Anda di halaman 1dari 20

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kayu merupakan material yang diperoleh secara alami dari pohon. Kayu

bersifat renewable yaitu sumbernya menjamin ketersedian sepanjang masa selama


pengelolaan sumber daya alamnya dilakukan secara lestari (Surjukusumo dkk,
2003). Kayu juga dapat didaur ulang secara sempurna dan 100% dapat terurai
dialam ( bio-degradable ). Dengan demikian, kayu menjadi satu satunya bahan
struktur saat ini yang ramah lingkungan.
Kendala pemanfaatan kayu secara optimal saat ini disebabkan kayu dapat
mengalami kerusakan ( deteroration ) oleh serangan jamur, rayap dan pengelolaan
hutan sebagai sumber utama kayu tidak dilakukan secara berkesinambungan.
Kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh penebang liar

( ilegal logging ) telah

membuat kelangkaan batang kayu dengan diameter besar.


Pada struktur yang bahan utamanya kayu, sambungan atau buhul muncul
disebabkan karena alasan geometrik ( bentuk struktur ) dan keterbatasan ukuran
panjang batang yang tersedia. Oleh sebab itu, maka batang batang kayu perlu
disambung untuk bisa mencapai bentang struktur yang dikehendaki.Pada struktur
dengan bahan utamanya adalah kayu, sambungan merupakan bagian yang paling
lemah sehingga banyak kegagalan atau kerusakan struktur sering disebabkan oleh
gagalnya sambungan.
Pada praktikum konstruksi dasar I khususnya praktek pembuatan rak buku,
hal hal yang dapat diamati pada praktek tersebut adalah paku sebagai
sambungan dan konstruksi rak buku dalam hal ini adalah dimensi rak buku.
Pemakaian paku sebagai alat sambungan harus memperhatikan dimensi rak buku
yang akan digunakan sebagai rangka rak buku tersebut, sebab paku mempunyai
diameter dan panjang yang berbeda. Umumnya diameter paku berkisar antara 2,75
mm sampai 8 mm dan panjangnya antara 40 mm sampai 200 mm dan paku tripleks
30 mm. Angka kelangsingan paku ( nilai banding antara panjang terhadap
diameter ) menyebabkan mudahnya paku membengkok saat dipukul dengan
menggunakan palu.
D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

1
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

1.2

Tujuan Praktikum
Adapun Tujuan dalam melaksanakan Praktikum Konstruksi dasar 1 adalah

sebagai berikut:
1. Hubungan dan sambungan kayu,
2. Konstruksi rangka rak buku,
3. Finishing.
1.3

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan antara lain:
1. Gergaji

1 buah

2. Pahat

3 buah

3. Palu

1 buah

4. Mistar siku

2 buah

5. Skap

1 buah

6. Pensil

1 buah

7. Meteran

2 buah

8. Amplas dan Kuas masing masing 2 buah


Bahan-bahan yang digunakan antara lain:
1. Papan 2/30 cm

2 buah

2. Paku 5 cm

1 kg

3. Paku tripleks

1 kg

4. Cat Avian 1 kaleng warna cream


5. Tripleks

60x40 cm

1 buah

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

2
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Umum
Senyawa utama kayu adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin

dengan komposisi kasar 50% selulosa, 25% hemiselulosa, dan 25% lignin (Desch
dkk, 1981). Sel sel kayu ini kemudian secara berkelompok membentuk pembulu,
parenkim, dan serat. Pembulu memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk
saluran air dan unsur unsur hara. Parenkim berbentuk kotak dengan dinding tipis
dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis. Serat
memiliki bentuk panjang langsing dan berdinding tebal serta berfungsi sebagai
penguat pohon.
Pertumbuhan sl-sel kayu ini disertai dengan munculnya struktur
seperti cincin yang disebut dengan cincin tahunan (Annual Ring). Phon kayu yang
mengalami pertmbuhan cepat akan memiliki cincin tahunan yang lebih lear bila
dibandingkan dengan pohon kayu yang memiliki pertumbuha lambat. Dengan
demikian, jumlah cincin tahuanan pada batang kayu dapat digunakan untuk
memperirakan usia pohon. Bagian paling tengah batang disebut inti (pith).
Kayu adalah bahan dari alam yang tidak homogen. Perilaku ini disebabkan
oleh pola pertumbahan batang dan kodisi lingkungan pertumbuha yang sering tidak
sama. Oleh karena itu, sifa-sifat fisik dan mekanik pada arah longitudinal lebih
besar bila dbanding dengan arah radial ataupun tangensial, dan angka kembang
susut pada arah longitudinal jauh lebih kecil dari pada arah radial maupun arah
tangensial

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

3
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

2.2

Sifat-sifat Kayu
Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada

bebetapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu:


a.

Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki


tipe yang bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa
kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non
karbohidrat).

b.

Semua kayu bersifat anisotropic yaitu


memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya
(longitudinal, radial, dan tangensial).

c.

Kayu merupakan bahan yang bersifat


higroskopis yaitu dapat menyerap dan melepaskan kadar air sebagai akibat
perubahan kelembaban dan suhu udar di sekelilingnya.

d.

Kayu dapat diserang oleh hama dan


penyakit dan dapat terbakar dalam keadaan kering.

2.2.1

Sifat fisik kayu

a. Berat dan berat jenis kayu


Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rngga sel, kadar air, dan
zat ekstraktif di dalamnya. Berat jenis suatu kayu berbeda-beda berkisar
antara 0.2-1,28.
b. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsure-unsur
perusak kayu daru luar seperti jamur, rayap, bubuk, dll.
c. Warna
Kayu beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam
kayu yang berbeda-beda.
d. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relative sel-sel kayu. Kayu digolongkan kayu
bertekstur halus, kayu bertekstur sedang dan kayu bertekstur kasar.

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

4
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

e. Arah serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus serat terpadu, serat
berombak, serat terpilin dan serat diagonal.
f. Kesan raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan
kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).
g. Bau dan rasa
Bau dan rasa mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
h. Nilai dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.
i. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap dan melepaskan air.
j. Sifat kayu terhadap suara
Sifat akustik yaitu kemempian suara berkaitan erat dengan elastisitas
kayu.
Sifat resonansi yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara.
k. Daya hantar panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber
panas.
l. Daya hantar listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik. Daya hantar listrik ini dipengruhi oleh kadar air kayu.

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

5
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

2.2.2

Sifat mekanik kayu

a. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu.
b. Kekuatan tekan
Kekuatan tekan adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban.
c. Kekuatan geser
Kekuatan geser adalah kekuatan kayu yang menahan gerakan dan tekanan
yang membuat kayu bergeser baik itu beban mati maupun beban hidip.
d. Kekuatan lengkung
Kekuatan legkung adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau menahan beban mati maupun hidup
selain beban pukulan.
e. Kekakuan (modus elastisitas)
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk
atau lengkungan
f. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan, teganan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional. Serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
g. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat
takik atau lekukan kayu dan abrasi kayu.
h. Kekuatan belah
Kekuatan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu.

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

6
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

2.3

Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Kayu


Kayu memiliki berbagai kelebihan disbanding dengan material lain seperti

besi, plastic atau rotan. Kelebihan kayu antara lain:

Ketahanan kayu terhadap tekanan dan lenturan

Dari segi estetika, kayu memiliki tekstur yan baik dan indah karena berbagai
macam jenisnya

Berat jenisnya cukup ringan sehingga bias mengapung

Murah dan mudah didapat

Tidak menghantarkan panas


Dari beberapa kelebihan tersebut kayu juga memiliki kelemahan antara lain:

Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu.


Mengandung air
Limbah bahan yang besar
Diameter terbatas
Mudah terbakar
2.4

Ukuran, Bentuk, dan Istilah Kayu Dalam Perdagangan


Pemakaian kayu sebagai bahan bangunan didasarkan pada tingkat

keawetan dan kekuatannya. Karena kayu merupakan bahanbangunan alam, maka


dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam ukuran dan bentuk.
2.4.1 Macam-macam ukuran kayu
Macam-macam

ukuran

kayu

berupa

balok,

dan

papan

yang

di

perdagangkan.
Ukuran kayu umumnya sudah tertentu antara lain : (ukuran dalam satuan cm)
6/12 ; 6/10 ; 8/12 ; 10/10 ; 15/15 (balok)
2/15 ; 2/20 ; 3/25 ; 3/30 ; 4/40(papan)
D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

7
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

4/6 ; 5/7 (usuk atau kaso)


2/3 ; 3/4 ; (Reng)
1/3 ; ;1/6 (Plepet)
2.4.2

Istilah-istilah kayu dalam perdagangan

Kayu Glondong : adalah istilah nama kayu diperdagangan yang berupa


kayu utuh habis ditebang dari pohonnya dan dipotong cabang-cabangnya
sehingga tinggalbatang induknya yang masih dibalut.
Kayu Dolk : hampir sama dengan kayu glondong, perbedaannya kalau kayu
glondong masih ada. kulitnya sedangkan kayu dolk kulitnya sudah dikelupas.
Kayu reng : adalah kayu khusus yang mempunyai ukuran luas
penampangnya 2 cm x 3 cm .
Kayu Usuk : adalah kayu khusus yang mempunyai ukuran luas
penampangnya 5 cm x 7 cm.
2.5

Macam-macam Sambungan Kayu


Karena

alasan

geometrik,

pada

konstrksi

kayu

sering

diperlukan

sambungan yang berfungsi untuk memperpanjang batang kayu ( overlapping


connection ) atau menggabungkan beberapa batang kayu. Kegagalan konstruksi
kayu sering di akibatkan oleh gagalnya sambungan daripada kegagalan material
kayu itu sendiri. Kegagalan pada sambungan dapat berupa : pecahnya kayu di
antara dua alat sambung, bengkoknya alat sambung itu sendiri, atau lendutannya
( efek kumulatif dari serat alat sambung ) sudah melampaui nilai toleransi.

Jenis jenis alat sambung

1.

LEM
Bila dibandingkan dengan alat sambungan yang lain, lem termasuk alat

sambungan yang bersifat getas. Keruntuhan sambungan dengan alat sambung lem
terjadi tanpa adanya peristiwa kelelehan. Alat sambungan lem umumnya digunakan
pada struktur balok susun, atau produk kayu laminasi ( glue laminated timber ).
2.

Alat Sambung Mekanik

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

8
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

Berdasarkan interaksi gaya gaya yang terjadi pada sambungan, alat sambungan
mekanik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok.Kelompok pertama adalah
alat sambung yang kekuatan sambungan berasal dari interaksi antara kuat lentur
alat sambung dengan kuat desak atau kuat geser kayu. Kelompok yang kedua
adalah kelompok alat sambung yang kekuatan sambungannya ditentukan oleh luas
bidang dukung kayu yang disambungnya. Alat sambung paku dan baut termasuk
pada kelompok alat sambung jenis pertama, sedangkan pasak kayu koubler, cincin
belah ( split ring), pelat geser, spikes grid, single atau double sided toothed plate,
dan toothed plate, dan toothed ring termasuk pada kelompok alat sambung yang
kedua.

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

9
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1

Prosedur Kerja
1. Ukur dan potong

papan kayu sesuai dengan ukuran rangka rak buku.

Potong papan berukuran 2x30 cm masing-masing 4 lembar kemudian 2


lembar di potong dengan ukuran panjang 60 cm dan 2 lembar lagi dipotong
dengan ukuran 40 cm. Kemudian haluskan permukaan kayu yang telah
digergaji menggunakan skap kayu, lalu di bentuk sesuai pola lalu di amplas
2. Susun papan sesuai ukurannya dan pola yang ada , sehingga membentuk
rak buku.
3. Pada bagian belakang rak buku di lapisi tripleks.
4. Setelah terbetuk rak buku yang di buat sesuai pola kemudian semua bagian
rak di cat, terkecuali bagian belakang rak yang sudah dilapisi tripleks.
3.2

Kegunaan Alat Dan Bahan


1. Pahat digunakan untuk papan
2. Palu digunakan untuk memalu paku pada papan.
3. Mistar siku digunakan untuk mengetahui sudut siku pada saat pemotongan
papan.
4. Skap dan amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan papan.
5. Meteran digunakan untuk mengukur panjang papan.
6. Papan dan tripleks adalah bahan utama pembutan rak buku.
7. Paku digunakan untuk menyambung antara papan dan tripleks.

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

10
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

3.3

Hasil Pengamatan
Sebelum diadakan praktikum, pertama tama yang harus disiapkan adalah

alat dan bahan seperti gergaji, skap, paku, palu, meteran pensil, mistar siku, papan
2/30 cm,tripleks 40/60 cm dan gergaji. Setelah alat dan bahan siap pertama yang
dilakukan menyekap permukaan papan.
Papan yang sudah di skap atau diratakan dipotong sesuai dengan ukuran
yang sudah ditentukan dan ukuran - ukuran setiap papan adalah 30x60 cm, 30x40,
dan lebar tripleks 60x40 cm..
Dari hasil Praktikum, didapatkan hasil pengamatan adalah:

Gambar 1.1 Pengukuran dimensi rak buku dengan menggunakan meteran dan
mistar siku.

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

11
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

Gamabar 1.2 Pemotongan papan dengan menggunakan gergaji

Gambar 1.3 Menghaluskan permukaan papan dengan menggunakan skap

Gambar 1.4 Memahat papan sesuai dengan pola yang diinginkan

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

12
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

Gambar 1.5 Penghalusan permukaan kayu dengan menggunakan amplas

Gambar 1.6 Penyambungan papan ke 4 papan dengan menggunakan paku

Gambar 1.7 Finising pengeringan cat pekerjaan rak buku


D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

13
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

DOKUMENTASI ALAT

MISTAR SIKU
Mistar Siku

PALU DAN PAHAT

`GERGAJI
Gergaji

SKAP

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

14
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

DOKUMENTASI KELOMPOK

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

15
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan gambar rencana dimensi yang digunakan untuk kesuluruhan
Rak buku adalah 40x60 cm untuk lebar rak dan tinggi 60 x 30 untuk rak tengah ,
dan 60 x 10 untuk rak paling atas. Alat penyambung yang digunkn adalah paku
berukuran 5 cm.
Cara menyambung papan-papan rak adalah terlebih dahulu di ketemukan
antara alas rak dan dinding rak dengan menggunakan ukuran-ukuran yang sudah
di tetapkan, setelah semua sudah di hubunkan kemudian dipalu dengan
menggunakan paku yang berukuran 5 mm. Papan yang sudah membentuk pada
bagian belakangnya di lapisi tripleks yang telah di potong sesui ukuran rak buku.

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

16
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

17
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

Hal Hal yang Perlu di Perhatikan Pada Sambungan :

1 Sesaran /Slip
Sesaran yang terjadi pada sambungan kayu terbagi menjadi dua. Sesaran
yang pertama adalah sesaran awal yang terjadi akibat adanya lubang kelonggaran
yang dipergunakan untuk mempermuda penempatan alat sambung. Selama
sesaran awal , alat sambung belum memberikan perlawanan terhadap gaya
sambungan yang bekarja. Pada sambungan dengan beberapa alat sambung,
kehadiran

sasaran awal yang tidak sama diantara alat sambung dapat

menurunkan kekuatan sambungan secara keseluruhan. Setelah sesaran awal


D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

18
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

terlampaui, maka sesaran berikutnya akan disertai oleh gaya perlawanan ( tahanan
lateral ) dari alat sambung.
2.

Mata Kayu
Keberadaan mata kayu menurunkan kuat tarik dan kuat tekan sejajar serat.
Adanya mata kayu dapat dianggap sebagai pengurangan luas pada tampang
batang kayu.

3.

Eksentritas
Pada Sambungan dengan beberapa alat sambung, maka titik berat
kelompok alat sambung harus terletak pada garis kerja gaya, apabila tidak
maka akan

timbul gaya momen ( secondary moment ) yang dapat

menurunkan kekuatan sambungan.

BAB V
PENUTUP
Adapun kesimpulannya adalah:
1. Alat yang digunakan untuk menyambung papan ke papan lain serta tripleks
yaitu paku,
2. Untuk membuat rak buku kita harus mengikuti pola rak buku yang sudah
tetapkan agar mempermudah dalam pembuatannya,
3. Rak buku yang sudah jadi kemudian dicet dan dikerinkan
D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

19
i.

Praktikum Laboratorium Konstruksi Dasar I (Pekerjaan Kayu)

D- III Teknik Sipil Universitas Haluoleo

20
i.

Anda mungkin juga menyukai