Anda di halaman 1dari 7

Proposal Tugas Akhir

Fotoproduksi Kaon dengan Resonans Nukleon Spin 3/2

Ahmad Jafar Arifi


1106018442

Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2015

Lembar Persetujuan

1. Nama

: Ahmad Jafar Arifi

2. NPM

: 1106018442

3. Program Studi

: S1 Reguler

4. Judul

: Fotoproduksi Kaon dengan Resonans Nukleon Spin 3/2

Proposal tugas akhir ini telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Terry Mart

Mengetahui,
Ketua Program Peminatan Fisika Nuklir Partikel

Prof. Dr. Terry Mart

Fotoproduksi Kaon dengan Resonans Nukleon Spin 3/2


1

Pendahuluan

Investigasi mengenai produksi partikel strangeness dari proton menggunakan foton virtual
atau riil dimulai sejak akhir tahun 50-an. Investigasi ini dinilai sebagai perangkat yang esensial untuk mengkaji partikel yang memiliki sifat strangeness karena elektron dan foton sudah
dimengerti dan dapat dikontrol dengan sangat baik. Reaksi ini dikontruksi dengan menggunakan elektron atau foton yang ditembakkan ke proton sebagai target dan menghasilkan
kaon dan hyperon. Dari reaksi tersebut dapat dipelajari konstanta kopling, mekanisme reaksi,
faktor bentuk elektromagnetik dari Kaon dan lain-lain. Bahkan jika kita menggunakan inti
sebagai target, kita dapat mempelajari mekanisme produksi hyperon.
Meskipun sudah lebih dari setengah abad, deskripsi mekanisme reaksi ini belum komprehensif. Hal ini dikarenakan banyak kendala yang dihadapi dalam fotoproduksi kaon
jika dibandingkan fotoproduksi pion, sesama anggota famili partikel SU(3). Dalam fotoproduksi pion, pada dasarnya hanya satu resonans nukleon yang dominan, sedangkan pada
fotoproduksi kaon banyak resonan nukleon dan hyperon yang terlibat dalam reaksi meskipun
mendekati energi ambang. Banyaknya resonans nukleon yang terlibat dalam produksi kaon
diakibatkan oleh tambahan drajat kebebasan yang terbentuk dari sifat strangeness dan karena
energi ambangnya yang sangat tinggi sekitar 0.9 GeV, jauh dari energi ambang fotoproduksi
pion yang berkisar 160 MeV. Selain itu, kurangnya pengetahuan mengenai beberapa konstanta kopling yang relevan terhadap reaksi tersebut menambah kompleksitas dari investigasi
fenomenologis di bidang ini.
Bidang ini pertama kali dirintis oleh Thom pada tahun 1966 dengan menganalisis reaksi
elementer p K + secara fenomenologis dengan menggunakan diagram feynman dari
energi ambang sampai energi foton lab 1.4 GeV. Kemudian model tersebut dicocokkan dengan data hasil eksperimen (pada saat itu hanya ada 40 titik data untuk penampang lintang dan
12 data untuk titik data polarisasi ). Model yang diusulkan oleh Thom tersebut dikenal dengan model isobar [1]. Pada pertengahan tahun 70-an, ada beberapa model lain yang diusulkan
untuk menggambarkan reaksi tersebut seperti model regge, model quark, analisis multipol,
dan lain-lain. Namun, pada penelitian ini hanya digunakan model isobar yang dipelajari dan
digunakan kembali oleh adelseck, wright, dan Bennhold di sekitar tahun 1985 [2].
Investigasi fotoproduksi kaon mengalami pasang surut baik secara eksperimen maupun
teoretis. Sekitar tahun 1979, ketertarikan dalam penelitian dalam bidang ini mengalami penu-

runan yang dikarenakan kurang memadainya fasilitas eksperimen yang mana eksperimen terakhir dilakukan di DESY dan data eksperimennya tidak dianalisis selama satu dekade hingga
pada akhirnya adelseck dan wright menganalisis data tersebut [3]. Beruntungnya, penelitian
di bidang ini bangkit kembali setelah dikontruksi Continuous Elecrtron Beam Accelerator
Facility (CEBAF) di Newport News, ELectron Stretcher Accelerator (ELSA) di Bonn, European Syncroton Raiation Facility (ESRF), dan Spring-8 di Osaka yang dikombinasikan
dengan detektor modern yang memiliki resolusi tinggi. Dalam dua dekade terakhir, telah
ada jumlah data yang sangat besar untuk fotoproduksi kaon. Pada penelitian ini pun, kita
menggunakan 7500 titik data yang mana dua kali lebih besar dari penelitian sebelumnya
mengenai fotoproduksi kaon yang dikerjakan ole T.Mart dan J.Kholili [4]. Kemajuan dalam
bidang eksperimen ini membuat ketertarikan akan analisis fotoproduksi kaon secara teoritis
meningkat drastis. Tentunya, sangat diperlukan model yang dapat mereproduksi data eksperimen dengan akurat.
Secara teoretis, reaksi fotoproduksi kaon dapat diprediksi melalui konservasi bilangan
isospin dan strangeness pada verteks interaksinya. Karena foton memiliki spin 0 atau 1 dan
proton memiliki spin +1/2, maka terdapat 3 jalur reaksi yang mungkin berdasarkan konservasi
tersebut dan multiplet SU(3) baryon dan meson. ketiga jalur reaksi yang mungkin adalah
sebagai berikut:
+ p K+ +
+ p K + + 0
+ p K 0 + +

(1)
(2)
(3)

Dari ketiga reaksi di atas, sejauh ini reaksi (1) yang paling banyak dianalisis baik secara teori maupun secara eksperimen sedangkan reaksi (2) kurang ekstensif dipelajari dan
reaksi (3) juga sangat kurang untuk dianalisis karena kendala eksperimental yaitu sulit dalam
mengidentifikasi keadaan akhir.
Saat ini, tujuan utama penelitian di bidang ini adalah membuat suatu model untuk semua reaksi tersebut dengan memperbaiki model-model yang sudah ada. Persyaratan untuk
menjadi model tersebut, yaitu: (i) dapat mereproduksi data eksperimen dengan nilai 2 /N
yang rasional, (ii) memenuhi konstrains simetri SU(3) pada dua konstanta kopling utama, (iii)
memprediksi dengan baik observabel dari hasil eksperimen, dan (iv) menemukan mekanisme
reaksi yang sederhana.
Berbagai model fotoproduksi kaon dengan formulasi yang berbeda-beda diusulkan untuk
dilihat kecocokannya dengan data eksperimen. Mulai dari model yang telah mapan,model
dengan resonan nukleon dan hyperon spin 1/2, juga dengan meson spin 0 dan 1, sampai den-

gan model dengan spin yang lebih tinggi yang masih banyak kritikan dari berbagai pihak.
Saat ini, telah ada model dengan resonan nukleon spin yang lebih tinggi seperti model resonans nukleon spin 3/2 yang diusulkan oleh Saghai [5]. Namun, model ini menuai banyak
kritikan karena tidak konsisten dan kemudian diusulkan model baru oleh Pascalutsa yang
konsisten [6].

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan model-model dengan formulasi spin 3/2
yang berbeda pada fotoproduksi kaon melalui kecocokan antara model dengan data eksperimen.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, dilakukan perhitungan analitik dari suatu amplitudo reaksi fotoproduksi
kaon, sebagai berikut:
(k) + p(p) K + (q) + (p )

(4)

Amplitudo tersebut dapat dihitung dengan menggunakan diagram feynmen dari reaksi
tersebut. Amplitudo hamburan tersebtu dapat dituliskan sebagai berikut:
3/2
Mf i = u had (p , q)S
(ps )em (p, k)up

(5)

dimana vertex hadronik, vertek elektromagnetik dan propagator tersebut menggunakan model
dari pascalutsa [6]. Verteks hadroniknya
gKY N
i
p 5 q
(6)
had (p , q) =
m2N
sedangkan verteks elektromagnetiknya

1
1

em (p, k) =
gN
p (k  k  ) + gN
N 
N 5 p (k  k  )
2
M
3

+gN
p (k  k  )
N 



4



+gN N 5 p (k  k  ) p (k  k  )

(7)

dan propagator spin 3/2


3/2
=
S

(p/ + k/ + mN )
P3/2
3(s m2N + imN N )

(8)

dimana
= 3P + P P
P3/2

(9)

1
P = g + (p + k) (p + k)
s

(10)

dan

Amplitudo yang didapatkan dari model tersebut dibentuk dalam matriks invarian tera dan
lorentz Mi
Mf i = u

6
X

Ai (s, t, u, k 2 )Mi up

(11)

i=1

dimana, didefiniskan variabel mandelstam sebagai berikut


s = (p + k)2 = W 2
t = (k q)2
u = (k p )2

(12)
(13)
(14)

Matriks Mi invarian tera dan lorentz [7,8] adalah sebagai berikut


M1 =
M2
M3
M4
M5
M6

=
=
=
=
=

1
5 (/k/ k//),
2
5 [(2q k) P k (2q k) kP ] ,
5 (q k/ q k/),
i q  k ,
5 (q k 2 q kk ),
5 (k k/ k 2 /),

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

dimana merupakan matriks dirac, yang disesuaikan dengan notasi pada Bjorken dan Drell
[9], didefinisikan juga P = 12 (p+p ) dan  merupakan tensor empat dimensi Levi-Civita.
Setelah didapatkan amplitudo reaksi secara analitik, dapat dihitung penampang lintang
dan observabel lainnnya yang dapat dicocokkan dengan data eksperimen secara numerik
melalui nilai 2 /N . Dari hasil pencocokan tersebut dapat dilihat perbandingan antara modelmodel dengan formulasi spin 3/2 yang berbeda dengan data eksperimen.

Jadwal Kegiatan
No
1
2
3
4
5

Kegiatan
Studi Literatur
Perhitungan Analitik
Perhitungan Numerik
Analisis Hasil
Penulisan Tugas Akhir

1
X

2
X

3
X
X

Pekan ke6 7 8 9

X
X X

X
X

X
X

10

11 12 13

Daftar Acuan
1. H. Thom, Phys. Rev. 151, 1322 (1966).
2. R. A. Adelseck, C. Bennhold, and L. E. Wright, Phys. Rev. C, 32,1681 (1985)
3. R. A. Adelseck and L. E. Wright, Phys. Rev. C 38, 1965 (1988)
4. T.Mart dan M.J. Kholili, Phys. Rev. C.86, 022201(R) (2012).
5. J.C. David, C. Fayard, G.H. Lamot, dan B. Saghai, Phys. Rev. C53, (1996)
6. V. Pascalutsa, Phys.Lett. B. 503, 85 (2001)
7. B.B. Deo dan A.K. Bisoi, Phys. Rev. D. 9. 288 (1974)
8. P. Dennery, Phys.Rev. 124, 2000 (1961)
9. J.D.Bjorken and Drell. Relativistic Quantum Mechanics, Mc Graw-Hill: New York.
(1984)

Anda mungkin juga menyukai