Anda di halaman 1dari 8

Tinjauan Pustaka

Proses Transportasi Sel pada Makhluk Hidup


Ega Farhatu Jannah
(102012277)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat
farhatujannahega@yahoo.com
Latar Belakang
Proses terbentuknya makhluk hidup berbeda-beda. Ada makhluk hidup yang terbentuk dari
hasil pembuahan (fertilisasi) antara sel telur dan sperma, ada juga makhluk hidup yang terbentuk dari
organ induknya, seperti batang, akar dan daun. Akan tetapi, terlepas dari proses pembentukannya
yang berbeda-beda, ternyata makhluk hidup mempunyai persamaan, yaitu setiap makhluk hidup
tersusun atas satuan atau unit terkecil yang disebut sel.
Identifikasi Istilah yang tidak Diketahui
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi dalam sel hidup atau organism yang diperlukan
untuk pemeliharaan kehidupan. Dalam metabolism beberapa zat dipecah untuk menghasilkan
energy untuk proses vital, sementara zat lain yangdiperlukan untuk hidup disintesis.1
Rumusan Masalah
1. Transportasi sel
Hipotesis
Struktur sel yang berperan dalam transportasi sel adalah membrane sel.
Sasaran Pembelajaran

Mampu memahami transportasi sel


Mampu memahami fungsi dan struktur sel

Analisis Masalah
1

Gambaran mind map:


STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

TRANSPORTASI SEL

PROSES

TRANSPOR AKTIF

PRIMER

SEKUNDER

TRANSPOR PASIF

OSMOSIS

DIFUSI

CHANEL PROTEIN

CARRIER PROTEIN

Fungsi Sel
Sel merupakan tingkat struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan.
Semua organisme terbentuk dari sel.2 Berdasarkan jumlah sel penyusun tubuhnya, makhluk hidup
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

Makhluk hidup ber sel tunggal (uniseluler).


Makhluk hidup bersel banyak (multiseluler).

Berdasarkan ada/tidaknya membrane inti, makhluk hidup dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

Makhluk hidup prokariotik, yaitu makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti.
Makhluk hidup eukariotik, yaitu makhluk hidup yang memiliki membran inti.

Ada beberapa fungsi sel yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Sel sebagai kesatuan struktural. Teori ini dikembangkan oleh Matthias Scheleiden dan
Theodor Schwann. Mereka menyatakan bahwa makhluk hidup tersusun atas beberapa organ
dan tiap organ tersusun atas jaringan, dan tiap jaringan tersusun oleh sel-sel. Jadi, sel
merupakan kesatuan structural.3
2. Sel sebagai kesatuan fungsional. Teori ini dikembangkan oleh Max Schutze. Ia menyatakan
bahwa semua kegiatan hidup (metabolism, sintesis, dan ekskresi) terjadi didalam sel. Jadi
yang berperan dalam tubuh adalah sel , sehingga sel merupakan kesatuan fungsional.3
3. Sel sebagai kesatuan reproduksi. Teori ini dikembangkan oleh Rudolf Virchow. Ia menyatakan
bahwa setiap sel berasal dari sel yang terkenal dengan istilah omne cellula ex cellula.
2

Karena sel merupakan hasil reproduksi dari sel lagi, maka satuan terkecil dalam reproduksi
adalah sel. Jadi sel merupakan kesatuan reproduksi.3
4. Sel sebagai kesatuan pertumbuhan. Teori ini dikembangkan oleh R.J.H. Dutrochet. Ia
menyatakan bahwa semua makhluk hidup diktakan tumbuh apabila terjadi pertambahan
volum tubuh. Pertambahan volum tubuh terjadi karena adanya pertambahan volum sel dan
jumlah sel, sehingga makhluk hidup mengalami perumbuhan karena selnya bertambah besar
dan bertambah banyak. Jadi, sel merupakan kesatuan perrtumbuhan.3
5. Sel sebagai kesatuan penurunan sifat (hereditas). Teori ini dikembangkan oleh Edmund B.
Wilson. Menurutnya sifat keturunan (hereditas) terdapat didalam kromosom dan kromosom
terdapat didalam inti sel, sedangkan inti selnya terdapat pada sel kelamin, yaitu spermatozoid
dan sel telur, sehingga yang berperan dalam penurunan sifat adalah sel. Jadi, sel merupakan
kesatuan penurunan sifat.3
Stuktur Sel
Satu sel tersusun atas protoplasma. Protoplasma merupakan bahan hidup di dalam sel berupa
cairan koloid campuran majemuk protein, lemak dan bahan organik lainnya. Protoplasma merupakan
subtansi dasar kehidupan dalam sel. Protoplasma tersusun atas tiga bagian utama yaitu:
a. Membran sel
Membrane sel atau membrane plasma merupakan bagian sangat penting dari sel. Tanpa
membrane sel, sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya. Membrane sel
berfungsi sebagai pelindung sel, pengatur transportasi molekul, reseptor atau penerima
rangsangan dari luar sel dan untuk memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel
dengan lingkungannya. Membrane sel memiliki kemampuan memilih bahan-bahan yang
melintasinya dengan tetap memelihara perbedaan kadar air ion di luar dan di dalam sel.
Membrane sel pada hewan maupun tumbuhan umumnya terdiri atas tiga lapis yang
berstruktur protein lemak protein. Ketiga lapisan ini secara bersama-sama disebut
lipoprotein. Struktur utama yang membentuk membrane sel adalah molekul-molekul
fosfolipid yang tersusun dalam dua lapis. Selain itu juga terdapat molekul kolesterol sehingga
membrane sel agak kaku. Untuk menjalankan fungsi dengan baik, membrane sel dilengkapi
dengan molekul-molekul protein dan karbohidrat. Protein-protein ini berfungsi untuk
mengatur lalu lintas bahan yang keluar masuk sel dan untuk komunikasi antar sel.4
b. Inti sel
Inti sel berfungsi untuk mengatur (mengontrol) seluruh aktifitas sel dan pewarisan faktor
keturunan. Sedangkan anak inti berfungsi untuk mensitesis berbagai macam molekul RNA,
khususnya pembentukan RNA ribosom. . Di dalam inti sel terdapat karyotheca, karyolympha
3

serta nukleolus (anak inti). Sementara itu di dalam nukleolus ini terdapat DNA, RNA dan
protein. Nukleus umumnya merupakan organel yang paling menonjol dalam sel eukariotik.4
c. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian sel yang hidup yang terdapat diluar inti sel. Sebagian
besar aktifitas sel, seperti metabolisme, gerakan dan biosintesis berlangsung didalam
sitoplasma. Oleh karena itu, didalam sitoplasma terdapat berbagai perlengkapan sel yang
disebut organel. Didalam sitoplasma terdapat juga pigmen dan cadangan bahan makanan
berupa pati, lemak, tepung dan glikogen.4 Organel-organel yang terdapat didalam sitoplasma
adalah sebagai berikut:
1. Mitokondria
Mitokondria berfungsi sebagai pusat respirasi sel dan peghasil energy terbesar
didalam sel, sehingga merupakan sumber energy untuk sel. Oleh karena itu di sel-sel yang
membutuhkan banyak energy akan ditemukan banyak sekali mitokondria, seperti pada sel
otot, sel kelenjar, dan sebagainya. Dengan demikian mitokondria disebut juga sebagai
power house dari sel.2
2. Reticulum Endoplasma (RE)
Reticulum endoplasma merupakn saluran yang bekelok-kelok yang menghubungkan
antara membrane sel dan membrane inti. Reticulum endoplasma dibagi menjadi dua
berdasarkan ada dan tidak adanya ribosom yang menempel, yaitu:
- Reticulum endoplasma kasar (REK) yaitu reticulum endoplasma yang mengandung
atau menempel ribosom dengan jark tertentu. Fungsinya untuk menampung protein
-

yang dibuat oleh ribosom. Reticulum ini sangat terlihat jelas pada sel kelenjar.3
Reticulum endoplasma halus (REH) yaitu reticulum endoplasma yang tidak
mengandung ribosom. Fungsinya untuk mensintesis molekul-molekul lemak,
fosfolipid, dan steroid.3
Reticulum endoplasma mempunyai fungsi umum yaitu menyusun dan menyalurkan

zat-zat kedalam sel. Setiap sel selalu mensintesis sehingga setiap sel selalu mengandung
reticulum endoplasma.3
3. Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dalam sel. Pada ribosom paling
sedikit terdapat tiga jenis RNA, yaitu mRNA, rRNA dan tRNA yang diperlukan untuk
membaca kode yang dikirimkan dari inti sel, sehingga dari kode itu dapat dibaca jenis
protein yang bagaimana yang akan disintesis di dalam ribosom.4
4. Kompleks Golgi/Aparatus Golgi
Kompleks golgi berfungsi sebagai alat pengeluaran (sekresi) protein dan lendir ,
sehingga disebut juga organel sekresi. Kompleks golgi pada tumbuhan disebut
diktiosom.4
5. Lisosom
Lisosom merupakan organel berbentuk oval atau bundar yang dibatasi oleh membrane
tunggal dan berisi sejumlah enzim pencernaan. Lisosom berfungsi juga untuk mecernakan
4

organel-organel sel yang telah rusak atau sudah tua. Kemudian tempat organel yang
dicernakan tadi akan diisi oleh organel baru. Pada sel sperma lisosom berperan penting
dalam proses penembusan ovum oleh sperma dan lisosom tersebut terdapat pada kepala
sperma.3
6. Peroksisom
Peroksisom merupakan suatu organel yang mirip dengan lisosom tetapi biasanya
berukuran lebih kecil, mengandung banyak enzim yang berhubungan dengan metabolism
H2O2. Salah satu contohnya adalah enzim katalase. Enzim katalase terdapat di semua sel
hidup dan banyak ditemukan pada hati. Enzim ini berfungsi untuk menguraikan hydrogen
peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Senyawa hydrogen peroksida
(H2O2) terbentuk dalam proses respirasi sel, bersifat racun dan dapat merusak sel.3
7. Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan rangkaian benang-benang yang tersusun atas silium dan
flagellum, berfungsi sebagai penyokong sel dan mempertahankan bentuk sel. Di samping
itu, sitoskeleton juga berperan dalam hal terjadinya perubahan bentuk sel dan erat
kaitannya dengan gerak keseluruhan sel atau gerak organel di dalam sel.4 Benang
penyusun sitoskletom dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
- Mikrofilamen merupakan benang yang tipis, dan sering juga disebut filamen aktin.
Fungsinya
-

yaitu

untuk

kontraksi

otot,

gerak

ameboid,

pembelahan

sel,

mempertahankan bentuk sel dan mengubah bentuk sel.4


Mikrotubul merupakan benang yang palin tebal dan berfungsi untuk pergerakan
(mobilitas) sel, gerak kromosom, penempatan dan pergerakan organel, serta

mempertahankan bentuk sel.4


Filament antara merupakan benang yang berukuran diantara mikrofilamen dan
mikrobutul.

Filament

antara

berperan

penting

untuk

memperkuat

atau

mempertahankan bentuk sel.4


8. Sentriol
Sentriol hanya ditemukan pada sel hewan. Di dalam sel terdapat dua sentriol yang
terdapat di dalam sentrosom. Satu sentriol terdiri dari satu batang yang tersusun dari 9
mikrotubul. Pada saat pembelahan sel, kedua sentriol akan memisahkan diri, bergerak
menuju kutub yang berlawanan dan berkembang menjadi benang gelendong. Sentriol
berfungsi pada saat terjadinya pembelahan sel, yaitu pada pergerakan kromosom dan
kromatid.3
Transportasi Sel
Pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya terjadi karena adanya mekanisme transport
zat melalui membrane sel yang berlangsung secara transport aktif dan transport pasif. Terdapat juga
mekanisme transport pada sel berupa endositosis dan eksositosis.3
5

Transport aktif
Transport aktif adalah transport ion melalui membrane semipermeabel dengan
memerlukan energy (ATP). Dengan adanya energy memungkinkan zat akan dapat bergerak
dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi. Mekanisme transport aktif, dibantu adanya
protein kotranspor dan pompa ion Na+ dan K+, dimana Na+ keluar dan K+ masuk. Transport
aktif ini di bagi menjadi dua yaitu : transport aktif primer serta transport aktif sekunder
(transport Glukosa).4
Transport aktif primer terjadi melalui pompa Na+ K+ . Di dalam sitoplasma konsentrasi
kalium lebih tinggi dari pada konsentrasi natrium sedangkan di luar sel sebaliknya
konsentrasi natrium lebih tinggi dari pada kalium. Di dalam sitoplasma ATP akan di pecah
menjadi ADP dan Pi. Keduanya akan menempel pada pompa Na+ K+. Kemudian pada saat
ADP lepas dari pompa Na+ K+, maka 3 molekul kalium dari sitoplasma akan menempel pada
pompa dan keluar dari sitoplasma. Bersamaan dengan itu 3 molekul kalium itu akan memberi
sinyal kepada 2 molekul natrium di luar sel untuk menempel pada pompa. Setelah 2 molekul
natrium menempel maka Pi akan lepas dari pompa dan natrium di dorong masuk kedalam
sitoplasma. Hal ini akan berlangsung terus hingga konsentrasi natrium dan kalium di dalam
maupun di luar sel mencapai keadaan seimbang. Setelah itu maka ADP dan Pi akan
bergabung kembali di dalam sitoplasma menjadi ATP.
Transport aktif sekunder berperan untuk memasukan molekul glukosa kedalam
sitoplasma, sehingga di sebut juga transport glukosa. Di dalam sitoplasma konsentrasi
molekul glukosa tinggi sedangkan di luar sel konsentrasi glukosa rendah. Glukosa dengan
konsentrasi rendah di luar sel hanya dapat masuk kedalam sitoplasma bila melekat pada
natrium dengan tanpa menggunakan ATP. Hal ini karena konsentrasi natrium di luar sel
tinggi. Bila sudah masuk ke dalam sitoplasma maka ion natrium akan di lepas dan di
keluarkan dari sitoplasma dengan menggunakan transport aktif primer.
Transport pasif
Transport pasif adalah proses keluar masuk bahan-bahan kimia yang tidak
memerlukan energy (ATP). Yang terrmasuk dalam proses transport pasif yaitu osmosis,
difusi, difusi terfasilitasi dengan chanel protein, difusi terfasilitasi dengan carrier protein.
Osmosis merupakan difusi pelarut melalui membrane semipermeabel. Pelarut yang
bersifat universal adalah air, sedangkan membrane semipermeabel atau selektif permeable
adalah membrane yang hanya dapat dilalui oleh molekul tertentu. Jadi, osmosis adalah difusi
air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi
(hipertonik) melalui membrane semi permeable.3
Difusi adalah proses pergerakan partikel-partikel (molekul atau ion) suatu zat dari
larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Molekul kecil
yang tidak bermuatan akan lebih mudah berdifusi dibanding dengan molekul bermuatan (ion6

ion), seperti Na+ dan Cl- karena membrane sel kurang permeabel terhadap ion-ion. Selain itu,
zat yang dapat larut dalam lipid (molekul hidrofobik) lebih mudah berdifusi melalui
membrane sel dibanding zat yang tidak larut dalam lipid (molekul hidrofilik).3
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut:
a. Suhu; makin tinggi suhu, makin besar terjadinya difusi.
b. Konsentrasi; makin besar perbedaan konsentrasi antara dua larutan yang berdifusi , makin
besar terjadinya difusi.
c. Ukuran molekul; makin besar ukuran molekul, makin lambat terjadinya difusi.
d. Media; difusi diudara lebih mudah dari pada difusi dalam larutan.
e. Luas permukaan; makin luas perrmukaan difusi, makin besar terjadinya difusi.4
Difusi terfasilitasi dengan chanel protein membutuhkan media berupa protein agar
bisa masuk dalam sitoplasma yaitu dengan cara bila ada rangsang (stimulus) dari protein
maka transmembran itu akan terbuka sehingga molekul itu bisa masuk dalam sitoplasma.
Sedangkan difusi terfasilitasi dengan carrier protein khusus membawa molekul glukosa.
Dimana molekul glukosa hanya dapat masuk kedalam sitoplasma bila di bawa oleh protein.4
Endositosis
Peristiwa endositosis adalah masuknya zat ke dalam sel sebagai akibat melekuknya
membrane sel sehingga zat tersebut terjebak di dalam sel atau terbungkus oleh membrane sel.
Endositosis yang terjadi bila zat yang dimasukan zat padat disebut fagositosis, bila yang dimasukan
zat cair disebut pinositosis.5
Eksositosis
Peristiwa eksositosis adalah dikeluarkannya suatu zat yang terbungkus oleh membrane sel.5
Kesimpulan
Makhluk hidup minimal mempunyai satu persamaan yang mendasar yaitu setiap makhluk
hidup tersusun atas satuan atau unit terkecil yang disebut sel. Berdasarkan jumlah sel penyusun
tubuhnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu: uniseluler dan multiseluler. Berdasarkan
ada/tidaknya membrane inti, makhluk hidup dibagi menjadi dua yaitu: prokariotik dan eukariotik.
Ada beberapa fungsi sel yang dikemukakan para ahli yaitu: sel sebagai kesatuan structural, kesatuan
fungsional, kesatuan reproduksi, kesatuan pertumbuhan dan sel sebagai kesatuan penurunan sifat.
Satu sel tersusun atas protoplasma. Protoplasma tersusun atas tiga bagian yaitu membrane sel,
sitoplasma dan inti sel. Dan didalam sitoplasma terdapat organel-organel yaitu: mitokondria,
reticulum endoplasma, ribosom, kompleks golgi, lisosom, peroksisom, sitoskleton dan sentriol.
Pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya terjadi karena adanya mekanisme transport zat
melalui membrane sel yang berlangsung secara transportasi aktif dan transportasi pasif. Transportasi
7

aktif dibagi menjadi dua yaitu transpotasi aktif primer dan transportasi aktif sekunder, sedangkan
transportasi pasif dibagi menjadi empat yaitu: osmosis, difusi, difusi terfasilitasi dengan chanel
protein, difusi terfasilitasi dengan carrier protein.
Daftar Pustaka
1. Markam S. Kamus kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2008.h.182.
2. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni W. Biologi 3. Jakarta: Esis; 2007.h.105-14.
3. Susilowarno S, Mulyadi, Hartono RS, Mutiarsih ET, Murtiningsih, Umiyati. Biologi. Jakarta:
PT Grasindo; 2007.h.1-26.
4. Nurhayati N. Biologi. Bandung: CV. Yrama Widya; 2008.h.1-30.
5. Albert B, Bray D, Lewis J, Raff M, Roberts K, Watson JD. Biologi molekuler sel. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama; 2004.h.5-8.

Anda mungkin juga menyukai