Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Congestive Heart Failure (CHF) Dalam Bahasa Indonesia Disebut Dengan
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Congestive Heart Failure (CHF) Dalam Bahasa Indonesia Disebut Dengan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Congestive Heart Failure (CHF) dalam bahasa indonesia disebut dengan
Gagal Jantung Kongestif (GJK) merupakan sindrom klinis kompleks yang didapat
dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang mengganggu
kemampuan ventrikel untuk mengisi atau mengeluarkan darah.1
Penyakit kardiovaskular menjadi masalah kesehatan yang utama dalam
masyarakat pada beberapa Negara maju dan Negara berkembang seperti
Indonesia. Gagal jantung kongestif merupakan penyakit kardiovakular yang terus
meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian dari penyakit gagal jantung
setiap tahunnya sebesar 5-10%.1
Di Indonesia, data-data mengenai gagal jantung secara nasional belum ada.
Namun, Data dan Riset Kesehatan dasar tahun 2007 menyebutkan bahwa penyakit
jantung masih merupakan penyebab utama dari kematian terbanyak pasien di
Rumah Sakit di Indonesia.
1.2 Tujuan Umum
Penulisan paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik
Senior (KKS) di Departemen Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Haji
Medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Jantung
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas
(atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mngeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel
memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi
utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan
tubuh dari hasil metabolism (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi
tersebut dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil
oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah
yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.2
jantung.
Peradangan
dan
penyakit
miokardium
degeneratif,
kering/priduktif, yang sering adalah batuk basah disertai bercak darah. Mudah
lelah hal ini disebabkan curah jantung berkurang dan menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga meningkatnya energi yang digunakan. Gelisah dan cemas
akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan/ kesulitan bernafas.1
Gagal Jantung Kanan
Hal ini karena sisi jantung kanan tidak mampu mengosongkan volume darah
dengan adekuat sehingga dapat mengakomodasi darah secara normal kembali dari
sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang Nampak adalah : edema ekstremitas
(pitting edema), penambahan BB, hepatomegali, distensi vena leher, asites,
anoreksia, mual, muntah, nokturia dan lemah. Edema ini mulai dari kaki dan
tumit, bertahap k eats tungkai dan paha akhirnaya ke genitalia eksterna dan tubuh
bagian bawah.
2.1.3 Klasifikasi
New York Heart Association (NYHA) membagi klasifikasi Gagal Jantung
Kongestif berdasarkan tingkat keparahan dan keterbatasan aktivitas fisik :3
NYHA I
NYHA II
NYHA III
NYHA IV
beberapa
mekanisme
kompensasi
yang
bertujuan
untuk
mekanisme kompensasi tubuh yang akut berupa penimbunan air dan garam oleh
ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik.1
Penting dibedakan antara kemampuan jantung untuk memompa (pump
function) dengan kontraktilias otot jantung (myocardial function). Pada beberapa
keadaan ditemukan beban berlebihan sehingga timbul gagal jantung sebagai
pompa tanpa terdapat depresi pada otot jantung intrinsik. Sebaliknya dapat pula
terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara klinis tidak tampak tanda-tanda
gagal jantung karena beban jantung yang ringan. Pada awal gagal jantung akibat
CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis dan
sistem renin angiotensin aldosteron, serta pelepasan arginin vasopressin yang
kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan
darah yang adekuat. Penurunan kontraktilitas ventrikel akan diikuti penurunan
curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan
volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi
neurohumoral. Vasokonstriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan
meningkatkan tekanan darah sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan
kontraktilitas jantung melalui hukum Starling.1
Apabila keadaan ini tidak segera teratasi, peninggian afterload, peninggian
preload dan hipertrofi dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung
sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi. Dilatasi ventrikel
menyebabkan disfungsi sistolik (penurunan fraksi ejeksi) dan retensi cairan
meningkatkan volume ventrikel (dilatasi). Jantung yang berdilatasi tidak efisien
secara mekanis (hukum Laplace). Selain itu kekakuan ventrikel akan
8
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah
jantung berkurang.1
2.1.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien,
beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang
terlibat, apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan
penampilan jantung.2
Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :2
1) Gejala paru berupa dyspneu, orthopneu dan paroxysmal nocturnal
dyspneu.
2) Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah,
asites, hepatomegali, dan edema perifer.
3) Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk
sampai delirium.
2.1.6
Diagnosa
10
Kriteria Mayor
Paroksimal nocturnal dispneu
Distensi vena leher
Rhonki basah
Kardiomegali
Edema paru akut
Suara tambahan jantung S3
Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Batuk pada malam hari
Dispneu deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3
(gallop)
Peningkatan
dari normal
Takikardi (> 120 kali/menit)
tekanan
vena
jugularis (JVP)
- Refluks hepatojugular
Sumber : Braunwald, E., 2005. Heart Failure and Cor Pulmonale. In : Kasper,
D.L et al., eds. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th ed. USA :
McGrawlHill, 1371.
Diagnosa CHF ditegakan minimal ada 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor
atau 2 kriteria mayor atau terdapat kriteria mayor/minor dan terjadi penurunan BB
> 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan.1
2.1.7
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana
gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain seperti hati,
ginjal dan lain-lain. Evaluasi diagnostik rutin meliputi darah rutin, serum
elektrolit, kreatinin serum, fungsi hati dan urine.2,4
Pemeriksaan hitung darah dapat menentukan anemia, karena anemia
merupakan suatu penyebab gagal jantung output tinggi dan sebagai faktor
eksaserbasi untuk bentuk disfungsi jantung lainnya.4
11
Echocardiography
Pemeriksaan untuk mendeteksi gangguan fungsional serta anatomis yang
menjadi penyebab gagal jantung. Tersedia sangat luas, cepat, nonpasif dan
aman, serta menyediakan informasi secara ekstensif tentang anatomis
2.1.9 Penatalaksanaan
2.1.9.1 Terapi Farmakologi
1) Diuretika
Diuretika golongan tiazid digunakan untuk mengurangi edema akibat
gagal jantung dan dengan dosis yang lebih rendah, untuk menurunkan
tekanan darah.5
a. Diuretika golongan tiazid
Tiazid dan senyawa-senyawa terkaitnya merupakan diuretika dengan
potensi sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi
natrium pada bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan
ini setelah pemberian peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa
kerjanya 12-24 jam. Contoh : Bendrofluazid dan Hidroklortiazid.5
b. Diuretika kuat
Diuretika kuat digunakan dalam pengobatan edema paru akibat gagal
jantung kiri. Pemberian intravena mengurangi sesak nafas dan lebih
cepat dari mula kerja diuresisnya. Diuretika juga dapat digunakan
pada pasien gagal jantung yang telah berlangsung lama.
Contoh : Furosemid dan Bumetanid.5
13
2) Obat inotropik
Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot
jantung (miokardium) dan digunakan untuk gagal jantung, yakni keadaan
dimana jantung gagal untuk memompa darah dalam volume yang
dibutuhkan tubuh. Keadaan tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu
berat atau karena suatu hal otot jantung menjadi lemah. Beban yang berat
dapat disebabkan oleh kebocoran katup jantung, kekakuan katup, atau
kelainan sejak lahir dimana sekat jantung tidak terbentuk dengan
sempurna.5
Ada 2 jenis obat inotropik positif, yaitu
a. Glikosida jantung
Glkosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis
purpurea yang kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin.
Keduanya bekerja sebagai inotropik positif pada gagal jantung.5
b. Penghambat fosfodiesterase
Obat-obat
dalam
golongan
ini
merupakan
penghambat
enzim
14
pembuluh
15
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Braunwald, E., 2005. Heart Failure and Cor Pulmonale. In : Kasper, D.L et
al., eds. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th ed. USA :
McGrawlHill, 1371.
18
19