Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistematika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class:
Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae, Genus: Cucumis,
Spesies: Cucumis sativus L. (Sharma, 2002).
Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dengan bulu-bulu akarnya.
Namun akar tersebut hanya mampu menembus hingga kedalaman 60 cm dari
permukaan
tanah.
Oleh
karena
itu
untuk
membantu
pertumbuhannya
pangkal bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6 buah, berwarna kuning terang dan
berbentuk bulat, bunga mentimun merupakan bunga sempurna (Cahyono, 2003).
Buah mentimun tumbuh dari ketiak daun dengan posisi menggantung.
Buah mentimun berbentuk bulat pendek hingga bulat panjang, dengan kulit buah
yang berwarna hijau keputihan hingga hijau gelap, ada yang berbintil dan ada
yang tidak (Samadi, 2002).
Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya berwarna putih atau putih
kekuning-kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Rukmana, 1994).
Syarat Tumbuh
Iklim
Dalam masa pertumbuhan tanaman mentimun lebih cocok ditanam pada
lahan terbuka dengan suhu yang berkisar 21o C - 27o C. Panjang atau lama
penyinaran, intensitas sinar dan suhu udara merupakan faktor yang sangat penting,
karena berpengaruh terhadap munculnya bunga. Pada panjang penyinaran lebih
dari 12 jam per hari, dengan intensitas sinar dan suhu udara yang tinggi, tanaman
mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan (gynoecious). Sebaliknya, pada
panjang penyinaran yang kurang dari 12 jam per hari, dengan intensitas sinar
matahari dan suhu udara yang rendah, ternyata tanaman mentimun lebih banyak
membentuk bunga betina (monoecious) (Samadi, 2002).
Kelembapan relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun
untuk pertumbuhannya antara 50-85 %. Sedangkan curah hujan optimal yang
diinginkan tanaman sayur ini antara 200 400 mm/bulan (Sumpena, 2001).
Tanaman mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Hal
ini mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran, sehingga gagal
membentuk buah. Demikian pula pada daerah dengan temperatur siang dan
malam harinya berbeda sangat menyolok, sering memudahkan serangan penyakit
tepung
atau
busuk
daun (Downy
Mildew)
(Rukmana, 1994).
Tanah
Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua
jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang
bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut dapat
diusahakan sebagai lahan penanaman mentimun. Kemasaman tanah yang optimal
untuk mentimun adalah antara 5,5 6,5. Tanah yang banyak mengandung air,
terutama pada waktu berbunga, merupakan jenis tanah yang baik untuk
penanaman mentimun. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman mentimun di
antaranya aluvial, latosol dan andosol (Sumpena, 2001).
Tanah berfungsi sebagai media dasar bagi tanaman, maka harus mampu
memberikan lingkungan yang cocok bagi tanaman (lingkungan biologis dan nonbiologis) agar akar tanaman dapat menyerap unsur hara dan air dengan baik.
Tanaman mentimun tidak dianjurkan untuk ditanam pada tanah becek, karena bisa
mengakibatkan kematian (Samadi. 2002).
Evaluasi Karakter
Identifikasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif sumber genetik dapat
dilakukan melalui karakterisasi dan evaluasi, sehingga akan mempermudah
pemilihan tetua persilangan (Soedomo 2000).
Karakterisasi bertujuan untuk menghasilkan deskripsi tanaman yang
penting artinya sebagai pedoman dalam pemberdayaan genetik dalam program
pemuliaan (Setiamihardja 1990).
Karakter yang telah diwariskan berbeda dalam heritabilitas, sebuah
karakter seperti hasil, sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan dan
akan memiliki heritabilitas rendah, karakter yang tidak besar dipengaruhi
oleh
lingkungan
biasanya
memiliki
heritabilitas
yang
tinggi
lingkungan.
Kendali
genetik
pada
penampilan
tanaman
salah
satu
Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau keseluruhan fase
pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang
mencakup
bentuk
menghasilkan keragaman
10
Pupuk Kimia
Respon tanaman
Tanaman target
Penyediaan hara
Lambat
Khusus-luas
Tidak langsung
Cepat
Luas
Langsung
Biologis
Tidak ada
Kimia
Ada
(Hasibuan, 2008).
Pupuk organik Golden Harvest adalah pupuk dengan bahan aktif mikroba
asli Indonesia yang ramah lingkungan. Jadi pupuk ini tidak mengandung
logam
berat
atau
bakteri
salmonella.
Perpaduan
antara
pupuk
tidak
mengganggu
lingkungan,
produktivitasnya
melimpah
(http://pupukhayatigoldenharvest.blogspot.com, 2010).
Pupuk hayati Golden Harvest berisikan micro biologi yang berguna
untuk mengurai unsur hara N,P,K dan lain-lain yang terdapat di dalam tanah
menjadi senyawa yang mudah di serap oleh tanaman dan mampu mengurai
pestisida di tanah, memudahkan penyerapan fosfat, mempercepat pembusukan
dan sebagainya (sehingga bisa di pakai di Lahan Gambut, Tanah kritis, dan Lahan
Cadas). Dan ternyata perpaduan antara pupuk hayati dengan pupuk anorganik
(kimia) juga dapat memperbanyak jumlah daun yang tumbuh, jumlah cabang,
sehingga produktivitas tinggi dan ramah lingkungan. Manfaat Golden Harvest
untuk Tanah: (1) terhadap sifat fisik tanah: meningkatkan daya sanggah air tanah,
meningkatkan daya simpan hara, meningkatkan aerasi (kandungan oksigen) tanah,
mengurangi kepadatan tanah, (2) terhadap sifat kimia tanah: meningkatkan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation
tanah, meningkatkan kelarutan unsur "P" dalam tanah, (3) terhadap sifat biologi
11
serta
lebih
tahan
busuk,
daun
lebih
lebar,
lebih
rimbun
dan sehat, tanaman lebih sehat, lebih tahan hama dan sedikit gulma
(http://www.mail-archive.com agromania,2011).
EM merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan
pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM juga bermanfaat
memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik, serta menyuplai unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan EM akan membuat tanaman menjadi
lebih subur, sehat dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Berikut
ini beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah.
1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah.
2. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman.
3. Membantu proses penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun.
4. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk.
5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
(Hadisuwito, 2007).
Pemberian EM4 dalam bentuk larutan untuk memperbaiki sifat biologi
tanah, mempercepat dekomposisi perombakan karena mengandung bakteri asam
laktat yang dapat memfermentasikan bahan organik yang tersedia. Penggunaan
12
Heritabilitas
Kemajuan dalam proses seleksi yang bergantung pada evaluasi visual
pada fenotip dapat menyebabkan kesalahan yang lebih besar, khususnya jika
heritabilitas rendah. Variasi genotip suatu karakter sukar diperkirakan secara
visual, misalnya jumlah daun, kekuatan tanaman dan komponen panen. Pada
karakter yang heritabilitasnya rendah, pertumbuhan gen berlangsung lambat
walaupun penggabungan gen-gen dapat dicapai. Seleksi akan sangat efektif pada
tanaman yang heritabilitasnya tinggi. Tanaman yang heritabilitasnya tinggi akan
mudah terlihat dalam populasi (Welsh, 1991).
Heritabilitas dinyatakan sebagai presentase dan merupakan bagian
pengaruh genetik dari penampakan fenotif yang dapat diwariskan dari tetua dan
keturunannya. Heritabilitas tinggi menunjukka n bahwa varian genetik besar dan
varian lingkungan kecil. Dalam kebanyakan program pemuliaan tanaman, tujuan
dari pemuliaan tanaman meliputi lebih dari satu sifat. Heritabilitas dapat diduga
dengan menunjukkan cara perhitungan, antara lain dengan perhitungan varian
keturunan dan dengan perhitungan komponen varian dan analisis varian
(Mangoendidjojo, 2003).
13
=
h=
atau
(Makmur, 1988).
Gen dari tanaman tidak dapat menyebabkan berkembangnya suatu
karakter terkecuali bila mereka berada dalam kondisi yang sesuai dan sebaliknya
tudak ada pengaruhnya terhadap berkembangnya kaarakteristik dengan mengubah
tingkat keadaan lingkungan terkecuali gen yang diperlukan ada (Allard, 2005).
Heritabilitas dinyatakan sebagai persentase dan merupakan bagian
pengaruh genetik dari penampakan fenotip yang dapat diwariskan dari tetua
kepada turunannya. Heritabilitas tinggi menunjukkan bahwa variabilitas genetik
besar dan variabilitas lingkungan kecil. Dengan makin besarnya komponen
lingkungan, heritabilitas makin kecil (Crowder, 1997).