Anda di halaman 1dari 10

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

I.

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pajak merupakan alat bagi pemerintah untuk mencapai tujuan dan
sumber pendapatan utama negara yang membiayai pengeluaran dan
belanja pemerintahan. Menurut Choiruman (2004), berhubung penerimaan
pajak dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
maupun pembangunan, Pemerintah akan terus berupaya menggali potensi
pajak (tax coverage) seoptimal mungkin. Hal tersebut tertuang didalam
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN), dimana penerimaan
dalam bidang pajak merupakan sumber penerimaan terbesar dalam APBN.
Direktorat

Jendral

(Dirjen)

Pajak

merupakan

lembaga

dibawah

Departemen Keuangan yang mengelola penerimaan pajak dan berusaha


menerapkan kebijakan dan peraturan yang dapat meningkatkan jumlah
penerimaan dari pajak serta tingkat kepatuhan wajib pajak.
Pajak sendiri bersifat dinamis dan mengikuti perkembangan kehidupan
ekonomi dan social, sehingga menuntut adanya perbaikan baik secara
sistemik maupun operasional. Perbaikan sistem perpajakan berupa
penyempurnaan kebijakan dan sistem administrasi perpajakan diharapkan
dapat mengoptimalkan potensi perpajakan yang tersedia dengan
menjunjung asas keadilan sosial. Salah satu upaya perbaikan sistem
perpajakan di Indonesia adalah dengan disahkannya Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 yang merupakan perubahan keempat dari UndangUndang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 ini disahkan pada tanggal 23 September 2008 dan
mulai berlaku tanggal 1 Januari 2009. Terdapat lima perubahan penting
dalam peraturan pajak penghasilan yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 yang diantaranya (1) perubahan penghasilan tidak
kena pajak; (2) insentif bagi sumbangan wajib keagamaan; (3) insentif
bagi perusahaan terbuka di bursa efek; (4) insentif bagi usaha mikro, kecil,

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

dan menengah berupa potongan tarif hingga 50%; serta (5) beberapa poin
penerimaan.
Pengenaan pungutan pajak pada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
selama ini menggunakan Undang Undang no 36 tahun 2008 dengan
menggunakan PPh 25 dan PPh 29. Dasar penentuan besarnya pajak yang
terutang pada tahun tertentu besaran tiap bulan tetap sesuai dengan yang
telah dihitung pada tahun sebelumnya. Belum lama ini pemerintah
Indonesia pada tanggal 12 Juni 2013 telah mengeluarkan PP No 46
Th.2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang
diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredearan bruto
tertentu. PP No 46 Tahun 2013 tersebut wajib diterapkan oleh Wajib Pajak
Orang Pribadi atau Wajib Pajak Badan tidak termasuk bentuk usaha tetap
pada tanggal 1 Juli 2013. PP No 46 Th.2013 berisi mengenai pengenaan
tarif PPh final 1% untuk WPOPO atau Wajib Pajak Badan tidak termasuk
bentuk usaha tetap yang memiliki omzet kurang dari Rp4.800.000.000,00
(empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam satu tahun pajak.
Pengenaan tarif pph final (PPh 4(2) final) didasarkan dari omzet
perusahaan tiap bulan dikali dengan tarif (1%).
Dengan adanya pungutan bersifat tariff final 1% kurang dari
Rp4.800.000.000,00 pemerintah mengharapkan dapat lebih memudahkan
wajib pajak dalam menghitung jumlah pajak yang wajib dibayar dan
meningkatkan control dalam penerimaan pajak. Tentunya dengan
pemberlakuan PP No 46 tahun 2013, maka akan terjadi perubahan
besarnya angsuran pajak terutang setiap bulan pada WPOP yang semula
melakukan perhitungan angsuran pajak terutang setiap bulan PPh 25.
Dalam pengenaan penghasilan netto fiskal wajib pajak orang pribadi
didasarkan pada norma perhitungan penghasilan netto. Besarnya norma
yang diterima tergantung dari lokasi usaha dan jenis usaha WPOP.
Besarnya norma perhitungan penghasilan netto juga mempengaruhi

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

besarnya pajak yang harus dibayar. Semakin rendah norma perhitungan


penghasilan netto maka besarnya pajak yang dibayar juga semakin rendah.
Berdasarkan PP No 46 Th.2013 tarif pajak yang diterapkan bersifat
final yaitu 1% dari peredaran bruto. Hal ini akan mengakibatkan besarnya
pajak yang harus dibayar oleh WPOP yang memiliki norma perhitungan
penghasilan netto yang rendah. Menurut Waluyo (2004:13), asas keadilan
dalam peraturan perpajakan harus menjadi pertimbangan mendasar
walaupun keadilan itu relatif.
Oleh karena itu dalam makalah ini membahas mengenai besarnya
pajak yang terutang sebelum dan setelah penerapan PP No 46 Tahun 2013
serta contoh perbandingan perhitungan pengenaan besarnya pajak yang
terutang sebelum dan sesudah penerapan PP No 46 Tahun 2013 pada
Wajib Pajak Orang Pribadi.

Untuk itu penulis mengambil judul untuk

makalah ini yaitu ANALISIS PENERAPAN PP NO. 46 TAHUN 2013


PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diurakan diatas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu : Bagaimana analisis penerapan PP No 46 Tahun 2013
pada wajib pajak orang pribadi?

3. Tujuan
Dari perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka maksud dan
tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis penerapan PP No 46 Tahun
2013 pada wajib pajak orang pribadi.

4. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan peengetahuan yang lebih
mengenai penerapan PP No 46 tahun 2013 pada wajib Orang Pribadi
2. Bagi wajib pajak orang pribadi

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada wajib


pajak orang pribadi mengenai penerapan PP No 46 Tahun 2013.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Makalah ini dapat memberikan bahan pertimbangan dan sumbangan
pemikian serta referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian
selanjutnya yang sama.

II.

Hasil Penulis
1. Hasil
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2013
Dalam ketentuan pajak penghasilan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013, merupakan
kebijkan pemerintah yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan
dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang dimili
peredaran Bruto tertentu.
Kebijakan Pemerintah dengan pemberlakuan PP ini didasari :
- Maksud:
1. Untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan
perpajakan,
2. Mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi,
3. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi,
4. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi
dalam penyelenggaraan negara.
-

Tujuan:
1. Kemudahan

bagi

masyrakat

dalam

melaksanakan

kewajiban perpajakan,
2. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan
bagi masyarakat,
3. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi
kewajiban perpajakan.
4. Objek pajak yang dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan
ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013 ini adalah penghasilan
dari USAHA yang diterima atau diperoleh wajib pajak

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp.


4.800.000.000,- dalam 1 tahun pajak. Peredaran bruto
(omzet)

merupakan

jumlah

peredaran

bruto

semua

gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun


cabangnya.
Pajak yang terhutang dan harus dibayar adalah 1% dari jumlah
peredaran bruto (omzet). Objek pajak yang dikenai Pajak
Penghasilan sesuai PP No. 46 Tahun 2013 adalah Orang Pribadi,
dan Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang
menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet)
yang tidak melebihi Rp.4.800.000.000,- dalam 1 tahun pajak.
Objek pajak yang tidak dikenai pajak penghasilan sesuai
ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013 ini harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Pekerjaan dari jassa sehubungan dengan pekerjaan bebas,
seperti misalnya: dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris,
PPAT,

arsitek,

pemain

musik,

pembawa

acara,

dan

sebagaimana diuraikan dalam penjelasan PP tersebut,


2. Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat
(2)), seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa
kontruksi (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan), PPh
usaha migas dan lain sebagainya yang diatur berdasarkan
Peraturan Pmerintah tersendiri.
3. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar
pasang dan menggunakan sebagaian atau seluruh tempat
kepentingan umum. Misalnya pedagang keliling, pedagang
asongan, warung tenda di area kaki lima dan sejenisnya.
5. Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang
dalam jangka waktu 1 tahun setelah beroperasi secara

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

komersial memperoleh peredaran bruto (omzet) melebihi


Rp.4.800.000.000,Pajak Penghasilan yang diatur oleh PP No. 46 Tahun 2013
termasuk dalam PPh Pasal 4 Ayat (2), bersifat final. Setoran
bulanan yang dimaksud merupakan PPh Pasal 4 ayat (2), bukan
PPh pasal 25. Jika penghasilan semata-mata dikenai PPh final,
tidak wajib mengunakan PPh Pasal 25.
Penyetoran dan Pelaporan PPh sesuai ketentuan PP No. 46
Tahun 2013 paling lambat tanggal lima belas bulan berikutnya
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Jika SSP sudah
divalidasi Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN), wajib
pajak tidak perlu melaporkan SPT masa PPh Pasal 4 ayat (2)
karena dianggap telah menyampaikan SPT masa PPh Pasal 4 ayat
(2) sesuai tanggal validasi NTPN. Penyetoran dimaksud dengan
mencantumkan kode pada SSP sebagai berikut :Kode akun Pajak
: 411128 dan Kode Jenis Setoran : 420
2. Perhitungan besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan
perhitungan PP No 46 Th.2013
Untuk melihat besarnya nilai pajak yang harus dibayar pada
Wajib Pajak Orang Pribadi. Akan Dibuat perhitungan penentuan
besarnya tarif pajak pada Wajib Pajak Orang Pribadi.
1. Bapak Aman mempunyai sebuah usaha toko elektronik yang berlokasi di kota
Palembang dan bernama

Toko Aman. Pada tahun 2011 toko tersebut

mempunyai kredit PPh 25 sebesar Rp2.000.000,00. Bapak Aman sudah


menikah dan mempunyai tiga orang anak. Pada tahun 2013 Toko Aman harus
membayar besarnya pajak yang angsuran tiap bulan sebesar Rp2,384,583.00
dari bulan Januari sampai Juni tahun 2013. Perhitungan ini didapat dari :

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

Tabel 1. Peredaran Bruto Toko Aman Tahun 2012


Bulan (2012)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

Omzet
Rp30.000.000,00
Rp50.000.000,00
Rp40.000.000,00
Rp70.000.000,00
Rp85.000.000,00
Rp90.000.000,00
Rp100.000.000,00
Rp120.000.000,00
Rp50.000.000,00
Rp55.000.000,00
Rp85.000.000,00
Rp80.000.000,00
Rp855.000.000,00

Penghasilan Netto Fiskal


Rp855.000.000,00 x 30% (Norma)
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Menikah
3 Anak
(Rp2.025.000,00 x 3)

= Rp256.500.000,00
= Rp24.300.000,00
= Rp6.075.000,00
= (Rp32.400.000,00)

Penghasilan Kena Pajak


PPh 29 Tahun 2012
Rp50.000.000,00 x 5%
Rp174.100.000,00 x 15%

= Rp224.100.000,00
= Rp2.500.000,00
= Rp26.115.000,00

PPh 29 Tahun 2012

= Rp28.615.000,00

Kredit PPh 25 tahun 2011

= (Rp2.000.000,00)

PPh 29 Tahun 2012

= Rp26.615.000,00

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

Angsuran PPh 25 tahun 2013


Bulan
Pajak Terutang PPh
Omzet
(2013)
25
Januari
Rp2,384,583.00
Februari
Rp2,384,583.00
Maret
Rp2,384,583.00
April
Rp2,384,583.00
Mei
Rp2,384,583.00
Juni
Rp2,384,583.00
Juli
Rp60.000.000,00
Agustus
Rp130.000.000,00
September
Rp40.000.000,00
Oktober
Rp70.000.000,00
November
Rp100.000.000,00
Desember
Rp140.000.000,00
(Rp28.615.000,00/12bulan)

Pajak Terutang PPh 4(2)


Final

Rp600.000,00
Rp1.300.000,00
Rp400.000,00
Rp700.000,00
Rp1.000.000,00
Rp1.400.000,00
= Rp2,384,583.00

Tabel 2.Pajak Penghasilan Yang Terutang Setiap Bulan Toko Aman Tahun 2013

2. Bapak Andi mempunyai sebuah usaha peternakan yang berlokasi di kota


Pagaralam. Pada tahun 2011 toko tersebut mempunyai kredit PPh 25 sebesar
Rp650.000,00. Bapak Andi sudah menikah dan mempunyai tiga orang anak.
Pada tahun 2013 Pak Andi harus membayar besarnya pajak yang angsuran
tiap bulan sebesar Rp83.750.00 dari bulan Januari sampai Juni tahun 2013.
Perhitungan ini didapat dari :
Tabel 3. Peredaran Bruto Usaha Andi Tahun 2012
Bulan (2012)
Januari
Februari
Maret

Pandu Arya 008

Omzet
Rp20.000.000,00
Rp30.000.000,00
Rp35.000.000,00

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

Rp50.000.000,00
Rp45.000.000,00
Rp60.000.000,00
Rp40.000.000,00
Rp33.000.000,00
Rp37.000.000,00
Rp40.000.000,00
Rp70.000.000,00
Rp65.000.000,00
Rp525.000.000,00

Penghasilan Netto Fiskal


Rp525.000.000,00 x 10% (Norma)
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Menikah
3 Anak
(Rp2.025.000,00 x 3)

= Rp52.500.000,00
= Rp24.300.000,00
= Rp6.075.000,00
= (Rp32.400.000,00)

Penghasilan Kena Pajak

= Rp20.100.000,00

PPh 29 Tahun 2012


Rp20.100.000,00 x 5%

= Rp1.005.000,00

Kredit PPh 25 tahun 2011

= (Rp650.000,00)

PPh 29 Tahun 2012

= Rp355.000,00

Angsuran PPh 25 tahun 2013


(Rp1.005.000,00/12bulan)

= Rp83.750.00

Tabel 4.Pajak Penghasilan Yang Terutang Setiap Bulan Usaha Andi Tahun 2013

Pandu Arya 008

Analisis Penetapan PP NO 46 Terhadap Wajib.....

2. Pembahasan

Bulan
(2013)

Pajak Terutang PPh

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Pandu Arya 008

Omzet

25
Rp83.750.00
Rp83.750.00
Rp83.750.00
Rp83.750.00
Rp83.750.00
Rp83.750.00

Pajak Terutang PPh 4(2)


Final

Rp40.000.000,00
Rp33.000.000,00
Rp37.000.000,00
Rp30.000.000,00
Rp27.000.000,00
Rp50.000.000,00

Rp400.000,00
Rp330.000,00
Rp370.000,00
Rp300.000,00
Rp270.000,00
Rp500.000,00

Anda mungkin juga menyukai