Anda di halaman 1dari 5

dilakukan

lumbalpunksi.

Bila

tertunda

maka

sel

akan

mengalami

lisis,

pengendapandanterbentuk fibrin. Keadaaan ini akan merubah jumlah sel secara


bermakna.Leukositosisringan antara 5-20 sel/mm3 adalah abnormal tetapi tidakspesifik. Pada
meningitis bakterialakut akan cenderung memberikan responperubahan sel yang lebih besar
terhadap peradangandibanding dengan yangmeningitis aseptik. Pada meningitis bakterial
biasanya jumlah sel lebihdari1000 sel/mm3, sedang pada meningitis aseptik jarang jumlah
selnya tinggi.Jika jumlah selmeningkat secara berlebihan (5000-10000 sel /mm3
)
,kemungkinan

telah

terjadi

rupture

dariabses

serebri

atau

perimeningeal

perludipertimbangkan. Perbedaan jumlah sel memberikan petunjuk ke arahpenyebab


peradangan. Monositosis tampak pada inflamasi kronik oleh L.
d. Glukosa
Normal kadar glukosa berkisar 45-80 mg%. Kadar glukosa cairanserebrospinal
sangat bervariasi di dalam susunan saraf pusat, kadarnyamakin menurun dari mulai
tempat pembuatannya di ventrikel, sisterna danruang subarakhnoid lumbar.
e. Protein
Kadar protein normal cairan serebrospinal pada ventrikel adalah 5-15 mg%.padasisterna 1025 mg% dan pada daerah lumbal adalah 15-45 ,g%. Kadargamma globulin normal5-15 mg%
dari

total

protein.Kadar

protein

lebih

dari

150

mg%

akan

menyebabkan

cairanserebrospinalberwarna xantokrom, pada peningkatan kadar protein yang ekstrim lebih


dari1,5gr% akan menyebabkan pada permukaan tampak sarang laba-laba(pellicle
)
atau bekuan yangmenunjukkan tingginya kadar fibrinogen..
f. Elektrolit
Kadar elektrolit normal CSS adalah Na 141-150 mEq/L, K 2,2-3,3 mRq, Cl120-130mEq/L,
Mg 2,7 mEq/L. Kadar elektrolit ini dalam cairan serebrospinaltidak menunjukkan perubahan

pada kelainan neurologis, hanya terdapatpenurunan kadar Cl pada meningitis tapitidak


spesifik.
g. Osmolaritas
Terdapat

osmolaritas

yang

sama

antara

CSS

dan

darah

(299

mosmol/L0.

Bilaterdapat perubahan osmolaritas darah akan diikuti perubahan osmolaritasCSS.


h. PH
Keseimbangan asam basa harus dipertimbangkan pada metabolik asidosisdanmetabolik
alkalosis. PH cairan serebrospinal lebih rendah dari PH darah,sedangkan PCO2

lebih tinggi pada cairan serebrospinal. Kadar HCO3 adalahsama (23 mEg/L
)
. PH CSS relatif tidak berubah bila metabolik asidosis terjadisecara subakut atau kronik, dan
akan berubah bilametabolik asidosis ataualkalosis terjadi secara cepat.
PENGAMBILAN CAIRAN SEREBROSPINAL
Pengambilann

cairan

serebrospinal

dapat

dilakukan

dengan

cara

LumbalPunksi,

SisternalPunksi atau Lateral Cervical Punksi. Lumbal Punksi merupakanprosedure neuro


diagnostik yang paling sering dilakukan, sedangkan sisternalpunksi dan lateral hanya
dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli.
Indikasi Lumbal Punksi:
1.

Untuk

mengetahui

tekanan

dan mengambil

sampel

untuk

pemeriksan sel,kimia

dan bakteriologi2.

Untukmembantu pengobatan melalui spinal, pemberian antibiotika, anti tumordanspinal


anastesi.3.

Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara padapneumoencephalografi, danzat


kontras pada myelografi
Kontra Indikasi Lumbal Punski:
1.

Adanya peninggian tekanan intra kranial dengan tanda-tanda nyeri kepala,muntah dan papil
edema.

2.

Penyakit kardiopulmonal yang berat

3.

Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal Punksi


Persiapan Lumbal Punksi:
1.

Periksa gula darah 15-30 menit sebelum dilakukan LP2.

Jelaskan prosedur pemeriksaan, bila perlu diminta persetujuanpasen/keluarga terutama pada


LP dengan resiko tinggi
Teknik Lumbal Punksi:

1.

Pasien diletakkan pada pinggir tempat tidur, dalam posisi lateral decubitusdenganleher,
punggung, pinggul dan tumit lemas. Boleh diberikan bantaltipis dibawah kepalaatau lutut.

2.

Tempat melakukan pungsi adalah pada kolumna vetebralis setinggi L 3-4,yaitusetinggi crista
iliaca. Bila tidak berhasil dapat dicoba lagi intervertebraleke atas atau ke bawah. Pada bayi
dan anak setinggi intervertebrale L4-53.

Bersihkan dengan yodium dan alkohol daerah yang akan dipungsi4.

Dapat diberikan anasthesi lokal lidocain HCL5.

Gunakan sarung tangan steril dan lakukan punksi, masukkan jarum tegaklurus denganujung
jarum yang mirip menghadap ke atas. Bila telahdirasakan menembus jaringanmeningen
penusukan dihentikan, kemudianjarum diputar dengan bagian pinggir yangmiring menghadap
ke kepala.6.

Dilakukan pemeriksaan tekanan dengan manometer dan test Queckenstedtbiladiperlukan.


Kemudian ambil sampel untuk pemeriksaan jumlah danjenissel, kadar gula, protein, kultur
baktri dan sebagainya.
Komplikasi Lumbal Punksi
1.

Sakit kepala. Biasanya dirasakan segera sesudah lumbal punksi, ini timbulkarenapengurangan
cairan serebrospinal2.

Backache, biasanya di lokasi bekas punksi disebabkan spasme otot3.

Infeksi4.

Herniasi5.

Untrakranial subdural hematom6.

Hematom dengan penekanan pada radiks7.

Tumor

epidermoid

intraspinalTEKNIK

PEMERIKSAANPerubahan

dalam

cairan

serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatukelainan klinik. Pemeriksaan


cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi.
Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan perjalanan penyakit,serta menentukan
prognosa penyakit. Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu tindakanyang aman, tidak
mahal dan cepat untuk menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organisme penyebab serta
dapat untuk melakukan test sensitivitas antibiotika.

Anda mungkin juga menyukai