Gambar berikut ini adalah timeline dari perkembangan teknologi LTE yang berasal dari GSM di bawah
project group 3GPP.
Peningkatan kapasitas karena isyarat digital yang digunakan diilustrasikan seperti pada gambar di
bawah. Adanya penggabungan teknologi TDMA ini membuat sebuah kanal frekuensi yang dulunya
hanya untuk satu pengguna, kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa time slot yang masing-masing
time slot digunakan untuk melayani satu user. Sehingga masing-masing kanal dapat digunakan oleh
lebih dari satu user.
GSM menggunakan modulasi Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK) yang memiliki modulation rate
sebesar 270,833 kbps. Dengan rate tersebut, maksimum 156,25 bit dapat ditransmisikan dalam
sebuah time slot yang berdurasi 576,9 ms. Banyaknya bit yang terdapat dalam sebuah time slot
digambarkan pada gambar 3.3 di bawah ini.
Berbeda dengan GSM, yang merupaka circuit swich, layanan data pada GPRS dapat menempati lebih
dari satu time slot dan belum tentu sama posisi time slot pada uplink dengan downlink. Namun untuk
layanan voice, alokasi time slotnya kurang lebih sama dengan GSM. Pada intinya, yang membuat
GPRS mempunya bandwidth lebih adalah adanya alokasi penggunaan time slot seperti ditunjukkan
pada gambar ini
Selain pada Radio Access Network (RAN), perbedaan utama dari EDGE dibandingkan dengan GPRS
adalah pada modulasi dan coding schemenya. Gambar di bawah menjelaskan perbedaan tersebut.
Pada GPRS digunakan modulasi GMSK dan coding scheme CS1 sampai dengan CS4. Sedangkan pada
EDGE, tetap digunakan modulasi GMSK untuk coding scheme MCS1 sampai dengan MCS4. Sisanya,
MCS5 sampai dengan MCS9, digunakan modulasi 8 PSK di mana setiap simbol mewakili 3 bit, itu
artinya pesat data dari modulasi jenis ini tiga kali lebih tinggi dari pada ketika digunakan GMSK yang 1
simbol mewakili 1 bit.
UMTS menggunakan akses berbasis CDMA yang dikenal dengan nama WCDMA (Wideband Code
Division Multiple Access). Pada teknik ini digunakan frekuensi yang sama untuk banyak user dalam
bandwidth yang lebar. Masing-masing user memiliki code yang saling orthogonal dengan code yang
dimiliki oleh user lain sehingga tidak terjadi interferensi antar user.
5. HSPA (High Speed Packet Access)
HSPA merupakan pengembangan dari teknologi UMTS dengan menambahkan beberapa channel baru.
Tabel dan gambar di bawah akan menjelaskannya.
HSPA mempunyai dua generasi, yaitu HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan kemudian
disusul oleh HSUPA (High Speed Uplink Packet Access). HSDPA berfokus pada pengembangan
kecepatan akses pada sisi downlink, kemudian disusul HSUPA untuk mengembangkan sisi uplinknya.
Tabel berikut adalah gambaran dari HSDPA dan HSUPA.
6. HSPA+
HSPA + adalah perubahan dari HSPA dengan membuat jaringannya menjadi All-IP Architecture, dan
meningkatkan data rate transmisinya. Tabel adalah overview dari teknologi HSPA+.
Fitur LTE
LTE memiliki Radio Access Network sendiri yang bernama E-UTRAN. Jaringan corenya disebut Evolved
Packet Core (EPC). Jadi LTE bukan pengembangan dari UMTS, namun evolusi dari UMTS.
Gambar di atas memperlihatkan bahwa arsitektur LTE lebih sederhana dibandingkan dengan arsitektur
yang sudah ada sebelumnya. Evolved Node B (eNB) mengerjakan juga beberapa fungsi dari BSC, dan
sisanya dicover oleh MME. Karena itulah arsitekturnya cenderung lebih sederhana.
1.
Penggunaan spektrum yang fleksibel oleh LTE baik dari segi bandwidth maupun duplex
2.
Efisiensi spektrum
3.
4.
5.
6.
1.
2.
LTE ternyata belum memenuhi beberapa standard untuk teknologi 4G, sehingga dikembangkan LTEAdvanced untuk memenuhi persyaratan diklasifikasikannya menjadi teknologi 4G.