Anda di halaman 1dari 11

Makalah Seminar Kerja Praktek

SCANNING SETTING RELE JARAK (DISTANCE RELAY) SALURAN UDARA


TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 kV GARDU INDUK DRAJAT-GARUT-TASIKTASIK BARU
Ari Catur Pamungkas1, Dr. Ir. Hermawan DEA .2
Mahasiswa1 dan Dosen Pembimbing Kerja Praktek2
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl.Prof. Soedarto SH Tembalang, Semarang 50275
Email : catur40132@gmail.com
ABSTRAK
Saluran udara tegangan tinggi merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang sering
mengalami gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan hubung singkat, beban lebih, surja
petir, topan, cuaca buruk dan lain-lain. Gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya kelangsungan operasi
dan kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik. Untuk itu diperlukan sistem proteksi yang handal yang
dapat mengidentifikasi gangguan dengan cepat sekaligus mengamankan bagian sistem yang terganggu dari
bagian lain yang masih dapat berjalan normal.
Suatu sistem proteksi karena berbagai macam faktor dapat mengalami kegagalan operasi, oleh sebab itu
selain proteksi utama diperlukan proteksi cadangan yang dapat bekerja ketika proteksi utama gagal bekerja.
Rele jarak dapat digunakan sebagai proteksi utama sekaligus sebagai proteksi cadangan jauh pada saluran
udara tegangan tinggi. Sedangkan rele arus lebih dan rele gangguan tanah digunakan sebagai proteksi
cadangan lokal jika rele jarak gagal bekerja.
Sebagai pengaman utama saluran udara tegangan tinggi keberadaan rele jarak menjadi sangat
penting dan perlu dijaga kualitas kerja serta kondisi setelan relenya. Untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan
secara berkala pada sistem proteksi saluran udara tegangan tinggi. Salah satu kegiatan pemeliharaan sistem
proteksi SUTT adalah scanning setting rele jarak. Scanning setting rele jarak bertujuan untuk mengetahui
kondisi setting rele proteksi existing apakah masih memenuhi fungsinya sebagai proteksi yang harus sensitif,
selektif, handal, cepat, sesuai dengan peruntukannya apakah sebagai rele proteksi utama atau cadangan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai scanning setting rele jarak pada saluran udara tegangan
tinggi 150 kV gardu induk Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru. Penulis menggunakan bantuan software MathCad 14
dalam melakukan scanning setting rele jarak. Hasil scanning setting rele jarak adalah berupa grafik koordinasi
impedansi-waktu setelan rele jarak pada masing-masing seksi zona proteksi.
Kata Kunci : Saluran UdaraTeganganTinggi, Rele Jarak, Scanning Setting Rele Jarak, Mathcad 14.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saluran udara tegangan tinggi merupakan
komponen sistem tenaga listrik yang berperan
sangat penting dalam menjaga kualitas dan
keandalan sistem tenaga listrik. Akan tetapi
saluran udara merupakan salah satu komponen
dalam sistem yang sering mengalami
gangguan. Gangguan yang terjadi dapat berupa
hubung singkat, beban lebih, surja petir, topan,
cuaca buruk dan lain-lain. Gangguan tersebut
dapat
menyebabkan
terganggunya
kelangsungan operasi dan kerusakan peralatan
pada sistem tenaga listrik. Untuk menghindari
kerusakan dan kerugian yang lebih besar,
maka diperlukan suatu sistem proteksi tenaga
listrik yang dapat bekerja secara cepat
mengisolasi gangguan. Sistem proteksi
mempunyai fungsi untuk menjaga sistem

tenaga listrik tetap stabil, dengan cara


mengidentifikasi gangguan dan memisahkan
bagian sistem yang terganggu dari bagian lain
yang masih dapat berjalan normal.
Dengan perkembangan sistem tenaga
listrik yang semakin besar dan kompleks
dibutuhkan kinerja sistem proteksi yang
handal, yang dapat menjamin bahwa setiap
gangguan yang terjadi pada sistem dapat
diamankan
dengan
cepat.
Adanya
keterlambatan
atau
kegagalan
dalam
memisahkan bagian yang terganggu dapat
menimbulkan kerugian baik dari sisi
konsumen maupun dari sisi penyedia tenaga
listrik.
Saluran
udara
tegangan
tinggi
menggunakan rele jarak sebagai proteksi
utama dan dilengkapi proteksi cadangan lokal
serta proteksi cadangan jauh. Sistem proteksi
cadangan lokal menggunakan rele arus lebih

(OCR) dan rele gangguan ke tanah (GFR),


sedangkan
proteksi
cadangan
jauh
menggunakan zona dua rele jarak dari gardu
induk yang lain.
Untuk menjamin kontinuitas penyaluran
tenaga listrik dan menjamin keandalan maka
perlu dilakukan pemeliharaan pada sistem
proteksi SUTT secara berkala. Hal ini penting
karena sistem proteksi adalah sistem yang vital
dalam sebuah sistem penyaluran tenaga listrik.
Salah satu bentuk pemeliharaan SUTT yang
dilakukan adalah scanning setting rele jarak.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui cara kerja dari relai jarak
(Distance Relay)
2. Mengetahui pemilihan zona proteksi rele
jarak (Distance Relay)
3. Mengetahui cara scanning setting rele
jarak pada SUTT 150 KV Drajat-GarutTasik-Tasik Baru.
4. Menganalisa hasil scanning setting rele
jarak pada SUTT 150 KV Drajat-GarutTasik-Tasik Baru.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis
menjelaskan tentang proses scanning setting
rele jarak pada SUTT 150 KV GI DrajatGarut-Tasik-Tasik Baru. Karakteristik rele
jarak yang digunakan pada sistem SUTT yang
ditinjau adalah quadrilateral dengan pola
pengaman teleproteksi PUTT (Permissive
Underreach Transfer Trip). Penulis akan
meninjau setting jangkauan reaktansi (forward
reach) dan tidak memperhitungkan jangkauan
resistansi (resistive reach). Hasil scanning
berupa grafik koordinasi impedansi-waktu rele
jarak untuk tiap zona proteksi pada saluran
yang diamankan.
II. DASAR TEORI
2.1 Sistem Proteksi Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT)
Suatu sistem proteksi pada umumnya
dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Pengaman Utama
Merupakan
sistem
proteksi
yang
diharapkan segera bekerja jika terjadi
kondisi abnormal atau gangguan pada
daerah pengamanannya. Contoh : Rele
Jarak pada proteksi SUTT.

2. Pengaman Cadangan
Diperlukan apabila pengaman utama tidak
dapat bekerja atau terjadi gangguan pada
sistem pengaman utama itu sendiri.
Dibagi menjadi :
a) Sistem proteksi cadangan lokal (local
back up protection system)
Pengaman cadangan lokal adalah
pengamanan
yang
dicadangkan
bekerja bilamana pengaman utama
yang
sama
gagal
bekerja.
Contohnya:penggunaan OCR atau
GFR.
b) Sistem proteksi cadangan jauh (remote
back up protection system)
Pengaman cadangan jarak jauh
adalah
pengamanan
yang
dicadangkan
bekerja
bilamana
pengaman utama di tempat lain gagal
bekerja. Contoh : zone-2 dan zone-3
rele jarak pada proteksi SUTT.
2.1.1 Sistem Proteksi SUTT 150 kV
Pada sistem transmisi 150 kV
penggunaan rele jarak sebagai pengaman
utama yang dilengkapi teleproteksi menjadi
suatu keharusan, khususnya bagi :
a) Penghantar yang dioperasikan looping
dengan sistem 150 kV lainnya
b) Penghantar 150 kV yang radial double
circuit
Ada dua macam pola pengaman dengan
pilot yang telah diterapkan pada SUTT 150
kV PLN P3B, yaitu :
1) Permissive Transfer Trip Scheme
Permissive Underreach Transfer Trip
(PUTT)
Permissive Overreach Transfer Trip
(POTT)
2) Blocking Scheme
Pola pengamanan untuk Saluran Udara
Tegangan Tinggi 150 kV adalah
a) Pengaman Utama
Gangguan fasa-fasa
: Relai jarak
yang dilengkapi dengan teleproteksi
Gangguan fasa-netral : Relai jarak
yang dilengkapi dengan teleproteksi
b) Pengaman Cadangan
Gangguan fasa-fasa
: Relai arus
lebih inverse time (non directional)
Gangguan fasa-netral : Relai arus
lebih inverse time (non directional)

2.2 Rele Jarak


2.2.1 Pengertian
Relai jarak merupakan pengaman
utama (main protection) pada SUTT /
SUTET dan sebagai backup untuk seksi
didepan. Hal ini didasarkan bahwa impedansi
saluran transmisi berbanding lurus dengan
jaraknya sehingga memungkinkan dilakukan
pengukuran impedansi berdasarkan panjang
salurannya
2.2.2 Prinsip Kerja Rele Jarak
Relai jarak mengukur tegangan pada
titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan
dan arus,
maka impedansi sampai titik
terjadinya gangguan dapat ditentukan.
Perhitungan impedansi dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :

Zf =
Dengan :

Vf
If
Zf =Impedansi (Ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan (Ampere)

Rele jarak mendapatkan inputan dari


trafo arus dan juga trafo tegangan yang
berfungsi sumber masukan ke relai untuk
membaca besaran arus dan tegangan yang
ada di penghantar, besaran tegangan dan
arus dikonversi di relai menjadi satuan
impedansi, dan apabila terjadi gangguan maka
pembacaan impedansi di relai akan berubah
dan bila nilai impedansi berada dibawah nilai
settingnya maka relai akan bekerja dan
memberikan perintah trip ke PMT.
2.2.3 Karakteristik Kerja Quadrilateral
Rele Jarak
Karakteristik kerja quadrilateral dapat
dibentuk dengan menentukan setelan forward
reach dan resistive reach yang masing-masing
dapat di setel independen. Gambar 2.3
menunjukan 4 setelan batasan atau jangkauan
karakteristik kerja quadrilateral. Empat setelan
batas rele yaitu batas paling atas menunjukan
setelan jangkauan reaktansi, kemudian batas
kiri dan kanan yaitu setelan jangkauan
resistansi positif dan resistansi negatif serta
batas bawah menunjukan elemen directional.

Relai jarak akan bekerja dengan cara


membandingkan impedansi gangguan yang
terukur dengan impedansi setting, dengan
ketentuan : bila impedansi gangguan lebih
kecil dari pada impedansi setting relai (Zf<ZR)
maka relai akan bekerja, dan bila impedansi
ganguan lebih besar dari pada impedansi
setting relai (Zf > ZR) maka relai tidak akan
bekerja.
Gambar 2.3 Karakteristik Kerja Quadrilateral

Ciri-ciri
karakteristik
quadrilateral
adalah sebagai berikut :
Karateristik quadrilateral merupakan
kombinasi dari 3 macam komponen
yaitu : reactance, berarah dan resistif.
Dengan setting jangkauan resistif cukup
besar
maka karakteristik relai
quadrilateral
dapat
mengantisipasi
gangguan tanah dengan tahanan tinggi.
Umumnya kecepatan relai lebih lambat
dari jenis mho.

Gambar 2.2 Blok Diagram Relai Jarak

2.2.4 Zona Proteksi Rele Jarak


Relai jarak dibagi menjadi beberapa
daerah cakupan yaitu Zone 1, Zone 2, Zone 3,
serta dilengkapi juga dengan teleproteksi
sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu
cepat dan selektif di dalam daerah
pengamanannya.

Gambar 2.4 Setelan zona proteksi rele jarak

1) Setting Zone-1
Dengan
mempertimbangkan
adanya
kesalahan-kesalahan dari data saluran,
CT, PT, dan peralatan penunjang lain
sebesar 10% - 20 % , zone-1 relai disetel
80 % dari panjang saluran yang
diamankan.
Zone-1 = 0,8 . Z L1 (Saluran)
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) tidak
dilakukan penyetelan waktu
2) Setting Zone-2
Prinsip
peyetelan
Zone-2
adalah
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
Zone-2 min = 1,2 . ZL1
Zone-2 mak = 0,8 (Z L1 + 0,8. ZL2)
Dengan :
ZL1=Impedansi saluran yang diamankan.
ZL2=Impedansi saluran berikutnya yang
terpendek ( )
Waktu kerja relai t2= 0.4 s/d 0.8 dt.
3) Setting Zone-2
Prinsip penyetelan zone-3 adalah
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
Zone-3min =1.2 ( ZL1 + 0,8.ZL2 )
Zone-3mak = 0,8 ( ZL1 + 1,2.ZL2 )
Dengan :
ZL1 = Impedansi saluran yang diamankan

ZL2 = Impedansi saluran berikutnya yang


terpanjang ( )
Waktu kerja relai t3= 1.2 s/d 1.6 dt.
2.3 Pola Teleproteksi PUTT (Permissive
Underreach Transfer Trip)
Dasar pemilihan pola pengaman dengan
menggunakan teleproteksi adalah untuk
meningkatkan keandalan sistem yaitu jika
terjadi gangguan di luar zona satu rele tetapi
masih berada pada saluran yang diamankan
(ujung saluran transmisi), maka rele jarak yang
telah dilengkapi teleproteksi akan bekerja
lebih cepat dibandingkan rele jarak tanpa
teleproteksi [3].
Prinsip kerja dari pola PUTT adalah
apabila gangguan dirasakan pada zona satu
rele jarak, maka rele akan mengirim sinyal trip
ke CB dan pada saat yang bersamaan juga
mengirim sinyal ke rele di ujung terminal yang
lain. Rele yang menerima sinyal received
hanya akan bekerja secara langsung apabila
telah merasakan adanya gangguan pada zona
dua relenya. Pola PUTT mempunyai kelebihan
yaitu untuk gangguan di daerah ujung saluran
transmisi yang diamankan (zona dua) maka
rele di kedua ujung saluran yang diamankan
akan trip seketika karena menerima sinyal trip
dari rele di ujung yang lain.
III. SCANNING SETTING RELE JARAK
SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI
(SUTT) 150 KV GARDU INDUK DRAJATGARUT-TASIK-TASIK BARU
Tujuan dilakukan scanning setting relay
proteksi adalah untuk mengetahui kondisi
setting rele proteksi existing apakah masih
memenuhi fungsinya sebagai proteksi yang
harus sensitif, selektif, handal, cepat, sesuai
dengan peruntukannya apakah sebagai relay
proteksi utama atau cadangan [2].
Untuk scanning pada rele jarak harus
mendapatkan data yang valid sesuai yang
diterapkan dilapangan seperti [2]:
Data relai meliputi : merk relay, type
relay, In Relay, setting relay yang
diterapkan/ hasil download.
Data CT/PT atau CVT meliputi : rasio CT
dan rasio PT atau rasio CVT, dan
Data konduktor meliputi : jenis/type
konduktor, CCC (Current Carrying
Capacity) konduktor, panjang konduktor,

konstanta impedansi per km panjang


seperti : impedansi urutan positif,
impedansi urutan negatif, impedansi
urutan nol.
3.1 Data Sistem
3.1.1 Diagram Garis Tunggal SUTT 150 kV
Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru

3.2 Perhitungan Reaktansi Saluran


3.2.1 Drajat Arah Garut
Data Rele
: MiCOM Alstom
Type
: P442
Panjang Hawk (L1a)
: 17,86 km
Panjang Dove (L1b)
: 7,5 km
Panjang Saluran (L1) : L1a +L1b=25,36 km
Total impedansi saluran adalah sbb :

ZL 11= [ ( RL 11 a+ XL 11 a ) . L 1 a ] + [ ( RL 11+ XL 11 b ) . L 1 b ]
ZL 11=3,324+ j 10,0861

|ZL11|=10,619
Dengan komponen sudut,

( ZL 11)
=arg

=71,757 0

Sehingga reaktansi saluran,

( 1)
XL11=|ZL11| .sin

|XL 11|=10,086
Gambar 3.1 Diagram garis tunggal SUTT 150 kV
Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru

3.1.2 Data Impedansi Saluran


Tabel 3.1 Data impedansi SUTT 150 kv

3.2.2 Garut Arah Tasik


Data Rele
: MiCOM Alstom
Type
: P442
Panjang Saluran (L2) : 40,25 km
Total impedansi saluran adalah sbb :

ZL 21=( RL21+ XL21 ) . L 2


ZL 21=5,514+ j 15,963

|ZL21|=16,889
Dengan komponen sudut,

( ZL21)
2=arg

2=70,9430

Sehingga reaktansi saluran,


3.1.3 Data Setting Rele Jarak Existing
Tabel 3.2 Data setting rele jarak

( 2)
XL21=|ZL21|. sin

|XL 21|=15,963
3.2.2 Tasik Arah Tasik Baru
Data Rele
: Toshiba
Type
: GRZ
Panjang Saluran (L3) : 6,7 km
Total impedansi saluran adalah sbb :

ZL 31=( RL31+ XL31 ) . L 3

ZL 31=0,259+ j1,881

71,757
()=18,33
19,29.sin

|ZL31|=1,898

Zone-3

( 1)
X 3 a=Z 3 a .sin

Dengan komponen sudut,

( ZL 31)
3=arg

3=82,15 0

71,757
( )=31,34
32,99.sin

Sehingga reaktansi saluran,

( 3)
XL31=|ZL31|. sin

|XL 31|=1,881

3.3 Perhitungan Reaktansi Rele Jarak


3.3.1 Drajat Arah Garut

n 1=

PT 150000/110
=
=8,522
CT
800 /5

Dari setting rele jarak seperti pada


Tabel 3.2, terlebih dahulu diubah ke nilai
primer dengan dikalikan n1.
Zone-1
Z1a = 0,996 x n1 = 0,996 x 8,522 = 8,48
Zone-2
Z2a = 2,264 x n1 = 2,264 x 8,522 = 19,29
Zone-3
Z3a = 3,872 x n1 = 3,872 x 8,522 = 32,99
Dari perhitungan sebelumnya komponen
sudut dari impedansi saluran SUTT Garut

1=71,7570 .

arah Tasik adalah

Sehingga nilai reaktansi rele jarak :


Zone-1

( 1)
X 1 a=Z 1 a . sin
0

71,757
()=8,054
8,48. sin
Zone-2

( 1)
X 2 a=Z 2 a . sin

3.3.2 Garut Arah Tasik

n 2=

PT 150000/ 110
=
=8,522
CT
800 /5

Dari setting rele jarak seperti pada


Tabel 3.2, terlebih dahulu diubah ke nilai
primer dengan dikalikan n2
Zone-1
Z1b = 1,441 x n2 = 0,996 x 8,522 = 13,509
Zone-2
Z2b = 1,981 x n2 = 2,264 x 8,522 = 18,57
Zone-3
Z3b = 3,129 x n2 = 3,872 x 8,522 = 29,334
Dari
perhitungan
sebelumnya
komponen sudut dari impedansi saluran SUTT
Garut arah Tasik adalah

2=70,9430 .

Sehingga nilai reaktansi rele jarak :


Zone-1

( 2)
X 1 b=Z 1 b . sin
( 2)=12,69
13,509.sin
Zone-2

( 2)
X 2 b=Z 2 b . sin
( 2)=17,55
18,57.sin
Zone-3

( 2)
X 3 b=Z 3 b .sin
( 2)=27,726
29,334.sin
3.3.3 Tasik Arah Tasik Baru

n 3=

PT 150000/110
=
=0,938
CT
1600/1

Dari setting rele jarak seperti pada


Tabel 3.2, terlebih dahulu diubah ke nilai
primer dengan dikalikan n3.
Zone-1
Z1c = 1,6 x n3 = 1,6 x 0,938 = 1,501
Zone-2
Z2c = 2,89 x n3 = 2,89 x 0,938 = 2,711
Zone-3
Z3c = 6,03 x n3 = 6,03 x 0.938 = 5,656
Dari
perhitungan
sebelumnya
komponen sudut dari impedansi saluran SUTT
Garut arah Tasik adalah

3=82,15 0 .

Sehingga nilai reaktansi rele jarak :


Zone-1

( 3)
X 1 c=Z 1 c . sin
( 82,150 )=1,487
1,501. sin
Zone-2

( 3)
X 2 c=Z 2 c . sin
0

( 82,15 )=2,685
2,711. sin
Zone-3

Data-data masukan yang diperlukan


adalah data reaktansi saluran , data reaktansi
rele (dalam nilai primer), dan data setelan
waktu rele.
1) Input data reaktansi saluran
Format penginputan data reaktansi
saluran tersebut pada software MathCad
menggunakan format matriks sebagai
berikut :

ZL=(XL 11 XL21 XL31)


Sehingga dalam lembar kerja MathCad
untuk data reaktansi saluran SUTT 150
kV Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru adalah
tertulis sebagai berikut :

ZL ( 10.086 15.963 1.881 )


2) Input Data Setelan Reaktansi Rele
Format penginputan data setelan reaktansi
rele tersebut pada software MathCad
menggunakan format matriks sebagai
berikut :

X 1a
ZZ= X 1 b
X1c

3.4 Peta Setelan Rele Jarak


Untuk mengetahui koordinasi setting
rele jarak masing-masing seksi, maka kita
harus mengetahui peta setelan rele jarak. Hal
ini sangat penting karena dengan mengetahui
peta setelan rele jarak tersebut maka dapat
mengetahui apakah setelan rele jarak yang
terpasang mengalami overlapping antar seksi
yang diamankan atau tidak.
Dalam peta setelan rele jarak ini akan
diketahui grafik koordinasi impedansi-waktu.
Untuk memperoleh grafik impedansi-waktu
setelan rele jarak pada seksi yang ditinjau,
penulis menggunakan software MathCad 14.

Sehingga dalam lembar kerja MathCad


untuk data setelan reaktansi rele SUTT
150 kV Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru
adalah tertulis sebagai berikut :

( 3)
X 3 c=Z 3 c .sin
( 82,150 )=5,603
0,938. sin

X 2a X 3 a
X 2b X 3 b
X 2c X3c

8.054 18.33 31.34

ZZ 12.69 17.55 27.726

1.487 2.685 5.603

3) Input Data Setelan Waktu Rele

Format penginputan data setelan waktu


rele jarak tersebut pada software
MathCad menggunakan format matriks
sebagai berikut :

t 1a t 2a t 3a
ZZ= t 1 b t 2 b t 3 b
t 1c t 2 c t 3 c

Sehingga dalam lembar kerja MathCad


untuk data setelan waktu rele jarak SUTT
150 kV Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru
adalah tertulis sebagai berikut :

0.1 0.4 1.2

T 0.1 0.4 1.6

0.1 0.4 1.6


Setelah itu maka didapatkan peta setelan
rele jarak berupa grafik impedansi-waktu rele
jarak pada GI Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru
sebagai berikut :

Karena pada gardu induk Garut terdapat


trafo daya maka untuk setting zone-2 rele jarak
Drajat arah Garut sebaiknya tidak melebihi
impedansi trafo terkecil di GI Garut. Hal ini
bertujuan agar jika terjadi gangguan pada sisi
tegangan rendah trafo maka rele tidak bekerja
sehingga rele jarak dapat bekerja secara
selektif.
Berikut
ini
adalah
perhitungan
impedansi trafo pada GI Garut :

Trafo 1 : 150/ 20 KV, 30 MVA, XT=8,6%


2

XTR 1=

XT V primer (kV )
Kapasitas(MVA)

XTR 1=

0,086 (150 )
=64,50
30

Trafo 2 : 150/ 20 KV, 60 MVA,


XT=13,25%

XTR 2=

Gambar 3.2 Grafik koordinasi impedansi-waktu rele


jarak

3.5 Analisa Hasil Scanning Setting Rele


Jarak SUTT 150 kV Grajat-Garut-TasikTasik Baru
3.5.1 Pengaruh Adanya Trafo Tenaga
Terhadap Setting Rele Jarak

XT V primer (kV )2
Kapasitas(MVA )

0,1325 ( 1502 )
XTR 2=
=49,69
60
Karena setting zone-2 rele jarak pada GI
yang ditinjau sebaiknya tidak melebihi
impedansi trafo terkecil GI di depannya maka
kita pilih reaktansi terkecil dari kedua trafo
daya tersebut yaitu XTR2 untuk perhitungan
zone trafo. Sehingga,

Z 2 trafo=0,8 ( ZL 1+ 0,5 XTR 2 )


Z 2 trafo=0,8 ( 10,086+0,5 49,69 )=27,945
Untuk setelan jangkauan zone-2 rele
jarak yang terpasang adalah 18,33. Sehingga
karena nilai setting jangkauan Zone-2 < nilai
impedansi Trafo yaitu 18,33 < 27,945 maka
setelan jangkauan zone-2 pada GI Drajat bay
Garut sudah benar.
3.5.2 Analisa Peta Stelan Rele Jarak
Gambar 3.3 Diagram garis tunggal SUTT 150 kV
Drajat-Garut-Tasik-Tasik Baru

Dalam perhitungan setelan zona-2 suatu


rele jarak, apabila pada gardu induk di
depannya terdapat trafo daya maka sebaiknya
jangkauan zone-2 tidak melebihi impedansi
trafo daya tersebut [9].

demikian untuk mendapatkan selektifitas yang


baik, maka Zone-2 diambil sama dengan
Zone2 min dengan setting waktunya dinaikkan
satu tingkat, yaitu menjadi 0,8 detik.
Sehingga untuk data setelan reaktansi
rele jarak kita setting sebagai berikut :

8.054 18.33 31.34

ZZ 12.69 19.16 27.726

1.487 2.685 5.603

Dan data setelan waktu relenya adalah


menjadi sebagai berikut :
Gambar 3.4 Grafik koordinasi impedansi-waktu rele
jarak

Dari grafik koordinasi impedansi-waktu


setelan rele jarak diatas dapat dilihat bahwa
untuk setelan rele jarak GI Drajat arah Garut
sudah baik karena tidak overlap dengan setelan
rele jarak seksi di depannya.Sehingga untuk
proteksi SUTT Drajat arah Garut diharapkan
dapat mengatasi gangguan secara cepat,
andal,sensitif dan selektif.
Dari hasil scanning setelan rele jarak
juga dapat kita lihat bahwa terjadi overlap
antara setelan rele jarak zone-2 GI Garut arah
Tasik dengan zone-2 GI Tasik arah Tasik Baru.
Dalam hal koordinasi setelan rele proteksi
pada Saluran Udara Tegangan Tinggi,
overlapping pada setting Zone-2 dengan Zone2 pada seksi berikutnya sangat tidak dapat
ditolerir
karena
hal
tersebut
dapat
membahayakan sistem. Dalam kasus ini jika
terdapat gangguan pada zone-2 Tasik arah
Tasik Baru maka rele yang bekerja adalah pada
Zone-2 Garut arah Tasik sehingga rele proteksi
tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai
sistem proteksi yang selektif, andal dan cepat.
Untuk itu perlu dilakukan re-setting
untuk jangkauan zone-2 pada GI Garut arah
Tasik sebagai berikut :

Zone 2 setting=17,55
Zone 2 min=1,2 ZL 2=1,2 15,963=19,16

Zone 2 maks=0,8 ( ZL2+0,8 ZL3 )

0.1 0.4 1.2


T

0.1 0.8 1.6

0.1 0.4 1.6


Grafik koordinasi setelan impedansiwaktu rele jarak menjadi sebagai berikut :

Gambar 3.5 Grafik koordinasi impedansi-waktu rele


jarak hasil resetting

Dari grafik koordinasi impedansi-waktu


setelan rele jarak hasil resetting pada gambar
4.9 dapat dilihat bahwa zone 2 Garut bay Tasik
dan zone 2 Tasik bay Tasik Baru sudah tidak
mengalami overlap sehingga setelan rele jarak
sudah dapat dikatakan benar karena sudah
tidak ada setelan rele jarak (khususnya zone-2)
yang mengalami overlap antar seksi pada
daerah yang diamankan.

Untuk zone-3, fungsi selektifitas sudah


tidak lagi diperlukan karena zone-3 hanya
Zone 2 maks=0,8 ( 15,963+0,8 1,881 ) =13,977berperan sebagai pengaman cadangan jauh
pada far end bus untuk GI di dua seksi di
depannya [2].
Ternyata nilai Zone-2 maks < Zone 2
min. Hal ini disebabkan karena saluran yang
diamankan (ZL 2) jauh lebih panjang dari
seksi berikutnya (ZL3). Pada keadaan
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1) Relai jarak akan bekerja dengan cara
membandingkan impedansi gangguan
yang terukur dengan impedansi setting,
dengan
ketentuan:
bila impedansi
gangguan lebih kecil dari pada impedansi
setting relai (Zf<ZR) maka relai akan
bekerja, dan bila impedansi ganguan
lebih besar dari pada impedansi setting
relai (Zf > ZR) maka relai tidak akan
bekerja.
2) Relai jarak
dibagi menjadi beberapa
daerah cakupan yaitu Zone 1, Zone 2,
Zone 3, serta dilengkapi juga dengan
teleproteksi sebagai upaya agar proteksi
bekerja selalu cepat dan selektif di
dalam daerah pengamanannya.
3) Dalam melakukan scanning setting rele
jarak diperlukan data rele meliputi merk,
tipe, setting rele yang diterapkan; data
rasio CT dan rasio PT; data konduktor
yang meliputi tipe konduktor, CCC
(Current Carrying Capacity), panjang
konduktor, konstanta impedansi per km
panjang.
4) Dari hasil scanning setting rele jarak
SUTT 150 kV Drajat-Garut-Tasik-Tasik
Baru, terjadi overlap antara setting zone-2
Garut arah Tasik dengan zone-2 Tasik
arah Tasik Baru. Hal tersebut disebabkan
karena saluran yang diamankan (ZL2)
jauh lebih panjang dari seksi berikutnya
(ZL3) sehingga terjadi kondisi dimana
Zone-2 maks < Zone 2 min.
5) Pada keadaan dimana nilai Zone-2 maks
< Zone 2 min (13,977< 19,16) maka
untuk mendapatkan selektifitas yang baik,
maka Zone-2 diambil sama dengan Zone2
min dengan setting waktunya dinaikkan
satu tingkat , yaitu 0,8 detik.
4.2 Saran
1) Supaya hasil scanning menjadi lebih
lengkap
maka
perlu
untuk
memperhitungkan jangkauan resistif.
2) Untuk memberikan kemudahan dalam
melaksanakan scanning setting rele jarak
maka perlu untuk diciptakan dan
dikembangkan suatu software khusus
untuk melakukan scanning.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adrial Mardensyah, 2008, Studi
Perencanaan Koordinasi Rele Proteksi

[2]
[3]
[4]
[5]

[6]
[7]

[8]
[9]

Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi


Gardu Induk Gambir Lama-Pulomas,
Tugas
Akhir,Universitas
Indonesia,
Jakarta.
Pusat Pelatihan dan Pendidikan PT. PLN
(Persero), Pemeliharan Sistem Proteksi
Transmisi
Pusat Pelatihan dan Pendidikan PT. PLN
(Persero), Konstruksi & Instalasi Sistem
Proteksi
W.D. Stevenson Jr, 1984, Analisis
Sistem Tenaga Listrik, Edisi Ke Empat,
Erlangga, Jakarta,
Juan M. Gers and Edward J. Holmes,
2004,
Protection of Electricity
Distribution Networks, 2nd Edition, The
Institution of Electrical Engineers,
London,United Kingdom
Prof. Ir. Abdul Kadir, 1998, Transmisi
Tenaga Listrik, Universitas Indonesia,
Jakarta,
Dr. A. Arismunandar, Dr. S. Kuwara,
1973, Buku Pegangan Teknik Tenaga
Listrik, Jilid II, PT Pradnya Paramita,
Jakarta
L.G. Hewitson , Mark Brown and
Ramesh Balakrishnan, 2004, Practical
Power Systems Protection, ELSEVEIR,
PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali, 2006,
Workshop Scanning dan Kordinasi Relai
Proteksi Jakarta,

BIODATA PENULIS
Ari Catur Pamungkas
lahir di Purworejo, 18
Mei
1993.
Telah
menempuh studi mulai
dari Taman Kanak-kanak
Nasional, Sekolah Dasar
Nasional Kutoarjo, SMP
Negeri 3 Purworejo,
SMA Negeri 1 Purworejo dan sekarang sedang
melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik
Elektro konsentrasi Tenaga Listrik Universitas
Diponegoro, Semarang.
Semarang, 25 November 2014
Penulis

Ari Catur Pamungkas


NIM 21060111140132
Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Hermawan DEA


NIP 196002231986021001

Anda mungkin juga menyukai