Anda di halaman 1dari 6

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Paduan Gel Getah Batang Pisang dengan PGA (Poly Glycolic


Acid) sebagai Bahan Baku Benang Jahit Operasi yang Absorbable
Satrio Adhitioso, Perwitasari F. L. R., Agung Budianto A., Dwi Resti Ningrum,
Ayu Wijayanti
Program Studi Teknobiomedik, Program Studi Kedokteran Hewan, Program Studi Kimia, Program Studi Farmasi
Universitas Airlangga.

ABSTRAK
Pada saat teknologi belum berkembang dan masih minimnya obat-obat
pabrik yang beredar, zaman dulu orang memilih menggunakan benda atau bahan
disekitarnya untuk menolong hidupnya, tak terkecuali pada pohon pisang. Konon
para orang tua menggunakan getah pohon pisang untuk menyembuhkan luka. Ada
anggapan getah pohon pisang terasa dingin dan dengan cepat dapat
menghilangkan rasa nyeri akibat luka, bahkan luka pun juga bisa tertutup. Pada
saat ini, penjahitan luka adalah cara yang umum dilakukan untuk menutup luka.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka mencoba mengembangkan
pembuatan benang jahit operasi yang dapat diserap tubuh (absorbable
(absorbable). Beberapa
bahan antara lain gel getah batang pisang didapatkan dengan cara memeras batang
pisang dicampurkan dengan glycolic acid,
acid polyvinyl alcohol, dan ZnO nano secara
homogen dan dicetak menjadi suatu lapisan tipis (edible film). Pengujian sifat
mekanik diperlakukan pada sampel lapisan tipis. Uji tarik menggunakan
autograph menunjukkan kurva perbandingan antara stress dan strain
strain, perhitungan
menghasilkan nilai Modulus Young sebesar 2,386 GPa. Uji FT-IR juga
diperlakukan pada lapisan tipis untuk mengetahui gugus fungsi dan tingkat
intensitas ikatan yang terbentuk dari campuran. Uji kelarutan pada larutan PBS
membuktikan bahwa lapisan tipis yang terbentuk dapat larut secara perlahan
sampai larut sempurna dalam waktu 10 hari. Hasil dari penelitian ini
memungkinkan nantinya dapat dilanjutkan untuk mengoptimalkan sifat mekanik
dan sifat fisis bahan yang dihasilkan sehingga dapat dihasilkan benang jahit
operasi yang absorbable dengan karakteristik yang lebih baik dan memenuhi
persyaratan.
acid
Kata kunci : benang jahit operasi, absorbable, getah batang pisang, glycolic acid,
ZnO nano
PENDAHULUAN
Penjahitan luka adalah cara
yang umum dilakukan untuk
menutup
luka.
Benang
jahit
konvensional yang biasa digunakan
merupakan benang jahit operasi yang
tidak dapat diserap (non absorbable)
oleh tubuh manusia. Padahal, benang
jahit operasi tersebut sejatinya adalah
benda asing yang ditanamkan ke
dalam jaringan tubuh manusia yang
tidak dapat ditanam secara permanen

Artikel Ilmiah

dan harus diangkat setelah beberapa


minggu atau beberapa bulan operasi.
Para
ilmuwan
mencoba
mengembangkan pembuatan benang
jahit operasi yang dapat diserap
tubuh (absorbable). Namun sayang,
bahan yang mahal, pemrosesan yang
rumit, serta masih sedikitnya pihak
yang memproduksi benang jahit
operasi
yang
absorbable
ini
membuat Indonesia masih harus

Paduan Gel Getah Batang Pisang dengan PGA (Poly Glycolic Acid) sebagai...

Satrio Adhitioso, et al

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

mengimport benang jahit tersebut


dari luar negeri.
Pada saat teknologi belum
berkembang dan masih minimnya
obat-obat pabrik yang beredar,
zaman
dulu
orang
memilih
menggunakan benda atau bahan
disekitarnya
untuk
menolong
hidupnya, tak terkecuali pada pohon
pisang. Konon para orang tua
menggunakan getah pohon pisang
untuk menyembuhkan luka. Ada
anggapan getah pohon pisang terasa
dingin dan dengan cepat dapat
menghilangkan rasa nyeri akibat
luka, bahkan luka pun juga bisa
tertutup. Untuk membuat suatu
benang jahit, tentu dibutuhkan bahan
polimer sebagai bahan penyusunnya.
Asam poliglikolik disebut juga
polyglycolide adalah serat berbasis
polimer sederhana namun tahan
lama. Poly glycolic acid merupakan
polimer yang dapat terserap atau
absobable polymer.
Salah satu karakteristik yang
dibutuhkan dalam pembuatan benang
jahit operasi adalah antimikroba,
diantara material di alam yang
memiliki sifat tersebut salah satunya
adalah seng oksida. Partikel ZnO
berukuran nano memiliki aktivitas
antimikroba lebih baik dari partikel
besar, karena ukuran kecil (kurang
dari 100 nm) dan luas permukaan
nanopartikel
memungkinkan
interaksi yang lebih baik dengan
bakteri. Studi terbaru menunjukkan
bahwa ZnO nanopartikel memiliki
toksisitas pada bakteri, dapat
mengobati luka ringan, pengurangan
inflamasi, dan anti mikroba (Walton
dan Torabinejad, 1998).
Pada proses penelitian terdapat
kendala dan keterbatasan waktu
dalam pengadaan bahan poly glycolic
acid, maka sebagai alternatif
pengganti
digunakan
polyvinyl

Artikel Ilmiah

alcohol karena sifatnya yang


menyamai poly glycolic acid, antara
lain larut dalam air, memiliki
kemampuan membentuk serat yang
baik,
biokompatibel,
memiliki
ketahanan kimia, dan biodegradable.
Dengan tidak mengurangi tujuan dari
penelitian ini, maka glycolic acid
tetap digunakan karena memiliki
sifat regenerasi sel kulit mati dan
membantu percepatan penyembuhan
luka.
Bermula dari permasalahan dan
data yang diperoleh di atas, maka
dari
itu
penulis
ingin
menggabungkan sifat dari getah
batang pisang yang memiliki khasiat
penyembuhan luka dengan sifat
kekuatan dari glycolic acid dan
polyvinyl alcohol sebagai bahan
penyusun benang jahit operasi yang
absorbable.
BAHAN DAN METODE
1. Bahan
Bahan yang digunakan di
penelitian ini adalah : getah batang
acid
pisang, aquadest, glycolic acid,
polyvinyl alcohol, ZnO nano, asam
sitrat, dan larutan PBS.
2. Metode
Batang
(pelepah)
pisang
dipotong dan dibersihkan lalu
dimasukkan pada alat pemeras agar
getah batangnya terperas keluar.
Bahan-bahan antara lain: getah
batang pisang, glycolic acid,
polyvinyl alcohol, ZnO nano, asam
sitrat, dan aquadest disiapkan dan
ditimbang sesuai jumlah yang telah
ditentukan. Polyvinyl alcohol 4 gram
dilarutkan dalam aquadest 25 ml.
ZnO nano dilarutkan dalam larutan
asam sitrat sehingga terbentuk
larutan ZnO nano 0,25%. Larutan
glycolic acid 70 % diencerkan
hingga 6%. Semua bahan dilarutkan,

Paduan Gel Getah Batang Pisang dengan PGA (Poly Glycolic Acid) sebagai...

Satrio Adhitioso, et al

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

kemudian dicampurkan dalam gelas


beaker dan diaduk secara homogen
diatas magnettic stirrer. Larutan
yang telah homogen dituang pada
cetakan/lempeng
kaca
setipis
mungkin. Adonan yang terbentuk
didiamkan hingga kering pada
ruangan yang bersih dan steril.
3. Karakterisasi
Sampel yang terbentuk diiris
menjadi kecil dan memanjang agar
dapat dikarakterisasi. Uji tarik, uji
-IR, dan uji kelarutan dilakukan
FT-IR,
pada sampel secara terpisah. Uji tarik
menggunakan alat autograph. Uji
FT-IR
menggunakan
spektrofotometer
infra
merah
Brucker. Sedangkan uji kelarutan
menggunakan perendaman dalam
larutan PBS (Posphate Buffer
). Hasil dari masing-masing uji
Saline).
kemudian dianalisa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Hasil
pengujian
sampel
menunjukkan bahwa sampel yang
didapat
dari
komposit
(penggabungan) beberapa bahan
antara lain: getah batang pisang,
lycolic acid,
acid polyvinyl alcohol, dan
glycolic
ZnO nano menunjukkan sifat
mekanik yang cukup bagus, dapat
dilihat dari uji tarik yang dilakukan
pada sampel didapatkan nilai
Modulus Young sebesar 2,386 GPa.

Gambar 1. Grafik (a) Hubungan


Stress Strain (b) Regresi untuk
Mendapatkan Modulus Young
Jika dilihat dari hasil uji FT-IR,
maka nampak beberapa gugus fungsi
dari pencampuran bahan pada
bilangan gelombang tertentu. Gugus
karbonil (C=O) terbentuk pada
rentang bilangan gelombang 17001730 cm-1, gugus alkana (C(C-C)
terbentuk pada rentang bilangan
gelombang 1100-1300 cm-1, gugus
hidroksil (O-H) terbentuk pada
rentang bilangan gelombang 32003600 cm-1, dan terakhir adalah ikatan
antara Zn dan O pada bilangan
gelombang 729 cm-1.

Gambar 2. Hasil Uji FTFT-IR


Sedangkan dari uji kelarutan,
nampak nyata bahwa sampel yang
terbentuk mampu larut dalam larutan
PBS dalam waktu 10 hari.
2. Pembahasan
Bahan baku benang operasi
yang absorbable didapat dalam
empat bulan penelitian yang telah
kami lakukan, dengan komposisi dan
proses pembuatan yang telah
disebutkan di atas, diperoleh hasil
berupa suatu lapisan tipis (edible

Artikel Ilmiah

Paduan Gel Getah Batang Pisang dengan PGA (Poly Glycolic Acid) sebagai...

Satrio Adhitioso, et al

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

film). Pada lapisan tipis ini,


dilakukan beberapa pengujian, yaitu
uji tarik, uji FT-IR, dan uji kelarutan.
Beberapa macam uji ini dilakukan
untuk mengetahui sifat mekanik dari
sampel yang kami hasilkan serta
dibandingkan dengan referensi yang
ada.
Benang jahit operasi yang ideal
memiliki karakteristik antara lain:
steril, bahan yang dapat digunakan
dalam
prosedur
pembedahan,
meminimalisir reaksi negatif dari
jaringan
(nonelectrolytic,
noncapillary,
nonallergenic,
noncarcinogenic), mudah dalam
penanganan, terbukti aman, memiliki
kekuatan tarik tinggi, dan tahan
terhadap infeksi.
Uji
tarik
dilakukan
menggunakan
autograph
untuk
memenuhi persyaratan benang jahit
yang wajib memiliki kekuatan tarik
tinggi. Sampel yang digunakan
dalam uji ini adalah lapisan tipis
hasil penelitian kami yang berukuran
3x7 cm. Sampel yang semula
berukuran
3x7
cm
ditarik
semaksimal
mungkin
sehingga
sampel tersebut tidak dapat mulur
lagi (melewati batas elastis), sampai
akhirnya sampel terputus. Data yang
diperoleh dari uji tarik tersebut
berupa nilai gaya yang diberikan
(force)) dan pemuluran (L).
Perhitungan
dilakukan
untuk
mendapatkan nilai Modulus Young.
Hasil yang didapat dari uji tarik
relatif sama dengan benang jahit
komersial
yang
telah
ada
sebelumnya, yaitu sebesar 2,386
GPa, sedangkan benang jahit operasi
komersial yang telah ada sebelumnya
memiliki Modulus Young sebesar 2,3
GPa.
Getah
batang
pisang
mengandung asam askorbat yang
berperan sebagai ko-faktor dan

Artikel Ilmiah

antioksidan untuk mencegah oksidasi


besi, sehingga menghindari enzim
agar tidak terinaktivasi (Junien
dkk.,sit.
Lima
dkk.,
2009).
Pemberian getah pisang secara
topikal menyebabkan asam askorbat
berdifusi melalui lapisan keratin dan
menstimulasi proliferasi fibroblas
pada jaringan di bawahnya (Phillips
dkk., sit. Lima dkk., 2009). Untuk
membuktikan adanya asam askorbat
dalam campuran maka digunakan uji
FT-IR.
Uji FT-IR bertujuan juga untuk
mengetahui tingkat intensitas ikatan
dari sampel yang terbentuk, karena
ikatan yang terbentuk nantinya juga
akan mempengaruhi sifat mekanik
FT
bahan. Hasil dari uji FT-IR
(Gambar
2) menunjukkan bahwa komposit
telah terbentuk dan bahan yang
digunakan murni terlihat dari puncak
serapan yang relatif tajam dan mudah
diamati.
Benang jahit operasi yang
absorbable memberikan kontribusi
sementara sampai luka dapat sembuh
dengan cukup baik dan mampu untuk
menahan
tegangan
normal.
Penyerapan terjadi melalui degradasi
enzimatik bahan alami dan oleh
hidrolisis dalam bahan sintetis.
Hidrolisis
menyebabkan
reaksi
jaringan kurang dari degradasi
enzimatik. Uji yang terakhir adalah
uji kelarutan. Uji kelarutan bertujuan
untuk mengetahui berapa waktu yang
dibutuhkan sampel untuk larut
sempurna
pada larutan PBS.
Penggunaan larutan PBS sebagai
pelarut
didasari
oleh
alasan
komposisi dari larutan PBS yang
mirip dengan komposisi cairan
tubuh.
Pada umumnya, semakin besar
tekanan yang melewati luka, semakin
panjang
benang
yang
akan
digunakan. Sebagai pedoman, pada

Paduan Gel Getah Batang Pisang dengan PGA (Poly Glycolic Acid) sebagai...

Satrio Adhitioso, et al

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

wajah, jahitan harus diremove setelah


5-7 hari; pada leher setelah 7 hari;
pada kulit kepala setelah 10 hari,
pada tubuh dan ektremitas atas
setelah 10-14 hari; dan pada luka
dengan tekanan yang lebih besar
membutuhkan waktu remove yang
lebih panjang. Jahitan tenggelam,
yang dilakukan dengan benang
absorbable tidak diremove oleh
karena larut dalam jaringan
Hasil dari uji kelarutan
menunjukkan waktu yang diperlukan
sampel untuk larut dalam larutan
PBS diasumsikan sama dengan
waktu yang dibutuhkan benang jahit
operasi yang absorbable untuk larut
dalam jaringan tubuh kita.
Berdasarkan uji kelarutan yang
kami lakukan, dapat terlihat bahwa
mpel larut sempurna dalam waktu
sampel
10 hari. Proses pelarutan sampel
tidak terjadi seketika, akan tetapi
larut secara perlahan.

Gambar 3. Uji Kelarutan, (A)


Larutan PBS, (B) Sampel Direndam,
(C) Sampel larut hampir sempurna
pada hari ke-8, (D) Sampel larut
sempurna pada hari ke-10

Artikel Ilmiah

Berawal dari sampel yang


semula berupa lapisan tipis, perlahan
sampel terlihat menjadi semakin
lembek dan lama kelamaan menjadi
larut sedikit demi sedikit sampai
larut sempurna.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Paduan gel getah batang pisang
dengan glycolic acid dan polyvinyl
alcohol dapat digunakan sebagai
bahan baku benang jahit operasi
yang absorbable, berdasarkan nilai
Modulus Young sebesar 2,386 GPa
dan mampu larut sempurna pada
larutan PBS dalam waktu 10 hari.
2. Saran
Perlu adanya peran pemerintah
sebagai pembuat regulasi dalam
negeri untuk memaksimalkan potensi
alam dalam negeri dan diarahkan
pada hal yang tepat serta mampu
meminimalisir kegiatan import.
Hubungan
antara
pemerintah,
peneliti, dan pengusaha juga perlu
disinkronkan agar dapat bekerjasama
secara efektif memproduksi dalam
hal ini adalah benang jahit operasi
yang absorbable yang berbahan baku
dari getah batang pisang alam
Indonesia
sendiri
mengingat
kebutuhan
medis
yang
kian
meningkat sedangkan di sisi lain
tingginya
harga
pembelian
dikarenakan bea cukai yang tinggi
pada barang import.
DAFTAR PUSTAKA
Cutright, Duane E. dan Beasley, Joe
D.
1971. Histologic
Comparison of Polylactic and
Polyglycolic Acid Sutures.
Science Direct : Volume 32,
Issue 1, July 1971, Pages 165173.

Paduan Gel Getah Batang Pisang dengan PGA (Poly Glycolic Acid) sebagai...

Satrio Adhitioso, et al

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Gore, Maduri. 2003. Evaluation of


banana leaf dressing for
partial thickness burn wounds.
International Society for Burn
Injuries (2003) Volume: 29,
Issue: 5, Pages: 487-492
Hananta, Dharma. 2006. EFEK
GETAH PELEPAH PISANG
(Musa
spp)
TERHADAP
PERTUMBUHAN
Pseudomonas
aeruginosa
SECARA IN VITRO. Diakses
pada tanggal 23 September
2011 pukul 22:15 WIB.
John B. Herrmann, MD; Richard J.
Kelly, MD; George A. Higgins,
MD. Polyglycolic Acid Sutures.
AMA
Arch
Surg. 1970;100(4):486-490.
ima CC, Pereira APC, Silva JRF,
Lima
Oliveira LS, Resck MCC,
Grechi CO, Bernardes MTCP,
Olmpio FMP, Santos AMM,
Incerpi EK, Garcia JAD. 2009.
Ascorbic acid for the healing of
skin wounds in rats. Braz. J.
Biol.; 69(4): 1195-1201.
Online, Surya. 2009. Khasiat
Bonggol
Pisang.
http://www.surya.co.id/2009/06
/22/khasiat-bonggol-pisang.
Diakses pada tanggal 22
September 2011 pukul 20:15
WIB.
Somantri, 2007, Perawatan Luka,
http://irmanthea.blogspot.com
/2007/07/definisi-luka.html,
diunduh
10
Agustus
2009Surahman, Agus. 2009.
Pemanfaatan Getah Bonggol
Pisang Sebagai Obat Oles
Alternatif Penyembuh Luka
Lecet.
http://www.scribd.com/doc/405
55476/Mulai-Dari-Bab-1Sampai-Kesimpulan. Diakses

Artikel Ilmiah

pada tanggal 25 September


2011 pukul 10:52 WIB.
Walton, R.E. dan Torabinejad M.
1998. Prinsip dan Praktik Ilmu
Endodonsi Ed:2. Alih Bahasa :
Narlan
Sumawinata
dkk.
Principle and Practice of
Endodontics. Jakarata : EGC.

Paduan Gel Getah Batang Pisang dengan PGA (Poly Glycolic Acid) sebagai...

Satrio Adhitioso, et al

Anda mungkin juga menyukai