Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TESIS
Oleh
ERAWATY RASYID
037011022/MKn
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
DILEMMA ROYA HAK TANGGUNGAN DALAM PRAKTEK
DIKANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN
TESIS
Oleh
ERAWATY RASYID
037011022/MKn
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Telah Diuji Pada
Tanggal : 29 Januari 2008
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Runtung, Sitepu, SH, MH) (Notaris Syahril Sofyan, SH, MKn)
Anggota Anggota
Direktur
(Prof. Dr. M. Yamin Lubis, SH. MS, CN) (Prof. Dr. Ir. T. Charun Nisa B,
MSc)
In every credit approval between debtor and creditor must perform debit
and
credit agreement with Responsibility Right in front of Land Certificate
Maker Officer
( PPAT). In addition the creditor also ask for guarantee of all debtor
wealth/ property
which are already exist or will exist to pay his debt.
After the agreement listed in Land Affairs Office, then the Office make
Responsibility Right Certificate and report it in related Land
Certificate.
If the debt already pay by the debtor should perform Roya. Roya is a
procedure to perform write-off on the report of debtor?s land certificate,
in land affair
office on behalf of creditor. In the Roya petition letter creditor should
give back the
original land certificate and also original responsibility right
certificate after the
Roya of Responsibility right is dismissed, then the land certificate return
to debtor,
meanwhile the responsibility right certificate collect by the Land Affair
office and
state that the certificate is not valid any longer.
This research is descriptive analytical that is to describe the
implementation
of Roya, the requirements to be fulfilled, the hindrances found and ways
to
overcome, the advantages of Roya for debtor, creditor, third party and it
is
particularly land affairs office.
Yamin Lubis, SH,MS,CN, Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH.MH, Notaris
Syahril
Sofyan SH.MKn dan Almarhum Notaris Djaidir SH. MKn yang dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran serta masukan-masukan
untuk kesempurnaan Tesis ini.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. IR. T. Chairun Nisa B, MSc. selaku Direktur Sekolah Pasca
Sarajana
Sumatera Utara, dan Para Asisten Direktur beserta seluruh staf atas
kesempatan
dan fasilitas yang diberikan selama mengikuti pendidikan.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
v
2. Para Bapak dan Ibu dosen di lingkungan sekolah Pasca Sarjana khususnya
Bapak
dan Ibu di lingkungan Magister Kenotariatan yang telah memberikan ilmu-ilmu
yang sangat bermanfaat dan berguna sehingga saya bisa menyelesaikan studi
ini.
3. Para pegawai Magister Kenotariatan Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera
Utara yang telah membantu saya selama menyelesaikan pendidikan.
4. Kepada Bapak Syafrudin Chandra, SH.MKn, Bapak Emri Rangkutan SH.MKn,
serta rekan ? rekan di kantor Pertanahan Kota Medan yang banyak memberikan
bantuan informasi data-data dan masukan-masukan yang sangat berharga atas
untuk kesempurnaan Tesis ini.
5. Kepada Bapak Junaidi, SH yang telah memberikan informasi dan masukan
dalam
rangka penyelesaian Tesis ini.
6. Kepada Notaris Kartiningsih, SH, SPN beserta staff yang banyak
menberikan
informasi, data-data serta masukan-masukan dalam rangka penyelesaian tesis
ini.
7. Kepada Dr. T. Keizerina Devi. A, S.H., C.N., M.Hum yang telah memberikan
saran-saran masukan-masukan yang berharga demi kesempurnaan tesis ini.
Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada suami tercinta Drs. M.
Yusuf
dan Ananda Silvia Anggraini (Anggi) yang dengan setia membantu dan
mendampingi
penulis dalam penyelesaian Tesis ini. Juga kepada Adinda Drg. Lisna Unita
Rasyid,
M.Kes, dan Drs. Irham Idris, SP, dan kemanakanda Fadlina Irham SKG penulis
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
vi
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi di Magister Kenotariatan.
Juga kepada orang tua yang sangat Penulis sayangi Almarhum Bapak anda
Mohd. Rasyid dan Ibunda Nuriam yang tidak sempat melihat menyelesaikan
studi ini.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada adik-adik Almarhum Mesfi,
Elvi,
Epa, An, Ita, Yanti, Dedek, yang senantiasa memberikan dorongan pada
Penulis
dalam menyelesaikan Studi ini.
Akhir kata Penulis memohon maaf apabila ada tutur kata dan sikap Penulis
yang tidak berkenan pada Bapak, Ibu sekalian selama mengikuti Pendidikan di
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, semoga Allah SWT
memberikan
amal jariah kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam menyelesaikan Studi
dan
Tesis ini.
Medan,
Penulis
Januari
2008
ERAWATY RASYID
ii
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Erawaty Rasyid
Alamat
: Jl. Rahmadsyah No. 336 B Medan
Tempat Tanggal Lahir : Sigli, 30 Oktober 1949
Pekerjaan
: Pensiunan
Nama Suami
: Drs. M. Yusuf
Nama Anak
: Silvia Anggraini
Pendidikan
: SD Widya Segara Medan Tahun 1960
SMP Widya Segara Medan Tahun 1963
SMA Widya Segara Medan Tahun 1966
S-1 Sarjana Hukum USU Tahun 1980
DAFTAR
GAMBAR ....................................................................
.................... xiv
DAFTAR
LAMPIRAN ..................................................................
................... xv
BAB I
PENDAHULUAN................................................................
................. 1
A. Latar
Belakang ..................................................................
............... 1
B. Perumusan
Masalah ...................................................................
...... 16
C. Tujuan
Penelitian ................................................................
............. 16
D. Manfaat
Penelitian ................................................................
........... 17
E. Keaslian
Penelitian ................................................................
.......... 17
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA....................................................................
... 19
A. Pengertian Roya Hak
Tanggungan .................................................. 19
B. Tujuan Roya dan Fungsi Roya dalam Hak Tanggungan ................. 21
1. Tujuan Roya dalam Hak Tanggungan .......................................
21
2. Fungsi Roya dalam Hak Tanggungan........................................
23
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
ix
C. Prosedur
Roya ......................................................................
............ 24
D. Jenis-jenis
Roya ......................................................................
......... 26
1. Roya yang Tidak Dapat DibagiBagi......................................... 26
2. Roya
Parsial ...................................................................
............ 28
3. Persyaratan yang Diperlukan untuk Permohonan
Roya
Parsial ...................................................................
............ 31
E. Roya Akibat Peralihan Hak
Tanggungan......................................... 31
F. Roya Hak Tanggungan Sebagai Kegiatan Administratif................. 36
G. Sejarah Roya di
Indonesia................................................................
43
1. Sebelum lahirnya undang-undang No. 4 Tahun 1996
Roya terdapat pada hipotik dan kredit verband.......................... 43
a. Roya pada
Hipotik ............................................................... 43
b. Roya pada Credit
Verband................................................... 44
2. Saat berlakunya UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah
Susun......................................................................
.................... 45
3. Setelah Keluarnya Undang-Undang No.4 Tahun 1996
Roya terdapat pada Hak Tanggungan ........................................
46
1) Permohonan dari Pihak Yang Berkepentingan ................. 46
2) Pencoretan Berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri ... 47
BAB III METODE
PENELITIAN ................................................................
.... 48
A. Sifat Penelitian Dan Metode
Pendekatan ........................................ 48
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
x
B. Lokasi
Penelitian.................................................................
............. 48
C. Metode Pengumpulan
Data.............................................................. 49
D. Analisa
Data.......................................................................
.............. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................
51
A. Gambaran Umum Kantor
Pertanahan ............................................. 51
1. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Medan................. 51
2. Bidang yang Bertugas Melayani Roya Hak Tanggungan
Pada Kantor Pertanahan Kota Medan .......................................
53
3. Syarat-syarat Permohonan
Roya................................................ 54
4. Sumber Daya Manusia di Kantor Pertanahan ........................... 55
B. Roya Hak Tanggungan Hak Atas Tanah Sebagai Jaminan
Kredit yang Menjadi Objek
Lelang.................................................. 55
C. Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Roya di Kantor
Pertanahan Kota
Medan ...................................................................
76
1. Jangka Waktu Roya Melebihi 7 (tujuh) Hari Sejak Tanggal
Permohonan ................................................................
............... 76
2. Biaya Roya Melebihi
Ketentuan ................................................ 78
3. Roya Partial Objek Hak Tanggungan yang Bukan
Terdiri dari Beberapa Hak Atas Tanah ......................................
80
4. Kelengkapan Roya Tidak
Dipenuhi........................................... 80
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
xi
D. Langkah yang ditempuh dalam Mengatasi HambatanPelaksanaan
Roya di Kantor Pertanahan Kota
Medan ......................................... 83
1. Ketepatan Waktu Dalam Penyelesaian Roya Hak
Tanggungan.................................................................
............... 83
2. Kepastian Biaya Roya Hak Tanggungan ...................................
83
3. Kelengkapan Persyaratan Roya Harus Dipenuhi ....................... 85
a. Harus terdapat Surat Pengantar Roya dari Kreditor............. 85
b. Harus Melampirkan Sertifikat Hak Atas Tanah................... 86
c. Harus Melampirkan Sertifikat Hak Tanggungan ................. 87
d. Apabila ada Cessie wajib didaftarkan di Kantor Pertanahan 92
4. Roya Partial yang Bukan Terdiri dari Beberapa Hak
Atas
Tanah .....................................................................
............ 95
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN ........................................................... 97
A.
Kesimpulan ................................................................
...................... 97
B.
Saran......................................................................
........................... 99
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................
...................... 101
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
xii
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
Judul
Halaman
1.
Bagan Struktur Organisasi Pertahanan Kota Medan Keputusan KA BPN
No. 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertahanan
Nasional ..................................................................
.....
52
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Halaman
1.
Consent
Roya ......................................................................
.....................
104
ekonomi dalam berbagai sektor seperti perdagangan, industri, jasa dan lainlain yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Disamping dengan modal sendiri, dana besar yang dibutuhkan ini dapat
diperoleh dari jasa perbankan melalui fasilitas kredit. Kredit perbankan
merupakan
salah satu pendukung dunia usaha yang pada gilirannya memberikan peranannya
dalam pembangunan di Indonesia.
1
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan
bentuk ? bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
2
1
Satrio J. Parate, Eksekusi Sebagai Sarana Mengatasi Kredit Macet, Bandung,
Penerbit Citra
Aditya Bhakti, 1993, hal. 4.
2
Undang-Undang Republik Indonesia No.10 /1998, tanggal 10 November 1998,
Pasal 1 ayat 1
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Tanpa bantuan kredit dari Bank, dunia usaha akan lesu karena banyak
perusahaan-perusahaan baik yang dikelola oleh pemerintah, perorangan
ataupun
badan usaha swasta tidak dapat lagi menjalankan usahanya, sehingga
pelaksanaan
pembangunan tersendat-sendat dan para produsen tidak lagi memproduksi
barangbarang jadi karena ketiadaan modal, hal ini akan menimbulkan dampak negatif
yaitu
akan terjadi pengangguran, kejahatan merajalela, rakyat miskin bertambah
sehingga
masyarakat adil dan makmur seperti yang dicita ? citakan tidak akan
terwujud.
Setiap kredit yang dikeluarkan oleh perbankan harus disertai dengan
pemberian jaminan oleh debitor kepada kreditor (Bank). Jaminan kredit ini
merupakan segala harta kekayaan debitor, baik yang sudah ada maupun yang
akan
ada dikemudian hari. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1131 Kitab
UndangUndang Hukum Perdata yang berbunyi, ? Segala harta kekayaan seorang debitor
berupa benda ? benda bergerak maupun benda ? benda tetap baik yang sudah
ada
maupun yang baru ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi semua
perikatannya?.
Dengan adanya jaminan yang diberikan debitor kepada kreditor akan
memberikan motivasi bagi debitor untuk melunasi hutangnya
3
, karena fasilitas kredit
yang diterimanya dari Bank merupakan hutang yang wajib dibayar. Apabila
debitor
tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditentukan, maka
Bank
Tanggungan, karena Hak Pakai atas tanah negara tersebut wajib didaftarkan
dan
dapat dipindah tangankan yaitu yang diberikan kepada perorangan dan badan ?
badan
hukum. Sedangkan bagi Hak Pakai diatas tanah Hak Milik dapat dibebani
dengan
Hak Tanggungan atas izin dari pemilik tanah.
Dengan berlakunya undang ? undang Hak Tanggungan maka masalah yang
paling rumit yang pernah ada dalam Hukum Indonesia setidak ? tidaknya dapat
diatasi malahan sekaligus dapat diharapkan akan memberikan sesuatu
kepastian
hukum tentang pengikatan jaminan dan benda - benda yang berkaitan dengan
tanah sebagai agunan.
5
Hak Tanggungan bukan merupakan perjanjian yang berdiri sendiri tetapi Hak
Tanggungan merupakan perjanjian accesoir yang berdasarkan perjanjian pokok
yaitu
perjanjian hutang piutang dan keberadaannya ditentukan oleh adanya hutang
piutang/kredit antara debitor dan kreditor yang dijamin pelunasannya. Oleh
karena itu
apabila utang itu hapus karena pelunasan dengan sendirinya Hak Tanggungan
itu
hapus.
Hal ini tercermin dalam Pasal 10 ayat ( 1 ) dan Pasal 18 ayat ( 1 ) huruf a
Undang ? Undang Hak Tanggungan yaitu :
a) Pasal 10 ayat ( 1 ) Undang ? Undang Hak Tanggungan.
Pemberian Hak Tanggungan di dahului dengan janji untuk memberikan
Hak Tanggungan atas objek Hak Tanggungan sebagai pelunasan hutang
tertentu yang dituangkan didalam dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian hutang piutang yang bersangkutan atau
perjanjian lainnya yang menimbulkan hutang tersebut.
b) Pasal 18 ayat ( 1 ) huruf a menentukan Hak Tanggungan hapus karena
hapusnya hutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan.
6
M. Yamin. Beberapa Dimensi Filosofi Hukum Agraria., Jakarta, Pustaka
Bangsa Press., 2003,
hal. 56
Ibid : 38
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
kreditor. Kalau sertifikat Hak Tangungan tidak berada ditangan kreditor,
tidak bisa
menuntut eksekusi.
Sedangkan sertifikat hak atas tanah dikembalikan pada debitor namun dalam
praktek sertifikat itu disimpan oleh kreditor. Hal ini dibuat dengan suatu
pernyataan
dari kreditor tersebut tentang penyimpanan dan diketahui oleh debitor
semuanya ini
berkaitan kemudahan bagi kreditor jika debitor cidera janji, kreditor tidak
perlu
meminta kembali sertifikat tanahnya jika akan dieksekusi, demikian juga
sertifikat
tanah tersebut harus dilampirkan pada waktu balik nama dan roya di Kantor
Pertanahan.
Dengan dipasangnya Hak Tanggungan ini adalah untuk menjaga apabila
debitor cidera janji, kreditor tidak kesulitan untuk melakukan eksekusi
terhadap
objek Hak Tanggungan yang dijadikan jaminan hutang ini, karena kreditor
yang
menerima Hak Tanggungan ini mempunyai Hak Preferent yaitu memperoleh hak
yang didahulukan dari kreditor lainnya.
Pendaftaran pemberian Hak Tanggungan merupakan syarat mutlak lahirnya Hak
Tanggungan dan mengikatnya Hak Tanggungan terhadap pihak ketiga. Hanya
dengan cara pencatatan atau pendaftaran yang terbuka bagi umum yang
memungkinkan pihak ketiga dapat mengetahui tentang adanya Hak Tanggungan
didaftarkan di Kantor Pertanahan.
9
Selanjutnya, bila dilihat dari faktor kealpaan dari pihak kreditor memang
ada,
sebab kreditor tidak hati-hati atau kurang selektif dalam memberikan kredit
dan nilai
16
Mantay Borbir, Iman Djauhari, Hukum Piutang dan Lelang Negara di
Indonesia, Penerbit
Pustaka Bangsa 2003, Hal 23
17
Mantay Borbir, Iman Djauhari, Hukum Piutang dan Lelang Negara di
Indonesia, Penerbit
Pustaka Bangsa 2003, Hal 23
18
Ibid, Hal. 110
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
anggunan terlalu rendah harganya bila dibandingkan dengan jumlah kredit
yang
diberikan.
Disamping itu para konglomerat dengan didukung dari pihak-pihak tertentu
memperoleh kredit triliun rupiah bahkan banyak diantara mereka yang
beritikad tidak
baik untuk membayar hutangnya sehingga menyebabkan kredit yang diterima
macet
1. Untuk mengetahui cara pelaksanaan roya Hak Tanggungan atas tanah yang
merupakan agunan debitor pada perbankan yang dilelang oleh pejabat lelang
karena kreditnya macet.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang sering terjadi pada pelaksanaan
roya Hak Tanggungan di Kantor Pertanahan.
3. Untuk mencari jawaban langkah-langkah apa yang ditempuh untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan atas manfaat teoritis
dan
praktis. Secara teoritis hasil penelitian yang diperoleh nanti dapat
menjadi khasanah
guna pengembangan pemikiran fenomena ? fenomena yang ditemukan dalam
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
pelaksanaan roya, pada Kantor Pertanahan dan dapat dikembangkan lagi oleh
para
peneliti sehingga memberi manfaat bagi banyak pihak.
Secara praktis diharapkan penelitian ini nantinya dapat bermanfaat sebagai
masukan untuk praktisi hukum, masyarakat umum, para debitor, kreditor,
pembuat
undang ? undang khususnya para pihak yang terlibat dalam kegiatan dunia
khususnya
bagi yang mendapat fasilitas kredit dari bank.
E.
Keaslian Penelitian
Berdasarkan pada informasi yang ada dan penelusuran kepada daftar
kepustakaan secara khusus pada Universitas Sumatera Utara penelitian yang
berhubungan dengan masalah roya ini, belum pernah ada yang meneliti baik
itu
mengenai roya Hipotik, roya Crediet Verband maupun roya Hak Tanggungan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peneltian berkenaan dengan topik
roya dan permasalahan yang penulis teliti masih bersifat aktual dan asli.
Dalam pandangan praktisi perbankan, roya parsial atau roya sebagian adalah
roya yang dilakukan terhadap sebagian tanah dari seluruh tanah yang
dibebankan Hak
Tanggungan. Roya terhadap sebagian tanah, tidak menyebabkan sisa tanah lain
yang
menjadi obyek Hak Tanggungan menjadi hapus. Sisa tanah lainnya tetap
menjadi
beban Hak Tanggungan
21
.18
B. Tujuan Roya Dan Fungsi Roya Dalam Hak Tanggungan
1. Tujuan Roya Dalam Hak Tanggungan
Seperti telah diterangkan bahwa roya adalah pencoretan beban pada buku
tanah dan sertifikat hak atas tanah yang dibebani oleh Hak Tanggungan, atas
permintaan tertulis kreditor ( Bank ) pemberi kredit yang dilakukan oleh
Kantor
Pertanahan dimana Hak Tanggungan itu didaftar karena hutang telah dibayar
lunas
oleh debitor. Hal ini sesuai dengan sifat accesoir dari Hak Tanggungan.
Adanya Hak Tanggungan karena adanya piutang
yang dijamin pelunasannya
apabila piutang itu hapus karena pelunasan atau sebab ? sebab lain, maka
dengan
21
Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Bandung, Alfabeta, 2003,
hal. 193.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
sendirinya Hak Tanggungan yang bersangkutan menjadi hapus.
2219
Tindakan
mencoret Hak Tanggungan adalah tindakan mengikuti hapusnya Hak Tanggungan.
Jadi tujuan dari roya yaitu membersihkan catatan ? catatan dan beban ?
beban
diatas tanah yang dibebani Hak Tanggungan apabila hutang telah dibayar
lunas oleh
debitor. Dalam hal ini debitor mempunyai kepentingan agar catatan
pembebanan
dalam buku tanah dan sertifikat tanahnya dihapus atau di roya. Dengan
demikian,
debitor bebas untuk menjual tanah tersebut atau memasang kembali Hak
Tanggungan. Calon pembeli atau penerima jaminan yang berikutnya menghendaki
agar tanah / bangunan yang dibeli olehnya atau yang akan diberikan jaminan
kepadanya memang harus bersih dari pembebanan hutang dan Hak Tanggungan
sehingga si pembeli dan si penerima jaminan tidak dirugikan di kemudian
hari.
Apabila telah dilakukan roya si debitor sebagai pemilik tanah berikut
bangunan di atasnya benar-benar telah bebas dari hutang Hak Tanggungan yang
selama ini membebaninya. Tanah berikut bangunan tersebut mempunyai nilai
24
Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997
25
J, Kartini, Soejendro, Perjanjian Peralihan Hak Atas Tanah yang Berpotensi
Konflik,
Yogyakarta, Kanisius, 2001, Cet. ke 4, hal. 80
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Jadi fungsi roya adalah sebagai alat pembuktian bahwa tanah dan bangunan
yang akan dijamin dengan Hak Tanggungan sudah dilunasi oleh debitor tidak
diberati
lagi dengan beban hutang dan Hak Tanggungan, yang selama ini membebaninya.
Setelah roya Hak Tanggungan dilakukan, sertifikat tanah diserahkan kepada
debitor, kini si debitor bebas untuk melakukan jual beli atau menjaminkan
kembali
dengan Hak Tanggungan baru.
C. Prosedur Roya
Setelah debitor melunasi hutangnya pada kreditor (bank), kemudian kreditor
membuat surat permohonan roya kepada Kantor Pertanahan dimana Hak
Tanggungan
tersebut didaftarkan yang isinya menyatakan karena hutang yang dijamin
dengan
Hak Tanggungan sudah dilunasi, maka Hak Tanggungan hapus dan atas dasar itu
mohon untuk roya atau pencoretan catatan beban Hak Tanggungan pada
sertifikat hak
atas tanah debitor. Dalam surat permohonan roya tersebut dilampirkan asli
sertifikat
hak atas tanah dan asli sertifikat Hak Tanggungan dan dalam sertifikat hak
atas tanah
diberi catatan oleh kreditor bahwa hutang sudah lunas. Setelah diberi
materai dan
ditanda tangani oleh kreditor, surat permohonan roya itu diberikan kepada
Debitor
atau Notaris/PPAT di mana Hak Tanggungan tersebut dilaksanakan. Oleh
Notaris
dibuatkan kembali Surat Permohonan ke Kantor Pertanahan.
2623
Setelah itu debitor
26
Contoh Surat Permohonan
tersebut. Apabila debitor melunasi sebagian dari hutang yang dijamin, tidak
berarti
terbebasnya sebagian objek Hak Tanggungan dari beban Hak Tanggungan
melainkan
Hak Tanggungan membebani seluruh objek Hak Tanggungan untuk sisa hutang
yang
belum dibayar.
Contoh :
Misalnya A meminjam uang pada sebuah Bank sebesar Rp. 100.000.000,dengan Hak Tanggungan, dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) dengan menjaminkan satu sertifikat hak atas tanah. Kemudian PPAT
mendaftarkan perjanjian tersebut ke Kantor Pertanahan. Setelah didaftarkan
Kantor Pertanahan membuat Buku Tanah Tanggungan dan mencatat dalam
Buku Tanah yang ada di Kantor Pertanahan atas tanah yang menjadi objek
Hak Tanggungan tersebut, serta menyalin catatan tersebut pada sertifikat
hak
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
atas tanah yang bersangkutan. Selain itu Kantor Pertanahan juga menerbitkan
sertifikat Hak Tanggungan, kemudian sertifikat hak atas tanah dan
sertifikat
Hak Tanggungan disimpan oleh kreditor.
Apabila A ingin melunasi hutangnya pada pihak bank tersebut maka A harus
melunasi seluruh hutangnya sebesar Rp. 100.000.000.- tersebut. Tetapi jika
A
hanya melunasi Rp. 50.000.000,- sertifikat tanahnya tidak bisa diroya,
sedangkan sisanya yang Rp. 50.000.000,- tetap membebani seluruh objek
Hak Tanggungan tersebut, tetapi jika A melunasi sisanya yang Rp.
50.000.000,- maka barulah hutang A dinyatakan benar ? benar lunas dan Hak
Tanggungan tersebut dinyatakan hapus.
Setelah A melunasi hutangnya Rp. 100.000,- kepada kreditor kemudian
kreditor membuat surat permohonan roya kepada Kantor Pertanahan untuk
mencoret catatan beban Hak Tanggungan pada sertifikat hak atas tanah
debitor. Setelah diroya Kantor Pertanahan mengembalikan sertifikat hak atas
tanahnya kepada A, sertifikat Hak Tanggungannya ditarik oleh Kantor
Pertanahan dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
2.
Roya Parsial
Roya Parsial merupakan kelembagaan hukum baru untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang memungkinkan penjelasan secara praktis
terhadap bagian benda jaminan apabila telah dilunasi sebagian sehingga
dapat
dipergunakan untuk keperluan lainnya. Dengan demikian sungguhpun roya
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
parsial diatur dalam Undang ? undang rumah susun tetapi dapat pula untuk
menyelesaikan roya parsial diluar rumah susun.
2724
Roya parsial menyimpangi prinsip Hak Tanggungan yang tidak dapat dibagi ?
bagi dengan jalan memberikan kesempatan kepada para pihak, untuk
memperjanjikan
roya atas sebagian dan pada beberapa persil yang dijaminkan dengan besarnya
yang
sudah disepakati bersama ? sama oleh debitor dan kreditor.
Apabila debitor ingin meminjam uang pada Bank, dapat menjaminkan
beberapa buah sertifikat tanah, kemudian jika debitor ingin melunasi hutang
?
Hak Tanggungan pada sertifikat hak atas tanah I dan sertifikat hak atas
tanah II
dengan melampirkan kedua buah sertifikat tersebut beserta sertifikat Hak
Tanggungan masing-masing, setelah dilakukan pencoretan atau roya oleh
Kantor
Pertanahan maka kedua buah sertifikat tersebut telah bebas dari Hak
Tanggungan
yang selama ini membebaninya. Kemudian ke 2 buah sertifikat tersebut
dikembalikan
kepada debitor. Sedangkan sertifikat Hak Tanggungan tidak ditarik oleh
Kantor
Pertanahan tetapi hanya diberikan catatan pada buku tanah Hak Tanggungan
sertifikat
mana yang dikeluarkan dari jaminan Hak Tanggungan, kemudian sertifikat Hak
Tanggungan dikembalikan kepada kreditor. Sedangkan sertifikat hak atas
tanah III
dan sertifikat hak atas tanah IV yang belum dilunasi masih tetap dibebani
tanggungan
sebesar sisa hutang yang belum dilunasi.
Sebagaimana diuraikan diatas, Hak Tanggungan pada prinsipnya memiliki
asas tidak dapat dibagi-bagi tetapi dapat disimpangi apabila diperjanjikan
dalam Akta
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Pemberian Hak Tanggungan. Janji itu dapat diperhatikan dalam formulir Akta
Pemberian Hak Tanggungan yaitu :
Debitor dapat melakukan pelunasan utang yang dijamin dengan Hak
Tanggungan di atas, dengan cara angsuran yang besarnya sama dengan nilai
masing-masing hak atas tanah yang merupakan bagian dari Obyek Hak
Tanggungan yang akan disebut di bawah ini, dan yang akan dibebaskan dari
Hak Tanggungan tersebut, sehingga kemudian Hak Tanggungan itu hanya
membebani sisa obyek Hak Tanggungan untuk menjamin sisa yang yang
belum
dilunasi :------------------------------------------------------------------------Obyek Hak Tanggungan ?????????????
???????????????????????
????????????????????????????..???
??????????????..
dengan nilai Rp. ????. ( ???.?..??????)
Obyek Hak Tanggungan ?????????????
???????????????????????
????????????????????????????..???
??????????????..
dengan nilai Rp. ????. ( ???.?..??????)
Obyek Hak Tanggungan ?????????????
???????????????????????
????????????????????????????..???
??????????????..
dengan nilai Rp. ????. ( ???.?..??????)
Dalam hal Obyek Hak Tanggungan kemudian dipecah sehingga Hak
Tanggungan membebani beberapa hak atas tanah, Debitor dapat melakukan
pelunasan utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan dengan cara
angsuran yang besarnya sama dengan nilai masing-masing hak atas tanah
tersebut, yang akan dibebaskan dari Hak Tanggungan, sehingga kemudian
Hak Tanggungan itu hanya membebani sisa Obyek Hak Tanggungan untuk
menjamin sisa hutang yang belum dilunasi. Nilai masing-masing hak atas
tanah tersebut akan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Pihak
Pertama dengan Pihak Kedua ;-?
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
3. Persyaratan yang diperlukan untuk permohonan roya parsial.
a. Sertifikat hak milik atas rumah susun atau sertifikat hak atas tanah
yang
akan diroya.
b. Sertifikat Hak Tanggungan
c. Surat ? surat permohonan roya parsial dari kreditor yang bersangkutan
yang berisi :
1. Sebab / alasan roya parsial ( dilunasi hutang/dilepaskan dan
sebagainya ).
2. Menyebutkan nomor sertifikat yang diroya.
3. Ditandatangani langsung oleh pimpinan instansi perbankan yang
bersangkutan atau pejabat yang ditunjuk.
4. Surat ? surat lain yang diperlukan ( surat kuasa dan sebagainya )
2825
beralih karena debitor yang juga merupakan pemilik jaminan sebagai obyek
Hak
Tanggungan tersebut meninggal dunia. Hukum mengatur bahwa ahli waris tidak
saja
akan mewarisi kekayaan pewaris yang meninggal dunia, tetapi juga mewarisi
segala
utangnya kepada pihak ketiga. Peralihan itu terjadi demi hukum, kecuali
apabila
menurut hukum pewarisan itu dapat ditolak oleh ahli waris yang
bersangkutan.
Apabila pemberi Hak Tanggungan yang merupakan pemilik obyek Hak
Tanggungan meninggal dunia, maka ahli waris mendaftarkan peralihan haknya
atas
obyek Hak Tanggungan itu kepada Kantor Pertanahan.
Untuk membuktikan seseorang itu adalah ahli waris dibuktikan dengan Surat
Akta Keterangan Waris.
1. Bagi mereka yang tunduk kepada hukum adat keterangan waris dibuat
sendiri
oleh ahli waris kemudian diketahui oleh Lurah dan Camat.
2. Bagi mereka yang tunduk pada BW (WNI) keturunan Cina keterangan
warisnya dibuat oleh Notaris.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
3. Bagi keturunan Arab atau Timur Asing lainnya keterangan warisnya dibuat
oleh Balai Harta Peninggalan.
Peralihan obyek Hak Tanggungan karena pewarisan ini tidak mengakibatkan
hapusnya Hak Tanggungan, karena Hak Tanggungan memiliki asas droit de suite
yaitu mengikuti obyeknya dalam tangan siapapun obyek Hak Tanggungan itu
berada,
hal ini sesuai dengan Pasal 7 UU No.4 tahun 1996. Roya Hak Tanggungan dapat
dimohonkan oleh ahli waris selaku pemilik hak atas tanah yang telah diberi
catatan
oleh kreditor bahwa piutang yang dijamin pelunasannya oleh Hak Tanggungan
sudah
lunas, atau kreditor melepaskan Hak Tanggungan yang bersangkutan.
Dalam praktek perbankan, hubungan utang piutang atau pinjam meminjam
dalam perjanjian kredit juga disertai dengan asuransi jiwa bagi debitor.
Sehingga,
pada saat debitor meninggal dunia maka utang kepada kreditor dibayarkan
oleh
asuransi untuk pelunasannya. Pelunasan utang oleh asuransi kepada kreditor
ini
mengakibatkan hapusnya Hak Tanggungan yang dapat menjadi alasan untuk
dimohonkan Roya Hak Tanggungan.
Roya Hak Tanggungan terhadap Hak Tanggungan yang beralih akibat Cessie
dan Subrogasi atau sebab lain ini hanya dapat dilakukan oleh yang
berkepentingan
dengan melampirkan sertifikat Hak Tanggungan yang telah diberi catatan oleh
kreditor baru, bahwa Hak Tanggungan hapus karena piutang yang dijamin
pelunasannya dengan Hak Tanggungan itu telah lunas atau kreditor baru
melepaskan
Hak Tanggungan yang bersangkutan.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
F. Roya Hak Tanggungan Sebagai Kegiatan Administratif
Dalam penjelasan Pasal 22 ayat 1 UU No.4 tahun 1996, disebutkan bahwa
pencoretan catatan atau Roya Hak Tanggungan dilakukan demi ketertiban
karena :
1. Jangka waktunya berakhir.
2. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak
dipenuhi.
3. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berkahir.
4. Dicabut untuk kepentingan umum.
5. Diterlantarkan.
6. Tanahnya musnah.
Berdasarkan Pasal 40 Undang-undang Pokok Agraria, Hak Guna Bangunan
hapus karena :
1. Jangka waktunya berakhir.
2. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak
dipenuhi.
3. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berkahir.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
4. Dicabut untuk kepentingan umum.
5. Diterlantarkan.
6. Tanahnya musnah.
Sedangkan factor-faktor yang dapat menyebabkan hapusnya Hak Pakai diatur
dalam Pasal 55 PP No. 40 tahun 1996 yaitu sebagai berikut :
1. Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan
pemberian atau perpanjangan atau dalam perjanjian pemberiannya.
2. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak Pengelolaan atau
pemilik tanah sebelum jangka waktunya berakhir, karena :
a. Tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang Hak Pakai dan atau
dilanggarnya ketentuan-ketentuan dalam Hak Pakai.
b. Tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuan
dalam perjanjian pemberian Hak Pakai antara pemegang Hak Pakai
dengan pemilik tanah atau perjanjian penggunaan Hak Pengelolaan, atau
c. Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
3. Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya
berkahir.
4. Hak Pakainya dicabut.
5. Diterlantarkan.
6. Tanahnya musnah.
7. Pemegang Hak Pakai tidak memenuhi syarat sebagai pemegang Hak Pakai.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Khususnya untuk Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai untuk rumah tinggal
yang sedang dibebani Hak Tanggungan dam pemiliknya bermaksud untuk
meningkatkan statusnya menjadi Hak Milik berdasarkan ketentuan Peraturan
Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 tahun 1998 tentang
perubahan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas Tanah Untuk Rumah Tinggal
yang dibebani Hak Tanggungan menjadi Hak Milik, berlaku ketentuan
sebagaimana
dibawah ini,
(1) Perubahan hak tersebut dimohonkan oleh pemegang hak atas tanah dengan
persetujuan dari pemegang Hak Tanggungan.
(2) Perubahan tersebut mengakibatkan Hak Tanggungan dihapus.
(3) Kepala Kantor Pertanahan karena jabatannya, mendaftarkan hapusnya Hak
Tanggungan yang membebani Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang
diubah menjadi Hak Milik, bersamaan dengan pendaftaran Hak milik yang
bersangkutan.
(4) Untuk melindungi kepentingan kreditor/bank yang semula dijamin dengan
Hak Tanggungan atas Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang menjadi
hapus sebelum perubahan hak didaftar, pemegang hak atas tanah dapat
memberikan Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan (SKHMT) dengan
objek Hak Milik yang diperolehnya sebagai perubahan dari Hak Guna
Bangunan atau Hak Pakai tersebut.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
(5) Setelah perubahan hak dilakukan, pemegang hak atas tanh dapat membuat
Akta denganPemberian HakTanggungan (APHT) atas Hak milik yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan hadir sendiri
atau melalui Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan (SKMHT).
Jadi pada waktu Hak Tanggungan pada Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai
tersebut hanyalah kreditor Konkuren yang dijamin dan Surat Kuasa Memasang
Hak
Tanggungan (SKMHT) tetapi setelah dibuatnya APHT tersebut kreditor kembali
menjadi kreditor Prefent. Hak Tanggungan lahir pada tanggal hari ke 7
(tujuh) setelah
penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftarannya.
Hapusnya Hak Tanggungan yang disebabkan karena hapusnya utang yang
dijamin dengan Hak Tanggungan dan hapusnya hak atas tanah yang menjadi
obyek
Hak Tanggungan merupakan hapusnya Hak Tanggungan karena hukum. Sedangkan
hapusnya Hak Tanggungan karena dilepaskan oleh pemegang Hak Tanggungan
serta
pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua
Pengadilan Negeri merupakan hapusnya Hak Tanggungan karena dengan sengaja
dihapuskan.
2926
Menurut Sri Soedewi Masjchun Sofwan maksud adanya pencoretan / roya
demikian pula buku tanah atau sertifikat tanah yang bersangkutan ialah agar
dapat
diketahui oleh umum bahwa tanah-tanah tersebut telah bebas kembali, tidak
dibebani.
29
Sutan, Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-asas Ketentuan-ketentuan Pokok
dan Masalah
yang Dihadapi Oleh Perbankan, Alumni , Bandung, 1999, hal. 152
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Keadaan hukum diseimbangkan kembali. Kalau pemberian hak, peralihan hak
harus
didaftarkan maka demikian pula penghapusan pembebanan juga harus dicatat
agar
dapat diketahui oleh umum demi kepastian hukum dan kepastian hak.
3027
Di samping itu, Sutan Remi Syahdeini juga menyatakan bahwa mengingat
Hak Tanggungan merupakan hak kebendaan yaitu hak yang dapat dituntut oleh
pemegangnya dari pihak ketiga yang menguasai atau memiliki obyek Hak
Tanggungan itu. Apabila obyek Hak Tanggungan itu kemudian dialihkan oleh
pemberi Hak Tanggungan semula, maka hapusnya Hak Tanggungan itu harus pula
ditiadakan dari pencatatan di buku tanah hak atas tanah yang menjadi obyek
Hak
Tanggungan itu. Bila tidak demikian halnya, pihak ketiga tidak akan pernah
tahu
bahwa Hak Tanggungan itu telah hapus sehingga tidak mengikat lagi bagi
pihak
ketiga.
3128
Setelah hutang dibayar lunas, maka bank memberikan surat keterangan bahwa
piutangnya lunas dan memberikan kuasa izin untuk menghapuskan pendaftaran
hipotik. Debitor mengajukan permohonan roya kepada seksi pendaftaran tanah
untuk
melakukan roya dengan melampirkan surat kuasa izin menghapuskan pendaftaran
hipotik. Seksi pendaftaran tanah melakukan pencoretan dan membuat catatan
pada
sertifikat. Sertifikat hipotik disimpan oleh seksi pendaftaran tanah dan
sertifikat hak
atas tanah dikembalikan pada debitor.
Mengenai fungsi pegawai penyimpan hipotik dalam melakukan roya ini
hanyalah pegawai tata usaha saja ini berarti bahwa pembuatan roya itu tidak
merupakan penghapusan secara mutlak terhadap haknya seorang hipotik,
sehingga
jikalau terjadi bahwa pencoretan yang telah terjadi salah coret, maka
keadaaan
sebenarnya itulah yang diakui oleh hakim.
b. Roya Crediet Verband
Jikalau ikatan hipotik itu telah hapus, maka situasi benda jaminan itu
tidak diketahui umum dan oleh, maka harus dilakukan pencoretan
atau roya.
3431
33
G. Karta Sapoetra Sh dan Rg Karta Sapoetra SH. Pembahasan Hukum Benda,
Hipotekdan
Warisan. Bumiu Aksara Jakarta 89 : 68
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Didalam waktu 1 bulan setelah hapusnya perikatan crediet verband wajib
memberitahukan hal ini kepada pejabat yang berwenng, agar pejabat itu
melakukan
pencoretan creditverband ( Pasal 31 crediet verband ). Seseorang yang
membeli
jaminan melalui penetapan pengadilan berhak untuk menyimpan harga barang
jaminan sehinga pemegang credit verband memberitahukan kepada pejabat yang
berwenang bahwa ikatan itu telah hapus ( Pasal 30 credit verband ).
Pemegang credit
verband yang melalaikan kewajiban itu diancam dengan hukuman memberikan
ganti
rugii kepada debitor.
Pencoretan credit verband itu dilakukan dengan permohonan lisan ataupun
tertulis dan pemegang credit verband dengan memberikan catatan pada minut
atau
Grosse akta Credit Verband ( Pasal 12 regelement ) het vestegen van credit
verband
in Nederlands ? Indies S 1909 No. 584 ). Dengan keluarnya Undang ? Undang
Hak
Tanggungan No. 4 Tahun 1996 credit verband dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Saat Berlakunya Undang-undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun
Sejak berlakunya UU No.16 tahun 1985 tanggal 31 Desember 1985
tentang Rumah Susun, ketentuan dalam Pasal 1163 KUH Perdata Indonesia
dan peraturan perundang-undangan lainnya disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat. Pasal 1163 KUH Perdata menentukan
sebagai berikut :
34
Mariam Darus Badrulzaman. Hypotheek dan Credietverband. Fakultas Hukum
USU. Medan :
113
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
? Hak tersebut pada hakikatnya tak dapat dibagi-bagi dan terletak di atas
semua benda tak bergerak yang diikatkan dalam keseluruhannya di atas
masing-masing dari benda-benda tersebut dan di atas tiap-tiap bagian
daripadanya?.
Ketentuan Pasal 1163 KUH Perdata ini memberikan pengaturan bahwa
hipotik tidak dapat dibagi-bagi ( ondeelbaar ).
Pasal 16 UU No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun, mengatur
ketentuan sebagai berikut :
1). Dalam pemberian hipotik atau fidusia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dan Pasal 13 dapat diperjanjikan bahwa pelunasan hutang yang
dijamin dengan hipotik atau fidusia itu dapat dilakukan dengan cara
angsuran sesuai dengan tahap penjualan satuan rumah susun, yang
besarnya sebanding dengan nilai satuan yang terjual.
2). Dalam hal dilakukan pelunasan dengan cara sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1, maka satuan rumah susun yang harganya telah dilunasi tersebut
bebas dari hipotik atau fidusia yang semula membebaninya.
Dengan demikian, ketentuan dalam UU No.16 tahun 1985 tentang Rumah
Susun ini memberi suatu kemungkinan dilakukannya roya partial Hipotik yang
membebani bangunan rumah susun dijadikan agunan pelunasan kredit yang
dijamin.
3. Setelah Keluarnya Undang ? Undang No. 4 Tahun 1996 Roya terdapat pada
Hak Tanggungan, Hal ini diatur dalam Pasal 22 ayat ( 1 ) dengan ayat
( 9 ).
Permohonan roya Hak Tanggungan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1). Permohonan dari pihak yang berkepentingan
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Menurut Pasal 22 ayat 4 Undang-undang Hak Tanggungan 1996
pemohonan pencoretan diajukan oleh pihak yang berkepentingan. Dalam
hal ini pihak yang berkepentingan yaitu pemilik hak atas tanah yang
dibebani Hak Tanggungan, karena si pemilik hak tanah berkepentingan
atas pencoretan catatan beban Hak Tanggungan pada sertifikat hak atas
tanahnya. Tetapi dengan adanya upaya mengadakan tata usaha
pendaftaran tanah yang tertib, maka Kantor Pertanahan sendiri juga
berkepentingan untuk up to datenya buku tanah.
Tetapi dalam praktek kreditorlah yang membuat surat permohonan
roya ke Kantor Pertanahan untuk pencoretan catatan beban Hak
Tanggungan pada sertifikat hak atas tanah dan buku tanah debitor, apabila
debitor telah melunasi hutangnya pada kreditor.
Demikian juga jika hapusnya Hak Tanggungan itu karena kreditor
melepaskan Hak Tanggungan yang bersangkutan, kemudian pihak debitor
harus mengusahakan pernyataan tertulis dari kreditor mengenai hapusnya
tanggungan itu karena melepaskan Hak Tanggungan.
2). Pencoretan berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri
a. Dalam hal kreditor tidak bersedia membuat surat roya atas tanah yang
telah dibebani Hak Tanggungan tersebut walaupun hutangnnya telah
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
dibayar lunas, maka debitor dapat mengajukan permohonan pencoretan
tersebut kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi
C.
Metode Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam Penelitian ini adalah data sekunder dengan
melakukan penelitian kepustakaan ( Library Research ). Penelitian
kepustakaan ini
dilakukan melalui dua cara :
1. Dengan melakukan inventarisasi atas peraturan perundang ? undangan yang
berhubungan dengan roya di Kantor Pertanahan Kota Medan.
2. Melakukan penelusuran dokumen ? dokumen pada Kantor Pertanahan
maupun buku ? buku, majalah dan bahan ? bahan lainnya yang berhubungan
dengan objek penulisan.
KEPALA PERTAHANAN
KOTA MEDAN
Urusan Perencanan
dan Keuangan
Urusan Umum dan
Kepegawaian
SEKSI SURVEI,
PENGUKURAN DAN
PEMETAAN
SEKSI HAK TANAH
DAN PENDAFTARAN
TANAH
SEKSI PENGATURAN
DAN PENATAAN
PERTAHANAN
SEKSI
PENGENDALIAN &
PEMBERDAYAAN
Subseksi
sengketa&konfli
k pertanahan
Subseksi perkara
pertanahan
Subseksi
pengendalian
pertanahan
Subseksi
Pemberdayaan
Masyarakat
Subseksi
Penatagunaan
Tanah & Kawasan
tertentu
Subseksi
Landreform dan
Konsilidasi Tanah
Subseksi
penetapan Hak
Tanah
Subsesi Pengaturan
Tanah Pemerintah
Subseksi
Pendaftaran Hak
Subseksi Peralihan,
Pembebasan Hak
dan PPAT
Subseksi
Pengukuran dan
pemetaan
Subseksi tematik
dan potensi tanah
SEKSI SENGKETA,
KONFLIK DAN
PERKARA
SUB BAGIAN TATA
USAHA
karena benda-benda yang terdapat di atas tanah mempunyai harga yang dapat
dinilai.
Apabila pembebanan Hak Tangungan dibebankan pada hak atas tanah berikut
bangunan, taman hasil karya yang telah ada itu merupakan milik pemegang hak
atas
tanah maka pembebanannya dengan tegas dinyatakan di dalam Akta Pemberian
Hak
Tanggungan yang bersangkutan, tetapi apabila bangunan, tanaman, dan hasil
karya
tersebut milik orang lain maka pembebanan Hak Tanggungannya, harus seijin
pemiliknya dan dengan tegas dinyatakan dalam Akte Pemberian Hak Tanggungan.
Pada waktu APHT dilaksanakan harus ditanda tangani oleh pemilik tanah dan
pemilik bangunan tanaman dan hasil karya.
Menurut Sutan Renny Syahdeni apabila dalam APHT tidak dinyatakan secara
tegas (secara eksplisit) bahwa bangunan di atas tanah juga menjadi obyek
Hak
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Tanggungan, maka Hak Tanggungan hanya terjadi atas tanahnya saja. Hal ini
adalah
sesuai dengan asas pemisahan horizontal yang dianut oleh hukum tanah
nasional.
3633
Penerapan asas pemisahan horizontal ini semakin dipertegas lagi setelah
berlakunya UU No.28 tahun 2002 tanggal 16 Desember 2002 tentang Bangunan
Gedung. Undang-undang ini memberikan pengaturan tentang status kepemilikan
bangunan gedung (Pasal 8 ayat (1) butir b. Penjelasan dari Pasal ini
menyatakan
bahwa status kepemilikan banguan gedung merupakan surat bukti kepemilikan
bangunan gedung yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan hasil
kegiatan pendataan bangunan gedung. Surat bukti kepemilikan bangunan gedung
ini
berbeda dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Pembebanan Hak Tanggungan ini berdasarkan Pasal 1 ayat 1 UU No.4 tahun
1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan
dengan Tanah dimaksudkan agar Bank memiliki kedudukan yang diutamakan
terhadap kreditor-kreditor lain dalam hal pengembalian kredit.
Pengertian kedudukan yang diutamakan bagi pemegang Hak Tanggungan ini
tidak ditemukan dalam penjelasan Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Hak
Tanggungan.
Uraian lebih lanjut terhadap pengertian ini dapat diperhatikan dalam
penjelasan
umum Undang-undang Hak Tanggungan bahwa yang dimaksud dengan,?
36
Sutan Remy Syahdeini, Hak Tanggungan atas Tanah dan Benda-benda yang
Berkaitan
dengan Tanah, Kelompok Studi Hukum Bisnis Fakultas Hukum UNPAD, Citra
Aditya, Bandung,
1996, hal.133
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap
kreditorkreditor yang lain ? ialah :
? bahwa jika debitor cidera janji, kreditor pemegang Hak Tanggungan
berhak menjual melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan,
Kredit
Kredit
Kredit
Kredit
Hak Tanggungan tersebut akan memberatkan debitor. Untuk mengatasi hal ini
bank
selaku kreditor tetap meminta debitor untuk menyetor biaya cadangan untuk
Hak
Tanggungan, tetapi pembebanan Hak Tanggungan akan dilakukan Bank apabila
terdapat kecenderungan kredit tersebut bermasalah. Dan biaya cadangan Hak
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Tanggungan akan dikembalikan kepada kreditor apabila pembebanan Hak
Tanggungan tidak dilakukan dan kredit tersebut sudah lunas.
Disamping itu terdapat pula kemungkinan bagi bank untuk tidak
membebankan Hak Tanggungan meskipun jangka waktu SKMHT tersebut terbatas
yaitu hanya 1 bulan bagi tanah yang sudah terdaftar. Alasan yang biasanya
dikemukakan oleh Bank adalah debitor yang menikmati fasilitas kredit
tersebut
adalah nasabah prima yang sudah terujui track record-nya. Untuk keamaanan
bank,
biasanya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dana cadangan pembebanan Hak Tanggungan tetap dimintakan kepada
debitor tetapi tidak dibebankan Hak Tanggungannya.
2. SKMHT tersebut ditandtangani secara berulang sebelum batas jangka
waktunya berakhir.
Besarnya nilai pembebanan Hak Tanggungan yang dibebankan bank selaku
kreditor atas jaminan adalah sebesar 150 % dari plafon kredit yang
diberikan kepada
debitor. Sedangkan nilai jaminan yang diserahkan debitor kepada kreditor
dibandingkan dengan fasilitas kredit yang diterima debitor dari kreditor
adalah
berkisar antara minimal 135 % sampai dengan
150 %.
Bagi bank selaku kreditor, likuidasi jaminan merupakan alternatif terakhir
dalam proses penyelesaian kredit macet. Kredit macet bagi bank merupakan
beban
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
karena bank harus menyisihkan sebagian modalnya untuk pembentukan cadangan
penyisihan aktiva produktif dan berpengaruh terhadap kesehatan bank.
Dalam praktek perbankan dikenal tiga tahapan dalam pengelolaan kredit .
1. Tahap pertama, pembinaan debitor.
2. Tahap kedua, penyelamatan kredit.
3. Tahap ketiga adalah penyelesaian kredit.
Tahap pertama dan tahap kedua yaitu pembinaan debitor dan penyelamatan
kredit merupakan tahapan pengelolaan kredit yang dilakukan apabila debitor
masih
bersikap kooperatif. Sedangkan dalam tahap penyelesaian kredit debitor
dianggap
sudah tidak kooperatif.
Apabila ada kredit macet ada 3 (tiga) cara untuk penyelesaiannya yaitu:
1. Penjualan dibawah tangan (Pasal 20 ayat 2 UUHT)
Dalam penjualan dibawah tangan ini apabila ada kesepakatan antara
debitor
dan kreditor jika dengan cara tersebut untuk lebih memudahkan dan
mempercepat
penjualan serta diperolehnya harga yang tinggi yang menguntungkan semua
pihak.
Dalam perjanjian kredit antara debitor dan kreditor diperjanjikan bahwa
kreditor
dapat menjual sendiri objek Hak Tanggungan secara dibawah tangan.
Dalam hal ini kreditor mengadakan pendekatan kepada debitor untuk
mencari
Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) sebagai pelaksana lelang
37
Makalah DJPLN dalam pertemuan, Rapat Kordinasi Kanwil I DJPLN dengan Bank
BTN
Sumatera Bagian Utara, 13 Juli 2006
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
harus melakukan 2 (dua) kali pengumuman, tenggang waktu antara pengumuman
Lelang Pertama dan Lelang Kedua adalah 15 (lima belas) hari Pengumuman
Lelang
Pertama dilakukan melalui surat kabar harian, selebaran media cetak.
Pengumuman
Lelang kedua harus mutlak dilakukan melalui surat kabar hari sekurang
kurangnya 14
(empat belas) hari sebelum pelaksanaan lelang dengan syarat surat kabar
tersebut
beredar dikota atau kota terdekat tempat letak objek Hak Tanggungan.
Setelah objek Hak Tanggungan tersebut dilelang di muka umum hasil
penjualannya untuk melunasi hutang pada kreditor. Apabila hasil penjualan
lelang
tersebut ada sisa diberikan kepada kreditor-kreditor lainnya tetapi apabila
tidak ada
kreditor lain baru sisanya diberikan kepada debitor.
Tindakan penjualan secara lelang dilakukan oleh pejabat lelang adalah
Jabatan
Fungsional selaku pejabat umum yang melayani masyarakat untuk melaksanakan
pelayanan lelang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
pejabat
lelang diangkat dan dilantik oleh Kepala BUPLN atas nama Menteri Keuangan.
Sebelum memangku jabatannya, seorang pejabat lelang harus lebih dulu
mengangkat
sumpah.
Pejabat Lelang dalam melakukan tugasnya mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Meneliti dokumen obyek lelang atas kebenaran formal dokumen lelang
2. Memberi informasi lelang kepada pengguna jasa lelang untuk
mengoptimalkan pelaksanaan lelang
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
3. Pejabat lelang bertanggung jawab atas ketertiban, keamanan, kelancaran,
dan mewujudkan pelaksanaan lelang yang berdaya guna, berhasil guna
dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Pejabat lelang adalah seorang ahli yang harus bertindak adil dan
bijaksana
untuk menyelesaikan persengketaan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan lelang.
5. Pejabat lelang merupakan pejabat umum yang membuat akta autentik
berdasarkan undang-undang di wilayah kerjanya
6. Pejabat lelang merupakan bendaharawan dalam pelaksanaan lelang yang
menerima, menyetorkan, dan mempertanggung jawabkan uang hasil
lelang.
Dalam pelaksanaan lelang persyaratan yang harus dilengkapi yaitu :
1. Salinan / fotocopy perjanjian kredit.
2. Salinan / fotocopy Hak Tanggungan
3. Salinan / fotocopy sertifikat hak atas tanah
4. Surat Pernyataan Kreditor bahwa debitor telah cidera janji /
wanprpestasi
dilampiri bukti salinan / fotocopy surat peringatan
5. Salinan / fotocopy perincian hutang
lelang
2. Bagi pembeli lelang, sebagai bukti pembelian
3. Bagi pihak ketiga, misalnya Kantor Pertanahan, merupakan dasar hukum
untuk
balik nama atas tanah yang telah dilelang
4. Bagi administrasi lelang sendiri adalah sebagai dasar perhitungan Bea
Lelang dan
Uang Miskin serta pertanggungjawaban lelang (pengawasan pelaksanaan
peraturan lelang).
Pembeli obyek Hak Tanggungan, baik dalam suatu pelelangan umum, atas
perintah Ketua Pengadilan Negeri, maupun dalam jual beli sukarela, dapat
meminta
kepada pemegang Hak Tanggungan agar benda yang dibelinya itu dibersihkan
dari
segala beban Hak Tanggungan yang melebihi harga pembelian (Pasal 19 ayat 1
UU
No.4 tahun 1996). Ketentuan ini diadakan untuk kepentingan pembeli obyek
Hak
Tanggungan agar benda yang dibelinya terbebas dari Hak Tanggungan yang
semula
membebaninya jika harga pembelian tidak mencukupi untuk melunasi utang yang
dijamin. Berkaitan dengan hal ini maka harus disadari bahwa pembelian
tersebut
harus melalui Kantor Lelang dan jika dibawah tangan maka tidak mungkin
dilakukan
pembersihan tersebut
38
.35.
38
AP Parlindungan, Komentar Atas UU No.4 tahun 1996, Mandar Maju, Bandung,
1996,
hal.63,
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Pembersihan obyek Hak Tanggungan dari beban Hak Tanggungan dilakukan
dengan pernyataan tertulis dari pemegang Hak Tanggungan yang berisi
dilepaskannya Hak Tanggungan yang membebani obyek Hak Tanggungan yang
melebihi harga pembelian (Pasal 19 ayat 2 UU No.4 tahun 1996). Lebih lanjut
disebutkan secara tegas bahwa dalam hal hak yang dibebani Hak Tanggungan
telah
diLelang dalam rangka pelunasan utang maka surat pernyataan dari kreditor
bahwa
pihaknya melepaskan Hak Tanggungan atas hak yang dilelang tersebut untuk
jumlah
yang melebihi hasil lelang beserta kutipan risalah lelang dapat dijadikan
dasar untuk
pendaftaran hapusnya Hak Tanggungan yang bersangkutan ( Pasal 54 PP 24
tahun
1997).
Keputusan Menteri Keuangan No.300/KMK.01/2002 tanggal 13 Juni 2002
tentang Pengurusan Piutang Negara dalam Pasal 326 menyatakan bahwa,?
Penyerah
Piutang wajib mengajukan permohonan roya, dalam hal :
a. Barang jaminan telah dicairkan ; atau
b. Piutang Negara dinyatakan lunas.
Barang jaminan telah dicairkan artinya sudah dilakukan tindakan dalam
rangka penyelesaian hutang. Tindakan ini dapat berupa penjualan melalui
lelang,
penjualan tidak melalui lelang maupun penebusan barang jaminan dan atau
harta
kekayaan lain yang dilakukan dalam rangka penyelesaian hutang.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Ketentuan dalam Pasal 54 Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 ini
sebenarnya juga sejalan dengan ketentuan sebelumnya yang dikeluarkan oleh
Kepala Badan Pertanahan Naisoanl Deputi Bidang Pengkuruan dan Pendaftaran
Tanah atas nama Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
dalam suratnya nomor 600-3720-D.IV perihal,? Pelaksanaan Ekseskusi di
Bidang
Pertanahan?, tanggal 2 Desember 1994 yang disampaikan kepada Kepala Badan
Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) dengan tembusan kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN Propinsi seluruh Indonesia. Berdasarkan ketentuan ini
Risalah Lelang berfungsi sebagai surat roya, sehingga tidak diperlukan lagi
surat
roya tersendiri dari kreditor dalam pendaftaran peralihan haknya di Kantor
Pertanahan setempat. Dalam risalah lelang harus dicantumkan fungsi risalah
lelang sebagai surat roya. Ketentuan ini sangat membantu lancarnya eksekusi
lelang karena Pembeli lelang tidak dipersulit lagi dalam proses balik nama
obyek
lelang pada Kantor Pertanahan.
Untuk pelaksanaannya, Kepala Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BUPLN) juga mengeluarkan SE-73/PN/1994 tanggal 28 Desember 1994 tentang
Pelaksanaan Lelang Eksekusi di Bidang Pertanahan. Surat Edaran ini
disampaikan
kepada Para Kepala Kanwil BUPLN, Para Kepala KP3N, Para Kepala KLN dan Para
Pejabat Lelang Kelas II di seluruh Indonesia.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Apabila obyek Hak Tanggungan dibebani lebih dari satu Hak Tanggungan
dan tidak terdapat kesepakatan diantara pemegang Hak Tanggungan mengenai
pembersihan obyek Hak Tanggungan dari beban yang melebihi harga
pembeliannya ,
pembeli benda tersebut dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan
Negeri yang daerah hukumya meliputi letak obyek Hak Tanggungan yang
bersangkutan untuk menetapkan ktentuan mengenai pembagian hasil penjualan
lelang
diantara para yang berpiutang dan peringkat mereka menurut peraturan yang
berlaku
(Pasal 19 ayat 3 UU No.4 tahun 1996).
Permohonan pembersihan obyek Hak Tanggungan dari Hak Tanggungan yang
membebaninya tidak dapat dilakukan oleh pembeli benda tersebut, apabila
pembelian
demikian dilakukan dengan jual beli sukarela dan dalam Akta Pemberian Hak
Tanggungan para pihak telah dengan tegas memperjanjikan bahwa obyek Hak
Tanggungan tidak akan dibersihkan dari beban Hak Tanggungan.
C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Roya Di Kantor Pertanahan Medan
1. Jangka waktu Roya melebihi 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan
Dalam Pasal 22 ayat 8 UUHT disebutkan bahwa Kantor Pertanahan
melakukan pencoretan beban Hak Tanggungan menurut tata cara yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam waktu 7 (tujuh) hari
kerja
terhitung sejak diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan
ayat 7.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 22 ayat 8 UUHT ini maka jangka waktu
pelaksanaan roya seyogyanya tidak melebihi jangka waktu 7 (tujuh) hari
sejak
tanggal permohonan roya diterima secara lengkap. Tetapi dalam pelaksanaan
roya
Hak Tanggungan tersebut mencapai 21 (dua puluh satu) hari sejak permohonan
roya
diterima secara lengkap. Kalau ditelusuri terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan
jangka waktu roya melebihi 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan diterima
secara
lengkap.
Pertama, dalam praktek hambatan untuk pelaksanaan roya juga disebabkan
karena petugas yang menanganinya atau Kepala Kantor Pertanahan tidak berada
di
tempat atau dinas ke luar kota.
Kedua, dalam beberapa kasus ditemukan pula adanya hambatan dalam
penyelesaian roya melebihi 7 (tujuh) hari sejak berkas diterima secara
lengkap adalah
buku tanah sedang menjadi barang bukti di pengadilan baik pengadilan dalam
rangka
penyelesaian perkara Perdata, Tata Usaha Negara ataupun Pidana.
Keterlambatan dalam pelaksanaan roya ini cukup merugikan pemilik tanah
karena tidak dapat dilakukan perbuatan hukum berupa peralihan hak dan
pembebanan
hak atas tanah tersebut. Kenyataan ini misalnya dalam hal sertifikat hak
atas tanah itu
direncanakan akan kembali menjadi jaminan kredit untuk mendapatkan
fasilitas
kredit tertentu. Selain itu keadaan itu juga akan merugikan pemilik tanah
dalam hal
rencana penjualan hak atas tanah tersebut kepada pihak lain.
2. Biaya Roya Melebihi Ketentuan
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Ketentuan tentang biaya roya ini dapat diperhatikan dalam SE KBPN No.6001900 tentang Pengenaan Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan, Pendaftaran
Tanah, Pemeliharaan Data Pertanahan dan Informasi Pertanahan sesuai PP
No.46/2002 tertanggal 31 Juli 2003.
Tabel 1. Biaya roya secara keseluruhan (bukan partial)
No. Jenis Kegiatan Biaya
1. Roya 1 Hak Tanggungan membebani 1 hak
atas tanah
Rp.25.000
2. Roya 1 Hak Tanggungan membebani lebih dari
1 hak atas tanah
Rp.25.000 dikalikan
dengan obyek Hak
Tanggungan
3. Roya lebih dari 1 Hak Tanggungan membebani
1 hak atas tanah
Rp.25.000
4. Roya lebih dari 1 Hak Tanggungan membebani
lebih dari 1 hak atas tanah pada suatu kegiatan
pendaftaran
Rp.25.000 dikalikan
dengan obyek Hak
Tanggungan
Hak Tanggungan. Oleh karena obyek Hak Tanggungan semula bukanlah terdiri
dari
beberapa hak atas tanah maka roya partial menjadi tidak mungkin dilakukan.
Padahal
meskipun semula obyek Hak Tanggungan terdiri dari satu hak atas tanah
tetapi
kemudian hak atas tanah tersebut dilakukan pemecahan (splitsing) dan
seluruh hasil
pemecahannya tetap terbebani Hak Tanggungan.
4. Kelengkapan Persyaratan Roya Tidak Dipenuhi.
Dalam praktek adakalanya permohonan roya Hak Tanggungan dilakukan oleh
Notaris / PPAT untuk kepentingan debitor. Berkaitan dengan permohonan ini
tidak
jarang ditemukan adanya permohonan yang dikembalikan untuk diperbaiki atau
dilengakapi atau ditolak atas dasar ketentuan hukum yang berlaku. Beberapa
keadaaan yang sering muncul adalah
39
.36:
1. Roya tanpa melampirkan pengantar kreditor.
39
Syafruddin Chandra, Penolakan Permohonan Pendaftaran Akta PPAT/Notaris
oleh Kantor
Pertanahan, Wacana, Renvoi, hal. 66
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
2. Roya tanpa melampirkan sertifikat Hak Tanggungan / konsen / laporan.
3. Roya tanpa pendaftaran perobahan nama yang sudah terjadi.
4. Roya tanpa pendaftaran Cessie yang sudah terjadi.
5. Roya tanpa pendaftaran perobahan nama dan Cessie yang sudah terjadi.
Banyak hambatan yang ditemui dalam praktek untuk pelaksanaan roya Hak
Tanggungan ini. Hambatan-hambatan yang dijumpai terutama berkas untuk
kelengkapan roya yang belum diterima. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya
bahwa untuk pelaksanaan roya harus melengkapi persyaratan sebagai berikut :
1. Surat permohonan
2. Surat roya Hak Tanggungan dari kreditor
3. Sertifikat hak atas tanah
4. Sertifikat Hak Tanggungan
5. Fotocopy KTP atau identitas diri pemohon
6. Fotocpy KTP atau identitas diri penerima kuasa yang disertai surat kuasa
jika permohonan dikuasakan.
Diantara persyaratan-persyaratan tersebut yang kerapkali belum dilengkapi
adalah :
1. Surat roya Hak Tanggungan dari kreditor
2. Sertifikat hak atas tanah
3. Sertifikat Hak Tanggungan
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
4. Fotocopy KTP atau identitas diri pemohon
Banyak hal yang mengakibat surat roya Hak Tanggungan dari kreditor tidak
dilengkapi oleh pemohon.
Pertama, pemohon tidak memintakan surat roya dari bank selaku kreditor
sementara pelunasan kredit sudah berlangsung lama.
Kedua, surat roya Hak Tanggungan yang diterbitkan bank selaku kreditor
hilang.
Hambatan pertama ini disebabkan karena pada saat kredit sudah lunas, bank
selaku kreditor tidak langsung menerbitkan surat royanya. Debitor selaku
pemohon
roya pada saat itu juga tidak memintakan Bank untuk segera menerbitkan
surat
royanya. Hal ini mengakibatkan kerugian bagi Debitor, karena surat roya
sebagai
persyaratan untuk pelaksanaan roya di Kantor Pertanahan tidak ada maka
pelaksanaan roya tidak dapat dilakukan menjadi terhambat. Saat pemohon
memintakan kembali surat roya dari bank maka bank juga memerlukan waktu
untuk
melakukan verifikasi data kredit debitor yang sudah lunas tersebut.
Hambatan kedua ini terutama disebabkan karena kelalaian dari debitor yang
sudah lunas untuk menyimpan arsip roya Hak Tanggungan yang diterbitkan bank
selaku kreditor. Debitor yang sudah lunas pada saat itu juga tidak langsung
mengurus
roya Hak Tanggunganya di Kantor Pertanahan Medan.
Hilangnya sertifikat tanah yang akan diroya juga merupakan hambatan dalam
pelaksanaan roya di Kantor Pertanahan Medan. Hilangnya sertiifkat tanah
yang akan
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
diroya ini dapat terjadi di bank, Notaris / PPAT atau mungkin pula
disebabkan karena
kelalaian dari pemilik sertifikat tanah sendiri.
Sertifikat Hak Tanggungan hilang juga dapat menjadi penyebab hambatan
untuk pelaksanaan roya Hak Tanggungan di Kantor Pertanahan Medan. Hilangnya
sertifikat Hak Tanggungan ini dapat terjadi di bank, Notaris / PPAT atau
mungkin
pemilik sertifikat tanah sendiri atau mungkin pula di Kantor Pertanahan.
Identitas pemohon roya kadangkala juga sudah tidak berlaku lagi. Seperti
Kartu Tanda Penduduknya sudah tidak berlaku demikian pula identitas yang
lain.
D. Langkah Yang Ditempuh Dalam Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan
Roya Di Kantor Pertanahan Kota Medan
1. Ketepatan Waktu Dalam Penyelesaian Roya Hak Tanggungan
Harus diatur sanksi secara tegas bagi internal BPN terhadap pelayanan
permohonan roya yang melebihi jangka waktu yang ditentukan. Dalam Pasal 23
ayat
2 memang disebutkan bahwa Pejabat yang melanggar atau lalai dalam memenuhi
ketentuan ini dapat dikenakan sanksi administratif sesuai ketentuan yang
berlaku.
Penerapan sanksi ini tidak ditemukan dalam praktek pelaksanaan roya yang
melebihi
jangka waktu 7 (tujuh ) hari yang disebabkan karena kesalahan atau
kelalaian Pejabat.
Selain itu juga harus diatur mekanisme pelayanan yang bersifat sistemik
sehingga apabila petugas yang ditugaskan untuk menangani permohonan roya
ini
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
berhalangan hadir dapat diganti sementera oleh petugas yang lain, dalam hal
ini juga
termasuk apabila yang berhalangan adalah Kepala Kantor Pertanahannya.
2. Kepastian Biaya Roya Hak Tanggungan
Pelayanan permohonan roya yang biayanya melebihi ketentuan ini dapat
berakibat keengganan dari pemilik tanah untuk menjadikan hak atas tanahnya
sebagai
kelalaian debitor surat roya tersebut hilang maka bantuan bank sangat
diperlukan
untuk menyelesaikan permasalahan ini. Penyelesaian yang dapat dilakukan
adalah
dengan menerbitkan yang baru atau dengan melegalisasi pertimbangan surat
roya
yang terdapat di bank dengan bantuan Notaris.
b. Harus melampirkan sertifikat hak atas tanah
Apabila sertifikat tanah yang menjadi Objek Hak Tanggungan hilang hal ini
dapat diatasi dengan menerbitkan sertifikat pengganti.
Proses penerbitan sertifikat pengganti mengacu kepada ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah tanggal 8
Juli
1997 yang mulai berlaku setelah 3 (tiga) bulan berikutnya. Selain itu
secara lebih
terperinci diperjelas dalam Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1997 tgl. 1 Oktober 1997 yang mulai
berlaku
tanggal 8 Oktober 1997. Penerbitan sertifikat pengganti ini datur dalam
pasal 57
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
sampai 60 PP No. 24 tahun 1997 dan juga pasal 137 sampai dengan pasal 139
PMNA
/ KBPN No.3 tahun 1997.
Permohonan penggantian sertifikat tanah diajukan oleh pemilik sertifikat
tanah atau kuasanya atau mungkin pula ahli warisnya kepada Kepala Kantor
Perntahan Kota Medan. pemegang hak atas tanah tersebut juga harus membuat
pernyataan mengenai hilangnya sertifikat tanah tersebut dan bentuk surat
pernyataan
ini terdapat di Kantor Pertanahan Kota Medan. Permohonan penggantian
sertifikat
pengganti ini disertai dengan pernyataan di bawah sumpah dari yang
bersangkutan
dihadapan Kepala Kantor Perntahan Kota Medan atau Kepala Seksi Pengukuran
dan
Pendaftaran Tanah atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pertanahan.
Selanjutnya dilakukan pengumuman 1 (satu) kali dalam salah satu surat kabat
setempat atas biaya pemohon. Berkenaan dengan tata cara pengumuman ini,
Kepala
Kantor Pertanahan Kota Medan dapat menentukan bahwa pengumuman akan
diterbitkan sertifikat tersebut ditempatkan di papan pengumuman Kantor
Perntahan
dan di jalan masuk tanah yang sertifiaktnya hilang dengan papan pengumuman
yang
cukup jelas untuk dibaca orang yang berada di luar bidang tanah tersebut.
Jika dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak hari pengumuman
tidak ada yang mengajukan keberatan mengenai akan diterbitkannya sertifikat
pengganti atau ada yang mengajukan keberatan tetapi menurut pertimbangan
Kepala
Kantor Pertanahan keberatan tersebut tidak beralasan, diterbitkan
sertifikat baru.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Sedangkan jika keberatan tersebut beralasan oleh Kepala Kantor Pertanahan
maka ia
dapat menolak penerbitan sertifikat pengganti tersebut.
Untuk penerbitan sertifikat pengganti tidak dilakukan pengukuran maupun
karena alasan kepastian hukum bahwa obyek Hak Tanggungan tersebut tidak
lagi
menjadi jaminan kredit.
Dimungkinkannya Notaris membuat Akta Konsen Roya memenuhi kebutuhan
praktek dan sebagai wujud dari kebebasan berkontrak dari para pihak yaitu
debitor
dan kreditor.
Sebagai contoh dari Konsen Roya diambil dari perusahaan Perseroan Terbatas
(Persero) PT Bank Mandiri Tbk disingkat PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk.
1. Ahmad memperoleh kredit dari Bank Mandiri Tbk sebesar Rp. 200.000.000
(Dua ratus juta rupiah) dengan jangka waktu 3 tahun dengan bunga pinjaman
sebesar dua persen per bulan.
2. Sebagai jaminan Ahmad debitor menyerahkan Sertifikat Hak Atas Tanahnya
yang terletak di Jalan Gunung Krakatau No?? Kelurahan Glugur Darat I,
Kecamatan Medan Timur.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
3. Setelah Ahmad melunasi hutang-hutangnya pada Bank Mandiri Tbk, oleh
Bank diberi surat roya kepada debitor untuk melakukan pencoretan catatan
beban pada sertifikat hak atas tanahnya, ternyata surat roya tersebut
hilang
tercecer ditengah jalan. Oleh karena itu roya tidak dapat dilakukan sebab
salah
satu syarat untuk melakukan roya harus ada sertifikat Hak Tanggungan.
4. Kemudian Ahmad melaporkan kehilangan ini kepada Polisi kemudian polisi
membuat surat keterangan tentang hilangnya sertifikat Hak Tanggungan. Untuk
mengatasi hal ini yang dibuatlah Konsen Roya dihadapan Notaris yang
merupakan akta otentik dan dihadiri oleh Ahmad dan kuasa Bank Mandiri.
5. Dalam klausula Konsen Roya disebutkan bahwa hutang Ahmad telah lunas
dan karena sertifikat Hak Tanggungan hilang maka sebagia penggnatinya
adalah konsen roya, kemudian ditanda tangani oleh Ahmad dan kuasa dari
Bank Mandiri. Berdasar Konsen Roya yang dibuat Notaris inilah Ahmad
kemudian melakukan roya ke Kantor Pertanahan, untuk melakukan
pencoretan catatan beban Hak Tanggungan pada sertifikat hak atas tanahnya.
d. Apabila ada Cessie wajib didaftarkan di Kantor Pertanahan.
Cessie adalah mengalihkan piutang kreditor kepada keditor lain tanpa harus
meminta persetujuan debitor sehingga debitor mengetahui terjadinya
penggantian
kreditor. Dalam hal ini debitor tidak dirugikan karena siapapun
kreditornya, debitor
tetap mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian kredit dengan
Hak
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Tanggungan. Dalam Cessie ini yang diserahkan adalah hak tagih dari kreditor
lama
(Cedent) kepada kreditor baru (Cessionaris) maka perikatan pokok yang
dijamin
dengan hak tanggungan tidak berubah. sekarang kreditor baru atau
Cessionaris tetap
dijamin dengan hak tanggungan yang ada dan memperoleh semua hak-hak yang
dipunyai oleh kreditor lama (Cedent) yang berdasarkan akta hak tanggungan
yang
ditandatangani oleh kreditor lama (Cedent) dengan pemberian jaminan
(debitor)
termasuk semua kausula-kausula yang telah diperjanjikan dalam APHT yang
bersangkutan.
Dan adanya Cessie ini maka kreditor baru berhak untuk menagih hutang
Dengan demikian, sungguhpun Roya Partial diatur dalam UURS, tetapi dapat
diterapkan pula untuk penyleesaian masalah Roya Partial di luar rumah
susun.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa
kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dalam tesis ini, yaitu sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
1. Roya Hak Tanggungan hak atas tanah yang menjadi obyek lelang dimohonkan
ke
Kantor Pertanahan atas dasar surat pernyataan dari kreditor bahwa pihaknya
telah
melepaskan Hak Tanggungan atas hak yang dilelang tersebut untuk jumlah yang
melebihi hasil lelang beserta kutipan risalah lelang sebagaimana yang
diatur
dalam Pasal 54 PP No.24 tahun 1997. Dan berdasarkan surat Kepala Badan
Pertanahan Nasional Deputi Bidang Pengkuruan dan Pendaftaran Tanah atas
nama Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 6003720-D.IV perihal,? Pelaksanaan Ekseskusi di Bidang Pertanahan?, tanggal 2
Desember 1994 yang disampaikan kepada Kepala Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara (BUPLN) dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN
Propinsi seluruh Indonesia, Risalah Lelang berfungsi sebagai surat Roya,
sehingga tidak diperlukan lagi surat roya tersendiri dari kreditor dalam
pendaftaran peralihan haknya di Kantor Pertanahan setempat. Dalam melakukan
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
roya ke Kantor Pertanahan adalah si pemenang Lelang setelah membayar biaya
Lelang dan biaya-biaya lainnya yang telah ditentukan.
2. Hambatan-Hambatan dalam pelaksanaan roya Hak Tanggungan di Kantor
Pertanahan terdiri dari :
a. Jangka waktu roya melebihi 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan
diterima
lengkap.
b. Biaya roya melebihi ketentuan.
c. Adanya hambatan-hambatan dalam roya Hak Tanggungan yang bukan terdiri
dari beberapa hak atas tanah.
d. Ketidaklengkapan berkas persyaratan roya Hak Tanggungan mengakibatkan
Roya Hak Tanggungan tidak dilakukan.
3. Langkah yang dapat ditempuh Kantor Pertanahan dalam mengatasi hambatan
dalam pelaksanaan roya Hak Tanggungan adalah sebagai berikut :
a. Harus terdapat sanksi jika jangka waktu melebihi ketentuan serta
mekanisme
pelayanan yang sistemik yang tidak mengakibatkan terhambatnya pelayanan
roya meskipun petugas yang biasa menanganinya berhalangan hadir.
b. Sebaiknya pembayaran biaya permohonan roya dilakukan pemohon melalui
bank yang ditunjuk serta Kantor Pertanahan harus memiliki komitmen untuk
menerapkan good governance.
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
c. Ketidaklengkapan berkas roya dapat diatasi dengan berbagai solusi antara
lain
Sofwan, Sri Soedewi, Masjchun, 1981, Hak Jaminan Atas Tanah Liberti Cetakan
IV,
Yogjakarta.
Chandra Syafruddin, 2005, Sertifikat Pemilikan Hak Atas Tanah, Gramedia WDA
Sarana Indonesia.
______________, Penolakan Permohonan Pendaftaran Hak Akta PPAT / Notaris
oleh Kantor Pertanahan Wacana Renvoi.
? Pada hari ini, jam 08.30 WIB (kosong delapan titik tiga puluh waktuwaktu
Indonesia Bahagian Barat), Jumat tanggal tujuh belas Juni dua ribu lima ;
---------------------------------- tujuh belas Juni dua ribu lima ;
------------------------? Berhadapan dengan saya, -----------------------------------, Sarjana
Hukum,
Notaris di Medan, dengan hadirnya saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal dan
akan disebut pada akhir akte ini ;
----------------------------------------------------? Tuan
-------------------------------------------------------------------------------------Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. BANK MANDIRI
(PERSERO) Tbk, lahir di Medan, pada tanggal 28 (dua puluh delapan)
Agustus 1953 (Seribu sembilan ratus lima puluh tiga), warga negara
Indonesia, bertempat tinggal di Medan, Jalan Mustafa Gang Imam Bonjol
Kelurahan Gelugur Darat I, Kecamatan Medan Timur ;
--------------------------? Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia (KTP-RI) Nomor
Induk Kependudukan (NIK) 02.5006.280853.0001 ;
------------------------------? Penghadap telah saya, Notaris, kenal ;
----------------------------------------------? Penghadap terlebih dahulu menerangkan ;
-------------------------------------------
? Bahwa Tuan
----------------------------------------------------------------------------Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Partikular, Lahir di Medan, pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Oktober 1961
(seribu sembilan ratus enam puluh satu), Warga Negara Indonesia, dalam
melakukan tindakan hukumnya menurut keterangannya turut disertai dan
disetujui
oleh istrinya yang turut menghadap yaitu Nyonya, ibu rumah tangga, lahir di
Medan, tanggal 16 (enam belas) Juni 1962 (Seribu sembilan ratus enam puluh
dua), Warga Negara Indonesia, keduanya bertempat tinggal di Medan, Jalan
Gunung Krakatau Nomor 91-B, Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan
Timur, pemegang Kartu Tanda Penduduk (NIK) 02.5006.311061.0001, ada
mempunyai hutang pada ?Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Mandiri, Tbk
disingkat PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk, berkedudukan dan berkantor Pusat
di
Jakarta, Kantor Commercial Banking Center Medan, seperti ternya dalam :
1) Sertifikat Hak Tanggunagn tanggal 20 (dua puluh) Februari 1998 (seribu
sembilan ratus sembilan puluh delapan) Nomor 232a/1998, untuk peringkat I
(pertama)
2) Sertifikat Hak Tanggungan tanggal 8 (delapan) Februari 1999 (seribu
sembilan ratus sembilan puluh sembilan) Nomor 0056/1999, untuk peringkat
II (kedua).
? Dengan barang jaminan berupa :
- Sebidang tanah Hak Milik, seluas 137 M
2
(seratus tiga puluh meter persegi),
terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kotamadya Medan, Kecamatan Medan
Timur, Desa/Kelurahan Glugur Darat I, yang seluruhnya jelas diuraikan dalam
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Sertifikat (Tanda Bukti Hak) Hak Milik Nomor 805, yang menurut
pendaftarannya terakhir pada Kantor Pertanahan Kotamadya Medan, tanggal 3
(tiga) Juli 1996 (seribu sembilan ratus sembilan puluh enam), nomor
702/1996, Penunjuk Nomor 513/1989, Surat ukur Nomor 11/2002, tanggal 5
(lima) Februari 2002 (dua ribu dua) Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB)
00185 terdaftar atas nama Debitur.
- Demikian berikut segala sesuatu yang berada, terdapat, tumbuh dan berdiri
di
atas tanah tersebut, tidak ada yang dikecualikan, tidak ada yang
dikecualikan,
setempat sertifikat sebagai Jalan Gunung Krakatau.
- Asli sertifikat mana diperlihatkan kepada saya, Notaris;
? Bahwa asli sertifikat Hak Tanggungan masing-masing tertanggal 20 (dua
puluh)
Februari 1998 (seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan) Nomor
232a/1998
untuk peringkat I (pertama) dan tanggal 8 (delapan) Februari 1999 (Seribu
sembilan ratus sembilan puluh sembilan) Nomor 0056/1999 untuk peringkat II
(kedua), keduanya terdaftar atas nama Debitur, dimaksud telah hilang satu
dan
lain hal seperti ternyata dalam surat keterangan hilang / Tercecer yang
dikeluarkan oleh Kepala Bagian Operasi Kepolisian Kota Besar Medan dan
Sekitarnya, tanggal 13 (tiga belas) Juni 2005 (dua ribu lima), Nomor : NO.
PO.
SKRT/3731/VI/2005/DPS/TABES.
? Selembar fotocopinya dilekatkan pada minut akta ini
tinggal di Medan, Jalan Setia Jadi, gang Mulia Nomor 85, Kelurahan Glugur
Darat, Kecamatan Medan Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor
Pertanahan Kota Medan, 2008
USU e-Repository ? 2008
Indonesia (KTP-RI) Nomor Induk Kependudukan (NIK) 02.5006.040367.0001
sebagai saksi-saksi.
? Akte ini dengan segera setelah saya, Notaris bacakan kepada para
penghadap dan
saksi-saksi, ditanda tangani oleh para penghadap, kemudian oleh saksi-saksi
dan
saya, Notaris.
? Dibuat dengan memakai dua perubahan yaitu coretan dengan memakai
gantinya
? Minut akte ini telah ditanda tangani sebagaimana mestinya.