Dosen :
Oleh :
Nama
NIM
: 122210101004
seksual, perilaku seksual, bakteri vaginosis dapat memfasilitasi seorang wanita terkena infeksi
sebelum kehamilan.
DIAGNOSIS
Gejala pertama herpes genital, terjadi setalah inkubasi pada hari ke 2-20 hari, dan
bahkan dapat berlangsung hingga 21 hari. Mengamati Gejala pada wanita hamil biasanya
merasa sangat panas dan bernanah pada kemaluan bagian luar, dan pada servik dapat
menyebabkan sakit vulva, dysuria, keputihan, dan lymphadenopathy lokal. Vesikuler dan luka
bernanah pada paha bagian dalam, pantat, perineum atau pada perianal kulit juga diamati.
Pada wanita dan laki-laki yang terinfeksi pertama kali mungkin mengalami gejala yang lebih
lengkap, dengan gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, myalgia (38% terjadi pada pria
dan 68% terjadi pada wanita), meningitis dan secara otomatis saraf akan mengakibatkan
retensi urin, terutama pada wanita.
Semua gejala tersebut dicurigai infeksi virus herpes , melalui pengujian virus atau
serologi. Tes yang digunakan untuk mengkonfirmasi adanya infeksi HSV dapat dibagi
menjadi dua tes, pertama teknik deteksi virus dan kedua teknik deteksi antibodi. Teknik utama
pengujian DNA virus adalah kultur virus dan deteksi antigen HSV dengan menggunakan
Polymerase Chain Reaction (PCR). Teknik deteksi antibodi HSV tipe 1 dan 2 menggunakan
tes serologi yang dilakukan dalam laboratorium. Jika hasil dari teknik deteksi virus negatif,
maka jangan menganggap tidak terjadi infeksi. Harus dilihat juga hasil dari tes antibodi yang
dilakukan secara serologi atau dengan kultur virus. Pasien biasanya lebih menyukai
pemerikasaannya dengan kultur sel ( tes virologi). Jika dengan tes ini mendapatkan hasil
positif, maka memberikan bukti konsultif terinfeksi Pasien HSV. Namun, jika hasilnya negatif
tidak menutup kemungkinan tidak ada infeksi yang terjadi. Kemudian dilakukan pengujian
dengan menggunakan teknik PCR yang meilbatkan amlifikasi urutan DNA atau RNA tertentu
sebelum deteksi dan dengan demikian dapat mendeteksi adanya DNA virus pada konsentrasi
rendah sekalipun. Hasil PCR ini tiga sampai lima kali lebih baik daripada kultur sel. PCR
lebih sensitive dalam pemerikasaannya, juga dapat membedakan HSV-1 dan HSV-2.
Sebelum merencanakan kehamilan, pemeriksaan pada pasangan harus dilakukan.
Dalam sejarahnya hasil positif biasanya muncul pada pasangan pria, disarankan agar tidak
melakukan hubungan seksual saat penyakitnya kambuh untuk menghindari infeksi. Selain itu,
penggunaan kondom selama kehamilan harus direkomendasikan untuk meminimalkan resiko
infeksi virus, meskipun pasangan pria tidak memilii lesi aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Starface, gianluca. Et al. 2012. Herpes Simplex Virus Infection In Pregnancy. Infectious
Diseases In Obstetrics And Gynecology.
Anzivino, Elena. Et al. 2009. Herpes simplex virus infection in pregnancy and in neonate:
status
Of art of epidemiology, diagnosis, therapy and prevention. Virology Journal.Vol 6:40