Anda di halaman 1dari 37

BIOKIMIA

METABOLISME LIPID

DISUSUN OLEH :
MUTMAINNAH MUSTAFA ( 13.025 AF )
NOVIYANTI AZIS

( 13.026 AF )

NUR AFIAH

( 13.027 AF )

NUR AZIZAH USMAN

( 13.028 AF )

NUR MUTMAINNAH S.

( 13.029 AF )

NURSYAMSI HD

( 13.030 AF )

NURFADILAH

( 13.031 AF )

AKADEMI YAMASI FARMASI


MAKASSAR 2015
1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu


Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah Makalah Biokimia Berjudul LIPID dapat
terselesaikan dengan baik.
Dalam proses pembuatan makalah ini melalui banyak kebingungan karena
materi yang didapatkan oleh penulis sangat banyak dan beragam namun dengan
memodifikasi materi tersebut hingga jadilah makalah ini.
Makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga perlu saran dan kritik dari
pembaca untuk kemajuan penulis di masa depan.
Terimakasih dan wassalam

Makassar, Januari 2015


Hormat

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..2

DAFTAR ISI.3
BAB 1
PENDAHULUAN.4
BAB II...
TINJAUAN PUSTAKA.5
SIFAT LIPID.6
FUNGSI LIPID..9
KLASIFIKASI LIPID..10
PENYAKIT GANGGUAN LIPID..20
IMPLEMENTASI LIPID.23
BAB III...
PEMBAHASAN..25
METABOLISME LEMAK.26
KATABOLISME LEMAK..29
ANABOLISME LEMAK.34

KESIMPULAN...37

DAFTAR PUSTAKA.38

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lipid adalah biomolekul yang tidak larut di dalam air, karena lipid
umumnya merupakan molekul yang memilikigugs non polar, sedangkan air
merupakan molekul yang memiliki gugus polar. Lipid dapat larut dalam pelarut
organik non polar seperti benzena, eter, heksena, dan metanol. (zumdahl 1997:
1106; boyer 2002: 208 & 211).
Lipid merupakan salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Lipida (dari kata yunani, lipos, lemak) dikenal oleh masyarakat awam sebagai
minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin.
Lemak merupakan nutrisi yang penting kepada tubuh manusia. Lemak berfungsi
sebagai sumber tenaga tubuh.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari lipid?
2. Bagaimana karakteristik dan fungsi dari lipid?
3. Bagaimana klasifikasi lipid?
C. Tujuan
1 Mengetahui definisi tentang lipid.
2 Mengetahui karakteristik atau sifat lipid
3 Mengetahui klasifikasi dan fungsi lipid
4 Mengetahui penyakit gangguan lipid.
5 Mengetahui implementasi lipid dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Gambar.struktur kimia trimiristil sejenis trigliserida salah satu lipid.

Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekulmolekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen
meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak
(contohnyaA,D,E,danK),monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpen
oid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu
ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan
tubuh

yang

disebut adiposa.

Pada

lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang

jaringan
berperan

adiposa, sel
dalam sistem

kekebalan, hormon sitokinayang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon


sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut
hormonadipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator
inhibitor-1, retinol

binding

protein

4 (RBP4), tumor

necrosis

factor-

alpha (tnf), visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon
adipokinetik (Akh).

Lipid adalah biomolekul yang tidak larut di dalam air, karena lipid
umumnya merupakan molekul yang memilikigugs non polar, sedangkan air
merupakan molekul yang memiliki gugus polar. Lipid dapat larut dalam pelarut
organik non polar seperti benzena, eter, heksena, dan metanol. (Zumdahl 1997:
1106; Boyer 2002: 208 & 211).
Lipid dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan karakteristiknya
non polar menjadi lemak (fat), lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid,
eikosanoat, steroid, lipoprotein, dan vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa
jenis lipid memiliki gugus polar dan non polar, sehingga bersifat amfipatik yang
akan membentuk misel di dalam air. (Ritter 1996: 336).
Lipid didefinisikan sebagai senyawa berbasis asam lemak atau molekul
yang mirip asam lemak. Asam lemak merupakan komponen penting lipid.
Struktur kimia dan sifat fisik asam lemak merupakan dasar untuk memahami
sifat fisik dan kimia lipid.
Lipid ialah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak minyak,
steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat
fisiknya daripada sifat kimianya (Buku Biokimia Harper : hal 128). Lipid
bersifat amfifilik, yaitu lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel,
liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah.
Lipid merupakan zat zat gizi yang memiliki fungsi fungsi biologis
untuk membantu metabolisme tubuh. Lipid ( Minyak atau Lemak ) merupakan
komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya
tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair
atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak,
sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak
B. SIFAT SIFAT LIPID
Lipid bersifat amfifilik, yaitu lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel,
liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Sifat lipid dibagi menjadi
2 bagian besar yaitu :
1) . Sifat Fisis
sifat yang secara nyata dapat di lihat dan dibuktikan dengan melihatnya
saja, sifat fisis lipid yaitu :
A. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,
sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.

B. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak


jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung
asam lemak tak jenuh. Contoh: tristearin (ester gliserol dengan tiga
molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 c, sedangkan triolein
(ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur
17 c.
C. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air,
sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak
larut dalam air.
D. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas
merupakan pelarut lemak yang baik.
2) Sifat Kimia

Reaksi penyabunan atau saponifikasi (latin, sapo = sabun)


Pada pembahasan terdahulu telah diketahui bahwa lemak

dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum adalah


dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut
penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak
yang disebut sabun. Reaksi umum:

Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan


penyabunan. Bilangan

penyabunan

adalah

bilangan

yang

menyatakan jumlah miligram koh yang dibutuhkan untuk menyabun


satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan
tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau
dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan penyabunan
tergantung pada massa molekul lemak tersebut.

Halogenasi

Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat


sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi halogen ( i 2 tau br2
) pada ikatan rangkapnya. Halogenasi adalah penggantian satu atau
lebih atom hidrogen dalam sebuah senyawa organik dengan halogen
(fluor, klor, brom atau iod). Berbeda dengan transformasi kompleks
pembakaran, halogenasi dari sebuah alkana tampaknya menjadi
reaksi substitusi sederhana di mana ikatan CH rusak dan ikatan CX
baru terbentuk.

Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding


dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka
jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan
untuk menentukan derajat ketidak jenuhan.
Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak
yang

terkandung

dalam

lemak,

diukur

dengan

bilangan

yodium . Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan


banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram
lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam
lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu
ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka
makin besar pula bilangan yodium.

Hidrogenasi
Hidrogenasi Adalah proses pengolahan minyak/lemak dengan
menambahkan hydrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak
mengurangi ketidak jenuhan minyak/lemak.
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah
minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi
katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi
lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal
dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan
8

mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki


minyak panas (200 c) yang mengandung katalis nikel yang
terdispersi.
C. FUNGSI LIPID
Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid memenuhi fungsi dasar bagi
manusia, yaitu :
a Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
b Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel
yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air,
ion, dan molekul lain, keluar dan masuk kedalam sel
c Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan K.
d Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi
tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
e Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energy di dalam tubuh dan

komponen yang

membentuk membrane semua jenis sel.


f Sebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan
vitamin membantu regulasi proses-proses biologis
g Pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial; yang bersifat sebagai pemeliharadan
integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena keterbatasan fosfolipid
sebagai agen pengemulsi.
h Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi biologis yang
penting. Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem pemeliharaan membran,
untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin D3 asam empedu dan,adrenal dan
kortikosteroid).
i Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan yang berbentuk
pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan dalam
kelezatan makanan.
D. KLASIFIKASI LIPID

Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon (-CH2CH2-CH2-) maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang
menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di
larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
Karakteristik lipid dibagi dalam 5 kelompok yaitu :
1. Klasifikasi menurut LEHNINGER
Klasifikasi ini lipid dibagi menjadi 2 yaitu :
- Lipid Komplek ( Majemuk )
Lipid golongan ini di didasarkan dari lipid yang
dapat di hidrolisis dengan basa kuat seperti NaOH yang
menghasilkan sabun dan gliserol atau di sebut reaksi saponifikasi.
Contohnya lipit trigliserida. Trigliserida merupakan salah satu
jenis lemak yang terdapat didalam darah dan berbagai organ di
dalam tubuh. Dari sudut kimia trigliserida merupak substansi yang
terdiri

dari

gliserol

( A.P.Bangun,2003 ).
Trigliserida

yang

mengikat

dalam

gugus

tubuh

asam

lemak

digunakan

untuk

menyediakan energi dari berbagai proses metabolisme tubuh,


fungsinya hampir sama dengan karbohidrat yaitu sebagai zat
energi yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak
tidak jenuh dan lemak jenuh ganda. ( library.usu.ac.id ).
Metabolismenya dibagi 2 berupa sintesa trigliserida
yaitu sintesa yang terjadi di dalam hati dan jaringan adiposa yang
kemudian di simpan sebagai energi. Serta transport trigliserida
yang melalui pencernaan usus kecil dan isi lemak yang
direaksikan oleh lipase karena lipase larut dalam air. Materi lipid
diubah menjadi globula kecil yang teremulsi oleh garam empedu.
Lipid yang telah tercerna dalam bentuk larut dalam air,
membentuk asam lemak monogliserida dan asam empedu diserap
ke sel mukosa intestinum yang kemudian di sintesa kembali
menjadi trigliserida. ( Arthur C.Guyton,1991 ).
-

Lipid Sederhana
Lipid ini kebalikan dari lipid kompleks dimana zat yang tergolong
lipid sederhana tidak mengandung gliserol sehingga zat tersebut
tidak dapat di reaksi saponifikasi. Golongan tersebut diantaranya :
Terpen
10

Terpen dihasilkan secara biosintetik dari unit-unit


isopren, dengan rumus molekul C5H8. Rumus molekul dasar
terpen ini adalah kelipatan dari (C5H8)n, di mana n adalah
jumlah unit-unit isopren yang terikat. Ini disebut aturan
isopren atau aturan C-5. Uni-unit isoprena dapat saling
terkait kepala ke ekor untuk membentuk rantai-rantai lurus
atau dapat juga ditata dalam bentuk cincin. Yang satu dapat
dianggap unit isopren sebagai salah satu dari balok bangunan
umum yang alami.
Seperti rantai-rantai dari unit-unit isopren yang
dibangun, terpen-terpen yang dihasilkan digolongkan secara
berturut-turut

dengan

ukuran

seperti

Hemiterpen,

Monoterpen, Seskuiterpen, Diterpen, Sesterterpen, Triterpen,


dan Tetraterpen.
JENIS-JENIS TERPEN
Terpen-terpen

dapat

diklasifikasi

berdasarkan

jumlah unit terpen dalam molekulnya; awalan dengan nama


menunjukkan jumlah unit terpen yang dibutuhkan untuk
membangun molekul tersebut.
1. Hemiterpen terdiri dari unit isoterpen tunggal. Isopren itu
sendiri hanya dianggap hemiterpen, tetapi turunannya
mengandung

oksigen,

seperti

halnya prenol dan asam

isovalerat.
2. Monoterpen terdiri dari dua unit isopren dan mempunyai
rumus molekul C10H16. Contoh-contoh dari monoterpen ialah
Geraniol, Limonen, dan Terpineol.
3. Seskuiterpen terdiri dari tiga unit isopren dan mempunyai
rumus molekul C15H24. Beberapa contoh dari seskuiterpen
ialah Farnesen, Farnesol. (Awalan seskui- berarti satu dan
setengah.)

11

4. Diterpen terdiri dari empat unit isopren dan mempunyai


rumus molekul C20H32. Diterpen berasal dari geranil-geranil
pirofosfat. Contoh-contoh dari diterpen adalah Cafestol,
Kahweol, Cembran dan Taksadien (prekursor dari taksol).
Diterpen juga membentuk dasar bagi senyawa-senyawa
penting secara secara biologi seperti halnya Retinol, Retinal,
dan Fitol. Senyawa-senyawa ini diketahui merupakan antimikroba dan anti-radang.
5. Sesterterpen, terpen yang mempunyai 25 unit karbon dan
lima unit isopren, adalah relatif jarang pada ukuran yang lain.
(Awalan sester- berarti setengah sampai tiga, yaitu dua dan
setengah.) Satu contoh dari sebuah Sesterterpen ialah
Geranilfarnesol.
6. Triterpen terdiri dari enam unit isopren dan mem-punyai
rumus molekul C30H48. Triterpen skualen yang linier,
konstituen utama dari minyak hati ikan hiu, berasal dari dua
molekul pasangan reduktif dari Farnesil pirofosfat. Skualen
kemudian diproses secara biosintetik untuk menghasilkan
Lanosterol atau Sikloartenol, prekursor-prekursor struktural
bagi semua steroid.
7. Tetraterpen mengandung

delapan

unit

isopren

dan

mempunyai rumus molekul C40H64. Tetraterpen yang penting


secara biologis meliputi likopen asiklik, gamma-karoten
monosiklik, dan alfa- danbeta-lkaroten bisiklik.
8. Politerpen terdiri dari banyak unit isopren rantai panjang.
Karet alam terdiri dari poliisopren dalam mana ikatan
rangkap-duanya adalah cis. Beberapa tanaman menghasilkan
suatu poliisopren dengan ikatan-rangkap-dua trans, dikenal
sebagai gutta-percha.

Steroid
Steroid adalah senyawa
sterol tidak

terhidrolisis yang

organik lemak
dapat

dihasil

reaksi
12

penurunan dari terpena atauskualena. Steroid merupakan


kelompok senyawa yang

penting

dengan

struktur

dasar sterana jenuh (bahasa Inggris : saturated tetracyclic


hydrocarbon :

1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene)

dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.


Senyawa

yang

termasuk

turunan

steroid,

misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen.


Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid
mempunyai

struktur

dasar

yang

terdiri

dari

17

atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan


satu cincin siklopentana.
Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid
yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh
ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid
dengan

rumus

bangun

diturunkan

dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3,


banyak ditemukan pada tanaman , hewan dan fungsi.
Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku
berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan
atau fungi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan.
Kedua

jenis

lemak

sterol

di

atas

terbuat

dari siklisasi squalena dari triterpena.


Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang
umum dijumpai. Beberapa steroid bersifat anabolik, antara
lain testosteron, metandienon, nandrolon

dekanoat, 4-

androstena-3 17-dion.
Steroid anabolik dapat mengakibatkan sejumlah
efek

samping

yang

berbahaya,

seperti

menurunkan

rasio lipoprotein densitas tinggi, yang berguna bagi jantung,


13

menurunkan

rasio

lipoprotein

stimulasi tumor

prostat,

gangguan hati,

kebotakan

densitas

rendah,

kelainan koagulasi dan


menebalnya rambut,

tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria.


Secara fisiologi, steroid anabolik dapat membuat
seseorang menjadi agresif. Biosintesis Steroid adalah salah
satu

bentuk

triterpena

termodifikasi,

sehingga

unit

penyusunnya adalah isoprena, yaitu IPP dan DMAPP. IPP


dan DMAPP dibiosintesis oleh tubuh dari Asetil Koenzim
A, suatu C-2 hasil pelepasan CO2 oleh piruvat pada jalur
metabolisme,

lewat

jalur asam

mevalonat atau

deoksisilulosa fosfat
Unit IPP dan DMAPP bereaksi

memanjangkan

rantai membentuk C-15, disebut farnesil. Dua FPP (Farnesil


Pirofosfat)

bergabung

ekor-ekor

membentuk skualena.

Skualena teroksidasi membentuk epoksida, memungkinkan


terjadinya siklisasi membentuk lanosterol.

Prostaglandin
Prostaglandin pertama kali diketemukan dari
cairan semen manusia pada sekitar tahun 1930 oleh Ulf von
Euler dari Swedia. Oleh karena diduga berasal dari kelenjar
prostat, sang penemu memberinya nama prostaglandin.
Prostaglandin,
layaknya

senyawa

dalam sel tempat

seperti hormon,

sinyal

mereka

tetapi

hanya

tersintesis.

berfungsi
bekerja

Rumus

di

bangun

prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri


dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin.
Prostaglandin
arakidonat.

tersintesis

dari asam

Prostaglandin

F2

peningkatan MMP-1

enzim

lemak dan asam


memberi

efek

Metaproteinase

matrick ) dan MMP-3.


14

2. Klasifikasi Menurut BLOOR


a Lipid sederhana
- Lemak netral ( monogliserida, digliserida, trigliserida )
Lemak netral adalah ester antara asam lemak dengan
gliserol.fungsi dasar dari lemak netral adalah sebagai simpanan
energi (berupa lemak atau minyak). Lemak netral terdiri atas
monogliserida, digliserida, dan trigliserida ).
-

Ester asam lemak dengan alkohol.


Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk
malam/lilin ( waxes ). Lilin tidak larut di dalam air dan sulit
dihidrolisis.lilin sering digunakan sebagai lapisan pelindung
untuk kulit, rambut dan lain-lain.lilin merupakan ester antara
asam lemak dengan alkohol rantai panjang.

b
-

Lipid majemuk ( kompleks )


Fosfolipid
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester
fosfa. Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur
dinding sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air
yang berlebihan. Fosfolipid merupakan senyawa yang menyusun
struktur lipid bilayer pada membran sel yang berperan dalam
mengatur sistem transport dari dalam ke luar sel. Meskipun
fosfolipid

bukan

termasuk

senyawa

essensial,

namun

keberadaannya dalam makanan memiliki dampak positif bagi


kesehatan antara lain: mencegah penyakit liver, pengontrol kadar
kolesterol, perkembangan sistem otak dan saraf.
Fosfolipid menyusun 20-25% berat kering otak
manusia dewasa. Fosfolipid berperan dalam membentuk kerangka
membran sel otak, sehingga kinerja fosfolipid akan sangat
berpengaruh pada tingkat kecerdasan manusia.
-

Glikolipid
Glikolipid

ialah

molekul-molekul

lipid

yang

mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti


galaktosa atau glukosa.
-

Asam lemak

15

Asam lemak adalah bagian dari molekul lemak.ini


dapat berfungsi sebagai zat penyusun lemak tubuh atau dapat juga
-

digunakan tubuh untuk menghasilkan energi.


Kolesterol
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh
masyarakat.kolesterol merupakan komponen utama pada struktur
selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf.
Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan
sejumlah komponen penting seperti vitamin d (untuk membentuk
& mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya
estrogen & testosteron) dan asam empedu ( fungsi pencernaan ).
Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah :
a

Merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem


membran

dari

spesieshewan

eukariotik,

bersama

dengan

phospholipid dan protein. Jumlah kolesteroldalam jarngan hewan


ekuivalen dengan sistem membran.
b

Prekursor senyawa sterol penting yang terdapat dalam tubuh.


Seperti asam empedu,hormon-hormon steroid (meliputi androgen,
estrogen dan corticosteroid) danvitamin d3.

Kolesterol juga berperanan penting dalam pengnyerapan lemak


dalam usus halusdan dalam transportasi lebih lanjut ke sistem
peredaran darah atau haemolymph.disini kolesterol bergabung
dengan asam lemak untuk membentuk ester kolesterolyang sangat
larut dan lebih emulsif daripada molekul asam lemak bebas.

3. Klasifikasi Berdasarkan Asalnya


a. Lemak nabati
Lemak nabati berasal dari tumbuhan.mengandung lemak tak
jenuh dan tidak mengandung kolestrol.di dapat dari kelapa,
kemiri, alpukat, durian, dll. Lemak nabati berfungsi dalam
menurunkan kadar kolesterol, mencegah terjangkitnya penyakit
jantung koroner dan pertumbuhan beberapa jenis kanker.
b. Lemak hewani
16

Lemak hewani berasal dari hewan.mengandung lemak jenuh dan


kolestrol. Didapat dari daging, telur, susu, keju, mentega,
dll.lemak hewani mengandung kolesterol yang tinggi. Kolesterol
sebagai komponen penting dalam asam empedu dimana asam
empedu membantu melarutkan lemak globular dari makanan
sehingga dapat larut dalam air atau enzim lipase, dan bereaksi
dengan molekul lemak sehingga dapat melancarkan penyerapan
lemak.
4. Klasifikasi Berdasarkan Ikatanya
- Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida.
Lemak Umumnya diperoleh dari hewan, Berwujud padat pada
suhu ruang, Tersusun dari asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh
mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain,
sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya
berwujud padat. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung

ikatan

tunggal

pada

rantai

hidrokarbonnya

Sedangkan minyak umumnya diperoleh dari tumbuhan.


Berwujud cair pada suhu ruang, Tersusun dari asam lemak
tak jenuh.asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya .
Fungsi dari lemak dan minyak adalah sebagai salah satu
penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul ,
Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat,karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara
sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau
minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan
4 kalori tiap 1 gram protein atau karbohidrat, dan Mencegah
timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak
esensial.
5. Klasifikasi Kelas Dari Lemaknya
a

Asam Lemak
Asam lemak adalah bagian dari molekul lemak.Ini dapat
berfungsi sebagai zat penyusun lemak tubuh atau dapat juga
digunakan tubuh untuk menghasilkan energi.Asam lemak atau
17

lemak di dalam tubuh selain berasal dari lemak/minyak yang


dikonsumsi, juga dapat berupa hasil sitensis tubuh dari
karbohidrat atau protein.
b

Gliserida
Gliserida terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida.
- Gliserida netral
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak
dengan gliserol.Fungsi dasar dari gliserida netral adalah
sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak).
Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam
lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan
1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan
2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan
3

asam

lemak

dinamakan

trigliserida.

Trigliserida

merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.


-

Fosfogliserida (fosfolipid)
Fosfolipid merupakan

komponen

pembentuk

struktur dinding sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya


penguapan air yang berlebihan. . Fospfolipid berperandalam
pengemulsian lipid dalam saluran pencernaan dan sebagai
unsur lipoproteindengan kecepatan yang tinggi dari transpor
lipid dalam tubuh.
c

Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak
dan termasuk dalam Lipid non gliserida.Lipid non gliserida yaitu
Lipid yang tidak mengandung gliserol.Jadi asam lemak
bergabung dengan molekul-molekul non gliserol Penggunaan
primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin
serabut

saraf.Pada

manusia,

25%

dari

lipid

merupakan

sfingolipid.
Steroid
Steroid berasal dari kolesterol. Steroid adalah zat yang sangat
penting dan tersebar luas dalam tubuh hewan. Steroid meliputi
sterol, asam empedu, hormon adrenal, dan hormon sex. Steroid
mempunyai sifat yang sangat luas didalam tubuh dan mempunyai
18

unit struktur dasar inti phenanthrene yang bergabung dengan


cincin siklopentana. Masing-masing senyawa berbeda dalam
jumlah dan posisi ikatan rangkapnya dan biasanya terdapat pada
sisi cincin atom karbon ke-17. Dalam tubuh manusia steroid
berfungsi sebagai hormon. Beberapa hormon reproduktif
merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesterone.
Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan
proses metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis
rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan sebagainya.

19

E. PENYAKIT GANGGUAN LIPID


1.Wolman
Penyakit Wolman adalah gangguan yang dihasilkan ketika jenis
spesifik pada kolesterol dan gliserida menumpuk

di jaringan, gangguan ini

disebabkan pembesaran limpa dan hati. Penyimpanan kalsium pada kelenjar


adrenalin membuat mereka lebih keras, dan diare lemak (steatorrhea) juga terjadi.
Bayi dengan penyakit Wolman biasanya meninggal dalam usia 6 bulan.
2.Cerebrotendinous xanthomatosis
Cerebrotendinous xanthomatosis terjadi ketika cholestanol, produk
pada metabolisme kolesterol, menumpuk pada jaringan. Gangguan ini segera
megakibatkan gerakan yang tidak terkoordinasi, dementia, katarak, dan
perkembangan lemak (xanthomas) pada tendon.
Gejala-gejala kelumpuhan sering muncul setelah usia 30 tahun. Jika
mulai lebih awal, obat chenodiol membantu mencegah perkembangan penyakit ini,
tetapi

tidak

dapat

membatalkan

kerusakan

apapun

yang

terjadi.

dan

sayuran

3.Sitosterolemia
Pada
menumpuk

di

sitosterolemia,

darah

dan

lemak

jaringan.

dari

buah-buahan

Pembentukan

lemak

menyebabkan

atherosclerosis, sel darah merah yang tidak normal, dan penyimpanan lemak pada
tendon (xanthomas). Pengobatan terdiri dari pengurangan asupan makanan yang
kaya akan lemak tumbuhan, seperti minyak sayur, dan menggunakan resin
cholestyramine.
4.Gauchers
Pada penyakit gaucher, glucocerebroside, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Penyakit gaucher adalah lipidosis yang
paling sering terjadi. Penyakit tersebut paling umum pada orang-orang yahudi
20

Ashkenazi (eropa timur). Penyakit gaucher menyebabkan pembesaran hati dan


limpa dan pewarnaan coklat pada kulit.
Penumpukan glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak
kuning yang disebut pingueculae akan terlihat. Penumpukan pada tulang rawan
bisa menyebabkan nyeri dan menghancurkan tulang. Kebanyakan orang mengalami
penyakit gaucher jenis 1, bentuk kronis, yang menghasilkan pembesaran hati dan
limpa dan kelainan tulang. Kebanyakan adalah orang dewasa, tetapi anak-anak juga
bisa mengalami jenis 1. Jenis 2, bentuk infantile, terbentuk pada masa bayi, bayi
dengan penyakit ini mengalami pembesaran limpa dan kelainan sistem syaraf berat
dan biasanya meninggal dalam waktu setahun. Jenis 3, bentuk juvenile, bisa
dimulai kapan saja selama masa kanak-kanak.
Anak dengan penyakit ini mengalami pembesaran hati dan limpa,
kelainan tulang, dan kelainan sistem syaraf yang berkembang dengan lambat. Anak
yang bertahan hidup sampai remaja bisa hidup untuk beberapa tahun. Kebanyakan
orang dengan penyakit gaucher bisa diobati dengan terapi penggantian enzim,
dimana enzim diberikan dengan cara infus, biasanya setiap 2 minggu. Terapi
penggantian enzim lebih efektif untuk orang yang tidak mengalami komplikasi
systemsyaraf.
5.Refsun
Pada penyakit Refsun, asam phytanic, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Pembentukan asam phytanic
menyebabkan kerusakan syaraf dan retina, gerakan kejang, dan perubahan pada
tulang dan kulit.Pengobatan meliputi menghindari makan buah-buahan hijau dan
sayuran yang mengandung klorofil.
Plasmapheresis, dimana asam phytanic diangkat dari darah, kemungkinan sangat
membantu.
6.Tay-Sachs
Pada penyakit tay-sach, ganglioside, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Penyakit tersebut paling
sering terjadi asli yahudi di eropa timur. Pada usia yang sangat dini,
21

anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat dan tampak


mengalami

sifat

otot

yang

terkulai.

Terbentuk

kejang

diikuti

kelumpuhan, dementia, dan kebutaan. Anak ini biasanya meninggal di


usia 3 atau 4 tahun. Penyakit tay-sachs bisa diidentifikasikan pada janin
dengan contoh chorionic villus atau amniocentesis. Penyakit tersebut
tidak

dapat

diobati

atau

disembuhkan.

7.Niemann-Pick
Pada

penyakit

Niemann-Pick,

kekurangan

enzim

khusus

mengakibatkan penumpukan sphingomyelin (produk metabolisme lemak) atau


kolesterol. Penyakit Niemann-Pick mempunya beberapa bentuk, bergantung pada
beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian penumpukan sphingomyelin
atau kolesterol. Bentuk yang paling berat cenderung terjadi pada orang yahudi.
Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok etnis.
Pada bentuk berat yang sering terjadi (jenis A), anak gagal untuk
bertumbuh dengan baik dan mengalami masalah multiple neurologic. Anak ini
biasanya meninggal di usia 3 tahun. Anak dengan penyakit jenis B mengalami
pertumbuhan lemak di kulit, daerah berpigmen gelap, dan pembesaran hati, limpa,
dan batang limpa; mereka kemungkinan lambat secara mental.
Anak dengan penyakit jenis C mengalami gejala-gejala di masa
kanak-kanak, dengan serangan dan kerusakan syaraf. Beberapa bentuk penyakit
Niemann-Pick bisa didiagnosa pada janin dengan contoh chrionic villus atau
amniocentesis. Setelah lahir, diagnosa bisa dibuat dengan biopsi hati (pengangkatan
contoh jaringan untuk diteliti di bawah mikroskop). Tidak satupun jenis pada
penyakit Niemann-Pick ini bisa disembuhkan, dan anak cenderung meninggal
karena

infeksi

atau

gangguan

progresif

pada

sistem

syaraf

pusat.

8.Fabry
Pada penyakit Fabry, glycolipid, yang merupakan hasil metabolisme
lemak, menumpuk pada jaringan. Karena gen tidak sempurna untuk gangguan
langka ini dibawa pada kromosom X, penyakit full-blown terjadi hanya pada pria.

22

Penumpukan glycolipid menyebabkan pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat


kanker (angiokeratomas) untuk terbentuk di sepanjang bagian bawah tubuh.
Kornea menjadi berawan, mengakibatkan pandangan buruk. Rasa
terbakar bisa terjadi pada lengan dan kaki, dan orang tersebut bisa mengalami
peristiwa demam. Orang dengan penyakit fabry segera mengalami gagal ginjal dan
penyakit jantung, meskipun seringkali mereka hidup ke dalam masa dewasa.
Gagal ginjal bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, yang bisa
mengakibatkan stroke. Penyakit Fabry bisa didiagnosa di dalam janin dengan
contoh chorionic villus atau amniocentesis. Penyakit Fabry tidak dapat
disembuhkan

atau

bahkan

diobati

secara

lsngsung,

tetapi

peneliti

menginvestigasikan sebuah pengobatan dimana kekurangan enzim digantikan


dengan transfusi.
Pengobatan terdiri dari penggunaan analgesik untuk membantu
menghilangkan rasa sakit dan demam, orang dengan kerusakan ginjal bisa
memerlukan pencangkokan ginjal.
F. IMPLEMENTASI LIPID
a Waxes
Waxes (malam) adalah ester dari asam lemak dan alkohol monohidrat
bermolekul tinggi. Seperti lemak, waxes di alam ditemukan dalam bentuk
campuran dari ester yang berbeda dan bersifat padat pada suhu kamar. Waxes
tersebar luas baik dalam tubuh hewan maupun tanaman, dan berperan sebagai
pelindung. Contoh, waxes terdapat dalam kutikula daun dan buah yang berfungsi
meminimumkan kehilangan air karena transpirasi. Sedangkan pada hewan, wool
dan bulu selalu dilindungi oleh zat alami hidrofobik yang mengandung wax untuk
melawan air. Diantara waxes hewan yang diketahui adalah lanolin (ditemukan
dalam wool), beeswax (sekresi insekta/ lebah) spermaceti dari sperma ternak,
khususnya unggas dan monogastik paus.
Malam sering digunakan juga sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut
dan lain-lain.
b

Pakan hewan ternak


Achmadi dkk. (2000: 68) melaporkan ekstrak lipid Spirulina platensis

meningkatkan konsentrasi high density lipoprotein (HDL) pada plasma darah


23

kelinci yang diberi pakan kolesterol sebesar 28 mg/dl menjadi 66 mg/dl. Ekstrak
lipid tersebut menganung asam y-linolenat paling tinggi 0,49 % dibandingkan
asam lemak lain, seperti asam palmitat, stearat dan oleat. Franklin dkk. (1999:
2050) melaporkan bahwa ternak sapi yang diberi tambahan pakan alga laut
Schizochytrium sp. menghasilkan asam lemak omega 3 dokosaheksanoat pada
susu sapi.
c Lipid pada Khamir
Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat mengakumulasi
lipid di dalam sel (Ratledge 1991: 434). Kelompok khamir yang dapat
mengakumulasi lipid lebih dari 20% disebut khamir oleaginous (Ratledge & Tan
1990: 224). Menurut Buzzini dan Martini (2006: 539), beberapa genus khamir
dapat mengakumulasi lipid 20 70% dari berat biomassa kering, antara lain
genus Candida, Cryptococcus, Lipomiyces, Rhodosporodium, dan Rhodotorula.
Khamir Rhodotorula sp., L. starkey dan Cr. curvatus diketahui dapat
mengakumulasi lipid antara 40% hingga 70% (Ratledge 2002: 1047).

24

BAB III
PEMBAHASAN
METABOLISME LIPID
DEFENISI
Metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan, penyerapan, transportasi,
penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh mahkluk hidup. Lipid yang kita peroleh
sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara
gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam
lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut
dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini
dinamakan lipolisis.

Proses secara umum


1. Hidrolisis lemak
25

dalam tabung reaksi (in vitro), lemak dapat dipecahkan melalui proses hirolisis
alkali (penyabunan) menjadi gliserol dan garan-garam dari asam lemak. Sabun
merupakan garam alkali padat dari asam lemak. Berdasarkan sifat-sifat amfipatiknya
dapat larut dengan baik dalam air dan juga mampu melarutkan lemak.
di dalam organisme (in vivo) pemecahan lemak dikatalis oleh enzim lipase.
Penghancuran lemak bahan makanan di dlam usus akan dibantu oleh suatu enzim lipase
pankreas. Enzim ini cenderung bekerja pada atom sn-c-1 dan atomsn-c-3 lemak. Hasil
hidrolisis tersebut ialah monoasigliserol dan dua asam lemak. Berlawanan dengan
lemak netral, senyawa-senyawa ini dapat dengan mudah di absorbsi oleh sel mukosa
usus.
2. Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali

asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi


kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa.
Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
A.

Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL ( very low

density lipoprotein ).
B. Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk
disimpan. Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus
tersedia dari glukosa. Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada
kelebihan glukosa di dalam tubuh.
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan
trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan
asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol).
Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula
(lihat oksidasi beta).
3. Metabolisme lemak

Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh
dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan
dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudahdapat
digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus di metabolisme dalam hati maka akan
terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak
dihasilkan di hati maka akan menjadi kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat
26

kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari lemak
di dalam jaringan adiposa.
-

Pencernaan : lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga


lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam

lemak.
Absorbsi

: gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan

masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati


membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam
jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang
disimpan mengandung vitamin a dan b. Produksi buangan hasil pembakaran
lemak dalam jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan
karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine
serta saluran pencernaan dalam bentuk feses.

Gambar reka jalur metabolism lemak

4. Katabolisme lemak
Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa

kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih sederhana (anorganik).


Dalam reaksi penguraian tersebut dapat dihasilkan energi yang berasal dari
terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang mengalami penguraian.Tetapi
27

energi yang dihasilkan itu tidak dapat langsung digunakan oleh sel, melainkan
harus

diubah

dalam

bentuk

senyawa Adenosin

Trifosfat(ATP)

yang

mengandung energi tinggi. Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk


membebaskan

energi

yang

terkandung

di

dalam

senyawa

sumber,

yaitu Adenosin Trifosfat (ATP).


Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi,
maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan
gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika
sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan
menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil
metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur ini pun akan masuk
ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi (Nugroho, 2009). Lebih
lanjut Nugroho menguraikan proses metabolisme asam lemak sebagai berikut.
1. Katabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi
sumber energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus
fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk
ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk
antara dalam jalur glikolisis.

2. Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)


Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus
diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan

28

Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA


sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai
panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam
mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin. Langkah-langkah masuknya
asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut :
a. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan
dikatalisir oleh enzim tiokinase.
b. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim
karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna
mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah
senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
c. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil
karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke
dalam dan karnitin keluar.
d. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi
dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase
II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan
karnitin dibebaskan.
e. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk
dalam proses oksidasi beta.
Pada proses oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian
siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C
dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam
siklus asam sitrat. Menurut Poedjiadi (1994: 279-280), tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :

29

Gambar.oksidasi beta

a. Pembentukan asil KoA dari asam lemak berlangsung dengan katalis


enzim asil KoA sintetase yang disebut juga tiokinase.
b. Reaksi kedua adalah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara
oksidasi. Enzim asil KoA dehidrogenase berperan sebagai katalis dalam
reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah FAD yang
berperan sebagai akseptor hydrogen. Dua molekul ATP dibentuk untuk
tiap pasang electron yang ditransportasikan dari molekul FADH2 melalui
sistem transport electron.
c. Pada reaksi ketiga, enzim enoil KoA hidratase merupakan katalis yang
menghasilkan L-hidroksiasil KoA. Reaksi ini ialah reaksi hidrasi
terhadap ikatan rangkap anatar C-2 dan C-3.
d. Reaksi keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil
koenzim A menjadi ketoasil koenzim A. Enzim L-hidrokdiasil koenzim A
dehidrogenase melibatkan NAD yang direduksi menjadi NADH.
e. Tahap kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga
menghasilkan aseil koenzim A dan asil koenzim A yang mempunyai
jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul semula.
Asil KoA yang terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami metabolisme
lebih lanjut melalui reaksi tahap 2 hingga tahap 5 dan demikian
seterusnya sampai rantai C pada asam lemak terpecah menjadi molekulmolekul asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA dapat teroksidasi menjadi
CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat (Poedjiadi, 1994: 282). Asetil
KoA yang dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak berbeda dengan
asetil KoA yang dibentuk dari piruvat (Lehninger, 2005: 204).
30

A.

Pelepasan dan transport asam lemak

Pemecahan lemak (lipolisis) di dalam jaringan lemak dikatalis oleh suatu lipase yang
peka hormon yang diatur oleh suatu kontrol hormonal yang kompleks. Asam lemak
yang dilepaskan dari jaringan lemak akan di transpor di dalam plasma dalam bentuk
tidak teresterisasi (free ratty asid = ffa). Ini hanya terjadi pada asam lemak rantai
pendek yang benar-benar larut, sedangkan asam lemak rantai panjang dan kurang larut
dalam air akan terikat pada albumin. Untuk dapat digunakan, asam lemak dari plasma
dimasukkan ke dalam sel dan berada dalam bentuk yang terikat protein. Kecuali
jaringan otak dan eitrosit, semua jaringan dapat memecahkan asam lemak melalui
oksidasi-.
B. Pemecahan asam lemak : oksidasi-
Dalam oksidassi- asam lemak dikatabolisis dari ujung karboksil. Dua atom hidrogen
dikeluarkan dari atom carbon-, c3 dalam rantai, dan terbentuk suatu gugus keto.
Pemecahan antara atom karbon- dan terjadi, dan fragmen dua atom karbon yang
terdiri dari karbon karboksil asli dan atom karbon-, dilepaskan sebagai asetil koa.
Oksidasi asam lemak 16-atom karbon akan menghasilkan delapan unit asetil koa tetapi
hanya memerlukan tujuh siklus oksidasi-. Satu urutan oksidasi- yang menghasilkan
1 mol asetil koa dan memberi 5 mol atp kepada sel. Tiap mol aseil koa bila di oksidasi
dalam siklus krebs menjdi co2 dan h2o, memberi tambahan ikatan fosfat energi tinggi
kepada sel yang ekivalen dengan 12 mol atp.
C.

Pengaturan penghancuran asam lemak

Kadar asam lemak bebas (ffa) di dalam plasma bertugas menyediakan asam lemak
yang dibutuhkan oleh jaringan yang tidak dapat membentuk asam lemak melalui
sintesis sendiri (lipogenesis). Setelah diaktifasi menjadi asil koa, ffa intra sel disimpan
dan dipecahkan.
1) penyimpanan
Pengesteran dari asam lemak yang diaktifkan (asil koa) dengan gliserol
menyebabkan terbentuknya fosfolipid yang diperlukan sebagai komponen
membran dan triasilgliserol (lemak) yang disimpan sebagai cadangan lemak.
2) penghancuran

31

Penghancuran asam lemak terjadi di mitokondria. Dengan bantuan toraks karnitin,


asam lemak di transpor dari sitoplasma ke dalam mitokondria. Dalam mitokondria
asam lemak dipecah menjadi co2 melalui kerjasama antara oksidasi-, daur asam
sitrat dan rantai pernafasan, dan akibatnya dihasilkan sejumlah ATP.
D. Penghancuran asam lemak tak jenuh
Penghancuran asam lemak tak jenuh berlangsung seperti penghancuran asam lemak
jenuh yaitu melalui oksidasi-, hingga mencapai ikatan rangkap cis pada c-9. Karena
pada oksidasi- produk yang tidak jenuh selalu membawa satu ukatan rangkap
berposisi trans, maka asam lemak tidak jenuh diubah dari isomer 3,4- cis menjadi
isomer 2-trans melalui suatu isomerase. Kemudian penghancuran melalui oksidasi-
dapat dilanjutkan.
E.

Penghancuran asam lemak rantai ganjil

Pada asam lemak dengan rantai ganjil terjadi proses penghancuran seperti pada asam
lemak normal dengan jumlah atom c genap, yang artinya setelah masuk ke dalam sel
asam lemak akan di aktifasi menjadi asil koa denagn menggunakan atp. Kemudian
dengan bantuan torak karnitin ditranspor ke dalam mitokondria untuk dipecah melalui
proses oksidasi-. Propionil-koa yang tetap tersisa dengan 3 atom c dikarboksilase
oleh propionil-koa karboksilase menjadi metilmalonil-koa dan setelah isomerisasi,
metilmalonil koa diubah menjadi suksinil-koa.
F. Oksidasi dan
Oksidasi asam lemak bekerja menghancurkan asam lemak bercabang metil. Proses
ini terjadi melalui pemisahan terhadap residu c1, dimulai dengan suatu hidroksilase,
tidak membutuhkan koenzia a dan juga tidak membutuhkan atp.
Oksidasi yaitu oksidasi dari ujung akhir asam lemak yang dimulai dengan suatu
hidroksilasi oleh suatu monooksigenase (oksidase campuan secara fungsional) dan
dilanjutkan melalui oksidase menjadi asam lemak dengan dua gugus karboksi. Asam
lemak ini dipecahkan menjadi oksidasi- pada kedua sisi hingga menjadi asam
dikarbonat c8 atau c6 dan diekskresikan melalui urine.

32

5. Anabolisme lemak
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana

menjadi

senyawa

kimia

atau molekul kompleks. Proses

ini

membutuhkanenergi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Anabolisme
meliputi

tiga

tahapan

dasar.

Pertama,

produksi

prekursor

seperti asam

amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa


tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP
A.

Biosintesis asam lemak


Biosintesis asam lemak (lipogenesis) berlangsung di dalam sitoplasma dari

banyak jaringan, terutama di dalam hati, jaringan lemak, ginjal, paru-paru dan kelenjar
susu. Substrat yang trpenting dan pemasok atom karbon adalahglukosa. Asetilkoa yang membentuk asam lema, tersedia melalui glikolisis dan dekarboksilasi
oksidatif piruvat. Langkah pertama lipogenesis adalah karboksilasi asetil-koa
menjadimaloni-koa.reaksi ini di katalis oleh asetil-koa karboksilase.
Polimerisasi menjadi asam lemak terjadi di dalam sitoplasma dalam
suatu kompleks sintase asam lemak.Yang bekerja sebagai zat pereduksi pada
lipogenesis adalah nadph + h+. Koenzim ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Nadph dapat terbentuk di dalam jalur heksosa monofsfat melalui reaksi dari glukosa
6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosflogukonat dehirogenase. Senyawa ini juga dapat
terbentuk

oleh

suatu isositrat

dehidrogenase yang

tergantung

pada nadp+atau

oleh enzim malat yang mengubah malat menjadi piruvat dan co2. Enzim-enim
tersebut berlokalisasi di salam sitoplasma.
B. Asetil-koa karboksilase
Langkah dari biosintesis asam lemak yang menentukan kecepatan reaksi
adalah pembentukan maloni-koa dari asetil-koa melalui karboksilasi. Asetil-koa
karboksilase mengandung biotin sebagai gugus prostetik. Pada langkah pertama akan
dihasilkan suatu bioksin-karboksi dengan memecahkan atm dan menggunakan
33

hydrogenkarbonat. Asetil-koa terutama berasal dari glikolisis, tetapi selain itu juga
darimetabolisme asam amino dan pemecahan alcohol.
Asetil-koa karboksilas dalah suatu enzim aloserik. Enzim ini distimulasi
oleh asam

sitrat dan

dihambat

oleh

asam

lemak

yang

diaktifakan(asetil-

koa). Konsentrasi sam sitrat yang berasal dari mitokondria, di dalam sitoplasma adalah
tinggi bila penyediaan subsrat baik. Kemudian sel-sel membentuk pesediaan energy
dalam bentuk lemak.
Hormon
Insulin mengaktifkan

mengatur asetil-koa
enzim

karboksilase melalui interkonversi.


melalui

suatu

fosfatase

protein, glukagon danadrenalin membuatnya menjadi tidak aktif melalui suatu kinae
protein. Selain itu insulin dan gluagon juga bekerja dalam jangka panjang
melaluiinduksi dan represi enzim.

C.

Kompleks sintesa asam lemak


Biosintesis asam lemak dikatalis didalam sitoplasma oleh suatukompleks

sinatase asam lemak yang membutuhkan asetil-koa sebagai molekul awal.reduktor


dalam sintesis asam lemak adalah nadph + h+yang secara keseluruhan akan diubah 1
asetil-koa, 7 malonil-koa dan 14 nadph + h+ menjadi palmiat, 7 co2, 6 h2o, 8 koa dan
14 nadp+.
Aktivitas enzim secara tiga dimensi dibagi menjadi tiga domain yang
berbeda. Domain 1 mengkatalisis masuknya substrat asetil-koa (atau asil-koa) dan
malonil-koa dengan bantuan (acp)-s-asetil transferase dan (acp)-s-maloni trferase, dan
selanjutnya mengkatalisis kondendasi dari keduanya dengan bantuan 3-ketoasil-(acp)sintase.
Domain II mereduksi rantai asam lemak yang sedang tumbuh dengan
bantuan 3-ketoasi-(acp)-reduktase , 3-hidroksiasil-(acp)-dehidratase dan enoil-(acp)reduktase. Yang terakhir domain iii berfungsi membebaskan produk yang telah selesai
setelah 7 langkah rantai panjang dengan bantuan asil-(acp)-hidrolase.
D. Reaksi reaksi sinatase asam lemak
Biosintesis palmiat dimulai dengan pemindahan satu residu asetil ke residu
sistein yang telah disinggung diatas dan satu residu malonil ke 4-fosfopantetein pada
34

(acp). Perpanjangan rantai berlangsung melalui pemindahan gugus asetil ke c-2 dari
residu maloni, dimana gugus karboksi bebas dilepaskan sebagai co2. Ketiga langkah
reaksi selanjutnya, yaitu reduksi dari ggus 3-keto penglepasan air dn reduksi yang
diperbaharui, menghasilkan suatu asam lemak dengan 4 atom c.
Produk antara ini akan dipindahkan kembali dari acp ke residu sistein
dengan bantuan asil transferase, sedemikian rupa sehingga daur dapat kembali dimulai
dengan memasukkan matonil-koa ke acp.

35

KESIMPULAN

Lipid adalah biomolekul yang tidak larut di dalam air, karena lipid umumnya
merupakan molekul yang memiliki gugus non polar, sedangkan air merupakan molekul
yang memiliki gugus polar. Lipid dapat larut dalam pelarut organik non polar seperti
benzena, eter, heksena, dan methanol.
Lipid dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan karakteristiknya non polar
menjadi lemak (fat), lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat, steroid,
lipoprotein, dan vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa jenis lipid memiliki gugus
polar dan non polar, sehingga bersifat amfipatik yang akan membentuk misel di dalam
air.
Lipid terbagi menjadi lima klasifikasi yaitu menurut Lehninger berupa lipid
kompleks dan sederhana , menurut Boor, Berdasarkan asalnya, Berdasarkan kelas
lemaknya, Berdasarkan ikatanya. Jenis- jenis lipid yaitu mono, di, dan trigliserida,
terpen, steroid, prostaglandin, asam lemak, gliserida, spingolifid.
Metabolisme lipid sama halnya dengan proses metabolism zat lain dalam tubuh
yang memiliki proses yang disebut anabolisme dan katabolisme. Anabolisme mengubah
senyawa sederhana menjadi kompleks sedangkan katabolisme mengubah senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana. Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid
adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.Asamasam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini
dinamakan lipolisis.

36

DAFTAR PUSTAKA

http://ghifary26.blogspot.com/2012/03/metabolisme-lipid.html
http://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/8-makromolekul/a-lemak/sifat-lemak/
http://madja.wordpress.com/2007/12/20/diagnosa-kelainan-lipid/
http://himmauphi.blogspot.com/2013/06/lipid-biokimia.html
http://dhiyahblogger.blogspot.com/2011/08/biokimia-lipid.html
http://arisfrits.blogspot.com/2013/10/metabolisme-lemak.html

37

Anda mungkin juga menyukai