Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR TEKNOLOGI

MINERAL

Teknik Eksplorasi

Mc. Kinstry H . E : Suatu kegiatan yang meliputi keseluruhan urutan


pekerjaan mulai dari pencarian suatu prospek sampai evaluasi dari prospek
tersebut dan memperluas lokasi lain di sekitar daerah yg telah dilakukan
kegiatan penambangan.
Alan M. Bateman ; suatu kegiatan yang tujuan akhirnya adalah penemuan
geologis berupa endapan mineral yang bernilai ekonomis.
Eksplorasi yg tidak memasukkan pekerjaan prospeksi dikemukakan oleh :
Peel dan W. C. Petters: Eksplorasi merupakan kegiatan yg dilakukan
setelah prospeksi atau setelah endapan bahan galian tersebut ditemukan
dan bertujuan utk mengetahui ukuran , bentuk kedudukan , sifat dan nilai
dari bahan galian tersebut.
Eksplorasi secara umum adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan
untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi,
bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan
galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Metode Eksplorasi
a. Cara tidak langsung
- Foto Udara dan citra satelit
- Geofisika berupa geomagnet, geogravity, geomagnet,
geoseimik, dan geolistrik.
- Geokimia : Bedrock, soil, air, vegetasi, stream sedimen
b. Cara langsung
- Permukaan : pemetaan langsung, penyelidikan singkapan
(outcrop), penjajakan float (tracing float), pembuatan parit
uji (trenching), pembuatan sumur uji (test pitting)
- bawah tanah : Pemboran inti (drilling), adit test dan shaft
shingking (pembuatan shaft).

Tahap eksplorasi :
1.Survei Tinjau (reconsaissance)
Tujuan :
Mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis
mengandung endapan yang berpotensi.
Mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna
lahan, dan kesampaian daerah.
Kegiatannya antara lain:
Studi geologi regional,
penafsiran penginderaan jauh,
metode tidak langsung lainnya,
serta inspeksi lapangan pendahuluan.
Peta dasar yang dipakai dengan skala = 1 : 100.000.

2.Prospeksi
Tujuan :
Membatasi daerah sebaran sndapan yang akan menjadi sasaran
eksplorasi selannjutnya.
Kegiatannya antara lain :
Pemetaan geologi dengan skala minimal 1: 50.000,
Pengukuran penampang stratigrafi,
Pembuatan paritan,
Pembuatan sumuran,
Pemboran uji (scout drilling),
Pengambilan conto, dan
Analisis.
Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika,
dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu.

3.

Eksplorasi
Tujuan :
Mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan yang meliputi:
Ketebalan lapisan,
Bentuk,
Korelasi,
Sebaran,
Struktur,
Kuantitas dan
Kualitas.
Kegiatannya antara lain :
Pemetaan geologi dengan skala antara 1 : 100 - 1: 10.000,
Pemetaan topografi,
Pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya,
Penampangan (logging) geofisika,
Pembuatan sumuran/paritan uji, dan
Pencontohan yang andal.
Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.
Kualitas dinyatakan dengan :
Mineral : Kadar dan dinyatakan dalam;
- % (persen) = 1,5% Cu, 55% Fe2O3
- Kw Sn/1000 m3 = SnO2
- Gr/ton (primer), gr/m3 (sekunder) = Au
- Gr/ton = Ag
- Karat/m3 tanah = intan
- % MD (Magnetizing degree) tanah yang digali = pasir besi (Fe 3O4 + Fe2O3)
Khusus untuk batubara adalah :
- Total moisture
- Kandungan abu
- Fixed carbon
- Nilai kalor

Metoda pengambilan conto :


Channel sampling : Cara konvensional yang dilakukan pada sumur uji.
pengambilan conto metoda ini membuat sumuran selebar 75-100 cm dengan
kedalaman 12 m kemudian membuat saluran selebar 100 mm dengan kedalaman
12 mm yanh memotong bijih atau batuan samping, pengambilan conto yang ideal
harus konstan panjang, lebar, dan kedalamanya. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dalam memperkirakan pengambilan
conto.
Chip sampling : Proses pengambilan conto pada batuan yang tersingkap, biasanya
diterapkan pada penyelidikan dengan pola teratur dalam kemajuan penambangan.
Broken Ore sampling : Pengambilan conto pada sekumpulan batuan yg telah
dipisahkan dari batuan induknya, baik secara manual maupun secara mekanis.
Grab sampling : Seperti broken ore sampling tetapi dilakukan apabila broken ore
telah diluar stope atau sudah diatas alat angkut.
Bulk sampling : Pengambilan conto dari conto yang sudah ada.
Core sampling dan Cutting : sangat penting dalam penyediaan conto untuk evaluasi
dan kelengkapan data untuk memperluas cadangan bijih pada operasi tambang.

Berdasar materi conto yangg diambil maka pengambilan conto dapat dibagi ;
Rock sampling : Pengambilan conto pada batuan dapat berupa singkapan
dan badan bijih.
Soil sampling : Pengambilan conto tanah menguntungkan pada daerah yg
tidak terlihat adanya singkapan.
Stream sedimen sampling : Aliran sedimen merupakan tempat
pengendapan material.
Placer sampling : Pengambilan dengan peralatan auger drill, bangka bor
dan jet drill.
Water sampling : salah satu metode geokimia dimana conto yang diambil
ada kemungkinan tidak stabil ditempat penampungan yang tidak terlalu
lama.
Vegetasi sampling : Pengambilan conto pada tumbuhan yang mana dalam
kegiatannya hampir sama dengan pengambilan conto tanah dan conto air.
Vapor sampling : efektif utk pengambilan conto vapor mercury.

SUMBERDAYA DAN CADANGAN


Klasifikasi sumberdaya dan cadangan pada penelitian ini
menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 13-5014-1998,
dibagi atas dua kriteria, yaitu :
1. Tingkat keyakinan geologi
Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh 4 tahap eksplorasi,
yaitu survei tinjau, Prospeksi, Eksplorasi umum, Eksplorasi rinci.
Kegiatan eksplorasi dari survey tinjau hingga eksplorasi rinci
menunjukkan makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat
keyakinan geologinya makin tinggi dan tingkat kesalahannya
makin rendah. Tingkat keyakinan geologi secara kuantitatif
dicerminkan oleh jarak titik informasi sperti lubang bor dan
singkapan.

Berdasarkan jarak informasi menurut kondisi geologi, jarak titik informasi sumberdaya
sebagai berikut :
a.
Kondisi geologi sederhana :
-. Sumberdaya hipotetik memiliki jarak tidak terbatas
-. Sumberdaya tereka memiliki jarak 1000<x1500
-. Sumberdaya tertunjuk memiliki jarak 500<x1000
-. Sumberdaya terukur memiliki jarak x 500
b. Kondisi geologi moderat :
- Sumberdaya hipotetik memiliki jarak tidak terbatas
-. Sumberdaya tereka memiliki jarak 500<x1000
-. Sumberdaya tertunjuk memiliki jarak 250<x500
- Sumberdaya terukur memiliki jarak x 250
c.
Kondisi geologi kompleks :
-. Sumberdaya hipotetik memiliki jarak tidak terbatas
-. Sumberdaya tereka memiliki jarak 200<x400
-. Sumberdaya tertunjuk memiliki jarak 100<x200
-. Sumberdaya terukur memiliki jarak x 100

Kondisi Geologi Sederhana


Endapan bahan galian umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik seperti sesar,
lipatan, dan intrusi.
Lapisan bahan galian umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter dan hampir
tidak memiliki percabangan.
Ketebalan lapisan bahan galian secara lateral dan kualitasnya tidak menunjukkan variasi yang
berarti.
Kondisi Geologi Moderat
Endapan bahan galian sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh deformasi tektonik.
Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas bahan
galian.
Dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang.
Sebaran percabangan bahan galian masih dapat diikuti sampai ratusan meter.
Kondisi Geologi Kompleks
Terendapkan dalam sedimentasi yang mengalami deformasi tektonik sehingga mengakibatkan
terbentuknya ketebalan lapisan bahan galian yang beragam.
Terjadinya perlipatan yang kuat dengan kemiringan lapisan yang terjal.
Sebaran bahan galian terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter.

2.Pengkajian layak tambang


Pengkajian layak tambang akan menentukan
apakah sumber daya akan berubah menjadi
cadangan atau tidak. Berdasarkan pengkajian ini,
bagian sumber daya mineral yang layak tambang
berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan
yang belum layak tambang tetap menjadi sumber
daya mineral. Pengkajian layak tambang meliputi
faktor-faktor ekonomi, penambangan, pemasaran,
lingkungan, sosial, dan hukum/perundangundangan.

Klasifikasi Sumberdaya dan


Cadangan
KELAYAKAN

(menurut McKelvey, 1973)

Penemuan
Sumberdaya
(Discovered)

CADANGAN
MUNGKIN
(Possible)

CADANGAN
TERKIRA
(Probable)

Sumberdaya

EKONOMIS
Sumberdaya

PARA MARGINAL
MARGINAL

CADANGAN
TERBUKTI
(Proved)

Sumberdaya
Sumberdaya
Umum

Tereka
Terunjuk
(Inferred, Discovered) (Indicated)

TINGKAT KETELITIAN DATA

Terukur
(Measured)

KRITERIA DAN KLASIFIKASI SUMBERDAYA MINERAL DAN CADANGAN


(Diadopsi dari United Nation Internasional Framework Classification for Reserves/Resourses : Solid Fuels and Mineral Commodities, 1996, AMANDEMEN 1
SNI 13-4726-1998/Amd 1: 1999)

Tahap EksKSPLORASIplorasi
RINCI
etail
Exploration)
Kelayakan

EKSPLORASI UMUM
(General Exploration)

PROSPEKSI
(Prospection)

SU

1.

Cadangan Mineral
Terbukti
STUDI
(Proved Mineral Reserve)
KELAYAKAN
(111)
DAN ATAU
LAPORAN
2.
Sumber Daya Mineral
PENAMBANGAN
Kelayakan
(211)
1. Cadangan Mineral Terkira
(Probable Mineral Reserve)
(121) + (122)

STUDI PRA
KELAYAKAN 2. Sumber Daya Mineral Pra Kelayakan
(Prefeasibility Mineral Resource)
1-2. Sumber Daya Mineral
Terukur
STUDI
(Measure Mineral
GEOLOGI
Resource)
(331)

1-2. Sumber Daya Mineral


Tertunjuk
(Indicated Mineral
Resource)
(332)

1-2. Sumber Daya


1-2. Sumbe
Mineral Tereka
Mineral
Hipotetik
(Inferred
(Reconnaissance
Mineral Resource)
Mineral Res
(333)
(334)

Tinggi
Tingkat Keyakinan Geologi
Ekonomis : 1 = ekonomis 2 = berpotensi ekonomis 1-2 = ekonomis ke berpotensi ekonomis (berintrinsik ekonomis)

Keterangan kelas sumberdaya dan cadangan mineral/ batubara menurut


klasifikasi SNI (gambar3.1) adalah sebagai berikut:
Sumberdaya mineral/ batubara hipotetik
Adalah jumlah mineral/ batubara di daerah penyelidikan atau bagian daerah
peyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survey tinjau.
Sumberdaya mineral/ batubara tereka
Adalah jumlah mineral/ batubara di daerah penyelidikan atau bagian daerah
peyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan propeksi.
Sumberdaya mineral/ batubara tertunjuk
Adalah jumlah mineral/ batubara di daerah penyelidikan atau bagian daerah
peyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan.
Sumberdaya mineral/ batubara terukur
Adalah jumlah mineral/ batubara di daerah penyelidikan atau bagian daerah
peyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci/detil.

Cadangan mineral/ batubara terkira


Adalah sumberdaya mineral/ batubara tertunjuk dan
sebagian sumberdaya batubara terukur, tetapi
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait
telah terpenuhi sehingga hasil kajian dinyatakan layak.
Cadangan mineral/ batubara terbukti
Adalah sumberdaya mineral/ batubara tertunjuk dan
sebagian sumberdaya batubara terukur, tetapi
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait
telah terpenuhi sehingga hasil kajian dinyatakan layak.

Anda mungkin juga menyukai