Ipi32453 PDF
Ipi32453 PDF
Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negara yang meletakkan hukum sebagai supremasi
kekuasaan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep Negara
hukum dalam berbangsa dan bernegara membawa keharusan untuk mencerminkan
sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Segala aspek kehidupan manusia (social phenomena) dalam masyarakat baik
dari hal yang sekecil-kecilnya sampai pada hal yang sebesar-besarnya yang pada
kenyataannya selalu diatur oleh hukum, antara lain oleh hukum perdata. Hal ini
berkaitan (sebagai konsekuensi yuridis) dengan pernyataan bahwa negara Indonesia
sebagai negara hukum, dimana segala tindakan setiap warga negaranya dan
aparatur pemerintahannya harus berdasarkan hukum, sebagaimana dinyatakan
dengan tegas dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi, Negara Indonesia adalah Negara Hukum.
Oleh sebab itu, sebagai negara hukum Indonesia harus membuktikan dirinya telah
menerapkan secara nyata dari prinsip-prinsip negara hukum, yaitu sebagai berikut:
1. Kepastian hukum;
2. Menjamin/ melindungi hak asasi penduduk;dan
3. Peradilan bebas.
Karena manusia mempunyai kepentingan yaitu tuntutan perorangan/ kompleks
yang diharapkan dapat dipenuhi sesuai yang diharapkan.1 Dari setiap kepentingan
orang tersebut maka akan timbul hubungan hukum yaitu perjanjian yang mengatur
antara orang (naturlijke person) dengan orang lain maupun orang sebagai naturlijke
person dengan badan hukum (recht person ) dan sebaliknya, maupun antara badan
hukum dengan badan hukum yang lainnya.
Hubungan perjanjian tidak akan lahir bila sebelumnya diantara para pihak tidak
membuat perjanjian dan melaksanakannya. Dengan adanya perjanjian diantara para
pihak dengan perannya masing-masing dimana pihak M. Takdir yang mendapat/
memiliki proyek-proyek pekerjaan umum yakni proyek Gerbang Dayaku di Desa
Embalut dan Desa Sebulu, maupun pihak Purnadi Direktur PT Margi Purnama
sebagai pihak yang diajak kerja sama dalam hal pembiayaan proyek-proyek milik M.
Takdir tersebut. Maka para pihak terikat dengan ketentuan Pasal 1338 ayat (3) yang
menyatakan bahwa tiap-tiap perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik, hal
ini tidak lepas dari ketentuan dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan
bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya.
Pada perjanjian yang telah disepakati tersebut tidak mencantumkan batas waktu
berlakunya perjanjian yang disepakati tersebut karena menurut KUH Perdata Pasal
1243 yang menjelaskan bahwa penggantian kerugian dan bunga karena tidak
dipenuhi suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan
lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus
diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu
yang melampaui tenggang waktu yang ditentukan.
Dalam perjanjian tersebut juga ada beberapa kesalahan/ kekhilafan dalam
pencantuman poin-poin dalam kontrak karena dari poin 1 langsung melangkah ke
poin 3, karena bertentangan dengan Pasal 1321 yang menyatakan bahwa tiada
suatu persetujuan pun mempunyai kekuatan jika diberikan kekhilafan, atau
diperoleh dengan paksaan atau penipuan.
Jika dicermati secara saksama Putusan Pengadilan Negeri Samarinda Nomor :
05/ Pdt.G/ 2009/ PN.Smda ini Hakim dalam memberikan pertimbangan hukum tidak
berdasarkan surat perjanjian proyek gerbang dayaku antara Purnadi direktur utama
PT. Margi Purnama dengan M. Takdir, tertanggal 22 Mei 2007 karena dari jika dilihat
dari pertimbangan Majelis Hakim jika dilihat dalam Halaman 22-32 Hakim dalam
mngambil petimbangan tidak berdarkan perjanjian dan selalu melemahkan eksepsi
dan bukti-bukti dari pihak Tergugat sehingga bertentangan dengan asas hukum
Perdata yaitu asas et alteram partem (Hakim mendengar para pihak secara netral).
Terhadap tuntutan hukum lewat gugatan yang diajukan ke Pengadilan Negeri
Samarinda tersebut telah diberikan putusan sebagaimana telah dibacakan pada
tanggal 15 Oktober 2009 Nomor : 05/ Pdt.G/ 2009/ PN.Smda, yang mengabulkan
sebagian gugatan Penggugat Purnadi Direktur Utama PT. Margi Purnama, oleh
karena itu Putusan Pengadilan Negeri Samarinda, tanggal 15 Oktober 2009, Nomor
: 05/ Pdt.G/ 2009/ PN.Smda tersebut telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(pasti).
Dalam putusan tersebut akan dianalisis secara kritis mengenai pertimbangan
hukum yang diberikan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda dalam
Putusan Nomor: 05/Pdt.G/2009/PN.Smda terhadap perkara gugatan wanprestasi
antara Purnadi Direktur Utama PT. Margi Purnama melawan M. Takdir dilihat dari sisi
keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum.
Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan mengangkat hal tersebut sebagai bahan penyusun
skripsi yang akan diberi judul tentang, ANALISIS YURIDIS TERHADAP
PUTUSAN
PENGADILAN
NEGERI
SAMARINDA
NOMOR
05/PDT.G/2009/PN.SMDA DALAM GUGATAN WANPRESTASI PERJANJIAN
PROYEK KERJASAMA GERBANG DAYAKU ANTARA PURNADI DIREKTUR
UTAMA PT. MARGI PURNAMA MELAWAN M. TAKDIR. Dengan rumusan
masalah sebagai berikut, Bagaimana analisis yuridis perjanjian wanprestasi terhadap
bentuk pelaksanaan kesepakatan dalam perjanjian proyek gerbang dayaku antara
Purnadi direktur utama PT Margi Purnama dengan M. Takdir?, Bagaimana
pertimbangan hukum yang diberikan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Samarinda dalam Putusan Nomor: 05/Pdt.G/2009/PN.Smda terhadap perkara
gugatan wanprestasi antara Purnadi Direktur Utama PT. Margi Purnama melawan M.
Takdir dilihat dari sisi keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum?. Hasil penelitian
ini diharapkan bertujuan untuk memberikan masukan dan bahan kajian memperoleh
informasi tentang analisis yuridis perjanjian wanprestasi terhadap bentuk
pelaksanaan kesepakatan dalam perjanjian proyek gerbang dayaku antara Purnadi
2
Mariam Darus Badrulzaman, 2005, Aneka Hukum Bisnis, Penerbit P.T Alumni, Bandung,
Halaman 18
3
R. Subekti. 1976. Aspek-aspek Hukum Perikatan Nasional. Alumni. Bandung, Halaman 53
4
H.R. Daeng Naja, 2009, Pengantar Hukum Bisnis Indonesia, Cetakan Pertama, PT. Buku Kita,
Jakarta, Halaman 84
Notonagoro, 1971, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Pancoran Tujuh, Bina Aksara, Jakarta,
Halaman 17
7
Gustav Radbruch dalam Sudikno Mertokusumo, Op. Cit, Halaman 36
8
van Apeldoorn, 1990, Pengantar Ilmu Hukum (terjemahan Dari Inleiding Tol De Studie Van
Het Nederlandse Recht Oleh Oetaried Sadino) Cetakan Keduapuluh Empat Pradynya Paramitha Jakarta.
Halaman 22-25
9
Gustav Radbruch dalam Sudikno Mertokusumo, Op. Cit.
10
11
Halaman 7
12
Sudikno Mertokusumo, 1984, Bunga Rampai Ilmu Hukum, Liberty, Yogyakarta, Halaman
107
13
Titik Triwulan Tutik, 2010, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, Cetakan
Pertama, Penerbit Prestasi Pustaka Raya, Jakarta, Halaman 257
14
Soerjono Soekanto, 1993, Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, Halaman 3
15
P. de Haan, dkk. dalam Titik Triwulan Tutik, 2010, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara
Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Prestasi Pustaka Raya, Jakarta, Halaman 258
10
batalnya suatu persetujuan, kecuali jika kekhilafan itu terjadi mengenai hakikat
barang yang menjadi pokok persetujuan.
Jadi permasalahan dalam perjanjian tersebut juga menyangkut barang yaitu,
uang yang diperjanjikan antara kedua belah pihak sebagaimana diatur dalam
perjanjian Pasal 1. Lokasi Proyek dan Nilai Proyek Lokasi proyek berada dilokasi desa
Embalut dan desa Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai masing-masing
sebesar Rp. 550.000.000,- ( Lima ratus lima puluh juta rupiah) untuk desa Sebulu
dan Rp. 414.000.000,- (Empat ratus empat belas juta rupiah ) umtuk desa Embalut.
Akan tetapi dalam gugatan Purnadi tersebut nilai uang yang dituntut adalah
sebesar Rp. 1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah), maka
terpenuhinya mengenai hakikat barang yang menjadi pokok persetujuan sehingga
batalnya persetujuan.
Undang-undang membedakan dua jenis kekhilafan yaitu mengenai orang (eror
inpersona ) dan kehilafan mengenai barang menjadi pokok perjanjian (error
insustantia).16 Maka kekhilafan yang terjadi dalam perjanjian tersebut, termasuk
kekhilafan orang, dimana kedua belah pihak dalam membuat perjanjian khilaf dalam
mencantumkan pasal 2 (dua) sehingga syarat kehilafan yang pertama terpenuhi.
Dan kekhilafan mengenai pokok perkara yaitu dalam perjanjian tidak
memperjanjikan uang sebesar Rp. 1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta
rupiah), namun yang diperjanjiakan adalah mengenai proyek dengan nilai masingmasing sebesar Rp. 550.000.000,- ( Lima ratus lima puluh juta rupiah) untuk desa
Sebulu dan Rp. 414.000.000,- (Empat ratus empat belas juta rupiah ) umtuk desa
Embalut sehingga kehilafan mengenai pokok persengketaan terpenuhi, oleh sebab
itu perjanjian tersebut dapat dibatalkan.
2. Analisis yuridis terhadap Wanprestasi M. Takdir dalam Proyek
Gerbang Dayaku dengan Purnadi Direktur Utama PT. Margi Purnama
Dalam Pasal 1243 KUH Perdata yang menjelaskan sebagai berikut, Penggantian
biaya, kerugian dan bunga karena tidak terpenuhinya suatu perikatan mulai
diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi
perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui tenggang waktu yang
diberikan.
Apabila dicermati Pasal 1243 KUH Perdata diatas dan dihubungkan dengan
Putusan Nomor: 05/Pdt.G/2009/PN.Smda terhadap perkara gugatan wanprestasi
antara Purnadi Direktur Utama PT. Margi Purnama melawan M. Takdir, maka unsurunsur wanprestasi sebagaimana dilakukan oleh M.Takdir tidak terpenuhi karena
dalam perjanjian proyek gerbang dayaku antara Purnadi direktur utama PT. Margi
Purnama dengan M. Takdir, tertanggal 22 Mei 2007 tidak mencantumkan mengenai
jangka waktu berakhirnya perjanjian. Mengenai putusan yang menyatakan M. Takdir
telah melakukan wanprestasi sebagaimana dikutip dalam halaman 23 sebagai
berikut:
16
11
17
18
Ibid, Halaman 10
Subekti, 1984, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, Halaman 45
12
13
Nomor : 05/ Pdt.G/ 2009/ PN.Smda tersebut telah mempunyai kekuatan hukum
tetap (pasti).
Dalam menegakkan hukum ini ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu
keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum maka dalam kasus ini akan dianalisis
secara teoritis sebagaimana diuraikan dibawah ini :
1. Putusan Nomor: 05/Pdt.G/2009/PN.Smda terhadap perkara gugatan
wanprestasi antara Purnadi Direktur Utama PT. Margi Purnama melawan
M. Takdir dilihat dari Teori Keadilan Hukum
Soetjipto Rahardjo, mengatakan Penegakan hukum merupakan suatu usaha
untuk mewujudkan ide-ide tentang keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan
sosial menjadi kenyataan. Proses perwujudan ide-ide itulah yang merupakan hakikat
dari penegak hukum.19 Keadilan juga diartikan sebagai pembagian yang konstan dan
terus menerus untuk memberikan hak setiap orang. The constant and perpetual
19
Soetjipto Rahardjo dalam Riduan Syahrani, 1999, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra
Aditya Bakti, Bandung, Halaman 192
14
dari tindakan dan motif manusia.20 Dan apabila nilai kebijakan bukan hanya motif
manusia tetapi juga secara moral, maka putusan hakim tersebut tidak
mencerminkan keadilan. Karena Majelis Hakim dalam memutus sengketa tersebut
jika dilihat dalam kutipan putusan halaman 9 sebagaimana dikutip dari eksepsi
Tergugat M. Takdir tersebut yaitu:
Bahwa uang yang dipergunakan untuk mendapatkan dan mengerjanakan
proyek statusnya bukan uang pinjaman, melainkan sebagai biaya untuk
mendapatkan dan mengerjakan proyek, karena itu sesuai dengan ketentuan
hukum, maka uang tersebut tidak ada kewajiban bagi Tergugat Konpensi
untuk mengembalikan kepada Penggugat Konpensi, karena pada
kenyataannya proyek sudah didapatkan sesuai dengan tugas Tergugat
Konpensi. Oleh karena itu tuntutan Penggugat Konpensi agar uang tersebut
dikembalikan haruslah ditolak.
Dari kutipan diatas bahwa, sangat tidak adil apabila Majelis Hakim tidak
mempertimbangkan sama sekali eksepsi Tergugat karena dalam mengerjakan
proyek sebagaimana dimaksud diatas, status uang tersebut bukan uang pinjaman
tetapi sebagai uang untuk mendanai proyek tersebut. Dengan demikian, Hakim tidak
mempertimbangkan moril Tergugat yang sudah berusaha mencari dan mendapatkan
proyek, sehingga putusan ini tidak mencerminkan keadilan kepada pihak Tergugat
pada hal, dalam Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman dalam Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa Pengadilan mengadili
menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang.
2. Putusan Nomor: 05/Pdt.G/2009/PN.Smda terhadap perkara gugatan
wanprestasi antara Purnadi Direktur Utama PT. Margi Purnama melawan
M. Takdir dilihat dari teori Kepastian Hukum
Radbruch memberi pendapat yang cukup mendasar mengenai kepastian
hukum. Ada 4 (empat) hal yang berhubungan makna kepastian hukum. Pertama,
bahwa hukum itu positif yakni perudang-undangan. Kedua, bahwa hukum itu
didasarkan pada fakta atau hukum yang ditetapkan itu pasti. Ketiga, bahwa
kenyataan (fakta) harus dirumuskan dengan cara yang jelas sehingga menghindari
kekeliruan dalam permaknaan, disamping mudah dilaksanakan. Keempat, hukum
positif tidak boleh mudah berubah.21 Jika dilihat dalam putusan pada halaman 25
sebagai berikut :
Menimbang, bahwa kalau dicermati isi dari bukti P-36 dan P-37 diatas, maka
Majelis sependapat dengan apa yang didalilkan tergugat tersebut bahwa
uang yang diserah Penggugat kepada Tergugat tersebut bukanlah pinjaman,
20
Fence M. Wantu, 2011, Peranan Hakim Dalam Mewujudkan Kepastian Hukum, Keadilan dan
Kemanfaatan di Peadilan Perdata, Program Pascasarjana, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Halaman. 9
21
Gustav Radbruch dalam Sudikno Mertokusumo, Loc. cit
15
22
16
3. Putusan
17
18
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Abdulkadir, Muhammad. 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung
Adiwiranata, 1983, kamus istilah hukum, Binacipta. Jakarta
Apeldoorn L.J. Van, 1990, Pengantar Ilmu Hukum (terjemahan Dari Inleiding Tol
De Studie Van Het Nederlandse Recht Oleh Oetaried Sadino) Cetakan
Keduapuluh Empat Pradynya Paramitha Jakarta
Arifin, Djanianus Djamin dan Syamsul. 1991, Pengantar Ilmu Hukum,
Badrulzaman, Mariam Darus. 2005, Aneka Hukum Bisnis, Penerbit P.T. Alumni,
Bandung
Bambang Sunggono, 2003, Metodologi Penelitian Hukum ( Cetakan Keenam),
PT RajaGrafindo persada, Jakarta.
Ian McLeod, 1999, Legal Method, Macmillan, London,
Ibrahim, Jhonny. 2008. Penelitian Hukum Normatif ( Edisi Refisi), Penerbit Bayu
Media Publishing, Malang, 2008
Jhon Stuart Mil, 1962, Utilitarianism On Liberty Essay On Bentham. Together With
Selected Writings Of
Jeremy Bentham And Jhon Austin. The World
Publishing Company Cleveland And New York
Kanter, 2001, Etika Profesi Hukum: Sebuah Pendekatan Sosio-Religius. Cetakan
Pertama, storia Grafika, Jakarta
Marzuki, Peter Mahmud.2007,Penelitian Hukum, Penerbit Kncana Prenada Media,
Jakarta
Mertokusumo, Sudikno. 1990, Mengenal Hukum. Liberty, Yogyakarta
___________, Sudikno, 1993, Hukum Acara Perdata Indonesia, Penerbit Liberty,
Yogyakarta,
___________, Sudikno. 2009, Penemuan Hukum sebuah Pengantar, Liberty,
Yogyakarta
Naja, H.R. Daeng 2009, Pengantar Hukum Bisnis Indonesia, Cetakan Pertama, PT.
Buku Kita, Jakarta
Notonagoro, 1971, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Pancoran Tujuh, Bina Aksara,
Jakarta
Patrik, Purwahid. 1994, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung
Raharjo, Satjhipto, 1996, Ilmu Hukum, Cetakan Keempat, Penerbit Citra Aditya
Bakti Bandung.
Salim HS, 2003, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar
Grafika, Jakarta
Subekti, R.1980. Hukum Perjanjian. Pembimbing Masa. Jakarta
______, 1984, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta
______, R. 1976. Aspek-aspek Hukum Perikatan Nasional. Alumni. Bandung
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum ( Cetakan Ketiga ),
Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press), Jakarta.
19
Syahrani, Riduan, 1999, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung
Tutik, Titik Triwulan, 2010, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia,
Cetakan Pertama, Penerbit Prestasi Pustaka Raya, Jakarta
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
HIR dan RBg
Rancangan Undang-Undang (RUU) Hukum Acara Perdata
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman
Putusan Pengadilan Negeri Samarinda Nomor: 05/Pdt.G/2009/PN.Smnda Dalam
Gagatan Wanprestasi Purnadi (Direktur Utama PT. Margi Purnama) Melawan
M. Takdir.
Pengadilan Negeri Samarinda Nomor: 06/ Pdt.G/ 2010/ PN. SMDA Dalam
Gugatan Wanprestasi Perjanjian Jual Beli Besi Tua Antara CV. Limbah Bina
Sejahtera Melawan Yayasan Perduli Lingkungan, Skripsi, Fakultas Hukum
Universitas Mulawarman, Samarinda;
Trio Eko Cahyono. Skripsi, Analisis Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Wakt Tidak