Oleh :
Nama
: Novendri Prastyasmana
NRP
: 123020023
Kelompok
: A
Meja
: 04 (Empat)
Tanggal Percobaan : 02 Maret 2015
Asisten
: Anugrah Akhirut Tasyrik
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1.
Latar Belakang
Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan
merupakan
dampak
dari
penerapan
teknologi
budidaya
(Suwandi,2009).
Cabai
merah
(Capsicum
annum,
L)
merupakan
salah
satu
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pembuatan saus cabai adalah untuk membuat saus cabai
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pembuatan saus cabai adalah berdasarkan penghancuran
Penimbangan
Pencucian dan
penyortiran
Pemisahan
biji
Blanching
Saus cabai
Pengemasan
Pemanasan
Penghancura
n
Keterangan
Hasil
1.
Nama Produk
Saus cabai
2.
Basis
200 gram
3.
Bahan Utama
4.
Bahan Tambahan
5.
Berat Produk
49 gram
6.
% Produk
24,5 %
7.
Organoleptik :
1. Warna
2. Rasa
3. Aroma
4. Tekstur
5. Kenampakan
1. Merah cabai
2.Pedas
3.Khas cabai
4.Kental
5.Menarik
Gambar Produk
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan saus cabai dapat diketahui bahwa
basis 200 gram dapat dihasilkan berat produk sebanyak 49 gram dan persen
produk sebesar 24,5 % dan berdasarka sifat organoleptik diketahui bahwa saus
cabai memiliki warna merah cabai, rasa pedas, aroma khas cabai, tekstur kental
dan kenampakannya menarik.
Cabai
yang
telah
disortir
lalu
dicuci
dengan
tujuan
untuk
relative cepat selama penyimpanan. Inaktifasi enzim ini pada saat blansir dapat
mempertahankan warna, flavor dan kandungan nutrisi lebih lama (Syamsir, 2011).
Cabai yang telah diblansir kemudian dipisahkannya bijinya untuk
mendapatkan daging cabai tanpa biji. Daging cabai di hancurkan untuk
memperluas permukaan. Kemudian dicampur oleh bahan lain hingga homogeny
kemudian dipanaskan untuk menghilangkan sebagian kandungan air dari
bahan.Kemduan dikemas dengan jar yang telah dilakukan sterilisasi. Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. Dalam sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas seperti spora bakteri. Sterilisasi dengan autoclave biasanya
disebut sterilisasi basah. Atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable)
dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121C disebabkan
olehtekanan 1 atm. Selain dengan menggunakan sterilisasi basah, juga
dapatmenggunakan
metode
lain
seperti
Perebusan,
Tyndalisasi,
dibungkus
dengan
kain
gas.
Setelah
itu
disterilkan
sangat tergantung mutu dan varietas cabe yang digunakan sebagai bahan baku
utamanya. Jenis cabe yang digunakan dalam pembuatan saus cabe antara lain
jatilaba, tit super dan tit paris. Cabe jatilaba adalah cabe lokal Indonesia yang
berwarna merah agak gelap, lurus, berkerut-kerut, tahan pecah danujungnya
runcing.Tit parisdan tit super mempunyai ciri yang sama yaitu berwarna merah
menyala, ujungnya runcing dan agak bengkok.
Saus
adalah produk
makanan berbentuk
pasta
yang dibuat
dari
bahan baku buah atau sayuran dan mempunyai aroma serta rasa yang merangsang.
Saus yangumumnya diperjualbelikan di Indonesia adalah saus tomat dan saus
cabai adapulayang memproduksi saus pepaya, tetapi biasanya pepaya hanya
digunakan sebagai bahan campuran (Anonim, 2012)
Suhu pemanasan dalam pembuatan saus cabe sangat berpengaruh terhadap
warna yang dihasilkan.Umumnya pemanasan tersebut dilakukan pada suhu 80
100oC. Mutu saus cabe ditentukan oleh kadar air (maksimal sekitar 83 persen),
jumlah padatan 20 403 persen, kekentalan sekitar 24,143 centi poise, serta
penilaian terhadap warna, bau dan rasa.Bau dan rasa harus khas cabe.Di samping
itu, dapat dilihat juga kandungan vitamin C-nya.Dapat juga ditambahkan bahan
pengawet yang diizinkan untuk makanan. Misalnya suatu standar mutu cabe
(Chili Sauce, Colombian Standard) mensyaratkan kadar natrium benzoate
maksimal 1000 ppm (0,1 persen), kalium sorbat maksimal 0,125 persen dan
gabungan benzoat-sorbat maksimum 0,125 persen. Di Indonesia saus cabe
disyaratkan dapat menggunakan bahan pengawet yang diizinkan untuk makanan.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan saus cabe antara lain cabe merah
segaryang merupakan bahan terbanyak yang digunakan, bawang putih, garam,
tomat, gula, asam cuka, tepung maizena, air dan natrium benzoat sebagai bahan
pengawet (Anonim, 2014).
Menurut Badan Pengawasan Pangan Obat dan Makanan (BPPOM) ada
beberapa jenis bahan pengawet yang boleh digunakan dalam produksi makanan,
contohnya adalah sebagai berikut:
kentangan goreng beku, udang beku, dan selai dengan batas maksimum
penggunaan 50-500 mg/kg.
Natrium Nitrat (Sodium Nitrat), Digunakan untuk daging olahan dan awetan,
keju dengan dosis 50-500 mg/kg.
Natrium Propionat (Sodium Propionat), Digunakan untuk olahan keju dan roti,
batas penggunaan 2-3 gr/kg.
Nisin (Nisin), Digunakan untuk keju olahan dengan dosis 12,5 mg/kg.
Asam Benzoat (Benzoic Acid), Bahan ini banyak digunakan pada kecap,
minuman ringan, acar, margarin, selai, saos, dll. Batas maksimum penggunaan
600 mg 1 gr/kg.
Asam Propionat (Propionic Acid), Banyak digunakan untuk olahan keju dan
roti. Batas maksimum penggunaan 2-3 gr/kg
Asam Sorbat (Sorbic Acid), Digunakan untuk keju olahan. Dosis penggunaan
3gr/kg.
Belerang Dioksida (Sulfur Dioxide), Banyak digunakan untuk acar, jelly, selai,
saus, gula bubuk, gula pasir, cuka, sirup, bir/minuman ringan, anggur, sosis,
ekstrak kopi kering, gelatin dll. Batas maksimum penggunaan 20-500 mg/kg.
terjadi pada saat proses pemasakan karena di khawatirkan waktu untuk pemasakan
terlalu lama dan terlalu sebentar sehingga dapat menyebabkan produk hasil
pemasakan tidak sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2012), Saos Sambal.
http://ilmu kefarmasian. blogspot.com/2012/11/saos-sambal.html, Akses: 7
April 2015.
Anonim, (2014), Bahan Pengawet Pada Makanan,
http://bayivegetarian.com,
Akses : 7 April 2015.
Fardiaz, Srikandi, 1989, Mikrobiologi Pangan. IPB, Bogor.
Suwandi, (2009),Menakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan
Inovasi Budidaya Sayuran berkelanjutan, Jurnal Pengembangan
Inovasi Pertanian 2 (2): 131-147
Syamsir, (2011), Mengenal Blansir.
http://ilmupangan.blogspot.com/2011/01/mengenal-blansir.html, Akses:7
April 2015.
Ucup,
(2013).Cara
Membuat
Saus
Tomat
yang
Aman,
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Dik : Basis
= 200 gram
= 91,8 gram
= 71,8 gram
Gula 6% x 200
= 12 gram
= 2 gram
= 2 gram
= 0,2 gram
= 0.2 gram
= 20 gram
Berat produk
= 92,2 gram
Dit : % produk
Jawab : % produk
=
=
49
x 100 =24,5
200
LAMPIRAN KUIS
1. Dik : Basis = 1530 gr
Vak = 1740 ml
Vaw = 1010 ml
Dit : Overrun?
Vak h irVawal
Vawal
Jawab = % Overrun =
=
x 100%
1740 mL1010 mL
1010 mL
x 100%
= 72,28 %
2. Sebutkan perbedaan es krim, sorbet, velva?
Sorbet sering disebut es Italia. Sorbet/Sorbetto adalah air, gula dan buahbuahan segar, yang dibuat tanpa susu maupun krim. Sorbet dibuat hanya dari
buah dan air. Sorbet terkenal karena rasa buah yang dihasilkan lebih terasa di
lidah daripada dan es krim dan lebih menonjolkan rasa dari buah-buahan.
Sorbet juga bisa mengandung alkohol, yang menurunkan titik bekunya
sehingga teksturnya lebih lembut.
Velva merupakan salah satu frozen dessert yang terbuat dari puree buah
dengan tekstur mirip dengan eskrim buah. Produk sejenis es krim yang terbuat
dari puree buah, gula, stabilizer, dengan atau tanpa penambahan asam,
pewarna, flavor, atau air dan dibekukan hingga konsistensinya menyerupai es
krim diklasifikasikan ke dalam golongan fruitices. Hal yang membedakan
hanyalah tekstur dan komposisinya saja. Secara tekstur Velva sedikit agak
kasar dari pada es krim yang lembut, sedangkan untuk komposisinya, velva
lebih dominan berisi buah-buahan dari pada susu.
Es krim merupakan produk campuran dari bahan krim, susu, gula,
flavoring, dan emulsifier, yang dibekukan. Tekstur yang halus pada es krim
disebabkan karena lemak dan udara terperangkap didalam campuran
(overrun).
candy
yang
mungkin
terjadi
akibat
kesalahan
dalam
4. Diketahui:
Basis = 250 g
Sukrosa : Glukosa = 1 : 3 = 63 %
Sari Buah = 37 %
Ditanya: Hitung berat masing-masing bahan dan perbandingan sukrosa
dengan glukosa?
Jawab:
Sukrosa : Glukosa = 1 : 3 =
63
100
x 250 g = 157,5 g
Sukrosa =
1
4
x 157,5 g = 39,37 g
Glukosa =
3
4
x 157,5 g = 118,125 g
Sari Buah =
37
100
x 250 g = 92,5