Pekan VIII
Filsafat Moral
22. Kebebasan dan Tapal Batas Moral
Menjelang akhir kuliah pekan lalu saya membiarkan anda dalam
posisi yang kurang nyaman. Ingatkah anda? Anda tersendat di
terowongan Lion Rock Tunnel, di dalam bus yang dikemudikan oleh
seorang [sopir] yang menyatakan bahwa hal-hal terjadi begitu
saja, tanpa disebabkan oleh sesuatu. Apa yang sebaiknya anda
Pekan VIII
Dalam filsafat, jenis pertanyaan ini disebut etis. Pertanyaanpertanyaan etis berkisar pada bagaimana seharusnya kita
bertindak. Ada banyak sekali pertanyaan etisbegitu banyak
sehingga pada awal kuliah ini pun beragam jenis pertanyaan etis,
belum lagi pertanyaan spesifik mengenai kebenaran atau kesalahan
tindakan tertentu, belum bisa kita rambah. Pertanyaan etis
bagaikan ranting-ranting di ujung suatu cabang pohon: rantingranting itu sangat penting, karena di sinilah tumbuh daun dan
buah pohon; namun jumlahnya begitu banyak sehingga salah satunya
bisa disingkirkan tanpa secara signifikan mengubah penampilan
atau kesehatan pohon.
Akan tetapi, ada jenis pertanyaan filosofis serupa yang lebih
berbobot daripada pertanyaan etis. Semua pertanyaan etis
didasarkan pada prinsip-prinsip moral fundamental tertentu,
sebagaimana semua ranting yang berdaun disangga oleh salah satu
cabang pohon yang besar. Kesadaran akan pertanyaan yang
berkaitan dengan prinsip-prinsip ini adalah fundamental jika
kita ingin memahami pohon filsafat. Pada suatu masa, filsafat
moral dipakai untuk mengacu pada cabang ini sepenuhnya
(termasuk ranting-rantingnya). Namun dewasa ini istilah itu
jarang dipakai. Segenap cabang filsafat ini yang berkenaan
dengan pembangunan pondasi rasional bagi tindakan-tindakan moral
itu kini lebih sering diacu sebagai etika saja, dengan etika
terapan yang mengacu pada ranting-rantingnya dan meta-etika
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
kebebasan. Kant menyatakan, kebebasan adalah sebuah dan satusatunya fakta pemberian akal praktis. Dengan mengambil sudut
pandang praktis, kita pada aktualnya menerobos tapal batas ruang
dan waktu (batasan kemampuan inderawi kita dan menggantikannya
dengan kebebasan. Akan tetapi, kebebasan itu tidak membiarkan
kita tersesat dalam alam kebingungan sebebas-bebasnya yang tanpa
batas; alih-alih, kebebasan itu sendiri berfungsi sebagai jenis
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
secara obyektif sahih antara tindakan yang secara moral baik dan
yang secara moral buruk. Garis tapal batas itu obyektif lantaran
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
keberadaan Tuhan.
Pekan VIII
kita harus beriman kepada Tuhan atau, kalau tidak, kita pasti
menolak salah satu proposisi berikut ini: (1) tindakan moral
adalah baik; (2) moralitas adalah rasional; (3) kebaikan
tertinggi itu menggabungkan keluhuran budi dengan kebahagiaan
proporsional.
Di samping menyediakan bukti praktis keberadaan Tuhan,
filsafat moral Kant memberi beberapa kontribusi penting lain.
Umpamanya, seperti yang telah kita lihat, ia menarik garis tapal
Tuhan &
keabadian
kebebasan
ideide
dalildalil
Pekan VIII
pengetahuan
empiris
tindakan
moral
12
kategori
hukum
moral
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Tujuan Obyektif
dayaterap
faktor penentu
menghasilkan kebahagiaan
acuan
kriteria nilai
sasaran
pendorong
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
were standing about just at that time many who did not believe
in God, the mad-man was the occasion of great merriment. Has
God been lost? said one of them. Or is He hiding himself? Is He
afraid of us? Has He boarded a ship? Has He emigrated? Thus
they cried and laughed.
But the mad-man pierced them with his glance: "Whither has God
gone?" he cried; "I am going to tell you. We have killed Him-you and I! We all are His murderers. But how have we
accomplished this? How have we been able to empty the sea? Who
gave us the sponge to wipe off the entire horizon? What were we
doing when we unchained this earth from its sun? Whither does
the earth now move? Whither do we ourselves move?
"Are we not groping our way in an infinite nothingness? Do we
not feel the breath of the empty spaces. Has it not become
colder? Is there not night and ever more night? How do we
manage to console ourselves, we master-assassins? Who is going
to wipe the blood off our hands? Must not we ourselves become
gods to make ourselves worthy of such a deed? (JW 125)
(Belum kau dengar sampai kini, orang-gila yang pada suatu pagi
nan cerah menyalakan lentera, lalu memasuki pasar dan menjerit
berulang-ulang, Aku mencari Tuhan! Aku mencari Tuhan!-Lantaran yang berdiri di sekitarnya pada saat itu orang-orang
yang tidak mempercayai Tuhan, orang-gila itu hiburan segar.
Apakah Tuhan hilang? kata salah satunya. Ataukah Ia
Pekan VIII
Super.
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Once blasphemy against God was the greatest blasphemy; but God
died, and therewith also those blasphemers. To blaspheme the
earth is now the dreadfulest sin, and to rate the heart of the
unknowable higher than the meaning of the earth! ...
Verily, a polluted stream is man. One must be a sea, to receive
a polluted stream without becoming impure.
Lo, I teach you the Superman: he is that sea; in him can your
greatest contempt be submerged. (TSZ Prologue 3)
(Kuajarkan Manusia Super kepada kalian. Manusia ialah sesuatu
yang harus dilebihi. Apa yang telah kalian lakukan untuk
melebihi manusia? ...
Bagi manusia, kera itu apa? Hewan yang menggelikan, sesuatu
yang memalukan. Dan begitu pulalah manusia bagi Manusia Super:
hewan yang menggelikan, sesuatu yang memalukan.
Telah kalian lewati jalan dari rahim menuju manusia, dan
kebanyakan kalian masih di dalam rahim. ...
Simaklah! Kuajarkan Manusia Super kepada kalian!
Manusia Super ialah makna bumi. Biarkanlah kehendak kalian
berujar: Manusia Super akan menjadi makna bumi!
Kugugah kalian, saudara-saudaraku, tetap setialah kepada bumi,
dan jangan kalian percayai orang-orang yang berbicara kepada
kalian tentang harapan-harapan yang melebihi bumi! Peracunlah
mereka, entah mereka tahu entah tidak.
Pembenci kehidupanlah mereka, yang membusuk dan meracuni diri
Pekan VIII
Pekan VIII
Manusia Super
binatang
manusia
(neraka)
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
akhirnya penerbitan tulisan-tulisannya dan penyebaran gagasangagasannya diambil alih oleh saudara Nietzsche. Sayangnya, ia
menyelewengkan ide-idenya sedemikian rupa sehingga Hitler mampu
menggunakan gagasan-gagasan yang kelihatannya seperti ide-ide
Nietzsche sebagai dukungan filosofis bagi rezim politik rasisnya
sendiri. Filsafat politik, sebetulnya, akan menjadi fokus kuliah
kita pada pekan mendatang. Namun kita bisa mengakhiri jam kuliah
ini dengan mencatat bahwa gagasan yang dipakai oleh Hitler (dan
lain-lain) itu kini biasanya dipandang sebagai misrepresentasi
bruto. Hal ini mengingat bahwa Nietzsche bukan fasis antiSemitik, melainkan benar-benar filsuf untuk dirinya sendiri
seorang Sokrates baru (atau anti-Sokrates) kalau toh ada.
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
paling berpengaruh.
Jacques Derrida (1930- ) ialah seorang cendekiawan kelahiran
Aljazair yang mencurahkan sebagian besar dari penulisan dan
penghidupan profesional di Paris. Ia menarik banyak perhatian
selama sepertiga terakhir abad keduapuluh, lantaran gaya
penulisannya yang provokatif dan berwawasan luas. Karyanya yang
paling populer, Margins of Philosophy (1972), mengemukakan
pembelaan dan penjelasan yang paling rinci tentang corak utama
pendekatan barunya terhadap filsafat, dekonstruksionis.
Derrida menolak sejumlah asumsi pokok yang dibuat oleh filsuffilsuf masa lalu (khususnya pandangan strukturalis yang sangat
berpengaruh di Perancis pada pertengahan abad tersebut),
seperti: keunggulan percakapan di atas penulisan; gagasan bahwa
teks-teks mempunyai struktur obyektif yang memberi suatu makna
primer atau makna yang paling benar kepada masing-masing;
keyakinan bahwa penulis lebih memberi makna hakiki kepada teks
daripada pembacanya; dan sebagainya. Di tengah-tangah pandangan
semacam itu ia menunjukkan dengan tulisannya bahwa teks-teks
memiliki banyak lapisan makna sejati dan bahwa makna dari
pembacanya sendiri mungkin sama sahihnya dengan yang dimaksudkan
oleh penulis. Malahan, ia menolak untuk memberi posisi istimewa
kepada teks-teks filosofis dalam hubungannya dengan tipe-tipe
tulisan lainnya; teks-teks [filosofis] itu sekadar bentuk sastra
lainnya yang perlu ditafsirkan dan dinilai secara kritis.
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
bahwa segala sesuatu yang tampak dalam ruang dan waktu (yaitu di
[4]
niscaya atau mutlak hanya yang dikenakan pada alam oleh akal
secara apriori (yakni sebagai tapal batas alam) saja, ia pun
mengakui kepatutan moral suatu tindakan tidak timbul dari
akibatnya di alam obyek-luar, tetapi dari sumbernya di alam
Pekan VIII
Tak ada prinsip yang benar dari semua perspektif, sehingga tiada
yang kita kenal sebagai absolut secara mutlak.
Kant memang mengakui tingkat kenyataan yang melampaui prinsip
perspektivismenya yang mutlak secara nisbi. Namun sebagaimana
yang kita lihat di Kuliah 8, ia memandang bahwa kenyataan
terdalam atau mutlak, yakni bidang benda di dalam lubuknya,
tak bisa diketahui. Bukannya sekadar mempertahankan moralitas
lama, sebagaimana klaim Nietzsche, perspektivisme Kant justru
memberi kita alternatif ketiga. Moralitas tradisional hidup
dalam mitos bahwa seperangkat kaidah moral tertentu (umpamanya
kaidah-kaidah yang terdapat dalam Bibel) benar secara mutlak
untuk semua orang dan pada semua masa. Relativisme menerobos
mitos ini dengan mengemukakan bahwa, karena tiada yang mutlak,
sesuatu bisa benar atau salah. Relativisme kultural merupakan
pandangan yang lebih spesifik bahwa setiap budaya menetapkan
tapal batasnya sendiri, dan bahwa benar dan salah pada faktanya
tiada lain kecuali norma-norma kultural. Namun jika demikian,
maka tak ada budaya yang bisa salah dan sulit dibayangkan
bagaimana atau mengapa suatu budaya akan pernah mengubah standar
moralnya. Relativisme Nietszche bukan kultural, karena ia jelas
menuduh beberapa kebudayaan (yakni yang Apolonia) rusak secara
moral. Pandangannya mungkin cukup disebut relativisme mutlak,
karena ia mengemukakan bahwa satu-satunya teori moral yang sehat
adalah yang menerobos semua batasan, kultural atau pun lainnya.
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
Pekan VIII
PERTANYAAN PERAMBAH
1. A. Bisakah sebuah tindakan itu bebas dan sekaligus
Pekan VIII
BACAAN ANJURAN
1. Immanuel Kant, Foundation of the Metaphysics of Morals,
Seksi Kedua, Transition from the Popular Moral Philosophy to
[5]
Catatan Penerjemah
[1]
Pekan VIII
tertentu.
[5]
kant/kantc.htm
[6]
Redirect/Kant/Practical_Reason_Redirect.htm
[7]
books/mill/utilitarianism
[8]
nietzsche/bge1.html
Send comments (in English) to: StevePq@hkbu.edu.hk
Back to the Index of Pohon Filsafat.
file:///E|/My%20Data/fdx/mr%20(jangan%20dihapus%20sa.../Filsafat%20Mawas%20Pengantar_files/Pekan%20VIII.htm (56 of 57)10/8/2005 4:23:51 PM
Pekan VIII