PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula
dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya
(Munir, 2006).
Kebanyakan
orang
beranggapan
bahwa
yang
dapat
dianggap
secara
langsung.
Macam
medium
yang
tersedia
dapat
dikelompokkan dalam berbagai cara, yaitu tipe media dapat berupa media
kimiawi yang tidak dipergunakan untuk kultivasi rutin bakteri, melainkan
substansi-substansi tertentu seperti pepton, ekstrak daging dan kadang-kadang
ekstrak khamir yang dilarutkan dengan air dengan jumlah bermacam-macam.
Sehingga media menunjang pertumbuhan berbagai ragam bakteri dan berbagai
jenis mikroorganisme yang lain (Munir, 2006).
Medium atau media agar adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
nutrisi yang banyak dipakai untuk isolasi, memperbanyak, pengujian, sifat-sifat
fisiologi dan juga untuk perhitungan mikroba. Medium dapat dibedakan menjadi
tiga macam, berdasarkan susunan kimia yaitu medium organik, medium
anorganik, medium sintetik dan medium nonsintetik. Berdasarkan fungsinya yaitu
medium diperkaya, medium spesifik, medium diferensiasi, medium penghitung
dan medium penguji (Suriawiria, 2005).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum uji mikrobiologi ikan ini adalah agar mahasiswa
mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap pertumbuhan mikroba pada
bahan pangan seperti ikan air laut dan ikan air tawar.
: Animalia
phylum
: Chordata
class
: Pisces
sub class
: Teleostei
ordo
: Malacopterygixi
family
: Clupeidal
genus
: Sardinella
species
: Sardinella lemuru
Ikan sarden memiliki warna tubuh yang unik yakni tubuhnya berwarna
biru kehijauan pada bagian atasnya, putih perak pada bagian bawahnya. Ikan ini
terdapat 10 totol- totol gelap pada bagian atas badan, totol-totol ini tidak nyata
lagi setelah lama mati. Bentuk badan memanjang dan perut agak bulat. Awal sirip
punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan, lebih dekat ke arah moncong
daripada kesirip ekor. Sirip punggung berjari-jari lemah 15-18, serta sirip
duburnya 18-20 (Effendie, 2002).
B. Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan
Jumlah dan jenis populasi mikroorganisme yang terdapat pada berbagai
produk perikanan sangat spesifik. Hal ini disebabkan karena pengaruh selektif
yang terjadi terhadap jumlah dan jenis mikroorganisme pada produk perikanan,
sehingga satu atau beberapa jenis mikroorganisme menjadi dominan daripada
lainnya dan merupakan mikroorganisme yang spesifik pada produk perikanan
tertentu. Mikroorganisme yang terdapat pada produk perikanan dapat berasal dari
berbagai sumber seperti tanah, air permukaan, debu, saluran pencernaan manusia
dan hewan, saluran pernafasan manusia dan hewan, dan lingkungan tempat
pemeliharaan/ budidaya, persiapan, penyimpanan atau pengolahan. Beberapa
parameter yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pada produk
perikanan menentukan apakah suatu mikroorganisme dapat tetap dorman, mati,
atau hidup subur sehingga menjadi dominan pada produk perikanan tersebut
(Tampubolon, 2008).
Menurut Tampubolon (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
dan jenis mikroorganisme pada produk perikanan dapat dibedakan atas empat
faktor utama, yaitu faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, factor pengolahan, dan
faktor implisit.
1. Faktor Intrinsik
Sifat-sifat fisik, kimia dan struktur produk perikanan yang mempengaruhi
populasi maupun keanekaragaman dan pertumbuhan mikroorganisme disebut
faktor intrinsik. Faktor-faktor tersebut terdiri dari: pH, aktifitas air (aw), potensi
oksidasi-reduksi (EM), kandungan nutrisi, senyawa antimikroba, dan struktur
biologi (Tampubolon, 2008).
a. Nilai PH
Kebanyakan mikroorganisme tumbuh baik pada pH sekitar 7.0 (6.6-7.5),
dan hanya beberapa yang dapat tumbuh di bawah pH 4.0. Bakteri mempunyai
kisaran pH pertumbuhan yang lebih sempit dibandingkan dengan kapang dan
khamir. Sebagai contoh, kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada pH di
bawah 4.0 dan di atas 8.0, sedangkan kapang mempunyai kisaran pH
pertumbuhan 1.5-2.0 sampai 11.0, dan khamir mempunyai kisaran pH
pertumbuhan 1.5 sampai 8.0-8.5. Oleh karena itu produk perikanan yang
mempunyai pH lebih rendah akan semakin awet karena semakin sedikit jenis
mikroorganisme yang dapat tumbuh (Tampubolon, 2008).
misalnya
Laktobasili
dan
Streptokoki.
Beberapa
bakteri
produk
perikanan
mempunyai
struktur
spesifik
yang
ekstrinsik
adalah
kondisi
lingkungan
penyimpanan
yang
Tampubolon
(2008),
berdasarkan
suhu
optimum
yang
tepat,
perlu
diperhatikan
kemungkinan
pertumbuhan
adalah bakteri gram negative berbentuk batang dan pembentuk lendir, sedangkan
persentase bakteri gram positif menurun selama beberapa jam penyimpanan.
Sebaliknya, pada daging yang dipak secara vakum (kondisi anaerobik) dan
disimpan pada suhu penyimpanan yang sama, bakteri yang predominan adalah
bakteri gram positif yang bersifat anaerobik fakultatif dan menyebabkan
keasaman atau penurunan pH daging ikan. Selama penyimpanan vakum jumlah
bakteri gram negatif pada daging ikan menurun (Tampubolon, 2008).
3.
Faktor Implisit
Faktor implisit adalah parameter biotic yang mempengaruhi jumlah dan
Faktor Pengolahan
Setelah seleksi oleh faktor-faktor intrinsic dan ekstrinsik, jumlah dan jenis
merupakan kelompok produk perikanan yang paling awet karena telah mengalami
pengawetan dengan sterilisasi (Tampubolon, 2008).
Pada bahan pangan segar seperti daging, susu, telur, daging ayam dan ikan
segar, mikroorganisme yang dominan terutama adalah bakteri gram negatif
berbentuk batang dan bersifat psikrotrof. Pada bahan pangan yang telah
mengalami proses pasteurisasi, bakteri gram negatif pada umumnya akan mati dan
yang masih tahan pasteurisasi adalah Streptokoki grup D dan Lancefield sera
bakteri pembentuk spora. Penurunan aw produk perikanan akan mengubah
mikroba pada produk perikanan tersebut. Bahan pangan yang diturunkan aw -nya
sampai 0.95 dan dikombinasi dengan penurunan pH, penambahan bahan
pengawet serta pengemasan hermetis, mempunyai daya tahan simpan beberapa
minggu pada suhu di bawah 100C. Mikroorganisme yang predominan pada
produk perikanan semacam ini terutama adalah Laktobasili, Streptokoki, kapang
dan khamir (Tampubolon, 2008).
Produk perikanan yang diturunkan awnya sampai 0.85 pada umumnya
tidak ditumbuhi bakteri, tetapi yang predominan terutama adalah kapang dan
khamir. Jika aw produk perikanan diturunkan lagi sampai 0.80, hanya kapang
yang dapat tumbuh pada produk perikanan tersebut. Pada produk perikanan yang
disterilisasi dengan cara pengalengan, hanya bakteri pembentuk spora yang masih
mungkin tumbuh dan menyebabkan kebusukan (Tampubolon, 2008).
C. Pengaruh Pendinginan dan Pembekuan
Seperti yang telah kita ketahui, pendinginan dapat memperpanjang masa
simpan suatu makanan, karna selama pendinginan pertumbuhan mikroba dapat
dicegah atau diperlambat. Pertanyaan yang sering timbul adalah: bagaimana
pendinginan dapat memperlambat suhu maksimum dan suhu minimum sebagai
yang terbaik untuk pertumbuhannya. Suhu yang terbaik untuk pertumbuhan
mikroba disebut suhu optimum. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba
disebabkan suhu mempengaruhi aktifitas enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi
biokimia di dalam sel mikroba.dibawah suhu optimum, keaktifan enzim di dalam
yang
digunakan
untuk
menyerap
zat-zat
makanan
dan
A. Waktu danTempat
Praktikum Mikrobiologi Hasil Perikanan mengenai Media dan Cara
Pembuatannya ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 08 April 2013, pukul
10.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sriwijaya.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain seperti:
autoklaf, beker gelas, bunsen, cawan petri, Erlenmeyer, tabung reaksi, timbangan
dan pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan laut dan ikan tawar serta
larutan PCA dan alkohol 70%.
C. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan media cair PCA
a. Siapkan 300 ml aquadest dalam Erlenmeyer 500 ml.
b. Masukan glukosa, pepton, ekstrak yeast ke dalam 300 ml aquadest.
c. Masukkan sisa akuadest sampai mencapai volume 1 liter
d. Ukur pH sampai 7,4
e. Masukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 9 ml, sumbat dengan kapas.
f. Sterilisasi pada suhu 121oC dengan autoklaf selama 15 menit
2. Membiakkan bakteri
A. Hasil
Adapun hasil yang di peroleh dari praktikum uji mikrobiologi ikan ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah mikroba pada cawan
Bahan
10-2
Ikan laut pada
A
B
frezeer
124
25
Pengenceran
10-3
10-4
156
20
29
216
B. Pembahasan
Pada praktikum uji mikrobiologi ikan ini digunakan media PCA. Pada
praktikum ini awalnya dilakukan pengenceran untuk mendapatkan media PCA
dalam bentuk larutan atau cairan, yaitu pembuatan media agar dalam cawan petri.
Media yang dibuat pada praktikum ini mengandung glukosa, pepton, ekstak yeast
dan aquadest. Dimana keempat bahan itu memiliki fungsi masing-masing dalam
proses pembuatan media cair. Glukosa berfungsi sebagai mempercepat
perkembangan mikroba atau bakteri agar cepat tumbuh karena glukosa pada
proses pembuatan media dapat berfungsi sebagai sumber makanan atau sumber
karbohidrat yang berguna sebagai sumber energi yang dimanfaatkan oleh mikroba
sehingga perkembangbiakan atau pertumbuhannya dapat berjalan, sedangkan
fungsi dari ekstak yeast itu sendiri merupakan bahan utama yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroba.
Pada praktikum ini digunakan media cair atau yang sering disebut dengan
broth, yaitu berupa nutrient yang dilarutkan dalam air. Mikroba dikatakan tumbuh
maupun berkembang jika di dalam cairan yang digunakan tersebut terlihat adanya
pertambahan kekeruhan atau semakin keruh. Setelah proses atau sebelum proses
pembuatan media praktikan harus menjaga kebersihan dan sanitasi selama
praktikum
berlangsung
supaya
alat-alat
yang
telah
disterilisasi
tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang tidak diinginkan baik itu dari tangan praktikan,
pakaian maupun meja. Sehingga hasilnya kelak sesuai dengan yang diharapkan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pendinginan dan pembekuan dapat
memperpanjang masa simpan suatu bahan makanan, karena selama pendinginan
dan pembekuan tersebut pertumbuhan mikroba dapat dicegah atau bahkan di
perlambat. Sampel yang digunakan adalah ikan sarden yang telah mengalami
proses pembekuan (ikan air laut dalam freezer) selama 26 jam di kulkas rumah
tangga. Bakteri akan mati pada saat bahan sudah mengalami pendinginan atau
pembekuan, tapi ada juga bakteri yang dapat bertahan pada suhu rendah. Namun
tidak sebanyak pada saat ikan tidak mengalami perlakuan. Bakteri pada ikan yang
dapat bertahan pada suhu rendah termasuk pada bakteri golongan psikrofilik yaitu
bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 0oC (suhu beku).
Pada praktikum uji mikrobiologi ikan ini telah dihitung mikroba yang
tumbuh pada cawan petri yang telah diinkubasi selama 48 jam dengan coloni
counter dan diperoleh data sebagai berikut: pada pengenceran 10-2 jumlah bakteri
yang diperoleh sebanyak 25 pada cawan a dan 31 pada cawan b, pada
pengenceran 10-3 jumlah bakteri yang diperoleh sebanyak 39 pada cawan a dan 20
pada cawan b, dan pada pengenceran 10-4 jumlah bakteri yang diperoleh sebanyak
29 pada cawan a dan 54 pada cawan b.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum uji mikrobiologi ikan ini
adalah sebagai berikut:
1.
Medium atau media agar yang sering digunakan adalah media cair atau yang
sering disebut dengan broth, yaitu berupa nutrient yang dilarutkan dalam air
2.
Fungsi glukosa yang terdapat pada media PCA yang digunakan adalah sebagai
sumber energy dan bahan makanan mikroba sehingga bakteri yang diisolasi
dapat tumbuh
3.
4.
5.
Data yang diperoleh sebagai berikut: pada pengenceran 10-2 jumlah bakteri
yang diperoleh sebanyak (a) 25 dan (b) 31, pada pengenceran 10-3 jumlah
bakteri yang diperoleh sebanyak (a) 39 dan (b) 20, dan pada pengenceran 10-4
jumlah bakteri yang diperoleh sebanyak (a) 29 dan (b) 54
B. Saran
Sebaiknya yang melakukan pembuatan media yang akan digunakan adalah
praktikan namun masih dalam pengawasan dan bimbingan asisten supaya
praktikan tidak pasif saat praktikum dilaksanakan serta pada praktikum yang akan
datan alat dan bahan terutama alat harus diperhatikan cukup atau tidaknya agar
praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantama. Yogyakarta.
Hardianty, denty Irma. 2011. Uji Mikrobiologi dan Uji Aktivitas Starter. Riau.
Hidayat, C. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Munir, 2006. Penentuan Mikroorganisme Keamanan Pangan Laut. Bogor.
Suriawiria, Unus. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa. Bandung.
Tampubolon, Komariah. 2008. Penentuan Mikroorganisme Keamanan Pangan
Laut. Bogor.
Tortora, G. J., B. R. Funke, and C. L. Case. 2002. Microbiology An Introduction.
New York : Addison Wesley Longman.
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN
UJI MIKROBIOLOGI IKAN
Oleh :
Kelompok I
Savitri Lestari
Yogi Christian J
Krismawati Sianturi
Norayati Siregar
Riyan Saputra
(05101006002)
(05111006019)
(05111006024)
(05111006026)
(05111006042)