Anda di halaman 1dari 18

Oleh kelompok 7

Kelas A-1
Mitrami Saraung 13011104025
Ana Stevi Udampo 13011104026
Fega C. Tumbuan 13011104028
Raudah Malagapi 13011104046
Frindi Maki
13011104055
Yulike mangendai 13011104033

Pengertian
Peritonitis adalah suatu radang akut
selaput perut yang adalah lapisan dari
rongga abdominal.
Peritonitis
merupakan
peradangan
peritoneum yang biasanya disebabkan
oleh infeksi, Peritoneum adalah lapisan
membran serosa rongga abdomen dan
meliputi viseral.

Etiologi
Infeksi bakteri
Secara langsung dari luar :Operasi yang tidak
steril,Trauma pada kecelakaan seperti rupturs limpa,
ruptur hati
Secara hematogen dimana komplikasi dari beberapa
penyakit akut
Peritonitis kimiawi

Tanda dan gejala

Rigiditas abdomen
Nyeri tekan pada abdomen
Bising usus menurun bahkan hilang
Demam
Mual bahkan muntah
Takikardia
Takipnea

Patofisiologi
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi rongga
abdomen kedalam rongga abdomen, biasanya
diakibatkan dari inflamasi, infeksi, iskemia, trauma
atau perforasi tumor.
Awalnya matrial masuk kedalam rongga abdomen
adalah steril tetapi dalam beberapa jam terjadi
kontaminasi bakteri
akibatnya timbul edema jaringan dan pertambahan
eksudat. Cairan dalam rongga abdomen menjadi
keruh dengan bertambahnya sejumlah protein, selsel darah putih, sel-sel yang rusak dan darah.
Respon yang segera dari saluran intestinal adalah
hipermotilitas, di ikuti oleh ileus paralitik dengan
penimbunan udara dan cairan didalam usus besar

Komplikasi
menurut Corwin (2000) komplikasi
yang terjadi pada peritonitis ialah :
sepsis
kegagalan multiorgan

Konsep Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama
Pada klien dengan peritonitis biasanya mengeluh nyeri
dibagian perut sebelah kanan.
c. Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga

d. Pengkajian pola fungsi gordon


1). Pola Persepsi Kesehatan atau Manajemen Kesehatan
Pada klien dengan peritonitis mengeluh nyeri berat
dibagian perut sebelah kanan dan menjalar ke pinggang
dan umumnya telah dilakukan tindakan dengan obat antinyeri.
2). Pola Nutrisi-Metabolik
Pada pasien peritonitis klien akan mengalami mual.
3). Pola Eliminasi
Pada klien dengan peritonitis terjadi penurunan produksi
urin, ketidakmampuan defekasi, turgor kulit menurun akibat
kekurangan volume cairan, takipnea.

4). Pola Kognitif Perseptual


Pada klien dengan peritonitis tidak mengalami gangguan
pada otak namun hanya mengalami penurunan kesadaran,
adanya nyeri tekan pada abdomen.
5). Pola Aktivitas/Latihan
Pada klien dengan peritonitis mengalami letih, sulit
berjalan. Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kekuatan
otot mengalami kelelahan. Pola nafas iregular (RR>
20x/menit), klien mengalami takikardi, akral : dingin, basah,
dan pucat.
6). Pola Istirahat dan Tidur
Pada klien dengan peritonitis didapati mengalami kesulitan
tidur karena nyeri.
.

7). Pola Nilai dan Kepercayaan


Pengaruh latar belakang sosial, faktor budaya, larangan
agama mempengaruhi sikap tentang penyakit yang sedang
dialaminya
8). Pola Peran dan Hubungan Interpersonal
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan
interpersonal dan mengalami hambatan dalam menjalankan
perannya selama sakit
9). Pola Persepsi atau Konsep Diri
Pada klien dengan peritonitis terjadi perubahan emosional
.

10). Pola Koping/Toleransi Stres


Pada klien engan peritonitis di dapati tingkat kecemasan
pada tingkat berat
11). Pola Reproduksi dan Seksual
Pada pola ini, pada wanita berhubungan dengan
kehamilan, jumlah anak, menstruasi, pernah terjangkit
penyakit menular sehingga menghindari aktivitas seksual.

e. Pemeriksaan fisik
Inspeksi kesadaran dan keadaan umum
klien kesadaran yang dapat meliputi
penilaian secara kualitatis seperti
kompos mentis, apatis, somnolen,
spoor, koma dan delirium, dan status
gizinya, GCS (Glasow Coma Skala).
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi

Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik.
2) Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan aktif.
3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan.
4) Hipertemi berhubungan dengan penyakit

Tujuan &
Diagnosa
Kriteria Hasil
(NOC)
1. Nyeri akut
Nyeri berkurang
N
o

Intervensi (NIC)

Rasional

1. Observasi kualitas 1. Mengidentifikasi

berhubunga atau hilang,

nyeri pasien (skala,

kebutuhan untuk

n dengan

frekuensi, durasi).

intervensi dan tanda-

dengan KH :

agen cidera

Ekspresi

fisik.

wajah tampak

komunikasi

rileks.

terapeutik untuk

menaikan resistensi

Skala nyeri 0-

mengetahui

terhadap nyeri.

pengalaman nyeri

2. Gunakan

pasien.
3. Berikan tindakan

tanda komplikasi.
2. Pengalaman nyeri akan

3. Meningkatkan relaksasi
dan mungkin
meningkatkan

kenyamanan,

kemampuan koping

contoh pijatan

pasien dengan

punggung, napas

memfokuskan kembali

dalam, latihan

perhatian.

relaksasi atau
visualisasi.
4. Kolaborasi dengan
dokter untuk

4. Nyeri biasanya berat


dan memerlukan
pengontrol nyeri
narkotik, analgesik

Kekurangan Dapat

1.

Observasi TTV.

1.

Membantu dalam evaluasi derajat

volume

mempertahanka 2.

Pertahankan intake

defisit cairan/keefektifan

cairan

n cairan tubuh

dan output yang

penggantian terapi cairan dan

adekuat.

respons terhadap pengobatan

berhubunga secara adekuat,


n dengan

dengan KH :

kehilangan

cairan aktif.

3.

Monitor status

Asupan dan

hidrasi

keluaran

(kelembapan,

cairan

membran mukosa,

seimbang,

nadi, dan tekanan

produksi

darah).

urin normal. 4.

Kolaborasi untuk

Membran

pemberian IV.

mukosa
lembab,
tanda-tanda
dehidrasi
menurun

2.

Untuk mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.

3.

Tanda-tanda tersebut menunjukkan


keilangan cairan berlebihan.

4.

Untuk memperbaiki cairan yang


hilang.

Ketidaksei-

Kebutuhan

mbangan

nutrisi

pengobatan

mengganggu

nutrisi:

terpenuhi,

dan tindakan

nafsu makan.

kurang dari

dengan KH :

tidak selama

2. Agar nutrisi klien

kebutuhan

jam makan.

Nafsu makan

1. Jadwalkan

tetap terpenuhi.

tubuh

meningkat.

berhubunga

Tidak terjadi

pemasangan

mual/muntah yang

n dengan

mual dan

NGT sesuai

dapat

ketidak-

muntah,

indikasi jika

meningkatkan

mampuan

trugor kulit

klien tidak

tekanan/nyeri

mencerana

baik

dapat makan

intrabdomen.

makanan.

2. Lakukan

1. Agar tidak

dan minum
peroral.
3. Kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian
antiemeti.
4. Klaborasi

3. Menurunkan

4. Agar dapat
memberikan
nutrisi yang tepat
pada klien

4.

Hipertemi

Suhu tubuh dalam

berhubungan

batas normal, dengan

1.

Kaji suhu tubuh

1.

Tindakan ini sebagai


dasar untuk

dengan penyakit KH :

menentukan intervensi.

Tidak demam

Suhu tubuh 3637c

2.

Kompres hangat

2. Berikan kompres

memberikan

hangat pada dahi, ketiak,

efekvasodilatasi

dan lipatan paha.

pembuluh darah,
sehingga mempercepat
penguapan tubuh.

3. Anjurkan klien untuk


menggunakan pakaian

3. Untuk mengontrol panas.

yang tipis.
4. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
antipiretik

4. Untuk menurunkan panas.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai