Anda di halaman 1dari 6

Hubungan filsafat dengan ideologi :

Pengertian filsafat secara etimologi berasal dari kata yunani philosophia (dari
philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan shopia berarti
kearifan, kebenaran) yang melahirkan kata dari bahasa inggris philosophy,
yang berarti cinta kearifan.
Plato mengungkapkan ada kaitannya juga dengan metode dialektika miliknya.
Secara etimologi dialektika berarti seni berdiskusi. Filsafat berlangsung dengan
cara memberikan kritik serta pendapat yang berlaku, jadi kearifan diperoleh
dengan suatu proses pemeriksaan secara kritis, mendalam, diskusi dan
penjelasan gagasan gagasan.
Ideologi secara umum merupakan sistem kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat umum untuk menata suatu individu. Istilah ideologi pertama kali
digunakan dalam dunia fislafat oleh seorang filsuf Perancis, Destutt de Tracy,
pada tahun 1796. Destutt de Tracy mengungkapkan kata ideologi untuk merujuk
pada suatu bidang ilmu yang otonom, ialah analisis ilmiah dari berpikir manusia,
otonom dalam artian lepas dari metafisika tetapi juga mendefinisikan "sains
tentang ide". Ideologi dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan
filosofis, atau serangkaian ide yang diungkapkan oleh masyarakat yang dominan
terhadap seluruh anggota masyarakat.
Kajian mengenai ideologi lahir pada abad 19 yang disebut abad ideologi. Marx
berpendapat dalam bukunya yang berjudul German Ideology bahwa:
The Ideas of the rulling class are, in every age, the rulling ideas:i.e. the class,
which is the dominant material force in society, is the same time the dominant
intellectual force.
Marx memandang bahwa ideologi sangat erat kaitannya dengan kekuasaan yang
terpusat pada negara atau masyarakat politik berhadap-hadapan dengan
masyarakat sipil. Pandangan Marx mengenai hubungan antara kekuasaan dan
ideologi yang berpusat pada negara tersebut ditentang oleh Antonio Gramsci.
Menurut Gramsci, ideologi yang dominan tidak hanya dapat dimenangkan
melalui jalan revolusi atau kekerasan oleh institusi-institusi negara tapi juga
dapat melalui jalan hegemoni melalui institusi-institusi lain, seperti institusi
agama, pendidikan, media massa, dan keluarga.
Salah seorang filsuf posmodernis abad 20, Louis Althusser mengatakan bahwa
ideologi merupakan sistem keyakinan yang menyembunyikan kontradiksikontradiksi internalnya. Artinya, dalam setiap ideologi disembunyikan
kontradiksi-kontradiksi dalam ajarannya. Misalnya, dalam ajaran demokrasi
liberal terdapat berbagai kelemahan yang merugikan sesama manusia dalam
pemberian kesempatan untuk berkembang. Manusia yang gagal merupakan
orang-orang yang tidak dapat mencapai kesuksesan dan bukan kontradiksi
dalam sistem ekonomi itu sendiri.
Foucalt menyimpulkan bahwa ideologi tersangkut dengan empat hal, yaitu:

1) Ekonomi sebagai basisnya


2) Kelas yang berkuasa
3) Kekuasaan represif
4) Sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran sejati.
Sehingga tidak mengherankan apabila ideologi ditemukan tidak hanya dalam
domain politik tetapi juga pada bidang-bidang ilmu lain yang membentuk social
action. Seperti yang dikemukakan oleh Winston Churchill dalam pidatonya
tanggal 5 September 1943, The empires of the future are the empires of the
mind. Winston Churchill secara jelas menyatakan bahwa untuk dapat
menguasai dunia, cukup dengan menguasai pikiran masyarakat luas.
Ideologi merupakan suatu sistem kepercayaan dan karena itu berbeda dengan
ilmu ketuhanan maupun filsafat yang secara formal merupakan suatu
knowledge systemyang bersifat reflektif, sistematis dan kritis. Oleh karena itu
paham ideologi seharusnya dikaitkan dengan pembicaraan sehari hari sehingga
tidak menimbulkan kesalah pahaman tentang sebuah kepercayaan itu sendiri.
Ideologi ideologi besar didunia :
Istilah ideologi negara mulai banyak digunakan bersamaan dengan
perkembangan pemikiran Karl Marx yang dijadikan sebagai ideologi beberapa
negara pada abad ke-18. Namun sesungguhnya konsepsi ideologi sebagai cara
pandang atau sistem berpikir suatu bangsa berdasarkan nilai dan prinsip dasar
tertentu telah ada sebelum kelahiran Marx sendiri. Bahkan awal dan inti dari
ajaran Marx adalah kritik dan gugatan terhadap sistem dan struktur sosial yang
eksploitatif berdasarkan ideologi kapitalis.
Pemikiran Karl Marx kemudian dikembangkan oleh Engels dan Lenin kemudian
disebut sebagai ideologi sosialisme-komunisme. Sosialisme lebih pada sistem
ekonomi yang mengutamakan kolektivisme dengan titik ekstrem menghapuskan
hak milik pribadi, sedangkan komunisme menunjuk pada sistem politik yang juga
mengutamakan hak-hak komunal, bukan hak-hak sipil dan politik individu.114
Ideologi tersebut berhadapan dengan ideologi liberalisme-kapitalis yang
menekankan pada individualisme baik dari sisi politik maupun ekonomi. Kedua
ideologi besar tersebut menjadi ideologi utama negara-negara dunia pasca
perang dunia kedua hingga berakhirnya era perang dingin. Walaupun demikian
baik komunisme maupun kapitalisme memiliki warna yang berbeda-beda dalam
penerapannya di tiap wilayah.
1. Komunisme
Menurut Ketetapan MPRS No. XXV/1996 bahwa mempelajari faham
Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam rangka mengamankan Pancasila dan
secara ilmiah, seperti pada universitas universitas dapat dilakukan secara
terpimpin.

Komunisme merupakan salah satu ideologi besar di dunia, selain kapitalisme dan
ideologi lainnya. Komunisme muncul sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad
ke- 19, yang mana mereka mementingkan individu sebagai pemilik. Istilah
komunisme sering dihubungkan dengan paham Marxisme. Ideologi ini berasal
dari pemikiran Lenin sehingga dapat disebut "Marxisme-Leninisme". Karl Marx
(1818-1883) dari Jerman berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki
secara singkat dan harus diubah secara radikal melalui pendobrakan dari setiap
sendi sendinya. Untuk itu Marx mencetuskan ajaran yang dinamainya sebagai
scientisific socialism. Sejak masa awalnya berkegiatan politik Marx dianggap
radikal dan diusir dari negaranya Jerman lalu menetap di London. Disana ia
bekerjasama dengan Friedrich Engels dengan menerbitkan karangan Manififesto
komunis dan Das Kapital. Dalam menyusun teori perkembangannya Marx tertarik
dengan gagasan seorang filsuf Jerman George Hegel (1770-1831) mengenai
dialektik. Katanya: Semua filsafat hanya menganalisa masyarakat, tetapi
masalah sebenarnya ialah bagaimana mengubahnya.Dialektik adalah gerak
maju dari taraf rendah ke taraf yang lebih tinggi dengan suatu irama
pertentangan dan persatuan. Gerak ini disebabkan oleh pertentangan antara
dua kelas utama di masyarakat, antara kelas budak dan kelas penguasa.
Masyarakat budak secara dialektis berubah menjadi masyarakat yang
menentang yang selanjutnya menibulkan pertentangan antara budak dengan
penguasa dan menjadikan mereka sebagai masyarakat kapitalis. Menurut teori
ini masyarakat kapitalis terdorong oleh pertentangan antara kaum kapitalis dan
kaum proletar,akan berubah sebagai gerak dialektik terakhir- menjadi
masyarakat komunis. Golongan komunis selalu bersikap bertentang terhadap
negara. Marx menganggap aparatur negara hanya menghalang halangi citan
citanya, dianggap sebagai suatu alat pemaksa yang akhirnya akan lenyap sendiri
dengan munculnya mayarakat komunis. Marx dan Engels berkata The states is
nothing but a machine for the opression of one class by another, As long as the
proletariat still needs the state, it needs it not in the interest of freedom but for
the purpose of crushing its antagonist; and as soon as it becomes possible to
speak of freedom, then the state, as such, ceases to exist. Negara akhirnya
akan lenyap pada saat komunisme tercapai karena tidak ada lagi yang ditindas.
Komunisme tidak hanya merupakan sistem politik, tetapi juga mencermikan
suatu gaya hidup yang berdasarkan akan beberapa nilai, yaitu:
a. Gagasan monisme. Gagasan ini menolak adanya golongan golongan di
masyarakat sebab akan menimbulkan perpecahan negara.
b. Kekerasan dianggap sebagai cara yang sah yang harus dipakai untuk
mencapai komunisme
c. Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme: karena itu setiap
aparatur negara dipakai untuk diabdikan untuk mencapai komunisme.
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis.
Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih
dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh akan berhasil jika
bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai
pembuat keputusan. Maksudnya perubahan sosial hanya bisa berhasil jika

dicetuskan oleh Politbiro. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan


sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas
individu sangat dibatasi. Prinsipnya adalah semua milik rakyat dan dikuasai oleh
negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi
demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti
liberalisme. Dan komunisme juga membatasi agama pada rakyatnya, dengan
prinsip agama dianggap sistem yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Indonesia pernah
menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun
1920an merupakan kelanjutan awal dari dominasi komunisme di negara
tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis internasional Tan Malaka misalnya, ia
menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai
negara seperti di China, Indonesia, Thailand, dan Filiphina. Di Indonesia
perubuhan komunisme terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan
pembantaian yang menimbulkan banyak korban jiwa. Dan para tersangka
pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan
mendapatkan pembatasan dalam menjalani hidup mereka sehari hari.
Komunisme merupakan suatu orientasi yang mencakup sejarah perkembangan
dunia sejak permulaan abad XIX sampai sekarang. Dimulai oleh Karl Marx
bersama Engels (marxisme) dan diteruskan oleh tokoh-tokoh berikutnya seperti
Lenin, Stalin di Uni Soviet, dan tokoh-tokoh di negara lainnya seperti Tito di
Yugoslavia, dan Mao Tse Tung di RRC (Komunis).

2. Liberalisme
John Locke (1632-1704) merupakan penggagas pertama yang menerangkan
dasar dasar ideologi liberalisme. Ideologi ini muncul sebagai reaksi atas filsafat
filmer yang menerangkan bahwa setiap kekuasaan bersifat mutlak monarkhi dan
tidak ada orang yang terlahir bebas. Dengan kata lain ciri ciri liberalisme adalah
sebagai berikut:
a. Memiliki kecenderungan untuk mendukung perubahan
b. Mempunyai kepercayaan terhadap naluri manusiawi
c. Bersedia menggunakan pemerintah untuk meningkatkan kondsi
manusiawi
d. Mendukung kebebasan individu
e. Bersikap ambivalen terhadap sifat manusia
Ideologi liberalisme punya kelemahan, yaitu liberalisme buta terhadap
kenyataan, bahwa tidak semua orang kuat kedudukannya dan tidak semua orang
sama cita citanya; oleh karena itu, kebebasan yang hampir tanpa batas itu
dengan sendirinya dipergunakan oleh individu individu untuk semakin
memperluas pengaruhnya. Sebagaimana diketahui bahwa paham libelarisme
merupakan paham yang pertama kali menyuarakan hak asasi manusia, yaitu hak
hak individu yang tidak dapat dirampas oleh siapapun bahkan negaranya sendiri.

Sumber :
Rukiyati, M.Hum., dkk. 2013. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
Budiardjo, Prof. Miriam. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta:
Gramediapustaka.
Osborne, Richard. 2005. Filsafat Untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius.
Kuntara, 1986. Kelebihan Ideologi Pancasila Dibanding dengan Komunisme dan
Liberalisme, Kertas Karya Perorangan (Taskap) Peserta Kursus Reguler Angkatan
ke XIX, Jakarta: Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Lembaga
Pertahanan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai