Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Dasar Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran
b. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1998) terdap at lima fungsi keluarga,
yaitu:
placement function)
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain.
3) Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Adalah
fungsi
untuk
mempertahankan
generasi
dan
menjaga
kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (the economic function)
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care
function)
Adalah fungsi untuk mempertahankan
keadaan
kesehatan anggota
sumber-sumber
penghasilan
untuk
memenuhi
penghasilan
keluarga
kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan
penggunaan
untuk
kebutuhan-kebutuhan keluarga di
anak
dan
untuk
membentuk
memberikan
perilaku
anak
pengetahuan,
sesuai dengan
memenuhi
peranannya
c. Tipe keluarga.
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi.
2) Keluarga besar (extended family)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek - nenek, paman - bibi).
Namun
dengan
berkembangnya
peran
individu
dan
hubungan
dengan
keluarga
lain,
teman,
kelompok sosial.
c)
dengan
perubahan
adanya
anggota
keluarga baru,
hubungan
dalam
rangka
memuaskan
pasangannya.
3) Tahap III Keluarga dengan Anak Usia Pra-Sekolah (Usia anak tertua
berumur 2/4-5 tahun) dengan tugas:
a) Memenuhi
misalnya kebutuhan
dengan
anak yang
baru
lahir,
sementara
g) Merencanakan
kegiatan
dan
waktu
untuk
menstimulasi
kesehatan
individu
dan
pasangan
usia
pertengahan.
b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan
anak-anaknya dan sebaya.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap VIII Keluarga Usia Tua (juga menunjuk kepada anggota
keluarga yang berusia lanjut, usia pensiun hingga pasangan yang sudah
meninggal dunia) dengan tugas:
a) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya.
b) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d) Melakukan life review masa lalu.
fasilitas pelayanan
kesehatan
di
sekitarnya bagi
dalam
keadaan
normal
atau
akibat
penurunan
c) Tipe ini pada mulanya diatasi dengan diet dan latihan, jika kenaikan
glukosa darah tetap terjadi, tetapi diet dan latihan tersebut dilengkapi
dengan obat hipoglikemik oral dan jika
pada kemampuan
pankreas
untuk menghasilkan
insulin.
b) Mungkin memerlukan terapi dengan obat oral atau insulin.
4) Diabetes Gestasional
a) Awitan selama kehamilan, biasanya terjadi pada trimester kedua atau
ketiga.
b) Disebabkan
oleh
hormon
yang
disekresikan
plasenta
dan
dengan
diet
dan
insulin
(jika
diperlukan)
untuk
b. Patofisiologi
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang disebabkan
oleh faktor genetik, faktor lingkungan (makanan yang berlebihan atau
kegemukan) dan aktivitas insulin. Dan etiologi tersebut dapat menyebabkan
penurunan glukosa dan peningkatan insulin. Begitu juga sebaliknya dapat
terjadi peningkatan glukosa dan penurunan insulin. Dari peningkatan insulin
dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia, gejala-gejala hipoglikemia
disebabkan oleh pelepasan epineprin (berkeringat, gemetar, sakit kepala, dan
palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak (tingkah laku yang
aneh, sensorium yang tumpul dan koma).
Akibat dari defisiensi insulin juga akan mengakibatkan terjadinya
hiperglikemia, yang ditandai dengan terjadinya proses lipolisis (pemecahan
lemak) yang terjadi di otot, jika terjadi terus menerus akan mengakibatkan
penumpukan atau peningkatan badan keton dalam darah yang dapat
menyebabkan ketoasidosis
yang
pada
akhirnya
pasien
mengalami
ginjal,
maka
akan
menimbulkan
glukosuria
yang
dapat
pasien banyak
minum
(polidipsia). Bila
tidak
10
akibat penurunan penggunaan oksigen otak akan terjadi koma dan meninggal.
Karena glukosa hilang bersama kemih, maka klien mengalami keseimbangan
kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar dan banyak makan
(polipagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori, pasien
mengeluh lelah dan mengantuk.
Komplikasi vaskuler jangka panjang dari diabetes melibatkan
pembuluh-pembuluh darah kecil (mikroangiopati) dan pembuluh darah
sedang dan besar (makroangiopati). Mikroangiopati dapat terjadi pada
glomerulus ginjal (nefropati diabetik) manifestasi dini nefropati berupa
protein urea dan hipertensi. Jika hilangnya fungsi nefron terus berkelanjutan,
pasien akan menderita insufisiensi ginjal dan uremia. Pada tahap ini, pasien
mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Mikroangiopati juga
menyebabkan gangguan jalur poliol (glukosa sorbitol fruktosa) akibat
kekurangan insulin. Jika terdapat peningkatan sorbitol dalam lens akan
mengakibatkan pembentukan katarak atau kebutaan Dan jika terjadi
penimbunan sorbitol dan fruktosa pada jaringan saraf akan menyebabkan
neuropati, neuropati dapat menyerang saraf perifer, saraf kranial, atau sistem
saraf otonom.
Pada akhirnya makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan
penyumbatan vaskuler. Jika mengenai arteria-arteria perifer, maka dapat
mengakibatkan insufisiensi vaskuler perifer yang disertai klaudikasio
intermiten dan gangren pada ektremitas. Jika yang terkena adalah arteria
koronaria dan aorta, maka dapat mengakibatkan angina dan infark
miokardium.
11
c. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut
Doengoes
2)
3)
4)
Osmolalita Serum
Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/L.
5)
Elektrolit
Natrium mungkin normal, meningkat atau menurun.
6)
7)
Trombosit Darah
Ht
mungkin
meningkat
(dehidrasi),
leukositosis,
merupakan
Ureum Kreatinin
Mungkin normal atau meningkat (dehidrasi/penurunan fungsi
ginjal).
9)
Insulin Darah
Mungkin menurun atau bahkan sampai tidak ada (tipe I) atau
normal sampai tinggi (tipe II).
12
d. Penatalaksanaan Medis
Terapi terbaru bagi penatalaksanaan Diabetes Mellitus dibagi menjadi
terapi primer dan terapi sekunder (Lanywati,2001,hal.25).
1)
Terapi Primer
a) Diet Diabetes Mellitus
(1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen terbesar, yaitu mencapai
68 % dari total kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Jenis
karbohidrat yang dianjurkan terutama adalah polisakarida,
misalnya pati gandum (roti, bakmi dan macarini), nasi, kentang,
ubi dan jagung.
(2) Protein
Protein dicadangkan 12% dari total kalori. Protein
hewani terutama diperoleh dari daging.
(3) Lemak
Lemak diperlukan sebanyak 20% dari total kalori. Lemak
tersebut sebaiknya diambil dari lemak nabati dan sedikit dari
lemak hewani.
13
(4) Serat
Dianjurkan bagi para penderita DM, agar setiap harinya
mengkonsumsi 60 gram serat-serat gizi yang dapat diperoleh
dari 350 gram sayur-mayur dan kacang-kacangan. Serat-serat
gizi berguna dalam regulasi kadar gula darah.
b) Latihan Fisik / Olahraga
Semua penderita Diabetes Mellitus dianjurkan untuk melakukan
latihan fisik ringan secara teratur setiap harinya selama 20 menit,
latihan dilakukan 1,5 jam sesudah makan.
c) Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan mengenai perlunya diet secara ketat,
latihan fisik, minum obat dan juga pengetahuan tentang
komplikasi, pencegahan maupun perawatannya.
1)
Terapi sekunder
Terapi sekunder dengan pemberian obat anti diabetika. Obat ini digunakan
untuk mengontol kadar gula darah. Golongan obat ini adalah sulfonylurea,
glipozid, dan gliburide. Obat ini mempunyai efek meningkatkan
kemampuan sel-sel beta pancreas untuk mensekresikan insulin, juga
meningkatkan jumlah reseptor insulin dan memperbaiki kerusakan kerja
insulin post reseptor insulin. Selain obat oral terkadang pasien juga
mendapat insulin injeksi untuk reaksi lebih cepat. Insulin umumnya
diberikan dengan suntukan di bawah
14
15
16
Pemeriksaan kesehatan
b)
c)
Karakteristik keluarga
17
sebelum
mengambil
keputusan
tentang
masalah
kesehatan
dan
4). Skoring
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan kepada beberapa kriteria (Effendy, 1998,hal.48), yaitu :
a)
b)
Kemungkinan
masalah
dapat
diubah
adalah
kemungkinan
d)
18
TABEL 1
SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
NO
1
KROTERIA
Sifat masalah
Skala :
a. Aktual
b. Risiko
c. Potensial
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
a. Dengan mudah
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat
Potensi masalah dapat dicegah
Skala :
a. Tinggi
b. Cukup
c. Rendah
Menonjolnya masalah
Skala :
a. Masalah berat harus ditangani
b. Masalah yang tidak perlu segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
TOTAL
NILAI
BOBOT
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
1
5
Skor
X Bobot
Nilai Tretinggi
19
b)
c)
d)
Kurang pengetahuan
e)
Konflik keputusan
f)
Berduka disfungsional
g)
h)
Isolasi sosial
i)
j)
k)
l)
b. Perencanaan
Langkah
selanjutnya
setelah
pengkajian
adalah
menyusun
20
b. Evaluasi
Componen terakhir dari proses perawatab hdala evaluasi. Evaluasi
merupakan upaya untuk menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan
dengan baik atau Belem. Apabila hasil tidak mencapai tujuan maka
pelaksanaan tindakan diulang kembali dengan beberapa perbaikan. Sebagai
statu proses evaluasi ada empat dimensi yaitu :
21
22
23
1. PENGKAJIAN
Pengkajian data dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Juni 2008 pukul 09.00
wita. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi.
A. Data Umum
1. Kepala Keluarga
a. Nama
KS
b. Umur
45 Tahun
c. Jenis Kelamin
Laki- Laki
d. Pendidikan
SD
e. Pekerjaan
Sopir
f. Agama
Hindu
g. Suku/Bangsa
Bali / Indonesia
h. Alamat
i.
Tanggal Pengkajian
24
: 23 Juni 2008
2. Komposisi Keluarga
TABEL I
KELURGA BAPAK MD DENGAN DIABETES MELLITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III
DENPASAR SELATAN
TANGGAL 23-27JUNI 2008
NO Nama
L/P
Umur
(Th)
Hub.dg
KK
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Kondisi
Ket
1.
WS
42
Istri
SMA
Swasta
Sakit
2.
SK
21
Anak I
SMA
Swasta
Sehat
3.
KD
17
AnakII
SMA
Sehat
:
:
Laki-Laki
Perempuan
25
Laki-Laki Meninggal
Perempuan Meninggal
Kasus/Klien teridentifikasi
Tinggal Serumah
Penjelasan Genogram :
Keluarga Bapak KS terdiri dari istri dan dua orang anak.
Keluarga bapak KS tinggal serumah dengan istri dan dua orang anak
perempuannya. Ayah dan Ibu bapak KS sudah meninggal karena umurnya
yang sudah tua, bukan karena penyakit menular. Tetapi di keluarga besar
klien WS ada yang menderita penyakit KS yaitu ayah kandung klien WS.
4. Tipe Keluarga
Keluarga Bapak KS termasuk tipe keluarga inti, yang terdiri dari ayah,
ibu dan 2 orang anak.
5. Latar Belakang Budaya (Etnis)
Latar belakang keluarga Bapak KS termasuk ke dalam etnis Bali. Secara
etnis merupakan lingkungan keluarga homogen (hanya 1 etnis Bali). Dalam
kesehariannya menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan sesama anggota keluarga maupun masyarakat.
6. Agama
Keyakinan yang dianut oleh keluarga bapak KS seluruhnya agama
Hindu. Persembahyangan dan kegiatan keagamaan dilaksanakan pada hari
tertentu seperti purnama, tilem, galungan, kuningan dan lain-lain.
26
pekerjaan itu sebagai pekerjaan tetap. Bapak KS bekerja sebagai sopir truk
pengangkut buah-buahan, sedangkan ibu WS bekerja di Asuransi. Anaknya
yang pertamanya SK bekerja di hotel. Dari penghasilan mereka tersebut
dipakai
untuk
menutupi
keperluan
keluarga.
Menurut
keluarga
TABEL 2
DATA PENDAPATAN DAN PENGELUARAN KELUARGA KEPERAWATAN PADA
KELURGA BAPAK KS DENGAN DIABETES MELLITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN
TANGGAL 23 JUNI 2008
No
1
2
3
Nama
Anggota
Keluarga
KS
WS
SK
Pekerjaan
Sopir
Pegawai Asuransi
Pegawai hotel
jumlah
Pendapatan Pengeluaran
(Rp)
(Rp)
1.500.000
1.000.000
500.000
3.000.000
3.000.000
750.000
2.700.000
300.000
3.000.000
Keterangan
Tdk tetap
tetap
tetap
Ditabung
27
28
adalah jamban jongkok dengan kebersihan cukup. Sumber air minum dari
PDAM dan sumur bor. Karakteristik airnya bersih, jarak septikteng dengan
sumur 15 m. Halaman rumah kos ditanami pohon mangga. Sampah rumah
tangga biasanya dibuang atau dikumpulkan di tong sampah di bawah pohon
mangga dan akan diangkut oleh tukang sampah. Klien mengatakan merasa
senang dan nyaman menempati kamarnya.
GAMBAR 1
DEENAH RUMAH KOS KELUARGA BAPAK KS
DENGAN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN
Gang BPU Pudak Sari 1X
11
2
10
9
3
4
8
5
Keterangan :
1. Pura
2. Sumur bor
3. Pohon mangga
4. Sumur
5. Garasi
6. Septikteng
7. Kamar kos
8. Kamar kos
9. Kamar kos
10. Kamar kos
11. Kamar klien
12. Dapur
13. Kamar mandi/WC
29
13
12
mengatakan
selalu
ikut
serta
dalam
aktivitas
yang
30
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Komunikasi antara anggota keluarga yang lain dan masyarakat di sekitar
lingkungannya baik, begitu juga komunikasi dengan petugas kesehatan saat
dikunjungi baik, terbukti dari sikap keluarga yang kooperatif dalam
menanyakan kesehatan anggota keluarganya dan keluarga tampak antusias
mendengarkan penjelasan dari petugas.
2. Struktur Kekuasaan
Keluarga bapak KS dalam menghadapi masalah dipecahkan secara
musyawarah. Kemudian dari hasil musyawarah itu keputusan diambil oleh
kepala keluarga. Masalah keuangan diatur oleh ibu WS sebagai ibu rumah
tangga dan dibantu oleh bapak KS.
3. Struktur Peran
Keluarga bapak KS mengatakan masing- masing anggota keluarga memiliki
peran masing masing dan sudah menjalankan perannya dengan baik.
Bapak KS adalah panutan dalam keluarga ini.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga bapak KS mengatakan kalau nilai dan norma yang ditetapkan
dalam keluarga sesuai dengan keputusan dari seluruh anggota keluarga tanpa
mengabaikan adat dan budaya serta agama yang dianut. Keluarga bapak KS
memandang bahwa masalah kesehatan adalah masalah yang penting, dimana
tidak ada dalam keluarga yang melarang anggotanya untuk berobat ke unit
pelayanan kesehtan.
31
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Bersama istri, KS berusaha untuk memenuhi kebutuhan anakanaknya.saling menyayangi satu sama lain, membina kekerabatan serta
saling menghormati orang yang lebih tua, saling bertukar pikiran dengan
sesama anggota keluarga dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Fungsi Sosial
Bapak KS dn ibu WS mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab
dalam membesarkan anaknya. Tapi yang lebih berperan adalah ibu NR yang
lebih sering berada dirumah. Keluarga agak mengalami kesulitan dalam
membesarkan anak-anaknya karena klien sering sakit. Selain itu, karena
kurangnya biaya dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
3.Fungsi Keperawatan Kesehatan
a. Keyakinan, Nilai dan Perilaku Keluarga
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang sangat
penting sehingga perlu dijaga dan dipertahankan. Klien WS mengatakan
tidak tahu mengapa bisa sakit kencing manis, bagaimana cara
mengobatinya dan apa akibat bila tidak segera diobati. Klien WS
mengatakan akan melaksanakan dan mentaati diet yang dianjurkan oleh
petugas kesehatan.
b. Definisi Keluarga Tentang Sehat dan Sakit
Keluarga mengatakan sehat adalah dapat melakukan aktivitas
sehari- hari dan dapat bekerja, sedangkan sakit adalah tidak dapat
melakukan aktivitas sehari- hari seperti biasanya. Keluarga menanyakan
32
33
mengatakan
dalam
keluarganya
tidak
berani
sembarangan minum obat kalau sakit, kecuali obat yang diminum oleh
klien WS sekarang yaitu Gilibenclamid 5 mg yang diminum setiap pagi.
34
h. Perawatan Diri
Keluarga mengatakan selalu berusaha untuk menjaga diri agar
terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan yaitu dengan istirahat yang
cukup dan makan makanan yang bergizi sesuai dengan kemampuan
keluarga. Masing-masing anggota keluarga biasa mandi dua kali sehari,
gosok gigi tiap mandi, keramas dua kali dalam semingu, ganti baju satu
kali sehari, begitu pula saat makan tetap mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
i. Praktek Lingkungan
Keluarga mengatakan dalam lingkungan tempat tinggalnya tidak
ada bahaya yang begitu mengancam yang berasal dari tanah, air, udara
dan pemakaian pestisida tidak ada. Keluarga menyapu di dalam kamar
dan halaman rumah kos dua kali sehari, lantai kamar bersih. Klien WS
mengatakan jendela kamar dibuka pada siang hari dan ditutup jika pergi.
Penataan peralatan rumah sudah cukup rapi. Klien WS mengatakan
pakaian yang belum dicuci digantung di belakang pintu, tampak banyak
pakaian tergantung di belakang pintu.
35
k. Kesehatan Gigi
Keluarga mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang
mengalami masalah kesehatan gigi.
36
Gejala Kardinal
a. Suhu
b. Tensi
c. Nadi
d. Respirasi
KS
WS
Tegak
Sedang
Compos mentis
170 cm/70 kg
Tegak
Gemuk
Compos mentis
158 cm/65 kg
370C
120/80 mmHg
80 x/menit
20 x/menit
36,50 C
110/70 mmHg
80 x/menit
20 x/menit
1. Data penunjang
Hasil laboratorium pemeriksaan gula darah klien WS tanggal 11 Mei 2007,
yaitu Gula Darah Puasa (GDP) = 388 mg/dl.
2. Keadaan fisik klien WS
a. Kepala
b. Mata
c. Hidung
37
d. Telinga
e. Mulut
f. Leher
g. Thorak
h. Abdomen
i. Ekstremitas
Ekstremitas atas
: Tidak diobservasi.
k. Anus
: Tidak diobservasi
G. Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Keluarga mengatakan sampai saat ini tidak ada yang menyebabkan
stres yang terkait dengan sosial, ekonomi dan lingkungan. Klien WS
mengatakan khawatir kalau gula darahnya tinggi dan klien ingin cepat
sembuh.
2. Kemampuan Keluarga Untuk Berespon terhadap Situasi atau Stressor
38
39
2. Analisa Data
TABEL 4
ANALISA DATA KEPERAWATAN KELURGA BAPAK KS
KELURGA BAPAK MD DENGAN DIABETES MELLITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III
DENPASAR SELATAN
TANGGAL 23 JUNI 2008
NO
1
1
Data Subjektif
Data Objektif
Masalah
2
3
4
a. Klien WS mengatakan tidak d. Klien WS mendapatkan Kurang
tahu mengapa bisa sakit
obat oral (glibenclamid 5 Pengetahuan
kencing manis, bagaimana
mg yang diminum setiap keluarga
cara pengobatanya dan apa
pagi).
akibat bila tidak segera e. Klien
WS
diobati.
memperlihatkan
obat
b.Keluarga menanyakan apakah
yang didapatkan dari
penyakit yang diderita klien
Puskesmas.
WS sangat parah.
f. Hasil
laboratorium
c. Klien WS mengatakan satu
tanggal 11 Mei 2007
minggu yang lalu obatnya
GDP = 388 mg/dl.
habis
dan
klien
tidak
memeriksakan
diri
ke
puskesmas sehingga selama
satu minggu klien tidak
minum
obat.
Klien
melakukan semua itu karena
inggin
mencoba
untuk
sembuh dengan diet saja
tanpa mengkonsumsi obat,
tetapi hal ini mengakibatkan
gula darahnya naik lagi
sewaktu memeriksakan diri
ke puskesmas tanggal 11 Mei
2007.
40
Kerusakan
penatalaksanaan
pemeliharaan
rumah .
4. Skoring
TABEL 5
MASALAH KURANG PENGETAHUAN KELUARGA
NO
Kriteria
1
2
1.
Sifat masalah (aktual)
Perhitungan Skor
3
4
3/3 x 1
1
2.
3.
4.
Total Skor
41
Pembenaran
5
Kurang
pengetahuan
keluarga dapat dilihat
dari antusias keluarga
bertanya
tentang
keadaan klien WS.
Keluarga
sangat
kooperatif
dalam
mendengarkan
penjelasan dari petugas
tentang
keadaan
penyakit DM yang
diderita klien WS.
Keinginan
keluarga
untuk
mengetahui
tentang
pengertian,
penyebab,
cara
mengatasi dan akibat
dari penyakit DM.
Keluarga tahu klien WS
menderita penyakit DM
tetapi belum terlalu
paham tentang DM
sehingga perlu diberi
informasi agar masalah
yang dialami klien WS
dapat ditangani.
TABEL 6
MASALAH KERUSAKAN PENATALAKSANAAN
PEMELIHARAAN RUMAH
No
Kriteria
1
2
1. Sifat masalah (aktual)
Perhitungan Skor
3
4
3/3 x 1
1
2.
Kemungkinan masalah
dapat diubah (hanya
sebagian)
x2
3.
3/3 x 1
x1
4.
Total Skor
Pembenaran
5
Lingkungan rumah yang
tidak
sehat
dapat
menimbulkan penyakit
dan berdampak buruk
pada keluarga.
Mengingta
sumbersumber yang ada di
keluarga hanya butuh
waktu.
Keluarga tahu tentang
pemeliharaan.
Keluarga mengerti dan
paham dengan masalah
kesehatan yang ada
dalam keluarga namun
perlu
waktu
dan
perencanaan
untuk
mengatasi
dan
menangani
masalah
tersebut.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga ditandai dengan klien
WS mengatakan tidak tahu mengapa bisa sakit kencing manis, bagaimana
cara pengobatanya dan apa akibat bila tidak segera diobati, klien WS
mengatakan tidak tahu tentang penyakit kencing manis, klien WS
mengatakan satu minggu yang lalu obatnya habis dan klien tidak
memeriksakan diri ke Puskesmas sehingga selama satu minggu klien tidak
minum obat, klien melakukan semua itu karena ingin mencoba untuk
sembuh dengan diet saja tanpa mengkonsumsi obat, tetapi hal ini
42
2. PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah Keperawatan Berdasarkan Hasil Skoring Tertinggi
1. Kurang pengetahuan keluarga (skor 5)
2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (skor 3 ).
43