: RS FMC
Nama
Nim
: 102014319
Tanda Tangan
........................
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : LS
Agama : Islam
Alamat : Jalan Mangga, Bogor
A. ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesis dengan ibu kandung, tanggal: 29 Maret 2015, Jam: 10:00
Keluhan utama:
Kejang sejak tiga puluh menit SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, ibu pasien mengeluh bahwa anaknya
mengalami batuk. Batuk berdahak, dahak berwarna putih. Ibu pasien juga mengeluh
anaknya pilek. Pilek disertai ingus berwarna putih. Sore harinya, pasien mengalami
demam. Demam disertai menggigil dan menetap hingga malam hari. Ibu pasien tidak
mengukur suhu tubuh pasien, akan tetapi demam dirasakan sangat panas. Pasien belum
diberikan obat sebelumnya tapi sudah dikompres, namun demam tidak menurun.
Tiga puluh menit SMRS, pasien mendadak kejang. Sebelum kejang, pasien tidak
memperlihatkan gejala yang aneh. Kejang berlangsung selama sepuluh menit. Saat
kejang, kepala pasien seperti terlempar ke atas, mata mendelik, tangan dan kaki mulai
kaku, lalu tubuh pasien berguncang. Tidak ada busa yang keluar dari mulut pasien.
Setelah kejang, pasien sadar dan terlihat mengantuk. Ibu pasien mengaku ini merupakan
pertama kali anaknya kejang. Pada saat kejang, suhu tubuh pasien masih tinggi. Tidak ada
riwayat kejang, baik kejang demam maupun epilepsi pada keluarga. Napsu makan pasien
menurun. Konsumsi air pasien kurang. Namun pasien tidak rewel. Pasien tidak mengeluh
adanya sakit kepala.
Riwayat Kelahiran (Birth History)
Tempat lahir
: RS FMC
Ditolong oleh
: Dokter
Jenis persalinan
: Normal
: 3,2 kg
: 49 cm
Usia kandungan
: 38 minggu
: Tidak ada
APGAR
:-
Riwayat Imunisasi
() BCG, 1 kali, pada usia 2 bulan
() DPT, 4 kali, pada usia 2,4,6,24 bulan
() Polio, 4 kali, pada usia 2,4,6,24 bulan
() Hep B, 3 kali, pada usia 0,1,6 bulan
() Campak, 1 kali, pada usia 9 bulan
Kesimpulan : anak telah mendapatkan imunisasi dasar beserta booster dengan lengkap.
Makanan padat
Makanan sekarang
(-) Meningoencephalitis
(-) Tuberkulosis
(-) Pneumonia
(-) Asma
(-) Gastritis
(-) Amoebiasis
(-) Disentri
(-) Kolera
(-) Difteri
(+) DHF
(-) Polio
(-) Campak
(-) Tetanus
(-) ISK
(-) Kecelakaan
(-) Glomerulonephritis
(-) Operasi
Riwayat Keluarga
Penyakit
Alergi
Asma
Tuberkulosis
Hipertensi
Diabetes
Kejang Demam
Epilepsy
Ya
Tidak
Hubungan
Kakek
-
Ket :
Pria
Wanita
Pasien
(-) Rambut
(-) Kuku
(-) Sianosis
Kepala
(-) Trauma
Mata
(-) Merah
(-) Nyeri
(-) Sekret
(-) Kuning/ikterus
(-) Trauma
Telinga
(-) Nyeri
(-) Sekret
Hidung
(-) Rhinnorhea
(-) Tersumbat
(-) Nyeri
(-) Sekret
(-) Epistaksis
(-)Trauma
(-) Bibir
(-) Lidah
(-) Gusi
(-) Mukosa
Mulut
Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan
( -) Benjolan
Leher
Thorax (Jantung/Paru-Paru)
(-) Sesak napas
(-) Mengi
(+) Batuk
(-) Berdebar-debar
Abdomen (Lambung/Usus)
(-) Mual
(-) Muntah
(-) Diare
(-) Konstipasi
(-) Benjolan
(-) Hematuria
(-) Nyeri
(-) Bengkak
Ekstremitas
(-) Bengkak
(-) Deformitas
(-) Nyeri
(-) Sianosis
BERAT BADAN
Berat badan rata-rata (Kg) : 11 kg
Berat badan tertinggi (Kg) : 11 kg
Berat badan sekarang (Kg) : () Tetap
(-) Naik
(-) Turun
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, aktif
Tanda-tanda vital:
T = 38,4C
RR=24x/menit
HR=106x/menit
Antropometrik: TB = 82 cm
Lingkar kepala = 44cm
BB = 11 kg
Lingkar lengan = 16cm
Kulit
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Thoraks:
Paru-paru:
Inspeksi: dada simetris, tidak ada retraksi sela iga pada kedua lapang paru
Palpasi: vocal fremitus tidak mengeras ataupun melemah, tidak ada nyeri tekan,
pergerakan dada simetris dalam keadaan statis maupun dinamis
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing, tidak ada ronkhi
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Batas atas ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri ICS VI 1 cm lateral midclavicularis kiri
Batas kanan ICS IV linea sternalis kanan
Auskultasi: BJ I/II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen:
Inspeksi : bentuk datar, tidak ada lesi kulit
Perkusi : timpani
Palpasi : supel,kenyal
Hati : tidak teraba perbesaran
Limpa : tidak teraba perbesaran
Ginjal : ballotement negatif, nyeri ketok CVA negatif
Auskultasi : bising usus positif
Alat Kelamin (atas indikasi)
Pria
Wanita
+5
+5
Sensori :
Edema :
Sianosis :
Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran
: GCS 15 (E 4 M 5 V 6)
Delirium
:-
: Negatif
- Tanda Brudzinski
: Negatif
- Tanda Laseque
: Negatif
- Tanda Kerniq
: Negatif
: penciuman baik
Saraf otak II
: penglihatan baik
Saraf otak IV
Saraf otak V
Saraf otak VI
: pendengaran baik
Saraf otak IX
10
Saraf otak X
: disfonia tidak ada, disfagia tidak ada, refleks muntah tidak ada
Saraf otak XI
Uji koordinasi
: tidak dilakukan
Refleks
Refleks Tendon
Bisep
Patela
Achilles
Reflek primitive
Refleks patologis
Kanan
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
Kiri
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Hasil
13,2
15.700
41,4
294.000
Satuan
mg/dL
/uL
%
/uL
RINGKASAN (RESUME)
Anamnesis :
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun diantar ibunya dengan keluhan kejang sejak 30
menit SMRS. Satu hari SMRS, ibu pasien mengeluh bahwa anaknya mengalami batuk.
Batuk berdahak, berwarna putih, tidak disertai adanya darah. Disertai dengan pilek. Dan
mendadak timbul demam menggigil. Kejang berlangsung selama sepuluh menit. Saat
kejang, kepala pasien seperti terlempar ke atas, mata mendelik, tangan dan kaki mulai
kaku, lalu tubuh pasien berguncang. Tidak ada busa yang keluar dari mulut pasien.
Setelah kejang, pasien sadar dan terlihat mengantuk. Pada saat kejang, suhu tubuh pasien
masih tinggi. Ibu pasien mengaku ini merupakan pertama kali anaknya kejang. Tidak ada
riwayat kejang, baik kejang demam maupun epilepsi pada keluarga.
Pemeriksaan Fisik :
11
Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, aktif. Pemeriksan tandatanda vital didapatkan suhu tubuh 38,4C, RR=24x/menit, HR=106x/menit. Pada hidung
terlihat adanya sekret bening. Pada faring terlihat hiperemis. Pemeriksaan rangsang
meningeal negatif. Pemeriksaan reflek dan saraf kranial tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan Penunjang :
Didapatkan anemia ringan disertai leukositosis
DIAGNOSIS KERJA:
1. Kejang demam sederhana
Dasar diagnosis :
Anak perempuan, berusia 1 tahun 4 bulan, kejang tonik klonik satu kali selama 10 menit
dalam 24 jam dengan suhu tubuh yang tinggi dipikirkan mengalami kejang demam. Pasien
juga menderita infeksi saluran pernapasan akut, yang merupakan etiologi dari terjadinya
demam.
2.
Dasar diagnosis:
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami batuk pilek 1 hari SMRS, yang kemudian
berkembang menjadi demam. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya sekret hidung yang
berlendir dan berwarna bening, serta faring hiperemis. Pada pemeriksaan penunjang, terdapat
adanya leukositosis.
DIAGNOSIS DIFERENSIAL:
1. Kejang demam kompleks
Dasar diagnosis:
Kejang disertai demam adalah hal yang sering terjadi pada anak. Demam diikuti kejang dapat
pula ditemukan pada kejang demam kompleks. Akan tetapi, pada kejang demam kompleks,
kejang berlangsung selama lebih dari 15 dan terjadi lebih dari 1 kali dalam waktu kurang dari
24 jam. Selain itu pada kejang demam kompleks, terdapat adanya defisit neurologis sebelum
maupun sesudah kejang. Umumnya pada kejang demam kompleks, terjadi kejang parsial atau
kejang fokal yang kemudian berubah menjadi umum.
2. Meningitis
12
Dasar diagnosis: Umumnya didahului oleh demam beberapa hari disertai infeksi saluran
nafas atas. Pada meningitis, anak juga tampak letargi, nafsu makan menurun, serta takikarida.
Pada anak usia 3 bulan sampai 2 tahun di dapatkann tanda yang khas yakni high pitched cry
(tangis dengan lengkingan tinggi). Hal ini tidak ditemukan pada pasien. Selain itu, pada hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda rangsang meningeal yang negatif.
PENATALAKSANAAN :
Medika mentosa
Diazepam rektal 5,5mg (dosis diazepam 0,5 mg/kgBB, pemberian dapat diulang
maksimal dua kali, dengan interval 5 menit)
Amoxyl dry syrup 3 x 1 cth (125 mg/5 ml kemasan 60mL, dosis: 20-40mg/kgBB/hari)
Non medikamentosa
Banyak mengkonsumsi air putih untuk mengentalkan sekret sehingga lebih mudah di
keluarkan
Edukasi
Memberitahukan kepada orang tua, bila kembali kejang tetap tenang, jangan panik,
dan tetaplah berada di sisi pasien.
Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lender di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah pasien tergigit, jangan
memasukkan apapun ke dalam mulut pasien
Berikan diazepam rectal 10 mg dan jangan berikan bila kejang telah berhenti. Obat
diazepam ini dapat diberikan melalui rectal oleh orang tua saat anak mengalami
kejang. Dapat diberikan maksimal dua kali dengan interval lima menit
Perbanyak konsumi sayuran hijau seperti bayam dan daging merah guna
meningkatkan kadar hemoglobin anak yang menurun
13
Pemeriksaan darah rutin, urinalisis, gula darah, dan elektrolit (untuk mencari penyakit
: ad bonam
Ad functionam
: ad bonam
Ad sanationam
: ad bonam
FOLLOW UP:
Pasien tidak di follow up karena tidak mau di rawat.
14