SENSOR TEMPERATUR
3 prinsip:
1. Optik (non destruktif): prinsip hukum Wien Stefan Boltzmann
2. Prinsip mekanik (bimetal, gas)
3. Prinsip elektris
Rambatan panas/kalor:
Prinsip pengukuran:
Bahan padat, dimensi > sensor: pusat panas, jarak terjauh dr pusat panas
Kabel keluaran
A. Thermistor
Kabel Utama
Thermistor
Pelindung
Thermistor atau tahanan termal adalah alat semikonduktor yang berfungsi sebagai
tahanan, yang memiliki koefisien tahanan temperatur yang tinggi. Termistor
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan suhu, ini membuat thermistor
sangat sesuai untuk penggunaan dan penggontrolan temperatur secara presisi.
Thermistor merupakan salah satu pilihan yang tepat sebagai sensor suhu karena
perubahan tahanan thermistor yang relative besar terhadap perubahan suhu.
Thermistor akan lebih sensitive terhadap suhu apabila dihubungkan menggunakan
rangkaian dengan prinsip jembatan Wheatstone (Cooper,1999).
Berikut ini persamaan hubungan antara suhu dengan hambatan yang akan naik
secara eksponensial terhadap suhu.
(3.1)
(3.2)
Dengan
Ro
R
To
T
B
Grafik hubungan antara hambatan dengan suhu seperti terlihat pada gambar 11.
Resistor (Ohm)
100K
PTC
NTC
10K
1K
Platinum Resistor
100
10
30
50
70
Temperatur (oC)
90
110
130
150
Gambar 11. Grafik hubungan temperatur terhadap sensor pada thermistor NTC
dan PTC (Willis dan John, 1987)
Thermistor mempunyai dua macam tipe, yaitu
1. NTC (Negative Temperature Koefficience)
Thermistor jenis ini memiliki resistansi menurun apabila temperaturnya naik, jika
resistansinya berkurang maka temperaturnya bertambah (Fraden, 1996).
Thermistor jenis NTC ini dibuat dari campuran antara nikel (Ni), cobalt (Co),
magnesium (Mg), besi (Fe) dan tembaga (Cu) (Pallas, 1991).
Parameter
Range suhu
Resistansi pada 25oC
B (Karakteristik suhu pada
Nilai
-100oC sampai 450oC
0,5 Ohm sampai 100Mohm
1Kohm sampai 10 mohm
2000 K samapai 5500 K
bahan)
Suhu maksimum
>1250oC
300oC untuk tipe stady state
600oC untuk tipe
intermittently
Thermistor mempunyai sifat yang lidak linear terhadap suhu, ada beberapa cara
untuk mengatasi ketidak linearan suatu thermistor diantaranya :
1. Menggunakan resistor parallel, dimana resistor dihubungkan secara
parallel terhadap thermistor.
Resistansi
R1
Rp
Eqivalen Paralel Rab
TM
Gambar 13. Hubungan thermistor terhadap resistor parallel (Willis dan John,
1987)
Untuk mencari nilai hambatan yang akan diparalelkan dengan thermistor, dapat
digunakan persamaan 2.3 berikut ini :
(3.3)
Dengan
Rp
R
Tm
B
(3.4)
Dengan
Resistansi
G1
c
Gs
Eqivalen s Rab
Gs
Thermistor d
Gambar 14. Hubungan Thermistor terhadap resistor seri (Willis dan john, 1987)
Tambah pembahasan
Pada thermistor jenis NTC dan PTC pada pengukuran normal (tanpa dihubungkan
dengan hubungan yang diserikan arau diparalelkan), dihasilkan grafik seperti pada
gambar 15 dan 16.
Hambatan (ohm)
180000
150000
120000
90000
60000
30000
20
40
60
Suhu (oC)
80
100
Gambar 15. Grafik hubungan suhu terhadap hambatan pada thermistor tipe NTC
`
Hambatan (ohm)
3000
2500
2000
1500
1000
500
20
40
60
80
100
Suhu (oC)
Gambar 16. Grafik suhu terhadap hambatan pada thermistor tipe PTC
B. IC LM 35
Kalibrasi dalam oC
LM 35
Output
arus yang sangat linear. Karakteristik sensor temperatur LM 35 linear yaitu pada
10mV/oC
Bentuk fisis dari IC LM 35 terdiri dari 3 kaki yaitu Vs, Vout, dan ground. Kaki
Vs merupakan jalur untuk memberikan sumber tegangan dengan batasan 4 Volt
sampai 20 Volt, sedangkan kaki Vout merupakan jalur keluar sinyal. Berikut
gambar IC LM 35.
2.1. Bimetal
Bimetal adalah sensor temperatur yang sangat populer digunakan karena
kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal biasa dijumpai pada alat strika listrik
dan lampu kelap-kelip (dimmer). Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari
dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya () yang direkatkan
menjadi satu.
Bila suatu logam dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya
pemuaian tergantung dari jenis logam dan tingginya temperatur kerja logam
tersebut. Bila dua lempeng logam saling direkatkan dan dipanaskan, maka logam
yang memiliki koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang sedangkan
yang memiliki koefisien muai lebih rendah memuai lebih pendek. Oleh karena
perbedaan reaksi muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam
yang muainya lebih rendah. Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi
saklar Normally Closed (NC) atau Normally Open (NO).
Logam A
Logam B
Bimetal sebelum
dipanaskan
Bimetal sesudah
dipanaskan
6( A B )(T2 T1 )(1 m) 2
(2.1)
2t
3( A B )(T2 T1 )
(2.2)
2.4. Termokopel
Pembuatan termokopel didasarkan atas sifat thermal bahan logam.
Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada
ujung tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif
dan akan menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak
dan bergerak ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian
pada ujung batang yang dipanaskan akan terjadi muatan positif.
Ujung panas
+
e
Arus elektron
akan mengalir
dari ujung
panas ke
ujung dingin
Ujung dingin
()
Efek Thomson
( ...)
Ujung panas
VR
Vs
-
Beda potensial
yang terjadi
pada kedua
ujung logam
yang berbeda
panas jenisnya
Vout VS VR
Ujung dingin
tipe E (chromel-konstanta)
tipe J (besi-konstanta)
tipe T (tembaga-Konstanta)
tipe K (chromel-alumel)
tipe R atau S (platina-pt/rodium)
obyek tesrsebut. Maka yang menjadi prinsip pengukuran adalah mengukur panang
gel / frekuensi dari obyek tersebut.
Prinsip 2: pancaran IR kemudian interaksi dari obyek dan IR akan dijadikan
indikator tingkat temperatur dr obyek.
Sensor inframerah dapat pula digunakan untuk sensor temperatur