Anda di halaman 1dari 18

Kelompok : 2

Nama

:
1.Gita

Putri Kusumawardani

2.Imam Tarmizi
3.Veronika Sulistyani
Kelas

Bahan

: 1KE

berbahaya

pengangkutan,

adalah

penyimpanan

bahan-bahan
dan

yang

pembuatan,

penggunaanya

pengolahan,

menimbulkan

atau

membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain
dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan
pada barang-barang.

>> Klasifikasi Umum


Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk
memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara
umum bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan
diantaranya sebagai berikut :

1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian
beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat
tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati,
paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam
tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada
jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati
urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
Banyak bahan-bahan kimia yang beracun. Yang paling keras dan sering
dijumpai di laboratorium sekolah antara lain: sublimate (HgCl2), persenyawaan
sianida, arsen, gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas
No

Jenis Bahan

Beracun

Jenis Bahan

Akibat

1
.

Logam

dan

Pb ( TEL, PbCO3 )

Syaraf, ginjal dan darah

Hg ( Hg,senyawa anorganik dan

Syaraf, ginjal dan darah

organik )

Hati, ginjal, dan darah

Cadmium

Kanker

Krom

Iritasi, kanker

Arsen

Metabolisme karbohidrat, lemak,

Poffor

protein

Bahan

Hidrokarbon alifatik ( bensin, m.

Pusing dan koma

pelarut

tanah )

Hati dan ginjal

Hidrokarbon terhalogenasi

Leukimia, saluran pencernaan dan

( kloroform )

syaraf pusat

Alkhohol

Ginjal, hati , tumor

metaloid

2.

( etanol, metanol )
Glikol
3.

Gas

gas

beracun

Aspiksian sederhana ( N2, Ar,

Sesak

nafas,

He )

oksigen

Aspiksian lain :

Pusing, sesak nafas

- Asam sianida ( HCN )

Sesak

- Asam sulfida (H2 S )

kesadaran

Karbon monoksida (CO)

Sesak nafas, hilang kesadaran,

Nitrogen oksida (NO)X

otak , jantung

nafas,

berkurangnya

kejang,

hilang

Iritasi, kematian , sesak nafas


4.

Karsinogeni

Benzena

Leukimia

Asbes

Paru paru

Benzidin

Kandung kemih

Krom

Paru paru

Naftil amin

Paru paru

Vinil klorida

Hati, paru paru, pusing,


syaraf pusat

5.

Pestisida

Organoklorin dan organofosfat

Pusing, kejang, hilang kesadaran,


kematian

Syarat penyimpanan:
ruangan dingin dan berventilasi
jauh dari bahaya kebakaran
dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak
sedang
dipergunakan
disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan

2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan
lain. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan
sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia). Bahan ini dapat
juga merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Contoh bahan
korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali.

Jenis bahan

Bahaya

Contoh

Bahan

bila ada kontak dengan kulit atau

NaOH, KOH, Ca(OH)2, Fenol, asam

mata.

trikloro asetat

padat

korosif

Bahan

korosif

cair

timbul bila kontak dengan kulit

asam sulfat, asam klorida, asam

atau

nitrat, asam formiat, asam asetat,

mata

yang

menyebabkan proses

akan
pelarutan

karbon bisulfida, hidrokarbon

( denaturasi protein )

Bahan
gas

korosif

Bila

terhirup

akan

merusak

saluran pernafasan

amoniak,

asam

klorida,

formaldehid ( formalin ), asam


fluorida, asam asetat belerang
dioksida,

klor,

brom

fosgen

nitrogen oksida, ozon

Syarat penyimpanan:
ruangan dingin dan berventilasi
wadah tertutup dan beretiket
dipisahkan dari zat-zat beracun.

3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

Flammable adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga
menimbulkan ledakan. Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri,
terbakar jika kena udara, kena benda panas, kena api, atau jika bercampur
dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3)
misalnya akan terbakar sendiri jika kena udara. Pipa air,
tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api
dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan
organic dapat dibagi menjadi 3 golongan:
a) Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfida
(CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton (CH3COCH3).
b) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya
etanol (C2H5OH), methanol (CH3OH).

c) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC 93,5oC, misalnya kerosin
(minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker.

Fasa

Contoh

Padat

belerang, fosfor, kertas, hibrida logam, kapas

Cair

eter, alkhohol, aseton, benzena, hexana, dll

Gas

hidrogen, asetilen, etilen oksida

Syarat penyimpanan:
temperatur dingin dan berventilasi
jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara
rokok
tersedia alat pemadam kebakaran

4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)

Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena
suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang
besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Banyak reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk zat-zat padat yang dapat
meledak dengan dahsyat. Kecepatan reaksi zat-zat seperti ini sangat tergantung
pada komposisi dan bentuk dari campurannya. Kombinasi zat-zat yang sering
meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan misalnya:
natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
nitrat dengan eter
peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)
klorat dengan asam sulfat
asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain
halogen dengan amoniak

merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)


Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat

Industri

Bahan yang di produklsi

Peledak

NH NO , TNT
4
3

Amunisi

Campuran

Gas industri

Asetilen, H , O
2 2

Mercon
Korek api

NaNO , KClO , karbon


3
3

Zat warna

KClO , belerang
3
Azo dan diazo

Syarat penyimpanan:
ruangan dingin dan berventilasi
jauhkan dari panas dan api
hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan
lainnya.
Bahan

contoh

Oksidator

MnO4,

anorganik

peroksida, peiodat, persulfat

Oksidator organik

benzil peroksida, asetil peroksida, eter

perklorat,

bikromat,

oksida, asam perasetat


Syarat penyimpana:

hidrogen

temperatur ruangan dingin dan berventilasi


jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara
rokok
jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive


Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan
mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.
Bahan

contoh

Oksidator

MnO4,

anorganik

peroksida, peiodat, persulfat

Oksidator organik

benzil peroksida, asetil peroksida, eter

perklorat,

bikromat,

hidrogen

oksida, asam perasetat


Jenis bahan

Contoh

Golongan alkali

Na, K

Logam

halida

alumunium tri bromida

oksida

CaO

anhidrat
Logam
anhidrat
Oksida non logam

sulfuril klorida

halida
Syarat penyimpanan:
temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
jauh dari sumber nyala api atau panas
bangunan kedap air
disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive


Substances)

Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan
panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
Umumnya bahanbahan yang reaktif terhadap air juga reaktif terhadap asam.
Selain itu dapat meledak maupun terbakar karena terjadi reaksi eksotermik dan
gas yang mudah terbakar.
Contoh :
Kalium klorat ( KClO3 )
Kalium permanganat
Kromat ( Cr2O3 )
Syarat penyimpanan:
ruangan dingin dan berventilasi
jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk
kantong-kantong
hidrogen
disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)


Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun
gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.

Gas

Penggunaan

Bahaya

asetilen

Gas bakar

Mudah terbakar, aspiksian

amoniak

Bahan baku

Beracun

etilen

Sterilisasi

Beracun, mudah terbakar

oksida

Hidrogenasi

Mudah terbakar, aspiksian

hidrogen

Gas pencuci,

Aspiksian

Nitrogen

pembuatan

klor

inert

vinil klorida

Klorinasi, oksidator

udara

Beracun, korosif
Beracun, mudah terbakar

Produksi plastik
Syarat penyimpanan:
disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
jauh dari api dan panas
jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub

9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Bahan

Kimia

Radioaktif

adalah

bahan

kimia

yang

mempunyai

kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar


dari 0,002 microcurie/gram.
Unsur radioaktif adalah unsur yang mempunyai nomor atom di atas 83.
Selain itu,radioaktif juga merupakan kumpulan beberapa tipe partikel
subatom, biasanya disebut sinar gamma, neutron, elektron, dan partikel alpha.
radioaktif itu bersifat melaju melalui celah/rongga ruang dengan kecepatan
tinggi, yaitu sekitar 100,000 mili persekon. tentunya Radioaktif dengan mudah
bisa masuk ke tubuh dan merusak sel alami yang telah disusun tubuh. Ini bisa
menyebabkan sel kanker yang mematikan didalam tubuh kita, dan jika mengenai
bagian

reproduksi,

bisa

merusak

generasi

manusia.

Penggunaan

zat-zat

radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai
sifat-sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki oleh unusr-unusr lain. Dengan

memanfaatkan sifat-sifat radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit


yang dapat disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah.
Salah satu sifat dari radioaktif yaitu mampu untuk menembus benda padat.
Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian
dalam
suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar gamma
dan
neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam dalam film sinar-x.
Syarat penyimpanan :
Disimpan dalam ruangan yang tertutup rapat
ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari

>> Sistem Klasifikasi PBB


Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) memberikan klasifikasi
bahan berbahaya seperti tabel berikut ini.
Tabel : Klasifikasi bahan berbahaya berdasarkan PBB
Klas
Klas I

Penjelasan
Dapat terurai pada suhu dan tekanan

(Eksplosif)

tertentu dan mengeluarkan gas kecepatan


tinggi dan merusak sekeliling
Klas II

(Cairan

mudah
1. Gas mudah terbakar

terbakar)

2. Gas tidak mudah terbakar


3. Gas beracun
Klas III

(Bahan

mudah
1. Cairan : F.P <23oC

terbakar)

2. Cairan : F.P >23oC


( F.P = flash point)
Klas IV

(Bahan

mudah

terbakar selain klas II


dan III)

1. Zat padat mudah terbakar


2. Zat yang mudah terbakar dengan
sendirinya

3. Zat yang bila bereaksi dengan air


dapat

mengeluarkan

gas

mudah

terbakar
Klas V

(Zat pengoksidasi)
1. Oksidator bahan anorganik
2. Peroksida organik

Klas VI

(Zat racun)
1. Zat beracun

Klas VII
Klas VIII

(Zat radioaktif)
(Zat korosif)

2. Zat menyebabkan infeksi


Aktifitas : 0.002 microcury/g
Bereaksi dan merusak

>> Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya


Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya
mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan
sebaik-baiknya dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan
yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan,
mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh
tersebut.
Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun
dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya.
Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada
peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel
(tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat
penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar
matahari langsung dan jauh dari sumber panas.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat
bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak
bahan struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini
harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup

untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini


harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label.
Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai
yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan
untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan
harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang
terkena bahan tersebut.
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam
bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari
bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar
secara cepat dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus
diperhatikan sebagai berikut :
a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga
bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api
c.

Lokasi

penyimpanan

agak

dijauhkan

dari

daerah

yang

ada

bahaya

kebakarannya
d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang
mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan
udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
e. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
h. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi
alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak
tempat penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga,
terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar

pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan


bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak
menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari
kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan
harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau
penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan. Penyimpanan tidak
boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin,
bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah tempat
penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang
mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit,
tanah cekung belukar atau hutan lebat.
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada
suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan
oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis
lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu
kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap
dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus
dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang
memiliki titik api rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan
kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini
dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat
laun mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak
dari bahan ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus
tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan
lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas,
hydrogen dan gas-gas yang mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk
bahan ini harus diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus

disngkirkan dan diperiksa secara berkala. Bahan asam dan uap dapat
menyerang bahan struktur campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan
asam dapat juga disimpan dalam gudang yang terbuat dari kayu yang
berventilasi. Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau
dibuat kebal dan pasif terhadap bahan asam.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri
dan diikat dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga
tambahan. Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk , bebas dari sinar
matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada
peredaran hawanya. Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada
tindakan preventif agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya
dengan memasang sprinkler.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek
genetik, efek somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena
radiasi 200[Rad] sampai 5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system
saraf

sentral,

sindroma

gas

trointestinal

dan

sindroma

kelainan

darah,

sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis yang rendah. Efek genetik
mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan.
Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung
radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi
fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerja dengan zat radioaktif,
peralatan

teknis

yang

Penyimpanannya
memproteksi

radiasi,

membahayakan,
ketentuan

harus

diperlukan
ditempat

tidak

khusus

yang

yang

dicampur

packing/kemasan
telah

dan

dari

mendapat

memiliki
dengan
bahan

ditetapkan

dan

izin

peralatan
bahan

lain

radioaktif
keutuhan

dari

BATAN.

cukup

untuk

yang

dapat

harus

mengikuti

kemasan

harus

dipelihara. Peraturan perundangan mengenai bahan radioaktif diantaranya :

Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja


terhadap radiasi

Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat


Radioaktif dan atau Sumber Radiasi lainnya

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat


Radioaktif

Kesimpulan
Laboraorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para
penggunanya. Dalam hal ini seorang laboran memegang peranan penting dalam
menciptakan suatu laboratorium yang aman. Dengan pengetahuan yang cukup
tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di laboratorium seorang laboran dapat
mengetahui bagaimana cara menangani bahan kimia tersebut, termasuk
bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman. Memang bukan
hanya faktor bahan kimia yang menyebabkan keadaan tidak aman, faktor lain
seperti ventilasi ruangan, almari asam, atau sistem pengaman gas tidak bekerja
dengan baik keadaan akan menjadi lebih tidak aman. Memang diperlukan suatu
kerjasama dari berbagai pihak, baik dari para siswa, guru sebagai pengawas.

Dalam melakukan praktikum siswa juga dituntut untuk berhati-hati, tidak


menganggap remeh setiap kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Peran guru
sebagai pengawas juga penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan secara
jelas dan
sempurna sebelum dikerjakan oleh para siswa dan laboran. Dengan kerjasama
yang sinergis dari berbagai pihak maka akan tercipta laboratorium kimia yang
aman dan nyaman bagi semua orang yang menggunakannya.

Daftar Pustaka
http://adhimaswijaya.wordpress.com/2010/08/17/wajib-baca-bahan-kimiaberbahaya-dan-keselamatan-kesehatan/
http://www.academia.edu/4076992/M_B3_Menganalisa_Tipe_dan_Identifikasi_Bah
an_Kimia_Berbahaya
http://sartikakusuma.wordpress.com/2012/11/24/bahan-kimia-radioaktifradioactive-subtances/

Anda mungkin juga menyukai