Laporan Keuangan Pemerintah2
Laporan Keuangan Pemerintah2
Oleh:
KELOMPOK 1:
1. AZIRNI
2. IRVAN
3. NOVRIADI
4. RAHMI MARDHIYAH
5. TOTA PAKPAHAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan
perlambatan
ekonomi
dunia,
membuat
pemerintah
harus
(MEA) yang harus berjalan tahun 2015 ini ikut serta memperberat tugas
presiden kedepan. MEA memiliki cetak biru dengan empat karakteristik,
yaitu menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis industri,
kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan
yang merata, dan kawasan yang terintegrasi dengan perekonomian global
yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi,
tenaga kerja terdidik, dan aliran modal yang lebih bebas.
MEA bisa menjadi peluang, tapi sekaligus juga ancaman bagi
Indonesia. Tentunya dengan jumlah penduduk dan ukuran ekonomi
terbesar di kawasan ASEAN, Indonesia seharusnya mengambil posisi
sebagai pemain utama, bukan penonton. Apalagi, negara ini punya
sejarah sebagai penggagas, pemimpin alamiah, yang berperan besar
dalam integrasi kawasan regional.
Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN dengan jumlah
penduduk sebanyak 250 juta dari total 600 juta penduduk seluruh negara
ASEAN. Kini, hampir 50 tahun sejak ASEAN berdiri, kondisi perekonomian
masing-masing negara sudah semakin berkembang. Indonesia dengan
jumlah penduduk lebih dari sepertiga total penduduk ASEAN memiliki PDB
sekitar USD846,8 miliar (sekitar 40 persen PDB ASEAN) sehingga
menghasilkan PDB perkapita USD3.563. Capaian ini ternyata masih relatif
di bawah rata-rata PDB perkapita kawasan. Dua negara yang berpenduduk
relatif
sedikit
(Singapura
hanya
jutaan
dan
Brunei
Darussalam
dan
Filipina.
Namun,
untuk
infrastruktur
lainnya
(jalan,
lebih
banyak
memainkan
peranan
koordinasi
terhadap
pemerintah daerah. Dan belanja pusat yang sebesar 34 persen dari total
APBN juga diperuntukkan untuk pelayanan pusat ke daerah.
Mengenai hal ini tentu perlu upaya agar belanja kementrian dan
daerah agar efektif dan efesien dan ekonomis (value for money) agar bisa
merubah MEA menjadi peluang bisa dilakukan dan aneka persoalan
ekonomi bangsapun bisa dipecahkan agar semua sumberdaya yang ada
betul-betul digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat
Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
b)
c)
d)
Menyediakan
informasi
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
anggarannya;
e)
f)
Menyediakan
informasi
mengenai
potensi
pemerintah
untuk
Menyediakan
informasi
yang
berguna
untuk
mengevaluasi
2. Akuntabilitas
dan
pelaporan
retrospektif
(accountability
and
retrospective reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja
dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati
trend
antar
kurun
waktu,
pencapaian
atas
tujuan
yang
telah
menentukan
apakah
suatu
organisasi
atau
unit
kerja
dapat
kepada
pemakai
yang
dipengaruhi,
karyawan,
dan
masyarakat.
6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada
berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi
secara lebih dalam.
Laporan keuangan untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan
politik meliputi informasi yang digunakan untuk :
1. Membandingkan kinerja keuangan actual dengan yang dianggarkan
2. Menilai kondisi keuangan dan hasil hasil operasi
3. Membantu
menentukan
tingkat
kepatuhan
terhadap
peraturan
pemerintah
harus
dapat
memberikan
informasi
untuk
informasi
keuangan
untuk
memonitor
kinerja,
memprediksi
pengaruh
akuisisi
dan
alokasi
sumberdaya
analisis
dan
melakukan
perbandingan
dengan
mengevaluasi
tingkat
ekonomi
dan
efisiensi
operasi,
c.
Masyarakat;
Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi,
4.
dan pinjaman;
Pemerintah.
Anthoni memgklasifikasikan pemakai laporan keuangan sector publik
Lembaga pemerintah
Investor dan kreditor
Pemberi sumber daya
Badan pengawas
7
5.
Konstituen
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony
organisasi
pemerintah
saja,
sedangkan
Rebind
Et
All
Jika
dibandingkan
memasukkan
pembayar
dengan
pajak,
analisis
pemilih
Drebin
dan
et
keryawan
all,
Anthony
dalam
satu
Anggota terpilih
Masyarakat sebagai pemilih dan atau pembayar pajak
Pelanggan / klien
Karyawan / pegawai
Pelaggan dan pemasok
Pemerintah
Pesaing
Regulator
Pemberi injaman
Donor dan sponsor
Investor atau partner bisnis
Kelompok penekan lainnya
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sector public menurut
seterusnya
Investor asing dan country analyst
Generasi yang akan dating
Lembga negara
Kelompok politik (partai politik)
Manajer public (gubernur, bupati, direktur BUMN/BUMD)
Pegawai pemerintah
Serikat dagang sector public, GASB 1999 mengidentifikasikan pemakai
tertentu
2. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak
untuk
diberi
penjelasan
secara
terbuka
atas
permasalahan
keuangan
muncul
sebagai
konsekuensi
konsep
terhadap
Bahkan
informasi
diantara
keuangan
kelompok
yang
pemakai
diberikan
laporan
oleh
keuangan
membutuhkan
empat
kebutuhan
pengguna
terhadap
laporan
keuangan
pemerintah, yaitu:
1. Financial viability, yaitu menilai kemampuan keuangan pemerintah
untuk tetap survive dalam menjalankan pemerintahan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
2. Fiscal compliance, yaitu untuk membandingkan antara pengeluaran
aktual dengan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Management performance, yaitu menilai kemampuan manajemen
(pemerintah) untuk menggunakan dana yang ada sebijak mungkin.
4. Cost of service provided, yaitu untuk membandingkan antara tujuan
organisasi dengan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang.
2.4 Luas Pengungkapan (disclosure)
Berdasarkan PP No 8 Tahun 2006 dan Permendagri No 13 Tahun 2006
juncto Permendagri No 59 Tahun 2007, Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK) entitas publik harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Kebijakan Fiskal/Keuangan, Ekonomi Makro, Pencapaian Target UndangUndang APBN/Perda APBD
Kebijakan fiskal yang harus diungkapkan dalam CALK adalah
kebijakan-kebijakan
pemerintah
dalam
peningkatan
pendapatan,
contoh,
penjabaran
rencana
strategis
dalam
kebijakan
indikator
APB/APBD
ekonomi
berikut
makro
tingkat
yang
digunakan
pencapaiannya.
dalam
Indikator
10
mencapai tujuan.
b. Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana
c.
andal.
3. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi harus memuat :
a. Entitas pelaporan.
b. Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
c. Basisi pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan.
d. Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan
ketentuan-ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
e.
tertentu
yang
diperlukan
untuk
selisih
antara
pendapatan
periode
berjalan
dan
lebih/kurang
antara
realisasi
dengan
anggaran
pembiayaan.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase)
selisih antara pembiayaan periode berjalan dan pembiayaan
periode yang lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan.
b. Neraca
Pengungkapan akun-akun neraca :
(1) Aset Lancar
Menjelaskan akun-akun yang ada pada pos aset lancar, seperti Kas
di Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, dan
Piutang.
(2) Investasi Jangka Panjang
Menjelaskan akun-akun yang ada pada pos investasi jangka
panjang, seperti penyertaan modal pemerintah, Investasi dalam
Obligasi, dan Pinjaman kepada Perusahaan Daerah.
(3) Aset Tetap
Untuk
seluruh
diungkapkan
akun
dasar
yang
ada
dalam
pembukuannya.
kelompok
Juga
harus
aset
tetap
diungkapkan
seperti
Penerimaan
Perhitungan
Fihak
Ketiga
dan
oleh
manajemen baru.
c. Kontinjensi, yaitu kondisi atau situasi yang belum memiliki kepastian
pada tanggal neraca. Sebagai contoh, jika ada tuntutan hukum yang
substansial dan hasil akhirnya bisa diperkirakan. Kontinjensi ini harus
diungkapkan dalam catatan atas neraca.
d. Komitmen, yaitu perjajian dengan fihak
ketiga
yang
harus
13
mengenai
jenis-jenis
transaksi
yang
masuk
dalam
penerimaan program dan kebijakan untuk mengalokasikan biayabiaya tidak langsung kepada suatu fungsi atau unit kerja dalam
Laporan Aktivitas.
5. Kebijakan pemerintah dalam menentukan pendapatan operasi dan
non-operasi.
6. Pemerintah harus mengungkapkan secara detail/lengkap dalam
catatan atas laporan keuangan mengenai aset modal dan utang
jangka
panjang.
Aset
modal
yang
tidak
didepresiasi
harus
tingkat pengungkapan
Laporan
Keuangan Pemerintahan.
Menurut reset paper Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat
Pengungkapan
(Amiruddin
Zul
Laporan
Hilmi,
2010),
Keuangan
terdapat
Pemerintah
beberapa
Provinsi
faktor
yang
Kekayaan
daerah
berpengaruh
signifikan
terhadap
tingkat
tinggi
pengungkapan
tingkat
yang
kekayaan
dilakukan.
daerah,
semakin
Peningkatan
tinggi
pengungkapan
penduduk
merupakan
proksi
dari
kompleksitas
14
Jumlah
temuan
audit
berhubungan
positif
terhadap
tingkat
pengungkapan (Lestiani,2008).
Dengan adanya temuan ini, maka BPK akan meminta melakukan
koreksi dan meningkatkan pengungkapannya. Sehingga, semakin
besar jumlah temuan maka semakin besar jumlah tambahan
pengungkapan
yang
akan
diminta
oleh
BPK
dalam
laporan
keuangan.
2.5
oleh BPK
Dari hasil pepemeriksaan BPKP Kinerja perbaikan akuntabilitas laporan
keuangan Kementerian/Lembaga (KL)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melihat tantangan ekonomi Indonesia dan membandingkannya dengan
kualitas Laporan keuangan yang menggambarkan pengelolaan keuangan
Daerah secara efektif efesien dan ekonomis untuk mengkatkan daya saing,
masih jauh dari baik.
3.2 Saran
Kami berpendapat untuk mengatasi persoalan diatas bisa saja dilakukan hal
berikut.
1. Pemerintah pusat lewat kementrian keuangan, BPK serta instansi terkait
perlu mendorong lebih jauh mengenai perbaikan kinerja pelaporan
keuangan Kementrian dan Daerah, karena dengan peningkatan satatus
laporan keuangan laporan Keuangan kementrian dan daerah akan
memberikan cukup jaminan bahwa setiap sumberdaya yang ada memang
digunakan untuk tujuan penigkatan ekonomi daerah yang dengan
sendirinya
secara
tidak
langsung
akan
menambah
peningkatan
16
ulang sumber daya manusianya yang punya basis keahlian akuntansi dan
pelaksanaan pelatihan yang mencukupi untuk pelaksanaanya.
Daftar Pustaka
1. Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, Jogyakarta, Andi, 2002
2. Hilmi, Amiruddin Zul. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi. Skripsi
Sarjana. FEUI. Depok.
3. Liestiani, Annisa. (2008). Pengungkapan LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia
untuk Tahun
4. http://news.bisnis.com/read/20140620/15/237580/kementerian-pan-rbperbaikan-akuntabilitas-laporan-keuangan-kl-melempem
17