Anda di halaman 1dari 5

1.

Latar Belakang
Secara umum manusia dapat berpergian lebih bebas dalam negaranya masing-
masing. Kadangkala, bagaimanapun juga, untuk alasan kesehatan, beberapa
keterbatasan terjadi. Diantara beberapa negara, sudah diterapkan peraturan yang
lebih ketat untuk masyarakat yang berpergian. Secara internasional, semua negara
yang sudah meratifikasi International Health Regulation (IHR) 2005 harus mampu
bertanggungjawab terhadap implikasi peraturan itu. Untuk mengimplementasikan
IHR 2005, dalam tambahan terhadap banyak peraturan lain yang sudah
diterapkan, fungsi dan aktivitas dari beberapa tempat dari kepentingan kesehatan
internasional di tiap-tiap negara harus dijalankan. Mahasiswa kedokteran
sebaiknya mengetahui implikasi implementasi IHR yang mencakup tidak hanya
fasilitas medis pada daerah perbatasan tapi juga dalam negara.
Ketika melakukan perjalanan diantara negara-negara, kita dapat melihat beberapa
institusi dan tempat yang seharusnya kita tahu karena kepentingannya. Institusi
dan tempat ini ada di tempat-tempat tersebut untuk melindungi keamanan,
kesejahteraan, dan kesehatan masyarakat dalam masing-masing negara. Selain
institusi tersebut, terdapat beberapa tempat yang secara umum biasanya menarik
bagi wisatawan asing untuk dikunjungi. Dalam kasus kegawatdaruratan medis,
para pengunjung diharapkan mengetahui dan memperhatikan tempat-tempat di
mana mereka dapat memperoleh pertolongan medis. Prosedur yang dilakukan
mungkin bervariasi antarnegara, namun biasanya kemiripan paling tidak dengan
satu negara saja adalah penting dan dapat menolong ketika berpergian ke luar
negeri.
Kantor imigrasi dan bea cukai tidak hanya memeriksa legalitas kewarganegaraan
seseorang yang masuk ke dalam suatu negara. Bersamaan dengan orang tersebut,
barang-barang dan kesehatan atau penyakit juga sebaiknya diperiksa. Bersamaan
dengan orang yang bepergian, penyakit juga dapat berpindah antarnegara,
begitupula dengan bahan-bahan terlarang, berbahaya dan barang seludupan
lainnya. Ketika ditemukan penyakit, seseorang yang sedang memasuki sebuah
negara beserta baran bawaannya ( baik hidup atau mati) yang memiliki potensi
untuk menularkan dan menyebarkan penyakit seharusnya dikarantina dan dijaga.
Barang bawaan dapat dihancurkan hingga musnah. Kesehatan pelabuhan dan
kantor karantina dapat melakukan tugas ini. Petugas dalam kantor pelayanan ini
harus mencatat semua kejadian yang berhubungan dengan kemungkinan ini jika
dicurigai terjadi importasi penyakit menular.
Jika terdapat penolakan atau perlawanan untuk mengikuti segala bentuk peraturan
yang telah ditetapkan di atas institusi ini, maka dapat berakhir pada penahanan
tersangka dan pemulangan orang tersebut ke negara asalnya. Secara alamiah, hal
ini sebaiknya adalah suatu kejadian yang jarang terjadi. Lebih sering disamping
penahanan atau pemulangan kembali adalah perlunya bantuan dan asistensi dari
polisi bidang pariwisata dari orang asing untuk melakukan segala sesuatunya
dengan aman.
Wisatawan mungkin saja sudah mengalami masalah kesehatan sebelum
kedatangannya di sebuah negara, atau malah mendapatkan penyakit tersebut
selama kunjungan mereka. Wisatawan sebaiknya mengetahui tempat mereka
dapat memperoleh pertolongan. Orang yang bekerja di bidang pariwisata atau
apapun yang berhubungan dengan orang asing seharusnya memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai pusat kesehatan yang ada dalam wilayah tersebut. Salah
satu contohnya adalah praktik medis. Apakah setiap praktik medis menggunakan
beberapa tanda yang terstandardisasi sehingga dapat dimengerti secara universal
adalah sebuah masalah yang patut dipertanyakan. Kantor pelayanan kesehatan
masyarakat secara rutin memeriksa orang-orang yang mempersiapkan perjalanan
ibadahnya ke Mekkah. Apakah mereka menyimpan catatan kesehatan wisatawan
asing pada daerah tersebut juga merupakan permasalahan di dalam kesehatan
internasional. Sebuah institusi yang penting untuk perjalanan internasional (dan
inter-insular) adalah kesehatan pelabuhan dan kantor karantina. Dalam institusi ini
dan institusi lainnya, mahasiswa kedokteran dapat memperlajari bagaimana
kesehatan internasional diatur.

Tujuan
Tujuan umum pembelajaran dalam kegiatan ini adalah:
2. Memampukan mahasiswa untuk belajar mengenai peran beberapa institusi dan
tempat dalam melindungi keamanan, kesejahteraan, dan kesehatan masyarakat dalam
suatu negara.
3. Memampukan mahasiswa untuk belajar mengenai cara beberapa institusi
mendeteksi penyakit dan berbagai masalah kesejahteraan dan keamanan
4. Memampukan mahasiswa untuk belajar mengenai cara institusi menangani
masalah saat ditemukan.
5. Memampukan mahasiswa belajar mengenai pencegahan yang dilakukan oleh
institusi.
Metode dan material
Mahasiswa akan mengunjungi tempat-tempat:
• Kantor imigrasi dan bea-cukai
• Kesehatan pelabuhan dan kantor karantina
• Kantor pelayanan kesehatan
• Hasil analisis dan intepretasi
Hasil yang diperoleh berdasarkan pada dua kuliah yang diperoleh di Pelabuhan
Tanjung Emas, Semarang.
Masyarakat pada masa kini sudah mencapat teknologi transportasi yang memudahkan
masyarakat untuk berpindah, bepergian dari satu wilayah ke wilayah yang lain dalan
waktu yang singkat. Keadaan ini juga meningkatkan penyebaran penyakit menular
baik yang baru muncul (emerging disease) maupun penyakit yang muncul kembali
(re-emerging disease). Keadaan ini sudah pernah terjadi di beberapa belahan dunia
dan dinamakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)
yang harus ditanggulangi secara bersama-sama oleh banyak negara melalui berbagai
regulasi yang bersifat global. Beberapa kejadian yang pernah menjadi PHEIC adalah
Black Death, SARS, Avian Influenza, dan Swine flu (ne….tipe a flu). Contoh yang
perlu ditekankan di sini adalah kejadian Black Death di Venezia yang disebabkan oleh
penyakit Pes yang di sebarkan melalui keberadaan tikus di kapal. Kejadian ini
menunjukkan peran penting perlindungan negara melalui Port of entry di suatu negara
seperti pelabuhan dan Bandara. Untuk itu beberapa regulasi dan prosedur, misalnya,
penggunaan thermal scanner dan karantina digunakan oleh pihak-pihak yang bertugas
di port of entry.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen Kesehatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP-PL), Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang mempunyai
tugas pokok melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit menular dan potensial
wabah , pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja Pelabuhan / Bandara dan Lintas Batas,
serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku (berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 265/MenKes/SK/III/2004 tanggal 28 Maret 2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan). KKP Semarang dikenal juga dengan Kantor Karantina.
Sebagaimana disebutkan di atas, KKP Semarang memiliki pertanggungjawaban terhadap
Dirjen PP-PL yang merupakan focal point atau orang yang memililiki tanggung jawab besar
terhadap kejadian PHEIC dalam Negara. Informasi mengenai PHEIC yang diperoleh oleh
focal point akan diteruskan kepada representatif WHO di Indonesia untuk dijadikan
pertimbangan dalam keputusan terhadap suatu kejadian/penyebaran penyakit.

Dalam melaksanakan tugasnya KKP Semarang memiliki batasan wilayah. Wilayah kerja
KKP Semarang meliputi sebelas wilayah kerja yang terdiri dari tiga bandara : Bandara
Ahmad Yani Semarang, Bandara Adisucipto Yogyakarta, Bandara Adisumarmo Surakarta
dan delapan pelabuhan: Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Induk)Pelabuhan
TegalPelabuhan BatangPelabuhan PekalonganPelabuhan JeparaPelabuhan
KarimunjawaPelabuhan JuwanaPelabuhan Rembang

Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan

6. Pelaksanaan kekarantinaan.

Pelaksanaan pengamatan penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah.

7. Pelaksanaan sentra / simpul jejaring surveilans epidemiologi regional, nasional sesuai


penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas internasional.
8. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi kesiapsiagaan dan penaggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB) Bencana bidang kesehatan, serta Kesehatan Matra termasuk
penyelenggaraan Kesehatan Haji.
9. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi Kesehatan Kerja di Lingkungan
Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat.
10. Pelaksanaan pemberian sertifikasi kesehatan Obat, Makanan, Kosmetika dan Alat
Kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKA
impor.
11. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut.
12. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di Wilayah Kerja
Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat.
13. Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas
Darat.
14. Pelaksanaan jaringan informasi dan teknologi bidang kesehatan Pelabuhan/Bandara
dan Lintas Batas Darat.
15. Pelaksanaan jejaring kerja dam kemitraan bidang kesehatan Pelabuhan/Bandara dan
Lintas Batas Darat.
16. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas
Darat.
17. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Beberapa implementasi tugas KKP Semarang yang dijelaskan dalam field trip adalah:
1. Pemberian vaksin

KKP melayani pemberian vaksin-vaksin tertentu untuk mereka yang ingin pergi
ke luar negeri, misalnya, vaksin Yellow Fever, vaksin Meningitis, dll. Vaksin
bekerja dengan rentang tertentu pada setiap individu. Rentang efektif keaktifan
vaksin, misalnya, meningitis adalah 14-15 hari. Jadi, orang yang hendak ke luar
negeri sebaiknya melakukan pemberian vaksin sekitar 2 minggu sebelum ke luar
negeri (pedoman WHO menganjurkan agar konsultasi pemberian vaksin
dilakukan sekitar 4-8 minggu sebelum keberangkatan dan vaksinasi dilakukan 4-6
minggu sebelum keberangkatan).

2. Pelaksanaan survey untuk pengendalian risiko lingkungan

KKP melakukan survey nyamuk, pinjal, dan tikus untuk mengetahui adanya
risiko terjadinya penyakit tertentu. Survey nyamuk dilakukan sesuai dengan
masing-masing karakteristik nyamuk, ada yang malam hari dan ada yang
dilakukan pada pagi hari antara jam 6 pagi hingga 10 pagi. Survey ini
dilakukan dengan mencari sampel hingga radius 2 kilometer di pelabuhan dan
dermaga.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan oleh KKP adalah pemeriksaan air dan
makanan. Pemeriksaan air dilakukan dengan menggunakan Portable Water
Test Kit. Pemeriksaan makanan hanya dilakukan jika ada kejadian luar biasa,
pada makanan presiden dan wakil presidan, serta layanan VVIP.

3. Pemeriksaan kapal

Pada setiap kapal yang hendak berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas


Semarang dilakukan beberapa pengecekan dokumen. Dokumen-dokumen
yang diperiksa antara lain:

- Maritime Declaration of Health

Berisi identitas kapal yang akan berlabuh dan beberapa pertanyaan


kesehatan, misalnya, berapa orang yang meninggal di kapal, berapa
tikus yang mati di kapal, apakah kapal baru saja berlabuh di negara
yang mengalami outbreak penyakit tertentu dan lain-lain.

- Medicine list
- Crew list
- International Certificate of Vaccination

Berisi daftar vaksinasi yang diterima oleh personal di dalam kapal


tersebut.

- Ship Sanitation Control Certificate

Anda mungkin juga menyukai