Pendekatan ada pasien dimulai dari anamnesis untuk mendapatkan deskripsi rasa sulit
bernafas, termasuk dampak posisi, infeksi, atau pajanan lingkungan. Orthopnea ditemukan
kebanyakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Dyspnea pada malam hari
ditemukan pada gagal jantung kongestif dan asma. Dyspnea intermiten mengarah ke gejala
iskemia miokardial, asma, dan emboli paru. Pemeriksaan fisik dinilai dari peningkatan usaha
bernafas yang ditunjukkan dengan penggunaan otot nafas aksesoris. Nilai pergerakan dada
simetris atau tidak. Nilai fungsi paru dengan perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan jantung
harus mengikutsertakan pemeriksaan JVP,dan suara jantung. Pemeriksaan rontgen dada
dilakukan untuk evaluasi primer, pemeriksaan lanjutan yang diperlukan ada EKG dan tes
fungsi paru.