan untuk membuat
kolom geologi yang terbagi dalam satuan umur
yang lebih detil.

Masa (Era)

Jaman (Periode)
Kwarter
Neogen

Kenozoikum
Tersier

Paleo
gen

Kapur
Mesozoikum

Jura
Trias
Perm
Karbon

Paleozoikum

Devon
Silur
Ordovisium
Kambrium

Pramkambrium

Proterozoicum
Archaeozoicum

Kala (Epoch)

Umur x 106 (Tahun)

Holosen

0,01
1,8

Pleistosen
Pliosen
Miosen
Oligosen
Eosen
Paleosen

5
22,5
38
55
65
141
195
230
280
345
395
435
500
570
3500

SKALA WAKTU GEOLOGI

Hidrologi
Air terbagi menjadi 2, yaitu:
Air permukaan
Air permukaan berasal dari air hujan dan es yang mencair.
Pergerakan air permukaan sering disebut juga dengan air
limpasan (Run-Off)
Air bawah tanah
Air bawah tanah secara hidrologi dibedakan menjadi :
- Air pada area yang tidak jenuh
Daerah tidak jenuh umumnya terdapat pada bagian teratas dari
lapisan tanah yang terdiri dari material padatan, air adsorpsi, air
kapilar, dan air infiltrasi.
- Air pada area jenuh
Sering disebut juga air tanah.

Kelangsungan Air dipengaruhi oleh


proses daur hidrologi

Beberapa Istilah
Akuifer
Suatu lapisan batuan/ tanah yang permeable/ atau lurus sehingga dapat meluluskan air.
Akuifer terbagi menjadi :
- Akuifer pori, yaitu kelulusan air disebabkan oleh pori-pori diantara butir-butir
padatan. Umumnya terjadi pada lapisan sedimen.
- Akuifer rekahan, yaitu kelulusannya dipengaruhi oleh rekahan pada lapisan batuan.
Umumnya terjadi batuan beku.
- Akuifer karst, yaitu kelulusannya dipengaruhi oleh celah pada lapisan batu gamping.
Aquifuge (Akuifuk)
Suatu lapisan batuan/ tanah yang impermeable (kedap air) sehingga tidak mempunyai
kemampuan menyimpan dan meluluskan air.
Aquicluide ( akuiklud)
Suatu lapisan batuan/ tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat mengalirkan
air.
Aquitard ( akuitar)
Merupakan akuifer yang secara regional mempengaruhi neraca air tetapi tidak cukup
untuk dapat dimanfaatkan.

Pada pelaksanaannya, hidrologi menjadi masalah bagi kegiatan


penambangan karena akan menyebabkan areal penambangan dipenuhi
oleh air, masalah lingkungan berupa air asam tambang, dan longsor.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan sistem penyaliran air yang
baik. Air yang masuk kedalam tambang berasal dari air hujan yang
langsung masuk ke dalam tambang, air limpasan, dan air bawah tanah
yang menembus lapisan batuan.
Air tambang = kumulative air permukaan + air bawah tanah
Air limpasan/ Run-off yang masuk kedalam tambang dihitung
berdasarkan luas daerah tangkapan hujan dan telah dikurangi oleh
besaran evaporasi dan infiltrasi. Sedangkan air bawah tanah dihitung
berdasarkan total air rembesan yang masuk ke dalam tambang.

Anda mungkin juga menyukai