Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNyalah, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Katarak Senilis Imatur
dengan baik. Penulisan laporan kasus ini merupakan salah satu syarat mengikuti ujian
Program Pendidikan Profesi di bagian Ilmu Penyakit Mata RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Penulis berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan kesehatan,
pendidikan, penelitian dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak
yang berkepentingan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1.
2.
dijumpai kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan yang bersifat membangun dari para
penelaah sangat diharapkan demi proses penyempurnaan laporan kasus ini.
Jakarta,
Juni 2014
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Umur
: 55 tahun
Alamat
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
No. RM
: xxxxx
1.2 Anamnesa
-
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Okuli Sinistra
Ortho
Baik ke segala arah
Ortho
Baik ke segala arah
Supra cilia
Madarosis
Sikatriks
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Palpebra superior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Palpebra inferior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Hiperemi
Folikel
Papil
Sikatriks
Benjolan
Lain-lain
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kornea
Sikatriks
Infiltrat
Ulkus
Keratik presifitat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Dangkal
Tidak ada
Tidak ada
Dangkal
Tidak ada
Tidak ada
Iris Pupil
Bentuk
Letak
Warna
Refleks cahaya langsung
RAPD
Bulat, reguler
Ditengah
Cokelat kehitaman
+
-
Bulat, reguler
Ditengah
Cokelat kehitaman
+
-
Lensa
Keruh
Keruh
Konjungtiva bulbi
Kemosis
Hiperemi
- Konjungtiva
- Silier
Perdarahan di bawah
konjungtiva
Pterigium
Pingueculae
Subluksasi
Dislokasi
Tes bayangan iris
Tidak ada
Tidak ada
+
Tidak ada
Tidak ada
+
Vitreus humor
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Funduskopi
Refleks fundus +
Refleks fundus +
Visus
3/60
6/60
1.5 Resume
Pasien perempuan 55 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan
penglihatan kedua mata kabur sejak 1 bulan lalu. Pasien merasa lebih sulit melihat
benda-benda yang terletak jauh dibandingkan dengan sebelumnya. Pasien juga
mengeluh pandangan berbayang pada kedua mata seperti melihat kabut atau asap.
Pasien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu sejak usia muda. Riwayat
alergi, trauma, diabetes mellitus dan hipertensi disangkal oleh pasien. Keluarga
pasien tidak ada yang mengalami hal yang serupa.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum
Kesadaran
: compos mentis
OD
3/60
Normal
Tenang
Tenang
Normal
Dangkal
Bulat, reguler,
Visus
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Kornea
BMD
Iris
OS
6/60
Normal
Tenang
Tenang
Normal
Dangkal
Bulat, reguler, bayangan
Pupil
Lensa
Reflek fundus
TIO
iris positif
Rp (+)
Keruh
(+)
21,9
Endopthalmitis
Glaukoma kronis
Funduskopi
Slit lamp
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien perempuan berumur 55 tahun dengan keluhan utama pasien adalah
penglihatan kedua mata kabur secara perlahan-lahan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
dirasakan semakin memberat hingga mengganggu aktivitasnya. Pasien merasa lebih
sulit melihat benda-benda yang terletak jauh dibandingkan dengan sebelumnya.
Pasien juga mengeluh pandangan berbayang pada kedua mata seperti melihat kabut
atau asap. Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan kepustakaan yang
menuju kearah katarak. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa sehingga
mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Tingkat kekaburan yang dialami pasien
bervariasi tergantung dari tingkat kekeruhan lensa. Lensa pasien katarak akan
semakin cembung akibat proses hidrasi korteks, sehingga indeks refraksi berubah
karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi myopia. Usia pasien yang lebih
dari 50 tahun merupakan salah satu penentu jenis katarak. Jenis katarak yang sesuai
adalah katarak senilis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien kurang dari 6/6, terdapat
kekeruhan pada kedua lensa yang jika disinari dengan menggunakan senter pada
kemiringan 45o menimbulkan bayangan iris. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
7
menyatakan bahwa pada lensa normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat
masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Jika kekeruhan lensa hanya
sebagian saja, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, akan
dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat dipupil, ada daerah yang terang
sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang
gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut
bayangan iris (+). Pada pemeriksaan opthalmologi, tidak ditemukan adanya hiperemi
pada konjungtiva serta rasa nyeri pada mata (-). Pada funduskopi, didapatkan reflex
fundus yang (+),. Adanya bayangan iris mengarah kepada katarak senilis imatur. Dari
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis yang sesuai adalah
katarak senilis imatur.
Usulan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan
funduskopi dan slit lamp untuk lebih memastikan kekeruhan yang terjadi pada lensa
dan segmen posterior bola mata serta menilai keadaan retina pasien.
Penatalaksanaan pada katarak imatur adalah penggunaan kaca mata sehingga
pasien mampu beraktivitas dengan baik. Namun jika hal ini masih dirasa
mengganggu oleh pasien, dapat dilakukan ekstraksi lensa. Ekstraksi lensa dapat
dilakukan dengan metode ECCE + IOL atau Fakoemulsifikasi + IOL. Dimana
pemilihan teknik operasi ini juga diserahkan pada pasien, namun sebelumnya kita
harus memberikan edukasi mengenai kelebihan ataupun kekurangan dari masingmasing teknik tersebut. Pada ECCE + IOL, pembedahan yang dilakukan lebih lebar
dibandingkan dengan teknik fakoemulsifikasi sehingga proses penyembuhan akan
berlangsung lebih lama dan kemungkinan terjadinya astigmatisma juga lebih besar.
Sementara teknik fakoemulsifikasi memiliki komplikasi astigmatisma yang lebih
kecil hanya saja biayanya lebih mahal dibandingkan dengan ECCE.
Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak merupakan suatu
kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien
setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum dioperasi.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Katarak senilis imatur merupakan salah satu stadium katarak senilis, dimana
pada stadium ini kekeruhan lensa belum terjadi disemua bagian lensa. Kekeruhan
pada stadium ini utamanya terjadi di bagian posterior dan belakang nukleus lensa.
Pada katarak imatur, volume lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan
osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan ini, lensa akan mencembung dan
dapat menimbulkan hambatan pupil sehingga terjadi glaukoma sekunder.1,2
3.2 Etiologi
Penyebab katarak senilis sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti
dan diduga multifaktorial. Beberapa penyebab katarak diantaranya adalah:5
-
3.3 Patofisiologi
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa.
Dengan bertambahnya usia, ketebalan dan berat lensa akan meningkat sementara
daya akomodasinya akan menurun. Dengan terbentuknya lapisan konsentris baru
dari kortek, inti nucleus akan mengalami penekanan dan pengerasan. Proses ini
dikenal sebagai sklerosis nuclear. Selain itu terjadi pula proses kristalisasi pada
lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi protein menjadi highmolecular-weight-protein. Hasil dari agregasi protein secara tiba tiba ini
mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa sehingga menyebabkan cahaya
menyebar dan penurunan pandangan. Modifiaksi kimia dari protein nukleus lensa
juga menghasilkan pigmentasi progresif yang akan menyebabkan warna lensa
menjadi keruh. Perubahan lain pada katarak terkait usia juga menggambarkan
penurunan konsentrasi glutatin dan potassium serta meningkatnya konsentrasi
sodium dan calcium.2
Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi
lensa. Sel epithelium lensa akan mengalami proses
degeneratif sehingga
10
secara
penglihatan.
Penyimpangan
penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.2
-
Diplopia
monocular.
Kadang-kadang,
perubahan
nuclear
yang
3.5 Diagnosis
Diagnosis katarak senilis imatur dapat diperoleh dari gejala-gejala klinis yang
dialami serta pemeriksaan oftalmologi. Pasien pada katarak senilis imatur
biasanya datang dengan keluhan pandangan mata kabur serta silau. Sementara
pemeriksaan oftalmologi dapat dilakukan dengan menggunakan senter, slit lamp
dan funduskopi. Berikut merupakan hasil temuan pemeriksaan oftalmologi pada
katarak senilis dan katarak stadium lainnya.
11
Kekeruhan lensa
Cairan Lensa
Insipien
Ringan
Normal
Imatur
Matur
Sebagian
Komplit
Bertambah (air Normal
Hipermatur
Masif
Berkurang (air+masa
Normal
Normal
lensa keluar)
Tremulans
Dalam
Iris
Bilik
Normal
Mata Normal
masuk)
Terdorong
Dangkal
Depan
Sudut
Bilik Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Positif
<
Glaukoma
Negatif
<<
-
Pseudopositif
<<<
Uveitis+glaucoma
Mata
Shadow Test
Visus
Penyulit
Negatif
(+)
-
Pada katarak senilis imatur, terdapat kekeruhan pada sebagaian lensa yang
dapat menimbulkan gangguan visus. Dengan koreksi, visus masih dapat mencapai
1/60-6/6. Pada stadium ini, kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa.
Pada lensa normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat masuk kedalam
mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior
lensa, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan
lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat dipupil, ada daerah yang terang sebagai
reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,
akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow
test (+).
3.6 Diagnosis Banding
Diagnosis Banding Katarak Senillis Imatur :
3.7 Penatalaksanaan
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala
katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup
dengan mengganti kacamata sehingga didapatkan penglihatan maksimal. Sejauh
12
ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh. Namun,
aldose reductase inhibitor, diketahui dapat menghambat konversi glukosa
menjadi sorbitol dan sudah memperlihatkan hasil yang menjanjikan dalam
pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti katarak lainnya sedang diteliti
termasuk diantaranya agen yang menurunkan kadar sorbitol, aspirin, agen
glutathione-raising, dan antioksidan vitamin C dan E.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.
Terdapat 2 tipe ekstraksi lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan
ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). ECCE sendiri terdiri dari dua teknik
yaitu Small Incision Cataract Surgery (SICS) dan Phakoemulsifikasi.7
-
Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan
memecah dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan
irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonik
akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phako
akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah
lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut.
Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan dan irisan akan
pulih dengan sendirinya sehingga memungkinkan pasien dapat dengan
cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada
katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini
kurang efektif pada katarak senilis padat.
3.8 Komplikasi
-
14
adekuat
yang
dapat
menimbulkan
komplikasi
seperti
Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
Ablasio retina
3.9 Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat
jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak
resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada
pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam
penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada pemeriksaan dengan
menggunakan snellen chart.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3 rd ed. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak
Senilis.
3. Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2000. Oftalmologi
Umum. 14th ed. Jakarta : Widya Medika.
4. Victor, Vicente. 2012. Senile Cataract. Available from : www.medscape.com.
5. Faradila, Nova. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau: Fakultas
Kedokteran Universitas Riau
6. Zulkifli, MS. 2009. Katarak Senilis. Available from : www.blogsehat.com
7. Riordan-Eva, P, Whitcher, J P : Vaughan & Asburys General Ophthalmology,
Sixteenth edition, Mc Graw Hill Companies, Inc, Boston, Singapore,
International Edition 2004.
16