Anda di halaman 1dari 7

LTM Modul Pengelolaan Bencana

Tamara Ey Firsty
1406598970
Kelas PB-19 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

QBD 1 : Berbagai Jenis Bencana dan Kaitannya dengan Indonesia


1. Jelaskan pengertian bencana!
Pengertian bencana menurut beberapa sumber:
a. KBBI
Bencana adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan,
kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya.1
b. UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.2
c. UNISDR (The United Nations Office for Disaster Risk Reduction)
Bencana adalah gangguan serius yang mengganggu keberlangsungan fungsi
komunitas atau masyarakat, termasuk di dalamnya manusia, harta benda,
ekonomi, dan lingkungan, yang adalah melebihi kemampuan komunitas atau
masyarakat tersebut untuk menanggulanginya dengan sumber daya yang ada.3
Bencana umumnya dideskripsikan sebagai hasil dari salah satu atau kombinasi
beberapa hal berikut: paparan terhadap bahaya, kerentanan, dan kapasitas yang tidak
mencukupi untuk menanggulangi konsekuensi dari hal-hal yang terjadi di sekitar.3
Akibatnya terjadi kerugian dari berbagai sisi.3 Penjelasan lebih lanjut mengenai bencana
akan diuraikan dalam jawaban soal-soal berikut.
2. Jelaskan berbagai jenis bencana dan kaitannya dengan Indonesia serta berikan 5
contoh pada setiap jenis bencana tersebut!
Dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan
bahwa ada bencana dapat dibagi ke dalam 3 jenis:

a. Bencana alam
Bencana alam adalah peristiwa bencana yang bersumber dari atau disebabkan
oleh pengaruh dan aktivitas alam. Indonesia adalah negara yang cukup rawan
bencana karena posisi geografisnya yang terletak di antara empat lempeng
tektonik aktif yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, Filipina dan Australia. Pergerakan
maupun tumbukan antar lempeng tersebut berpotensi bencana alam di Indonesia.
Indonesia juga memiliki 130 gunung berapi aktif dan 5000 sungai besar, 30%
diantaranya melewati kawasan padat penduduk.2,4-5
Contoh bencana alam adalah:
-

Bencana geofisikal, seperti gempabumi, tanah longsor, tsunami, dan gunung


meletus.6

Bencana hidrologikal, seperti avalanche (longsor salju) dan banjir.6

Bencana klimatologikal, seperti cuaca ekstrim, kekeringan, dan kebakaran


hutan.6

Bencana meteorologikal, seperti angin topan, tornado, dan badai.6

Bencana biologikal, seperti epidemi, wabah, dan KLB yang disebabkan oleh
serangga dan hewan lain. Bencana jenis ini juga bisa disebabkan oleh
manusia (bencana nonalam) tergantung dari konteks penyakitnya.6

b. Bencana nonalam
Bencana non alam adalah bencana yang disebabkan oleh rangkaian peristiwa
nonalam, umumnya karena aktivitas manusia yang kurang bijaksana ataupun
ceroboh. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih kekurangan tenaga ahli
yang berpengalaman di berbagai bidang sehingga rentan kemungkinan terjadi
bencana akibat kurangnya kompetensi pekerja maupun minimnya fasilitas
pengaman yang tersedia.2,4 Contohnya :
-

Gagal teknologi,2,4 misalnya teknologi pembakaran hutan yang tidak


terkontrol sehingga terjadi kebakaran besar-besaran yang tidak terkontrol.

Kecelakaan kerja4, misalnya pekerja yang jatuh saat ada pekerjaan


konstruksi

Ledakan nuklir4

Kontaminasi radioaktif dan zat-zat berbahaya lainnya4

Kecelakaan transportasi4

c. Bencana sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan konflik sosial antarkelompok
dalam masyarakat. Indonesia adalah negara dengan tingkat keberagaman sosial
ekonomi, budaya, dan etnik yang tinggi sehingga perbedaan di antara
masyarakatnya berpotensi memicu ketegangan yang tidak diinginkan. 2,4
Contohnya:
-

Perang saudara4

Kerusuhan dan konflik sosial, seperti yang sempat terjadi di Poso, Papua,
Aceh, dan lain-lain yang menyebabkan pengungsian massal penduduk yang
berdomisili di daerah tersebut.4

Terorisme.4 Kasus ledakan bom yang dilakukan sekelompok teroris telah


beberapa kali terjadi di Indonesia, sebut saja Bom Bali I dan II, bom JW
Marriott, dan bom Ritz-Carlton Jakarta.

Kemiskinan4

Kelaparan4

3. Jelaskan ancaman, risiko, dan kerentanan yang dapat terjadi saat bencana!
Ancaman (Hazard)
Menurut UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, ancaman
bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. Jika
diperluas, ancaman adalah kejadian yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, cedera,
kematian, atau kehilangan harta benda, terlepas apakah ancaman tersebut pada akhirnya
berujung bencana atau tidak.2 UN-ISDR (United Nations-International Strategy for
Disaster Reduction) membagi kemungkinan ancaman ke dalam 5 aspek, yaitu aspek
geologi, hidrometeorologi, biolog, teknologi, dan lingkungan.7
Risiko (Risk)
UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan risiko bencana sebagai potensi kerugian
yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu, dimana
risiko ini dapat berupa kehilangan jiwa/terancamnya keselamatan jiwa, luka, sakit,
kehilangan rasa aman, kehilangan harta benda, serta gangguan pada tatanan sosial yang

ada pada masyarakatnya. 2 Resiko bencana dapat dihitung menggunakan persamaan


berikut:
R=HxV
C
dengan R = risiko bencana, H = ancaman, V=kerentanan, dan C= kapasitas.8
Sebagai tambahan, kapasitas adalah kekuatan atau potensi yang ada pada diri
indidu dan masyarakat yang berkaitan dengan kemampuan mereka dalam bertindak dan
merespons terhadap suatu krisis.8
Kerentanan (Vulberability)
Kerentanan adalah kondisi yang mengurangi kemampuan masyarakat dalam
upaya persiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana.2,8 Bencana hanya akan
terjadi bila ada ancaman dalam kondisi yang rentan. Ada beberapa jenis kerentanan,
yaitu9:
a. Kerentanan fisik, berkaitan dengan infrastruktur, area lingkungan yang berupa
pertanian/kehutanan/perairan, dan konstruksi bangunan.9
b. Kerentanan sosial budaya, berkaitan dengan demografi dan tingkat kesadaran
masyarakatnya terhadap kondisi mereka.9
c. Kerentanan organisasi/institusional, berkaitan dengan kemampuan institusi
pemerintah dan swasta terkait dalam menyusun kebijakan terkait pencegahan
dan penanggulangan bencana.9
d. Kerentanan ekonomi, berkaitan dengan mata pencaharian masyarakatnya,
apakah akan terganggu akibat bencana atau tidak.9
e. Kerentanan sikap dan motivasi9
4. Sebutkan peraturan penanganan bencana di bidang kesehatan di Indonesia!
Peraturan penanganan bencana di bidang kesehatan di Indonesia10:
a. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

nomor

145/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang


Kesehatan
Kepmenkes ini menjelaskan secara detail peraturan terkait penanganan
bencana di bidang kesehatan di Indonesia, terutama gambaran tugas

semua unit jajaran kesehatan agar proses penanggulangan bencana


kesehatan berjalan lancar dan baik. Pengorganisasian ini dibagi menjadi
4 hierarki yaitu tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan di lokasi
kejadian. Pada tingkat pusat, penanggungjawabnya adalah Menteri
Kesehatan dibantu Pejabat Eselon 1 yang berkerja di bawah koordinasi
Wakil Presiden sebagai Ketua Bakornas PB (Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana). Pada tingkat provinsi, yang bertangung
jawab adalah kepala Dinkes setempat dengan bantuan Depkes bila
diperlukan. Pekerjaan dilakukan dibawah koordinasi Satkorlak PB
(Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana) dengan
gubernur sebagai ketuanya. Sementara untuk tingkat kabupaten/kota,
kepala

dinkes

setempat

yang

bertanggung

jawab.

Kadinkes

kabupaten/kota juga bertanggungjawab terhadap penanggulangan di


lokasi kejadian.10
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 64 tahun 2013 tentang
Penanggulangan Krisis Kesehatan
Dalam Permenkes ini, disebutkan bahwa krisis kesehatan adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam kesehatan individu
atau masyarakat,

baik yang disebabkan bencana ataupun berpotensi

untuk menjadi bencana. Permenkes ini mengatur proses penanggulangan


krisis kesehatan di berbagai tingkat administratif pemerintahan, dimana
kepala dinas kesehatan setempat bertindak sebagai penyelenggara.
Penyelenggaraan ini harus mengikuti siklus penanggulangan bencana
dengan penyesuaian tertentu, yaitu tahap prakrisis kesehatan, tanggap
darurat krisis kesehatan, dan pascakrisis kesehatan.11
c. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Nomor

783/Menkes/SK/X/2006

tentang

Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana


sebagaimana

diubah

dengan

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Nomor

1228/Menkes/SK/XI/2007
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1227/Menkes/SK/XI/2007 tentang
Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional

e. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 205/Menkes/SK/III/1999 tentang Prosedur


Permintaan Bantuan dan Pengiriman Bantuan
f. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1653/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang


Kesehatan
g. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Beberapa peraturan lain yang mengatur tentang bencana (terlepas apakah bencana
kesehatan atau bukan) dan penanggulangannya terutama penanggulangan medis
antara lain:
a. UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Dalam UU ini disebutkan bahwa penanggulangan bencana sebagai
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dilaksanakan dalam 3
tahap: prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana (rehabilitatif)
dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan menerapkan prinsipprinsip yang berlaku.2
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
c. Peraturan Presiden nomor 3 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden nomor 83 tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan
Bencana
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 448/Menkes/SK/VII/1993 tentang
Pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana di setiap Rumah
Sakit
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 28/Menkes/SK/I/1995 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana.
f. Keputusan

bersama

Menteri

Kesehatan

dan

Kapolri

Nomor

1087/Menkes/SKB/IX/2004 dan Nomor Pol. Kep/40/IX/2004 tentang Pedoman


Penatalaksanaan Identifikasi Korban Mati pada Bencana Massal.
---

Daftar Pustaka
1. KBBI. KBBI versi Online/Daring [Internet]. [cited 8 March 2015]. Available from:
http://kbbi.web.id/bencana
2. UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 2015.
3. UNISDR. Terminology [Internet]. 2009 [cited 8 March 2015]. Available from:
http://www.unisdr.org/we/inform/terminology
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan
Akibat Bencana. Jakarta; 2011.
5. Himpunan Pemerhati Lingkungan Hidup Indonesia. Potensi Bencana [Internet]. 2015
[cited 8 March 2015]. Available from: http://www.hpli.org/bencana.php
6. International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. Types of disasters :
definition of hazard [Internet]. Undated [cited 8 March 2015]. Available from:
http://www.ifrc.org/en/what-we-do/disaster-management/about-disasters/definitionof-hazard/
7. Bappenas. Subdit Kawasan Rawan Bencana [Internet]. Kawasan.bappenas.go.id.
[cited 8 March 2015]. Available from: http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=65&Itemid=64
8. P2MB UPI. Mitigasi Bencana [Internet]. P2mb.geografi.upi.edu. 2010 [cited 8 March
2015]. Available from: http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html
9. Palang Merah Indonesia. Memahami bahaya, risiko, dan kerentanan [Internet].
Academia.edu.

[cited

March

2015].

Available

from:

https://www.academia.edu/4915654/01_Memahami_Bahaya_risiko_dan_kerentanan
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 145/Menkes/SK/I/2007
tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan. 2007.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 64 tahun 2013 tentang
Penanggulangan Krisis Kesehatan. 2013.

---

Anda mungkin juga menyukai