Anda di halaman 1dari 2

KOMENTAR DAN SARAN MENGENAI RENCANA PEMBUATAN TEMPAT

PEMBUANGAN SEMENTARA (TPS)


DI LINGKUNGAN WARGA CIRACAS, KAB. SERANG
Karakteristik sampah, ditinjau dari kualifikasinya ada tiga macam, yaitu :
1. Garbage. Yaitu sampah yang terdiri dari bahan bahan organic yang mempunyai sifat lekas
membusuk (Biodegradibility prosesnya cepat). Sampah jenis ini lekas membusuk kira
kira dalam waktu sekitar 18 jam. Yang termasuk dalam kategori sampah jenis ini antara
lain : Sampah dapur.
2. Rubbish. Yaitu sampah yang terdiri dari bahan bahan organic atau anorganik yang tidak /
tahan berubah sifatnya. Contoh dari sampah ini adalah : sampah plastic, kaleng/logam,
kertas, kaca.
3. Ashes atau dust. Yaitu sampah sampah sisa pembakaran dan dari bahan bahan partikel
kecil yang mempunyai sifat mudah berterbangan.
Ditinjau dari tempat dihasilkannya (sumbernya), sampah dapat dikategorikan menjadi beberapa
kategori, yaitu :
1. Sampah Domestik
2. Sampah Industri
3. Sampah dari Jalan dan Taman
4. Sampah dari Pasar
5. Sampah dari kawasan komersil
6. Lain lain.
Dalam hal rencana pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di lingkungan warga
Ciracas, tentunya yang memegang peranan penting adalah sampah domestic atau sampah yang
berasal dari rumah tangga. Karakteristik dari sampah rumah tangga ini, sebagian besar adalah
sampah organic yang mempunyai sifat lekas membusuk (Garbage). Beberapa sumber hasil
penelitian menyebutkan, bahwa komposisi fisik sampah di kota kota di Indonesia adalah sebagai
berikut :
Perkiraan Komposisi Fisik Sampah
No
Komponen Sampah
1.
Bahan Organik
2.
Kertas
3.
Kaca
4.
Plastik
5.
Kaleng / Logam
6.
Lain lain

Persentase (%)
75 %
8%
1%
7%
2%
7%

Ini berarti bahwa sebagian besar sampah berpotensi besar untuk mencemarkan lingkungan apabila
tidak ditangani secara benar.
Lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang akan dibangun di lingkungan warga Ciracas
direncakan berlokasi di Belakang Minimarket Indomaret, sebenarnya, lokasi tersebut dilihat dari
fungsinya sekarang adalah merupakan tempat penampungan air dan tempat peresapan air.
Meskipun kelihatannya hanya menampung sebagian kecil air hujan saja, namun perannya sangatlah
penting dalam pensatabilan muka air tanah di kawasan tersebut.
Banyaknya daerah resapan yang telah berubah fungsi menjadi bangunan beton, memberikan
dampak meluapnya air dari saluran drainase (baik itu saluran alami ataupun buatan) dikarenakan
saluran tersebut sudah tidak dapat menampung lagi air yang datang pada waktu terjadi hujan.
Mengapa demikian, apakah perencanaan kapasitas drainasenya yang salah ?. Mungkin saja, tetapi
yang jelas, pada waktu hujan, sebagian air yang seharusnya meresap ke dalam tanah, setelah daerah
resapannya hilang, air tersebut semuanya langsung masuk ke saluran. Yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya banjir seperti yang dapat kita lihat sekarang.
Penggunaan sumur pompa Jet Pump yang semakin semarak juga telah menyebabkan turunnya
muka air tanah. Hal yang sudah dirasakan sebagai dampaknya adalah apabila dating musim
kemarau, sulit sekali untuk mendapatkan air.
Sebenarnya, yang dikhawatirkan adalah berubah fungsinya lokasi penampungan dan peresapan air
di belakang Indomaret tersebut. Meskipun perannya boleh dibilang kecil, namun ini memberikan
image kepada kita bahwa kita kurang peduli terhadap permasalahan lingkungan kita.
Bagaimana seharusnya meminimumkan dampak negative dari rencana pembuatan TPS tersebut,
sebenarnya secara teknis tidak banyak masalah. TPS sendiri sebenarnya hanya tempat singgah saja
bagi sampah sampah dari perumahan dimana kalau mobil sampah langsung mengambil ke rumah
1

rumah dianggap kurang efektif dari segi biaya dan waktu. Jadi tingkat pencemaran yang
mungkin terjadi di TPS ini tidak akan banyak, selama penanganannya sesuai ketentuan.
Pertama, yang harus diperhatikan adalah berapa volume sampah per hari yang akan ditampung di
TPS tersebut. Rata rata setiap orang per hari akan menghasilkan 2,5 Liter sampah. Jadi apabila
direncanakan ada 11 RT dan 1 RT diasumsikan ada 50 KK (masing masing KK ada 5 Jiwa) yang
akan memanfaatkan TPS tersebut, maka sampah yang dihasilkan adalah :
50 KK x 5 Org x 11 RT x 2,5 liter = 6, 875 m3 / hari
Kedua, apakah di TPS ini akan disediakan container atau tidak. Apabila disediakan container,
maka volume container minimum dapat menampung 6,875 m3 sampah. Apabila tidak akan
disediakan container, maka TPS harus dibuat permanent, dengan lapisan bawah (lantai) yang kedap
air. Dan sedapat mungkin tertutup untuk mengurangi bau, mengalirnya air Leachate (air dari
sampah yang busuk) baik itu dari sampah sendiri ataupun dari air hujan pada waktu terjadi hujan
yang mengalir melewati tumpukan sampah. Sebagai gambaran seperti apa air leachate ini, apabila
limbah domestic seperti air di selokan (got di depan rumah), kotoran, dll mengadung BOD
(Bilogycal Oxygen Demand) sebesar 500 ppm, maka air leachate ini BOD nya = 20.000 ppm.
Selain leachate ini, ada yang juga sama berbahayanya adalah sampah kimia seperti batu baterai,
neon, dll. Karena sampah ini di masyarakat kita pasti dicampur dengan sampah lain, maka
potensinya untuk mencemari lingkungan cukup tinggi.
Ketiga, perilaku, disiplin dan partisipasi masyarakatnya. Sebenarnya inilah yang paling penting.
Partisipasi masyarakat sangatlah penting dalam monitoring dan evaluasi persampahan. Meskipun
secara teknis pembuatan TPS ini sudah memenuhi persyaratan, apabila perilaku dan disiplin
masyarakatnya kurang, maka dampak dampak negative dari sampah ini akan tetap ada. Contoh
kecilnya adalah masih banyak kita lihat masyarakat yang membuang sampahnya dilempar begitu
saja sambil mengendarai motor. Masih untung kalau lemparannya tepat masuk ke container atau
bak sampah. Kalau tidak, maka sampah akan berceceran dimana mana. Hal ini menyulitkan
petugas pengangkut sampah, dan bukan tidak mungkin kalau sampah yang masuk ke kolam tidak
akan dibersihkan oleh petugas sampah.
Suatu pengelolaan sampah tidak akan berhasil secara memuaskan tanpa adanya partisipasi
masyarakat. Keikutsertaan masyarakat yang diharapkan bukan dalam bentuk gotong royong,
namun lebih kepada pengertian system pengelolaan sampah yang digunakan dan kepatuhan untuk
mengikuti system secara konsisten, contohnya, mengumpulkan sampah dari rumah masing
masing pada tempat yang telah disediakan didepan rumha untuk memudahkan petugas mengangkut
dan siap diangkut sesuai jadwal yang telah ditetapkan untuk membantu kelancaran pengelolaan dan
pengumpulan sampah.
Partisipasi masyarakat juga diperlukan dalam memberikan pengertian kepada tetangga disekitarnya
mengenai penanganan sampah dari masing masing rumah. Contohnya adalah setiap rumah
sebaiknya sudah membungkus sampahnya dengan kantong plastik yang rapat sebelum diambil
petugas roda sampah. Sehingga sampah tidak banyak tercecer dalam perjalanannya menuju TPS
dan TPA. Memberikan pengertian harus membuang sampah tepat ditempatnya (bagi rumah yang
membuang langsung ke TPS), dll.
Keempat, peranan Dinas Kebersihan dalam mengangkut sampah dari TPS menuju TPA harus sesuai
jadwal. Artinya setiap hari sampah tersebut harus diangkut. Tidak boleh dibiarkan lebih dari 1 hari
menumpuk di TPS. Karena apabila tidak sehari saja diangkut, maka sampah akan menumpuk dua
kali lipat dihari berikutnya, demikian seterusnya. Selain itu, sampah organic juga akan sudah
membusuk dalam waktu 18 jam dan dapat mencemari lingkungan sekitarnya.
Kelima, penarikan biaya retribusi sampah dari masyarakat. Hal ini penting karena dapat menjamin
kelancaran pengumpulan sampah dari rumah tangga menuju TPS dan TPA.
Berdasarkan kepada beberapa bahasan di atas, maka disarankan pembuatan Lokasi TPS tersebut
tidak dibelakang Indomaret kalau dimungkinkan lahan lain masih ada. Namun demikian, apabila
memang terpaksa di lokasi tersebut, harus dibuat yang permanent dengan lantai kedap air. Untuk
konstruksi lantai dapat dibuat dari beton K- 175 atau beton mutu rendah.
Harus diperhitungkan juga batas sempadan jalan, karena jalan Lingkar selatan tersebut sangat
berpotensi sekali untuk dilebarkan melihat pada pertumbuhan kota Serang yang pesat.
Sebenarnya masih banyak juga factor lainnya yang harus diperhitungkan, antara lain : Rencana
Tata Guna Lahan, Floating Populatian (Penduduk Tamu), Persentase tingkat pelayanan Dinas
Kebersihan (menyangkut jumlah armada truk pengangkut, SDM), Volume dan Berat jenis
Karakteristik sampah, dll. Namun pada dasarnya kelima factor di atas sudah cukup mengingat
kebutuhan akan TPS ini sudah mendesak.

Anda mungkin juga menyukai