Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Anggota Kelompok 2 :
1. Tulus Citra Lestari

15511045

2. Sella Monica

15511015

3. Anasya Arsita Laksmi

15511008

4. Angelina Karuniananta Kaban

15511066

5. Okihita

13509058

6. Wisnu Setia Dharma

15511057

7. Azkaa Filardi

15511052

8. Andy Bayu Suseno

15511044

9. Lawrence

15511049

10. Fredrik Nicolac

15511012

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


dan Negara Indonesia
A. Pengertian Ideologi
Berdasarkan etimologinya, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yaitu idea berarti raut muka, perawakan, gagasan dan buah pikiran
dan logia berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu
tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas.
Pengertian Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah
laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti:
1. Bidang politik, termasuk bidang hukum, pertahanan dan keamanan.
2. Bidang sosial
3. Bidang kebudayaan
4. Bidang keagamaan
Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang
menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang
antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan


kenegaraan

Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia,


pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban. Ideologi
Terbuka dan Ideologi Tertutup

Menurut Karl Manheim yang beraliran Mark secara sosiologi ideologi


dibedakan menjadi dua yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang
bersifat komprehensif.

Menurut Alfian kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi


yang ada pada ideologi tersebut yaitu:

Dimensi realita, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam


ideologi tersebut secara riil hidup di dalam serta bersumber dari budaya
dan pengalaman sejarah masyarakat atau bangsanya.

Dimensi idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut


mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang
lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama seharihari

Dimensi fleksibilitas/ dimensi pengembangan, yaitu ideologi tersebut


memiliki keluwesan yang memungkinkan kepada generasi pengerus
bangsa, diperjuangkan dan dipertahankan dengan semangat nasionalisme.

B. Berbagai Macam Ideologi di Dunia


Di dunia ini terdapat berbagai macam ideologi. Rata-rata ideologi-ideologi
tersebut dianut oleh beberapa kelompok orang. Disamping itu, tiap ideologi juga
mempunyai kepercayaan yang dianutnya masing-masing. Kepercayaan ini
membawa komunitas yang menganutnya mempunyai kebiasaan perilaku masingmasing. Beberapa contoh ideologi yang ada di dunia ini yaitu :
a. Liberalisme
Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran
yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut:
1. Inti pemikiran : kebebasan individu
2. Perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan
negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan
pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap
warganegara
3. Landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah
baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang
ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.
4. Sistem pemerintahan (harus): demokrasi
b. Komunisme
Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari
kehadiran

Partai

Bolshevik

di

Rusia.

Gerakan-gerakan

komunisme

international yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan


perkembangan
1.

inti

dari

pemikiran:

Partai

Bolshevik

perjuangan

kelas

yang
dan

didirikan
penghapusan

dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.

oleh

Lenin

kelas-kelas

2. landasan pemikiran :
a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun
tidak,
b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada,
c. berisi resep perbaikan untuk masa depan dan,
d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan
terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
3. Sistem pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator
c. Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan
antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk
memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner,
serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian
dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories
Marxisme itu sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama
tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895).
Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam
pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke
arah

industrialisasi

menjadi

landasan

kedua

tokoh

diatas

dalam

mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat


ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil
menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.
Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :
1. filsafat dialectical and historical materialism
2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga
kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar
konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa
masyarakat ke arah komunitas kelas.
Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode
dialektika Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam
pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung
melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI
(unification). Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran
kepada argumentasi Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik
dari berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa
membawa pergeseran kehidupan social-politik dari tingkat yang sebelumnya
ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa
dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus
memunculkan hal-hal yang baru.
d. Feminisme
1. Inti pemikiran : emansipasi wanita
2. Landasan pemikiran: bahwa wanita tidak hanya berkutat pada urusan
wanita saja melainkan juga dapat melakukan seprti apa yang dilakukan oleh
pria. Wanita dapat melakukan apa saja.
3. System pemerintahan: demokrasi
e. Sosialisme
Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah:
1.

inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong)

2.

filsafatnya

pemerataan

dan

kesederajatan

bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan sama dan ada


pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan
kesempatan berusaha,dll)

3.

landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu


pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan
manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama
melalui fungsi yang dilaksakan oleh Negara

4.

Sistem pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter

f. Fasisme
Fasisme, adalah Crediere, Obediere, Combattere (yakinlah, tunduklah,
berjuanglah). Berkembang di Italia, antara tahun 1992-1943. setelah Benito
Musolini terbunuh tahun 1943, fasisme di Italia berakhir. Demikian pula
Nazisme di Jerman. Namun, sebagai suatu bentuk ideologi, fasisme tetap ada.
Fasisme banyak kemiripannya dengan teori pemikiran Machiavelistis dari
Niccolo Machiavelli, yang menegaskan bahwa negara dan pemerintah perelu
bertindak keras agar ditakuti oleh rakyat. fasisme di Italis (=Nazisme di
Jerman), sebagai system pemerintahan otoriter dictator memang berhasil
menyelamatkan Italia pada masa itu (1922-1943) dari anarkisme dan dari
komunism. Walaupun begitu, kenyataannya adalah, bahwa fasisme telah
menginjak-nginjak demokrasi dan hak asasi.
1. Inti pemikiran : negara diperlukan untuk mengatur masyarakat
2. filsafat : rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut
dan dengan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang
mengatur segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak
diperlukan oleh rakyat
3. landasan pemikiran : suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang
kuat dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam
hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, kekuasaan negara
perlu dipergang koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa (fasis
di Italia, Nazi di Jerman, Peronista di Argentina) bersama-sama pihak
angkatan bersenjata
4. system pemerintahan (harus) : otoriter

g. Kapitalisme
Kapitalisme adalah bentuk system perokonomian
1. inti pemikiran : perkonomian individu
2. fisafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian,
khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan
3. landasan pemikiran : kebebasan ekonomi yang bersifat perseorangan pada
instansi terakhir akan mampu mengangkat kemajuan perekonomian seluruh
masyarakat
4. system pemerintahan : demokrasi.
h. Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan
himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti
kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat. Sebenarnya pemikiran
untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu.
Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini,
seperti di Athena dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa
sumber kepemimpinan ialah kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu
kesempatan Aristoteles menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan
berkata,ada tiga mcam pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau
rakyat memagang sendiri kendali urusannya.
1. inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat
2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi
ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan
perimabngan yang benar, bahwa system ini dimaksudkan untuk kepentingan
social dan bukan untuk kepentingan individu, b. unjustifikasi berbagai macam
teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan
pengaruhnya
3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri
lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah

atau eksekutif.
4. system pemerintahan (harus) : domokrasi
i. Neoliberalisme
1. Inti pemikiran : mengembalikan kebebasan individu
2. filsafat : sebagai perkembangan dari liberalisme
3. landasan pemikiran : setiap manusia pada hakikatnya baik dan berbudi
pekerti
4. system pemerintahan : demokrasi
j. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena itu dalam ideologi Pancasila
mengakui atas kebebasan hak-hak masyarakat. Selain itu bahwa manusia
menurut Pancasila memiliki kodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga nilai-nilai Ketuhanan senantiasa
menjiwai kehidupan manusia dalam hidup negara dan masyarakat. Kebebasan
manusia dalam rangka demokrasi tidak melampaui hakikat nilai-nilai
Ketuhanan, bahkan nilai Ketuhanan terjelma dalam bentuk moral dalam ekspresi
kebebasan manusia.
Berdasarkan sifatnya ideologi Pancasila bersifat terbuka yang berarti
senantiasa mengantisipasi perkembangan aspirasi rakyat sebagai pendukung
ideologi serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Ideologi Pancasila
senantiasa merupakan wahana bagi tercapainya tujuan bangsa.

Tabel Perbedaan Beberapa Ideologi yang Ada di Dunia

C. Pancasila
Pancasila adalah

ideologi dasar bagi

negara Indonesia. Pancasila

merupakan peraturan atau pedoman berkelakuan baik bagi seluruh bangsa


Indonesia. Dan perlu diketahui sebenarnya istilah Pancasila sudah ada sejak
pertengahan abad XIV S.M. dalam buku Nagara Kertagama yang ditulis oleh
Empu Prapanca. Memiliki arti lima peraturan tingkah laku yang penting. Secara
estimologis pengertian Pancasila adalah panca dan syiila yang berarti lima
pedoman atau sendi kehidupan bagi bangsa Indonesia. Secara historis Pancasila
adalah konsep atau atau rancangan yang dibuat oleh Ir. Soekarno yang dibacakan
secara lisan pada siding BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yaitu :
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Dan pada saat itu Ir. Soekarno kelima sila tersebut diringkas menjadi Tri
Sila yaitu Sosio Nasional (Nasionalisme dan Internasionalisme), Sosio Demokrasi
(Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat), dan Ketuhanan yang Maha Esa. Dan
ketiga sila tersebut masih diringkas atau disederhanakan yang intinya menjadi
Gotong Royong. Dan secara teminologis adalah dalam pembukaan UUD 45
yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI tercantum rumusan
Pancasila. Dan rumusan tersebutlah yang menjadi dasar bangsa Indonesia,
tepatnya pada pembukaan UUD 45 alenia ke IV. Terdapat pula rumusan-rumusan
lain yaitu:
Konstitusi RIS pada 27 Desember 17 Agustus 1950 :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
UUD sementara tahun 1950 (17 Agustus 1950 5 Juli 1959) :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
Dalam Kalangan Masyarakat Luas :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
Dari beberapa rumusan Pancasila tersebut rumusan yang sah merupakan
rumusan Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 45 alenia IV sesuai
dengan ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPRS No.
III/MPRS/2000.

D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


Sebuah

negara

memerlukan

ideologi

untuk

menjalankan

setiap

pemerintahan yang ada pada negara tersebut. Dan pancasila merupakan ideologi
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pancasila berasal dari bangsa Indonesia
sendiri dan tentu saja tidak ada negara lain yang memiliki ideologi yang sama
dengan negara Indonesia. Pancasila dijadikan cita-cita bagi rakyat dan
keseluruhan bangsa Indonesia dan juga menjadi tujuan hidup berbangsa dan
bernegara Indonesia.
Ideologi dapat ditentukan oleh setiap masing-masing negara. Dan
Indonesia sendiri memilih Pancasila sebagai ideologi bangsa karena kelima sila
dalam Pancasila dipandang baik dan cocok dengan bangsa Indonesia. Setiap sila
menggambarkan bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman agama dan
suku. Dan negara Indonesia juga merupakan sebuah negara yang terbuka dan
demokratis.

Pada suatu

negara demokratis setiap masyarakatnya dapat

mengutarakan aspirasinya untuk merubah sesuai dengan keinginan mereka atau


memberikan suara mereka. Hal ini dapat dilihat dalam keseharian atau kebiasaan
hidup bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan hal-hal yang menjadi isi dari pada Pancasila tersebut
kita diharapkan untuk bisa mempertahankan dan mengamalkan dalam berbagai
bidang meliputi pemerintahan, kehidupan masyarakat dan dalam bidang
pendidikan.
Sebagai ideologi nasional, pancasila mempunyai nilai-nilai luhur sesuai
dengan kelima sila Pancasila. Nilai luhur ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Maksudnya, kita dituntut
mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan kepercayan dan agama masing-masing Tidak memaksakan

suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang
lain.
b.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, mengembangkan
sikap tenggang rasa dan tepa selira, serta berani membela kebenaran dan
keadilan.

c. Persatuan Indonesia
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan, mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, serta
mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
d.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
Tidak boleh memksakan kehendak kepada oranglain, mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama,
menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.

k.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdikari, suka
bekerja keras, suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.

D. Keunggulan Pancasila dibanding Ideologi Lainnya

Berdasarkan tabel perbandingan ideologi pancasila dan ideologi lain yang


ada di atas, dapat kita tarik beberapa keunggulan pancasila sebagai berikut :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi
Tuhan sebagai Sang pencipta.
2. Penghargaan kepada sesama umat manusia tanpa membedakan SARA
3. Menjunjung tinggi persatuan, Maka kita tempatkan PERSATUAN diatas
kepentingan sendiri
4. Bahwa kehidupan kita dalam kemusyawaratan berbasis dmokrasi PANCASILA
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan dalam kemakmuran
adalah cita-cita bangsa indonesia sejak dulu.
Disamping kelebihan, tentu terdapat kelemahan dalam ideologi pancasila.
Kelemahan tersebut yaitu terlalu ditinggi-tinggikan (berlebihan).

Sebenarnya,

kelemahan Pancasila dibandingkan ideologi-ideologi lain sangatlah sulit untuk


dicari. Karena Pancasila sendiri mengambil segala hal-hal positif yang ada dalam
setiap ideologi yang ada. Untuk bangsa Indonesia Pancasila memang sudah tepat
apabila dijadikan sebagai ideologi bangsa, hanya saja cara pengamalan bangsa
kita saat ini terhadap Pancasila sudah salah kaprah. Segala sesuatu yang menjadi
makna atau nilai Pancasila tersebut seakan-akan sudah tidak ada lagi. Dan pratek
untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila lama-kelamaan mulai memudar.
E. MENGAPA HARUS MEMPERTAHANKAN PANCASILA ?
Dalam benak kita, tentu seringkali munsul suatu pertanyaaan mengapa
harus mempertahankan pancasila? Jawabannya adalah, pertama, Pancasila adalah
warisan luhur dan ideal para the Founding Fathers (Pendiri Republik Indonesia)
yang nota bene mereka adalah agamawan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, prinsip demokrasi dan pluralisme. Karena itu sila pertama; Ketuhanan
Yang Maha Esa, merupakan rangkuman ajaran teologi dari semua agama dan
kepercayaan di Nusantara ini. Pancasila mengajarkan agar semua warga negara
yang berbeda agama dan kepercayaan dapat hidup bersama dan bekerja sama
secara damai, rukun dan harmonis, saling menghargai dan menghormati
keyakinan masing-masing.
Kedua, Pancasila memberi pedoman agar pemerintah dalam mengelola
kekuasaan negara harus selalu bersikap netral dan adil terhadap semua penganut
agama dan kepercayaan. Pemerintah tidak perlu mencampuri urusan substansi
ajaran setiap agama dan kepercayaan. Pemerintah cukup menjamin agar setiap
warga dapat mengekspressikan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing
secara aman, nyaman dan bertanggung jawab. Pemerintah tidak berhak mengakui
mana agama resmi dan tidak resmi atau agama yang diakui atau tidak diakui.
Semua penganut agama memiliki posisi setara di hadapan hukum dan perundangundangan. Tidak ada istilah mayoritas dan minoritas. Semua warga adalah pemilik
sah negeri ini. Karena itu, sikap pemerintah membiarkan perilaku diskriminatif
terhadap penganut agama Bahai, Konghucu, Kristen, penghayat kepercayaan,
komunitas Ahmadiyah, Lia Eden, Yusman Roi, dan sejumlah komunitas agama

lainnya jelas bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi Indonesia.


Ketiga, Pancasila adalah pedoman dalam mengatur hubungan antara
agama dan negara di Indonesia. Memang benar bahwa Indonesia adalah negara
yang melindungi agama, tetapi bukan negara yang merepresentasikan agama,
karena Indonesia bukan negara agama. Pedoman ini menggariskan bahwa hak
beragama dan berkepecrayaan merupakan hak asasi setiap manusia sekaligus hak
sipil bagi setiap warga negara. Semua warga negara dijamin kemerdekaannya
untuk beragama dan berkepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Tanpa ada diskriminasi sedikit pun.
Keempat, Pancasila adalah pedoman negara menuju kemanusiaan yang
adil dan beradab. Negara harus memenuhi, menegakkan dan melindungi hak asasi
manusia setiap warga berdasarkan prinsip keadilan dan keadaban. Indonesia telah
menerima

Deklarasi

Universal

HAM,

meratifikasi

sejumlah

Kovenan

Internasional berkaitan dengan hak-hak sipil politik, ekonomi, sosial dan budaya,
serta mengesahkan sejumlah UU nasional tentang perlindungan HAM, termasuk
di dalamnya hak kemerdekaan beragama dan berkepercayaan.
Kelima, Pancasila adalah pedoman negara dalam membangun persatuan
Indonesia. NKRI tidak boleh dibiarkan tercabik dan terluka oleh keinginan
segelintir orang yang ingin mengubah Indonesia menjadi negara agama. NKRI
yang demokratis tidak boleh dinodai pikiran sektarian yang mengusung ideologi
teokratis dan totalitarianisme. Indonesia tidak boleh menjadi negara teokrasi yang
totalitarian karena akan menyeret bangsa yang besar ini ke dalam kancah perang
saudara dan pertumpahan darah atas nama agama.
Keenam, Pancasila adalah pedoman untuk mewujudkan solidaritas
kemanusiaan dan kemaslahatan hidup bersama yang ditempuh melalui sikap
kerendahhatian, solidaritas dan empati kemanusiaan. Demikianlah dinyatakan
dalam sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Pancasila mengarahkan negara membangun suatu
tatanan sosial yang terbuka, adil dan beradab serta menisbikan semua perbedaan
atas dasar suku, etnik, jender, dan agama.
Ketujuh, Pancasila adalah pedoman negara dalam mewujudkan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tugas utama negara seperti terbaca dalam
preambule UUD 1945 sangat jelas, yaitu mensejahterahkan kehidupan bangsa
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan ungkapan lain, tugas utama negara
adalah mengeliminasi kemiskinan dan kebodohan, dan selanjutnya membuat
seluruh warga negara menjadi sejahtera dan cerdas. Atas dasar Pancasila, kita
harus menolak segala kebijakan pemerintah yang berdampak pada pemiskinan dan
pembodohan rakyat; demikian pula semua kebijakan yang berujung pada
kezaliman dan ketidakadilan.
Disamping ketujuh hal yang telah disebutkan diatas, alasan mengapa kita
harus mempertahankan pancasila dapat dilihat dari sudut pandang ketidakcocokan
paham

ideology

lain

terhadap

bangsa

Indonesia.

Misalnya,

paham

teokrasi(agama). Dalam ideologi ini hanya satu agama yang dibolehkan, padahal
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat plural yang memiliki berbagai
macam agama didalamnya. Contoh lainnya ketidakcocokan ideology liberalisme
untuk bangsa ini yaitu terlalu mengutamakan individualitas. Untuk Ideologi
komunisme, ia menganut paham manusia hanya diakui sebagai makhluk sosial.
Sedangkan ideology fasisme memiliki ketidakcocokan karena tidak ada demokrasi
(pemimpin tidak bisa diganggu gugat).
F. KESIMPULAN
Sesuai data yang telah dipaparkan diatas, pancasila adalah ideologi yang paling
tepat diterapkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sila-sila dalam pancasila dapat
mempersatukan dan menjadi dasar bagi seluruh aspek kemasyarakatan.

DAFTAR PUSTAKA
http://mujahidahmuslimah.com/demokrasi/73-mengapa-memilih-pancasila.html
http://marselagiovani89.blogspot.com/2010/03/peranan-pancasila-sebagaipandangan.html
http://halil-pkn.blogspot.com/2011/09/bab-1-pancasila-sebagai-ideologi.html
http://diyasspenynotalia.wordpress.com/2011/04/05/pancasila-sebagai-ideologiterbuka/
http://blogdenni.wordpress.com/tag/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/
http://www.slideshare.net/Deddy21/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-13149413
http://www.imammurtaqi.com/2011/12/keunggulan-pancasila-daripadaideologi.html
http://politik.kompasiana.com/2011/09/30/keunggulan-pancasila-dimana-danuntuk-siapa/

Anda mungkin juga menyukai