Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Risiko Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi


Risiko yang melekat pada perusahaan dalam kelompok industri pertambangan minyak dan gas bumi, tidak
terlepas dari karakteristik utama kegiatan perusahaan yaitu kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan
produksi barang tambang. Oleh karena itu, risiko-risiko yang melekat pada industri pertambangan minyak
dan gas bumi adalah sebagai berikut :
1. Risiko Umum
a. Risiko Pasar dan Ketidakstabilan Harga
Fluktuasi harga minyak dan gas dunia akan berpengaruh secara langsung terhadap industri eksplorasi
dan produksi yang dijalankan oleh perseroan.
Seandainya harga barang-barang tambang turun dan berkepanjangan, maka akan mengurangi tingkat
laba Perseroan sebagai akibat menurunnya pendapatan dari penjualan minyak dan gas bumi tersebut.
b. Risiko Berfluktuasinya Nilai Tukar Rupiah
Berfluktuasinya nilai tukar rupiah dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu :
1) Depresiasi rupiah dapat berakibat buruk bagi perusahaan karena sebagian besar perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas bumi memerlukan peralatan berat serta teknologi
pertambangan yang diimpor.
2) Untuk perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi yang mengandalkan pasar lokal sebagi
konsumen utama, depresiasi rupiah dapat menyebabkan menurunnya penjualan perusahaan sebagai
akibat melemahnya daya beli masyarakat.
3) Depresiasi rupiah dapat merugikan perusahaan yang memiliki hutang dalam mata uang asing dalam
jumlah yang material.
4) Pada sisi lain, depresiasi rupiah menguntungkan perusahaan yang mengandalkan pasar ekspor.
5) Apresiasi rupiah pada sisi sebaliknya, berpengaruh negatif terhadap perusahaan yang
mengandalkan penjualannya pada pasar ekspor.
c. Risiko Persaingan
Dengan banyaknya pesaing pada bidang usaha ini dapat mengurangi pangsa pasar Perseroan, yang
pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan Perseroan.
d. Risiko Kebijakan Pemerintah
Perubahan kebijakan-kebijakan ekonomi Pemerintah dari waktu ke waktu yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi nasional dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan. Biaya tambahan yang
harus ditanggung oleh Perseroan dapat bertambah dengan berlakunya UU Otonomi Daerah.

e. Risiko Bencana Alam


Mengingat hampir keseluruhan aktifitas utama Perseroan dilakukan di alam terbuka, maka kondisi alam
tempat penambangan memiliki pengaruh langsung terhadap aktifitas operasi Perseroan. Terjadinya
bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi, atau badai akan menimbulkan kerugian
secara material pada Perseroan. Kerugian yang mungkin timbul diantaranya adalah jatuhnya korban
jiwa serta rusaknya fasilitas penambangan.
f. Risiko Leverage
(Leverage Risk) yaitu risiko-risiko yang terkait pada kewajiban perusahaan karena pendanaan yang
berasal dari luar perusahaan (external financing)
g. Risiko Kapasitas yang Menganggur
Yakni risiko penggunaan sumber daya tidak pada kapasitasnya.
2. Risiko Khusus
a. Risiko Eksplorasi, Pengembangan dan Produksi, dan Operasi
Perseroan melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi, dan operasi yang pada
umumnya memiliki beberapa risiko yang dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam
menjalankan kegiatan tersebut
1) Risiko Eksplorasi
Aktivitas eksplorasi barang tambang yang dilakukan oleh Perseroan memiliki risiko tinggi dimana
kemungkinan tidak ditemukannya atau ditemukannya sumber tambang baru. Walaupun ditemukan,
cadangan pada sumber baru tersebut dapat memberikan atau tidak memberikan
tingkat keuntungan secara komersial kepada Perseroan
2) Risiko Pengembangan dan Produksi
Aktivitas pengembangan dan produksi yang dilakukan oleh Perseroan memiliki beberapa risiko yang
harus dihadapi yang antara lain adalah risiko terhadap terjadinya ledakan, kebocoran, pencemaran
lingkungan, serta kerusakan fasilitas produksi yang dijalankan oleh Perseroan.
3) Risiko Operasi
Pengoperasian dari penambangan atau pengeboran minyak dan gas sangat dipengaruhi oleh beberapa
risiko termasuk risiko ledakan, kebakaran sumur minyak dan gas, runtuhnya situs pertambangan,
pencemaran lingkungan, dan bencana lain yang dapat merugikan Perseroan. Bila risiko-risiko itu terjadi,
maka dapat menimbulkan korban luka-luka atau korban jiwa, kerusakan lokasi penambangan,
kerusakan rig pemboran, kerusakan sumur minyak dan gas, bendungan, dan fasiliitas produksi lainnya.

b. Risiko Cadangan Bahan Tambang


Minyak dan gas bumi adalah sumber daya alam yang tidak memungkinkan untuk diperbaharui
sehingga salah satu risiko utama yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri
pertambangan minyak dan gas bumi adalah berkurangnya cadangan yang ada sehingga diperlukan
usaha yang berkelanjutan untuk menambah dan menggantikan cadangan yang ada.

c. Risiko Sehubungan dengan Siklus Kontrak Penambangan


Perseroan menghadapi risiko tidak diperpanjangnya kontrak penambangan serta izin terkait yang
digunakan untuk dapat melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi.
d. Risiko Dampak Lingkungan
Bisnis Perseroan sangat tergantung pada beberapa Undang-undang dan Peraturan yang mengatur
mengenai eksplorasi, pengembangan, produksi bahan tambang, serta dampak lingkungan dan
keselamatan kerja. Pembuangan sisa minyak dan gas atau limbah bahan pertambangan lain dapat
mengakibatkan pencemaran terhadap udara, tanah, dan air yang dapat menimbulkan kerugian
terhadap negara dan atau pihak ketiga dimana Perseroan harus mengganti rugi atas kerusakan yang
ditimbulkan.
e. Risiko Sehubungan dengan BPMIGAS
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, BPMIGAS merupakan
pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) didalam menjalankan
kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia.
BPMIGAS menandatangani kontrak bagi hasil dengan perusahaan energi swasta seperti perusahaan
eksplorasi, pengembangan, dan pemasaran minyak dan gas pada area tertentu dimana BPMIGAS
akan mendapat persentase dari hasil produksi dari ladang pada area tertentu yang termaktub di dalam
kontrak bagi hasil.
Kontrak bagi hasil berisi persyaratan-persyaratan yang spesifik yang antara lain adalah mengenai
kualitas dari jasa, capital expenditure, status hukum dari kontraktor. Bila perseroan gagal memenuhi
persyaratan yang telah disetujui di dalam kontrak, maka dapat mengakibatkan kerugian material yang
dapat berpengaruh kepada kinerja keuangan, yang pada akhirnya juga dapat mempengaruhi operasi
dan prospek perseroan. Untuk melakukan aktivitas sehubungan dengan produksi bagi hasil, termasuk
eksplorasi, pengembangan, produksi, pemboran, dan operasional lainnya, penjualan minyak dan gas,
pengangkatan tenaga kerja serta pengakhiran perjanjian, perseroan harus mendapat persetujuan dari
BPMIGAS. Lebih jauh lagi, seluruh fasilitas, properti, dan peralatan yang dibeli dan dipergunakan oleh
perseroan dalam rangka kontrak merupakan milik BPMIGAS.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat BPMIGAS dapat berupa tidak diberikannya wilayah-wilayah kerja baru
atau tidak diperpanjangnya lagi kontrak-kontrak pada wilayah-wilayah kerja yang sekarang sehingga
dapat mengurangi kegiatan pemboran serta membatasi kegiatan eksplorasi dan produksi Migas oleh
perusahaan-perusahaan swasta.
f. Risiko-risiko lain
Klaim asuransi, kemampuan untuk mengelola program ekspansi, tenaga kerja, teknologi, tak
tercapainya proyeksi, dan distribusi.
Tabel Progres Analisis Kesenjangan Manajemen Risiko
No

Jenis Risiko
Risiko Umum

Identifikasi

Pengukuran

Risk Control

Mitigasi

1
2
3
4
5
6
7

1
2
3
4
5

6
7

1
2
3

4
5
6

Risiko Pasar dan


Ketidakstabilan Harga
Risiko Berfluktuasinya Nilai
Tukar Rupiah
Risiko Persaingan
Risiko Kebijakan
Pemerintah
Risiko Bencana Alam
Risiko Leverage
Risiko Kapasitas yang
Menganggur
Risiko Khusus
Risiko Eksplorasi,
Pengembangan dan
Produksi, dan Operasi
Risiko Eksplorasi
Risiko Pengembangan dan
Produksi
Risiko Operasi
Risiko Cadangan Bahan
Tambang
Risiko Sehubungan dengan
Siklus Kontrak
Penambangan
Risiko Dampak Lingkungan
Risiko Sehubungan dengan
BPMIGAS
Risiko-risiko lain
Klaim asuransi, ,
tenaga kerja
kemampuan untuk
mengelola program
ekspansi
teknologi,
tak tercapainya proyeksi,
distribusi.

Anda mungkin juga menyukai