Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF

A.

Pengertian
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES
AEGEPTY )

B.

Penyebab
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes
( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )

C.

Tanda dan gejala


Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
Meningkatnya suhu tubuh
Nyeri pada otot seluruh tubuh
Suara serak
Batuk
Epistaksis
Disuria
Nafsu makan menurun
Muntah
Ptekie
Ekimosis
Perdarahan gusi
Muntah darah
Hematuria masih
Melena

D. Klasifikasi DHF menurut WHO


Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif
)
Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit
dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
Pemeriksaan Diagnostik
Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih )
Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )
Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test )
Rontgen Thorac = Effusi Pleura

E.

Pathways

F.

Penatalaksanaan
Medik
A. DHF tanpa Renjatan
Beri minum banyak ( 1 - 2 Liter / hari )
Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th
dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum
teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak
>1th diberikan 5 mg/ kg BB.
Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

B.

DHF dengan Renjatan


Pasang infus RL
Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20
30 ml/ kg BB )
Tranfusi jika Hb dan Ht turun
Keperawatan
1. Pengawasan tanda tanda Vital secara kontinue tiap jam
Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
Observasi intik output
Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap
3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 liter 2 liter per
hari, beri kompres
Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie
urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
2. Resiko Perdarahan
Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
Catat banyak, warna dari perdarahan
Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
3. Peningkatan suhu tubuh
Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
Beri minum banyak
Berikan kompres

F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF


Pengkajian
Kaji riwayat Keperawatan
Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah,
tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda tanda renjatan ( denyut

nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada
ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )
Diagnose Keperawatan
1.
Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
2.
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan
4.
Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
5.
Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
Perencanaan
1.
Anak menunjukkan tanda tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
2.
Anak menunjukkan tanda tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat
3.
Anak menunjukkan tanda tanda vital dalam batas normal
4.
Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
Implementasi
1.
Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
Mengobservasi tanda tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
Monitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak
elastis, ubun ubun cekung, produktie urin menurun
Mengobservasi dan mencatat intake dan output
Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh
Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh
Mempertahankan intake dan output yang adekwat
Memonitor dan mencatat berat badan
Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss /
IWL )
2.

Perfusi jaringan Adekwat


Mengkaji dan mencatat tanda tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi
denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )
Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban
dan warna )
Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas
seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )

3.

Kebutuhan nutrisi adekwat


Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak.
Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak
meningkat.
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi
Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan
teknik porsi kecil tetapi sering
Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan
skala yang sama
Mempertahankan kebersihan mulut pasien

Menjelaskan pentingnya
penyembuhan penyakit

intake

nutirisi

yang

adekwat

untuk

4.

Mempertahankan suhu tubuh normal


Ukur tanda tanda vital suhu tubuh
Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
Lakukan tepid sponge ( seka ) dengan air biasa
Tingkatkan intake cairan
Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5.
Mensupport koping keluarga Adaptif
mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga
terhadap situasi yang penuh stress
Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara
panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga
Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar
keberhasilannya dalam mengatasi keadaan
-

G. Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
Rumah selalu terang
Tidak menggantung pakaian
Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya
minimal 4 hari sekali
Kubur barang barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat
terkumpulnya air hujan
Tutup tempat penampungan air
Perencanaan pemulangan dan PEN KES
Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping
Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi gejala
Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo
Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
Prinsip Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 267

1.

1.
2.
1.

1.

1.

1.
1.

1.

Satuan Acara Penyuluhan DHF pada Masyarakat


Posted by: widiarti on: 19 November 2009
In: Keperawatan
1 Komentar
A. Pendahuluan
Desa Kajor yang terletak di pinggiran kota, lingkungannya tergolong kurang terawat. Disanasini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum
bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai
dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat.
Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan
gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari
pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh
namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan,
dan akhirnya meninggal dunia.
B. Pengkajian
Pengkajian Faktor Predisposisi ( factor predispocing)
Riwayat keperawatan
Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan
gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari
pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh
namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan,
dan akhirnya meninggal dunia.
Saat penderita panas keluarga sudah mengupayakan untuk membantu menurunkan panas
dengan cara mengompres dan pemberian obat turun panas. Tapi panas hanya turun beberapa
saat, kemudian panas lagi.
Keadaan fisik
Lingkungan di sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat. Disana-sini banyak terdapat
barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak
terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di
desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat.
Kesiapan belajar
Para warga yang melihat kejadian tersebut berusaha untuk mengurangi jatuhnya korban
akibat penyakit tersebut. Akhirnya mereka bermusyawarah untuk mencari tahu penyebab dan
jenis penyakit tersebut, karena mereka merasa pengetahuan mereka tentang penyakit tersebut
masih sangat kurang. Atas saran dari salah satu warga, kepala desa Kajor mendatangi
puskemas kecamatan untuk mengkonsultasikan kejadian itu. Kepala dusun meminta diadakan
penyuluhan dengan bahasa Indonesia karena sebagian masyarakat mengerti bahasa Indonesia.
Motivasi belajar
Motivasi warga untuk mengetahui tentang penyakit ini sangat kuat, dan mereka mengatakan
apapun akan dilakukan asal desa mereka terbebas dari penyakit tersebut.
Kemampuan membaca
Sekitar 85% warga mampu membaca dan mengerti bahasa Indonesia dengan cukup baik
sehingga diharapkan informasi dapat diterima dengan baik dengan menggunakan metode
ceramah, disertai visualisasi beberapa leaflet atau lembar balik.
Pengkajian Factor Pemungkin ( factor enabling)
Di salah satu puskesmas kabupaten terdekat, perawat dan dokter yang melayani pasien telah
memiliki keterampilan memberikan penyuluhan kesehatan dengan baik karena telah sering

sekali mengikuti pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa leaflet dan
lembar balik. Siap membantu warga melakukan penyuluhan.
1.
Faktor Penguat ( factor reinforcing)
Seorang kader desa Kajor yang mempunyai pengetahuan cukup luas menyarankan kepada
warga untuk berkonsultasi kepada perawat atau dokter yang lebih tahu mengenai penyakit
tersebut. Akhirnya kepala desa setuju dan mendorong untuk dilaksanakan penyuluhan tentang
penyakit tersebut. Para perangkat desa setuju untuk diadakannya penyuluhan dan siap untuk
menyediakan tempat serta perlengkapan yang dibutuhkan.
1.
C. Analisa data
DATA
MASALAH
ETIOLOGI
DO:
Ketidaktahuan atau Perilaku,
kurang pengetahuan perawatan diri dan
Lingkungan di sekitar
kesehatan
desa tersebut tergolong kurang tentang DHF
lingkungan yang
terawat.
kurang bersih serta
Terdapat barang-barang
kurang
bekas seperti kaleng, ban bekas,
pengetahuan
dan drum-drum bekas yang tidak
tentang DHF
terpakai dan digenangi oleh air.
Sungai dan selokan di
desa Kajor terdapat banyak
sampah, tersumbat dan tidak
terawat.
DS:
6 warga meninggal
dengan gejala DHF.
Gejala dari penyakit ini
adalah panas yang tinggi,
kadang disertai menggigil dan
nyeri di seluruh badan pada hari
pertama hingga ketiga. Hari
keempat panas turun.
1.
D. Diagnosa Keperawatan
Ketidaktahuan atau kurang pengetahuan tentang DHF berhubungan dengan perilaku,
perawatan diri dan kesehatan lingkungan yang kurang bersih ditandai dengan lingkungan di
sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat, terdapat barang-barang bekas seperti kaleng,
ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai dan digenangi oleh air, sungai dan
selokan di desa Kajor terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat, adanya 6 warga
meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh
badan pada hari pertama hingga ketiga dan pada hari keempat panas turun.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


1.
A. Topik
Demam berdarah
1.
B. Sasaran
1.
Sasaran penyuluhan
: Tokoh masyarakat dan perangkat desa Kajor.
2.
Sasaran program
: warga desa Kajor.
1.
C. Tujuan
2.
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit warga diharapkan mampu memahami tentang
demam berdarah.
1.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan warga mampu :
1.
Menjelaskan pengertian demam berdarah.
2.
Mengetahui penyebab demam bedarah.
3.
Mengetahui cara penularan demam berdarah.
4.
Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah.
5.
Menyebutkan cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah.
6.
Mengetahui cara pencegahan demam berdarah.
7.
D. Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
1.
Pengertian demam bedarah.
2.
Penyebab demam bedarah.
3.
Cara penularan demam berdarah.
4.
Gejala-gejala demam berdarah.
5.
Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah.
6.
Cara pencegahan demam berdarah.
1.
E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
1.
F. Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain:
1.
Lembar balik, berisi:
1.
Pengertian DHF
2.
Penyebab DHF
3.
Ciri nyamuk Aedes Aegypty
4.
Siklus hidup nyamuk
5.
Gejala DHF
6.
Cara penularan DHF
7.
Pengobatan pasien DHF
8.
Pencegahan DHF
9.
Pemberantasan DHF
10.
Leaflet tentang DHF, meliputi :
1.
Pengertian DHF
2.
Penyebab DHF
3.
Gejala DHF
4.
Cara penularan DHF
5.
Pengobatan pada penderita
6.
Pencegahan DHF
7.
Perawatan pasien DHF

8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
1

Waktu
3 mnt

20 mnt

7 mnt

Kursi 45 buah
Meja 2 buah
LCD
Komputer/laptop
G. Waktu
Pelaksanaan
Hari
: Rabu
Tanggal
: 4 November 2009
Jam
: 19.30-20.00 WIB
Alokasi Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Pembukaan (oleh Ara):
Salam pembuka
Memperkenalkan diri,
dan menjelaskan topik
penyuluhan dan tujuan
penyuluhan.
Menggali pengetahuan
tentang demam berdarah.
Mendengarkan dan
memperhatikan
Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh penyaji
Penyajian (oleh Ria):
Menjelaskan materi
tentang :
Pengertian Demam
Berdarah
Cara Penularan
Demam Berdarah
Gejala Gejala Demam
Berdarah
Pertolongan Pertama
Pada Penderita Demam
Berdarah
Cara Pencegahan
Demam Berdarah
Memberi
kesempatan untuk bertanya
Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Mengajukan
pertanyaan bila kurang
mengerti.
Penutup (oleh Ara):
Melakukan evaluasi
dengan memberikan
pertanyaan

1.
2.
1.
1.
2.
3.
1.

1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
1.
2.
1.

Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
Memberi kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
kembali jika kurang jelas
Mengucapkan salam
penutup.
Memperhatikan dan
menjawab pertanyaan
H. Tempat Pelaksanaan
Tempat
Balai desa Kajor
Setting Tempat Duduk
Keterangan
Kursi dan meja promotor.
Kursi dan meja operator
Kursi sasaran.
I. Rencana Evaluasi
No Aspek
Waktu
Metode Alat
Evaluator
1
Kognitif
Segera setelah Tanya
Daftar
Ina
2
Afektif
penyuluhan jawab
pertanyaan Ina
3
Psikomotor Segera setelah Tanya
mengenai
Ina
penyuluhan jawab
demam
Dua minggu Observasi berdarah
setelah
Daftar
penyuluhan
pertanyaan
tentang
rencana
kedepan.
Lembar
observasi
LAMPIRAN EVALUASI
A. Aspek Kognitif
Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Apa pengertian DHF?
Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya demam berdarah?
Bagaimana cara penularan demam berdarah?
Sebutkan gejala-gejala demam berdarah?
Bagaimana cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah?
Apa saja cara pencegahan demam berdarah?
B. Aspek Afektif
Berupa pertanyaan sebagai berikut:
Jadi, dari penjelasan tentang DHF bagaimana kesimpulan Anda?
Apa yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang penyakit DHF?
C. Aspek Psikomotorik
Berupa lembar observasi sebagai berikut:
No. Keterangan
Ya
Tidak
1.
Menguras penampungan air.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
1.
2.
3.
1.

Menutup penampungan air.


Mengubur barang bekas.
Menaburkan bubuk abate.
Membersihkan selokan.
Memakai obat anti nyamuk.
Tidur mamakai kelambu.

ISI MATERI
DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)
A. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi
dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah disebarkan
kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti .
Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh
dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome
(DSS).
B. Cara Penularannya
DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang tersebar luas
dirumah-rumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar, terminal, warung, dsb)
Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.
Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes
Aegyptinya.
Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak dalam tubuh
nyamuk.
Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan
menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).
Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera
menderita DHF.
Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya
dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.
C. Gejala Demam Berdarah
Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama 2-7
hari.
Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik merah
lebih jelas)
Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan).
Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis
5. Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual.
Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta gelisah. Sedangkan
ujung kaki dan tangannya dingin berkeringat.

2.
3.
1.
2.
3.
4.

D. Pertolongan bagi Penderita


E. Cara Pencegahannya
Penderita diberi minum yang banyak
Penderita di kompres dengan air es
Penderita diberi obat penurun panas
Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit, khususnya bila
penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat
Pertumbuhan nyamuk :
1.
Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi, gentong, vas
bunga, botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung, ban bekas, perangkap semut,
biasanya beraktifitas di siang hari. Nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina
yang mencapai 2-3 bulan.
2.
Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan dewasa,
membutuhkan waktu 1-2 minggu.
Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah
1.
Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa dilakukan
dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan air, dengan dosis 1 sendok
makan peres (10 gr) untuk 100 liter air.
2.
Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dengan gerakan 3M:
1.
Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon
air, gentong, vas bunga, dll.
2.
Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll).
Merombeng tidak mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah ketempat lain.
3.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll).
4.
Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan :
1.
Fogging/pengasapan dengan insektisida.
2.
Memakai obat anti nyamuk, dll.
Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara dan dapat mencemari
lingkungan.
1.
Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk dengan cara :
1.
Tidur mamakai kelambu
2.
Selalu beraktivitas
3.
Menggunakan krem anti nyamuk, dsb.
2.
F. Ciri nyamuk DBD :
3.
Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya
4.
Berbadan kecil
5.
Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
6.
Hidup di dalam dan sekitar rumah
7.
Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar
8.
Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
9.
Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air
10.
Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas
11.
Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam atau sekitar rumah
1.
G. Cara Penularan
2.
Nyamuk mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah
orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus
Dengue.
3.
Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur
hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.

1.

Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dalam
tubuh nyamuk.
2.
Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
3.
Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan
menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).
4.
Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera
menderita DHF.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm . 2004. Membasmi Jentik Nyamuk, Mencegah
Demam Berdarah.
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html . 2008.Demam Berdarah
Dengue.
http://www.kompas.com . 2007. Demam Berdarah Dengue.
http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php-ppid=245&fname=hal3a.htm.
2008. Demam Berdarah Dengue.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


DHF
: DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Pokok Bahasan

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien


Hari / tanggal
Waktu

: Sabtu, 10 Januari 2010


: 30 menit

Tempat

:-

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat memahami tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
2.
Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
menderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
III. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah
penyampain materi selesai.
V. MATERI

Terlampir

VI. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

N
O
1.

2.

3.

4.

5.

KEGIATAN

WAKTU

EVALUASI

Memberi salam, menyakan


keadaan klien

Menjelaskan
maksud
kedatangan dan membuat
kontrak waktu
Melakukan
pendidikan
kesehatan tentangDemam
Berdarah Dengue (DBD)
Menanyakan kepada klien
tentang kejelasan materi
yang disampaikan.
Mempersilahkan
pasien/
keluarga
pasien
mengajukan pertanyaan
Mengakhiri kontrak waktu
dan berpamitan kepada
pasien dan keluarganya

Klien
menjawab
salam,
mempersilahkan
masuk
dan
menyetujui kontrak waktu
Klien mendengarkan dengan seksama
dan menyetujui kontrak waktu yang
ditetapkan bersama
Klien
memperhatikan
dengan
seksama.

10

Menanggapi
pertanyaan

dengan

Menjawab pertanyaan dari pasien


atau keluarga.
5

Klien dan keluarga mempersilahkan


dengan baik

Moderator : Puguh Satriya


Penyaji
: Mimma Miftaria
Observer
Fasilitator

melakukan

: Hafifah Parwaningtyas
: Mardiani S.

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat

c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet


2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian Demam Berdarah Dengue
b.

(DBD) = .%
Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penyebab Demam Berdarah Dengue

c.

(DBD)= .%
Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue

d.

(DBD)= .%
Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang cara pencegahan Demam Berdarah
Dengue (DBD)= .%

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

MATERI PENYULUHAN

1.

Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)


Dengue Hemorhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah
penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ), dengan gejala utama demam, nyeri otot
dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, perdarahan.

2.

Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat,
yaitu:
a. Derajat I
Panas 2 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif, tanpa perdarahan
spontan.
b.
Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala gejala pendarahan spontan seperti
petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan
sebagainya.
c.
Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>
120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai
tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
d.
Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak
teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

3.

Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes
( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan
melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor

penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes
Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan
(rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak
pada genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes
Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang lubang pohon di dalam potongan
bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk
betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi
hari dan senja hari.
Ciri-ciri nyamuk Aides Aegypty
1. Tubuh kecil, hitam, ada bercak putih pada kaki dan badan nyamuk
2. Hinggap mendatar, senang ditempat gelap
3. Menggigit pada siang hari
4. Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Gejala klinik timbul secara mendadak berupa :
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 7 hari kemudian turun menuju suhu
normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala gejala klinik yang
tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala
dan rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan
dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena,
petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian
atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului
dengan nyeri perut yang hebat.
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi
hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di
perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita.
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda
tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki
serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan
prognosis yang buruk.

5. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertamatama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virusantibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan
mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang
mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya
kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat ,
terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya
cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang
pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan
kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya
jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang
dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan
hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan
gangguan koagulasi.
Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh
tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.
6.

Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi

Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :


a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : air putih, susu, jus jambu merah, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
d. Berikan Kompres dengan air hangat pada saat panas tinggi
e. Segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat

7.

Tips menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
- Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting adalah upaya
membasmi jentik nyamuk penularan ditempat perindukannya dengan melakukan 3M yaitu

1) Menguras tempat tampet penampungan air secara teratur sekurang kurangnya 1 x seminggu
sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya
2) Menutup rapat rapat tempat penampung air
3) Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air hujan, seperti
kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
- Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali.
- Menaburkan bubuk abate
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
- Rumah dibersihkan, tidak menggantung baju
- Panggil petugas untuk penyemprotan bila perlu

Anda mungkin juga menyukai