Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SOSIAL
DAN BUDAYA1
DASRIL RADJAB, S.H., M.H.2
I. PENDAHULUAN
Pancasila merupakan falsafah dan pandangan hidup Bangsa Indonesia yang digali
dari bumi pertiwi, dan telah diyakini bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya berlaku
dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pancasila sebagai landasan
moral bangsa mengisyaratkan bahwa dalam mencapai cita-cita nasional harus menjadi
pegangan agar tidak menyimpang dalam mencapai tujuan bangsa dalam mensejahterakan
rakyat. Proses pembangunan tidak hanya mendatangkan kemakmuran, tetapi juga harus
menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh masyarakat Indonesia harus
ikut-serta terlibat dalam setiap proses pembangunan, sehingga masyarakat merasa memiliki
dan menjaga setiap hasil pembangunan.
Oleh karena itu sebagai negara yang mendasarkan pada Pancasila sebagai Falsafah
dan Pandangan Hidup Bangsa Republik Indonesia, maka segala aspek kehidupan dalam
bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus
senantiasa berdasarkan atas hukum. Namun demikian saat ini sejalan dengan
berkembangnya zaman dan munculnya berbagai pengaruh negatif dari globalisasi, tingkat
pemahaman masyarakat terhadap Pancasila masih sebatas pada tataran teori sementara
pada prakteknya dalam kehidupan be rmasyarakat, berbangsa dan bernegara, nilai-nilai
Pancasila sama sekali belum dapat diamalkan sepenuhnya oleh masyarakat. Hal tersebut
dapat terlihat dari akhlak perilaku bangsa yang mengalami degradasi dan rendahnya
perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia te rhadap eksistensi Pancasila.
1 Disampaikan pada Seminar Nasional Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan Bernegara: Upaya Revitalisasi
Nilai-Nilai Pancasila,
RI,Universitas
tanggal 18Jambi.
April 2013 di Hotel Ceria Jambi.
2 DosenUniversitas
Hukum Tata Jambi
Negaradengan
FakultasMPR
Hukum
politik tanpa etika melahirkan sinetron demokrasi, yang hanya menyuguhkan kebohongan
dan janji-janji kosong.
Demikian pula
merosot. Aparat pemerintahan saat ini kebanyakan melihat status dan jabatan yang
disandang bukan sebagai amanat untuk mengabdi pada bangsa dan negara sehingga harus
bekerja keras dalam menjalankan amanat tersebut.
Hal serupa terjadi di bidang ekonomi. Ekonomi tidak bisa dilepaskan dari etika dan
moral, karena ekonomi tanpa etika sama halnya dengan kejahatan. Namun demikian, saat
ini kita melihat bagaimana aktivitas ekonomi yang dijalankan justru mengesampingkan
etika. Maraknya kasus korupsi berupa suap dalam bentuk commitment fee atau kick back
dalam proyek misalnya, menujukkan bagaimana aktivitas ekonomi telah mengesampingkan
etika. Padahal, jika saja etika untuk memperoleh proyek pemerintah dipegang teguh,
korupsi dan suap akan bisa dicegah.
Saat ini kita juga dapat melihat dikesampingkannya etika aktivitas ekonomi terhadap
lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat saat ini dan di masa
yang akan datang. Pelanggaran-pelanggaran atas etika terjadi pula dalam bidang ekonomi
terkait dengan lemahnya etika pemerintahan di birokrasi. Kadangkala pengusaha terpaksa
menyuap pejabat karena pejabatnya yang minta disuap sehingga kalau tidak menyuap dia
akan kalah atau dikalahkan oleh orang lain yang berani menyuap lebih tinggi.
Demikian pula dalam bidang sosial, etika dalam pergaulan antar sesama warga
semakin tergerus oleh berbagai hal, mulai dari pergeseran nilai sebagai imbas modernitas,
derasnya arus informasi yang tak terbendung, sampai dengan menyeruaknya kembali politik
identitas. Perbedaan latar belakang, apakah itu agama, keyakinan, suku, aliran, atau
perbedaan lainnya, mudah sekali menyulut konflik meski dipicu oleh persoalan-pe rsoalan
sepele (Mahfud.MD:2012). Di bidang sosial budaya: disorientasi (tidak jelas apa yang akan
dituju, dan ke arah mana bangsa akan dibawa), makin merebaknya paham materialisme,
konsumerisme, hedonisme, permisivisme, individualisme. (Peran TNI-AD Dalam Melindungi
Segenap Bangsa Dan Tumpah Darah Indonesia- Ke simpulan Bagian 7 diakses 17 April 2013).
didasarkan pada potensi budi nurani dala hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan pada umumnya , baik terhadap diri sendiri , terhadap sesama manusia
maupun lingkungannya. Nilai kemanusuian yang beradab adalah perwujudn nilai
kemanusiaan sebagai mahkluk yang berbudaya bermoral dan beragama. Dalam
kehidupan bernegara harus senantiasa dilandasai oleh moral kemansusiaan antar
lain dala kehidupan pemerintahan negara , politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya
pertahanan dan kemanan serta dalam kehidupan keagamaan.
4. Sila Kerakyatan
Permusyaratan/Perwakilan
yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam
Nilai yang terkandung dalam sila kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan? perwakilan didasari ole h sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian
yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indoensia , dan mendasari serta menjiwai sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
terhadap masyarakat
bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya. Dari berbagai literatur dan pendapat akadmisi
dan praktisi ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, di antaranya:
1. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap nilai -nilai Pancasila.
Dalam
d. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang 27-29 Mei
2011 dengan 12.056 responden lewat mewawancarai/tatap muka kepada
pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pengusaha, tokoh masyarakat, TNI,
Polri, dan lainnya yang di 181 kabupaten/kota di 33 provinsi. Pada survei itu
diajukan pertanyaan Bagaimana cara yang tepat untuk memahami
Pancasila? Hasilnya, 30 persen melalui pendidikan, 19 persen melalui
teladan dari pejabat negara dan pemerintah, 14 persen melalui teladan dari
tokoh masyarakat, 12 persen melalui media massa, dan 10 persen melalui
ceramah keagamaan.Ketika ditanya siapa yang paling tepat melakukan
edukasi dan sosialisasi Pancasila, 43 persen responden menyatakan para
guru dan dosen, 28 persen tokoh masyarakat dan pemuka agama, 20 persen
6
dapat
terwujud
lembaga
yang mengawasi,
mengembangkan
Pancasila Flores
secara Timur
formal.
Benny
Arifin,
Revitalisasi
Nilai-Nilai
Pancasila Dalam
Kehidupan Masyarakat
Untuk
itu diperlukan
adanya
upaya
sebagai
berikut:
Guna
Mewujudkan
Persatuan
Danberbagai
Kesatuan
Bangsa,
diakses
16 April 2013.
Lukman Hakim Saifudin, Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Perspektif UUD 1945 ,
a. Pemerintah/Pemda
bekerjasama dengan kalangan akademisi me rumuskan
diakses
14 April 2013.
Midian
Sirait,
Revitalisasi
Pancasila
(1). Diakses
14 April 2013.
kebijakan
pembentukan
Lembaga Pengkajian
dan Pelestarian
Nilai-Nilai
b. Pemerintah menetapkan
perundang-undangan
mengatur tugas, Dan
Mahfud.MD,
Etika peraturan
Dalam
KehidupanyangBerbangsa
tanggung jawab
dan kewenangan
yang diberikan ,kepada Lembaga Pengkajian dan
Bernegara
Berdasarkan
Konstitusi
Pelestarian Nilai-Nilai Pancasila sebagai tersebut diatas. Agar lembaga ini memiliki
diakses
2 pedoman
Januari
2013.hukum memadai dalam menjalan tugas dan fungsinya;
dasar,
dan payung
c. Pemerintah/Pemda meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama dalam
merumuskan berbagai aturan mengenai mekanisme kerja Lembaga Pengkajian dan
Pelestarian Nilai-Nilai Pancasila dalam menjalankan tugas dan fungsinya;
d. Pemerintah/Pemda melaksanakan sosialisasi secara menyeluruh mengenai
keberadaan Lembaga Pengkajian dan Pelestarian Nilai-Nilai Pancasila.
98