VSD KDKV
VSD KDKV
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh
manusia
terdiri
dari
berbagai
system,
diantaranya
adalah
system
kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung dan pembuluh
darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini adalah jantung yang
juga merupakan organ besar dalam tubuh. Jantung adalah organ berupa otot berbentuk
kerucut. Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan
cara mengembangdan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang
berasal dari saraf otonom. Seperti pada organ-organ yang lain, jantung juga dapat
mengalami kelainan ataupun disfungsi. Sehingga muncullah penyakit jantung yang dapat
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit jantung didapat dan penyakit jantung
bawaan.
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi
sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis gangguan pada
sistem kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah ini yakni VSD. VSD ( Ventricular
Septal Defect ) adalah suatu penyakit kelainan pada jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler, lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fungsi septim interventrikuler semasa janin dalam kandungan. Oleh sebab itu,
sebagai seorang calon perawat yang professional diharapkan mampu mengerti serta
melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien berdasarkan etiologi atau
faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep yang sudah
ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Sistem Kardiovaskuler II. Selain itu dengan disusunnya makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi penyusun dan umumya bagi
pambaca.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi
pustaka dan penelusuran beberapa sumber buku.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam makalah kami, akan membahas mengenai VSD yang merupakan penyakit pada
anak. Defek septum ventrikel jantung atau ventricular septal defect (VSD) adalah
kelainan kongenital yang terjadi akibat terbukanya septum interventricularis yang
memungkinkan terjadinya hubungan darah antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.
Septum interventricularis adalah pemisah antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan, yang
terdiri atas pars membranaceadan pars muskularis. VSD disebabkan oleh malformasi
embriogenik dari septuminterventricularis.Kejadian ini dapat berdiri sendiri atau
bersamaan dengan kelainankongenital jantung lainnya. Defek biasanya terjadi pada
septum interventricularis parsmembranacea. Aliran darah yang melalui defek itu lebih
sering bertipe left to right shunt dan bergantung pada besarnya defek, dan resistensi
pembuluh darah pulmoner. Kelainan fungsi jantung yang dialami penderita biasanya
tergantung dari besarnya defek septum dan keadaan pembuluh darah pulmoner.
Adapun asuhan keperawatan yang diberikan pada VSD ringan berupa pengaturan nutrizi
yang baik agar katuf dapat tertutup dengan sendirinya dan tidak menimbulkan gejala.
Pada VSD sedang dapat diberikan intake makanan yang adekuat sehingga berat badan
normal. Pada penderita VSD yang berat maka akan dilakukan operasi penutupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Defek septum ventrikel jantung atau ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan
kongenital yang terjadi akibat terbukanya septum interventricularis yang memungkinkan
terjadinya hubungan darah antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Septum interventricularis
adalah pemisah antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan, yang terdiri atas pars membranacea
dan
pars
muskularis.
VSD
disebabkan
oleh
malformasi
embriogenik
dari
septuminterventricularis. Kejadian ini dapat berdiri sendiri atau bersamaan dengan kelainan
kongenital jantung lainnya. Defek biasanya terjadi pada septum interventricularis
parsmembranacea. Aliran darah yang melalui defek itu lebih sering bertipe left to right
shunt dan bergantung pada besarnya defek, dan resistensi pembuluh darah pulmoner.
Kelainan fungsi jantung yang dialami penderita biasanya tergantung dari besarnya defek
septum dan keadaanpembuluh darah pulmoner.
Aliran darah pada VSD (dikutip dari kepustakaan 6)
VSD adalah penyebab tersering pada malformasi jantung, terhitung kira-kiraseperlima
dari seluruh kelainan jantung kongenital.Defek pada septum interventricularis ini,pertama
kali dideskripsikan oleh Roger (1879), yang menamakan defek septum interventricularis
asimptomatik sebagai maladie de Roger. Penyakit ini biasanyaterdiagnosis pada usia
kanak-kanak. Pada orang dewasa, penyakit ini jarang terdiagnosiskarena pada umumnya
defek septum interventricularis yang besar segera dikoreksi denganpembedahan, dan defek
septum interventricularis yang kecil biasanya tertutup secara spontan.
2.2. Klasifikasi
Untuk tujuan penatalaksanaan medik dan bedah, diklasifikasikan berdasarkan kelainan
hemdinamik serta klasifikasi anatomik.
2.2.1
Ada defek kecil ini terjadi pirau kiri ke kanan yang tidak bermakna,
sehingga tidak terjadi gangguan hemodinamik yang berati. Dengan
perkataan lain bahwa status kardivaskular masih dalam batas normal.
2. Defek sedang dengan tahanan vaskular paru normal
Ada defek ini sering terjadi pirau kiri ke kanan yang cukup besar.
Akibatnya terjadi peningkatan aliran darah ke paru, demikian pula darah
yang kembali ke atrium kiri bertambah akibatnya atrium kiri akan melebar
dan ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan dilatasi.
3. Defek besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik
Pasien dengan defek besar mengalami pirau kiri ke kanan yang hebat,
sedangkan teknan di ventrikel kanan dan arteri pulmonalis mendekati
tekanan sistemik. Di samping beban volume, vebtrikel kanan juga
mengalami beban tekanan. Hal ini sering merupakan stadium awal dari
hipertensi pulmonal yang ireversibel.
4. Defek besar dengan penyakit obstruksi vaskular paru
Sebagian besar defek septum ventrikel besar dengan hipertensi pulmonal
hiperkinetik akan menderita penyakit obstruksi vaskular paru sehingga
menjadi hipertensi pulmonalyang ireversibel. Jarang sekali pasien
mengalami obstruksi vaskuler parutanpa melalui fase hiperkinetik. Pirau
kiri ke kanan yang semula besar, dengan meningkatnya tekanan ventrikel
kanan, akan berkurang. Bila tekanan ventrikel kanan sama dengan tekanan
sistemik, maka tidak terjad pirau sama sekali, bahkan dpat terjadi pirau
terbalik (sindrom Eisenmenger).
2.2.2 Berdasarkan letak anatomis :
1. Defek daerah pars membranasea septum
Defek membran atau perimembran (hampir selalu mengenai jaringan
disekitarnya).
Berdasarkan
perluasan
(ekstensi)
defeknya,
defek
Terletak tepat di bawah kedua katup aorta dan arteri pulmonalis, karena itu
disebut pula doubly committed subarterial VSD. Defek ini dahulu disebut
defek suprakristal, karena letaknya diatas Krista supraventrikularis.
Beberapa penulis menyebutnya pula sebagai defek subpulmonalik atau
defek oriental karena banyak terdapat di Jepang atau negara-negara Timur
Jauh. Yang penting pada defek ini adalah bahwa atup aorta dan katup arteri
pulmonalis terletak pada ketinggian
jarang ditemukan masa sekarang karena hipertensi pulmonal yang berlangsung lama
dicegah dengan intervensi bedah awal pada penderita dengan VSD besar. Besar shunt
intrakardial biasanya biasanya digambarkan dengan rasio aliran darah pulmonal
terhadap sistemik. Jika shunt dari kiri ke kanan kecil (rasioaliran pulmonal terhadap
sistemik <1,75:1), ruangan-ruangan jantung tidak akan menjadi cukup besar dan
bantalan vaskuler pulmonal agaknya akan normal. Jika shunt besar (rasio aliran >2,5:1),
terjadi kelebihan beban volume atrium dan ventrikel kiri, juga hipertensi ventrikel
kanan dan arteria pulmonalis. Batang arteria pulmonalis, atrium kiri dan ventrikel kiri
membesar karena volume aliran darah pulmonal besar.
Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan
resistensi sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan dengan resistensi pulmonal
melalui defek septum.
Volume darah diparu akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru.
Dengan demikian tekanan ventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting dari kiri
ke kanan. Hal ini akan menyebabkan resiko endokarditis dan mengakibatkan terjadinya
hipertrofi otot ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan workload
(peningkatan beban kerja) sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi peningkatan
workload, maka terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi yang
disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurnah.
Darah arterial mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan melalui defek pada
septum intraventrikular. Perbedaan tekanan yang besar membuat darahmengalir dengan
deras dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan menimbulkan bising.Darah dari ventrikel
kanan didorong masuk ke arteri pulmonalis. Semakin besardefek, semakin banyak
darah masuk ke arteri pulmonalis. Tekanan yang terus-menerus meninggi pada arteri
pulmonalis akan menaikan tekanan pada kapilerparu. Mula-mula naiknya tekanan
kapiler ini masih reversibel (belum adaperubahan pada endotel dan tunika muskularis
arteri-arteri kecil paru), tetapikemudian pembuluh darah paru menjadi sklerosis dan
akan menyebabkan naiknyatahanan yang permanen. Bila tahanan pada a.pulmonalis
sudah tinggi danpermanen, tekanan pada ventrikel kanan juga jadi tinggi dan permanen.
VSD ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir
langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek bervariasi dari
0,5 3,0 cm. Kira kira 20% dari defek ini pada anak adalah defek sederhana, banyak
6
diantaranya menutup secara spontan. Kira kira 50 % - 60% anak anak menderita
defek ini memiliki defek sedang dan menunjukkangejalanya pada masa kanak kanak.
Defek ini sering terjadi bersamaan dengan defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang
terjadi sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya
oksigenmelalui defek tersebut ke ventrikei kanan.
2. Volume darah yang meningkatdipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi
darah dan dapat menyebabkannaiknya tahanan vaskular pulmonar.
3. Jika tahanan pulmonar ini besar, tekananventrikel kanan
meningkat
VSD kecil
Diameter VSD kecil yaitu 1-5 mm. besaranya defek bukan satu-satunya factor
yang mrnentukan besarnya aliran darah. Pertumbuhan badan normal walaupun
terdapat kecenderungan timbulnya infeksi saluran nafas. Toleransi latihan normal,
hanya pada latihan yang lama dan lebih intensif lebih cepat lelah dibandingkan
dengan teman sebayaya. Biasanya asimptomatik. Tidak ada gangguan tumbuh
kembang. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltik yang
menjalar ke seluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu distolik karena
terjadi penutupan VSD. Menutup secata spontan pada waktu umur 3 tahun.
Tidak diperlukan kateterisasi jantung.
2.
VSD sedang
Sesek nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu
lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan minuman
dan makanannnya. Kadang-kadang penderita mengeluh lekas lelah, sering
mendapat infeksi pada paru sehingga sering menderita batuk. Defek 5 10 mm.
BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu. Mudah menderita infeksi
biasanya memerlukan Waktu lama untuk sembuh paru tetapi umumnya responsif
terhadap pengobatan takipnue, retraksi, serta bentuk dada normal.
3.
VSD besar
Sering timbul gejala pada masa neonates. Dispnea meningkat setelah
terjadipeningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir. Pada
mingguke 2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru
timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian
bawah. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis
karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan. Sering menyebabkan
gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan, penderita menderita infeksi paru dan
radang paru.Kenaikan berat badan lambat. Anak kelihatan sedikit sianosis.
Gangguan tumbuh kembang.
Ciri-ciri Umum :
1. Pertumbuhan terhambat
2. Diameter dada bertambah terlihat adanya benjolan dada kiri
3. Pada palpasi dan auskultasi : adanya VSD besar :
a. Tekanan vena pulmonalis meningkat
b. Penutupan katub pulmonal teraba jelas pada sela iga 3 kiri dekat
sternum
c. Kemungkinan teraba getaran bising pada dada
4. Adanya tanda-tanda gagal jantung : sesak, terdapat murmur, distensi
vena jugularis, udema tungkai, hepatomagali.
5. Diaphoresis
6. Tidak mau makan
VSD kecil
Pemeriksaan Fisik :
a. Palpasi :
8
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada SIC
III dan IV kiri.
b. Auskultasi :
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak keras,
split sempit pada sela iga II kiri dekat sternum. Bunyi jantung I biasanya sulit
dipisahkan dari bising holosistolitik yang kemudian segera terdengar, bising bersifat
kasar, digolongkan dalam bising kebocoran.
Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiorafi Pada VSD kecil gambaran EKGnya normal.
b. Radiologi
Pada VSD kecil gambaran radiologi thorax menunjukkan besar jantung normal
dengan/tanpa corakan pembuluh darah berlebih.
2.
VSD sedang
Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
VSD besar
Pemeriksaan Fisik :
a. Inspeksi :
Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat bercucuran. Ujung-ujung
jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum,
sela intercostal dan region epigastrium. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung
yang hiperdinamik.
b. Palpasi :
impuls jantung hiperdinamik kuat, terutama yang timbul dari ventrikel kiri. Karena
defek besar, maka tekanan arteria pulmonalis tinggi, akibatnya penutupan katup
pulmonal jelas teraba pada sela iga III kiri dekat sternum. Teraba getaran bising pada
dinding dada. Pada defek sangat besar sering tidak teraba getaran bising karena
tekanan di ventrikel kiri sama dengan tekanan di ventrikel kanan. Anak dengan VSD
besar disertai gagal jantung mempunyai tanda terabanya tepi hati tumpul di bawah
lengkung iga kanan.
c. Auskultasi :
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti click
sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengankekuatan pada pangkal arteria
pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga II kiri.
Pemeriksaan Penunjang
a.
Elektrokardiorafi
Pada VSD besar biasanya gambaran EKGnya hipertrofi biventrikular
b.
Radiologi
VSD besar akan menunjukkan:
1)
2)
3)
4)
Kateterisasi jantung dilakukan pada kasus DSV sedang atau besar untuk menilai
besarnya pirau (flow ratio) yaitu perbandingna antara sirkulasi sistemik. Operasi harus
dilakukan bila ratio tersebut sama dengan atau lebih besar dari 2.
1.6. Komplikasi
1.
2.
3.
4.
10
VSD kecil
1. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltik yang menjalar ke seluruh
tubuh perikardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD
2. EKG : dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
3. Radiologi : ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat
b. VSD Sedang
1. EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan , tetapi kiri lebih
meningkat
2. Radiologi : terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis
menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pembesaran pembuluh darah di hilus
c.
VSD Besar
1. EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
2. Radiologi : pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak
menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer.
Tirah baring,
memerlukan banyak tenaga atau isometrik harus dihindari, namun tingkat kepatuahan
akan dalam hal ini sangat rendah. Jika terjadi gagal jantung berat, aktivitas fisik harus
sangat dibatasi. Saat masa tirah baring seharian, sebaiknya menyibukkan mereka
dengan kegiatan ringan yang mereka sukai yang dapat dikerjakan diatas tempat tidur
(menghindari anak berteriak-teriak tidak terkendali).
b.
Penggunaan oksigen.
Penggunaan oksigen mungkin sangat membantu untuk penderita gagal jantung
dengan udem paru-paru, terutama jika terdapat pirau dari kanan ke kiriyang mendasari
dengan hipoksemia kronik. Diberikan oksigen 30-50%dengan kelembaban tinggi
supaya jalan nafas tidak kering dan memudahkansekresi saluran nafas keluar. Namun,
oksigen tidak mempunyai peran padapengobatan gagal jantung kronik.
c.
ada agen diuretik kuat, pembatasan diet natrium memainkanperan penting dalam
penatalaksanaan gagal jantung. Makanan rendah garamhampir selalu tidak sedap,
lebih baik untuk mempertahankan diet adekuatdengan menambah dosis diuretik jika
diperlukan. Sebaiknya tidak menyarankan untuk membatasi konsumsi air kecuali pada
gagal jantung yang parah.
d.
Pengamatan dan pencatatan secara teratur terhadap denyut jantung, napas, nadi,
tekanan darah, berat badan, hepar, desakan vena sentralis, kelainan paru, derajat
edema, sianosis, kesadaran dan keseimbangan asam basah.
f.
miokarditis/
endokarditis,mengingat
tingginya
frekuensi
ISPA
atau
kelainan
jantung
akan
dilakukan
operasi,
maka
tiga
gambaran
perbaikan
pertumbuhan
tanpa
memperburuk
generalisasi
mengenai
penatalaksanaan
medikamentosa.
Walaupun
2.
3.
13
dengan agen simpatomimetik atau agen inotropik positif lain. Jika tidak ada dari caracara tersebut yang efektif, mungkin diperlukantransplantasi jantung. Untuk menilai
hasilnya harus ada pencatatan yang teliti dan berulangkali terhadap denyut jantung,
napas, nadi, tekanan darah, berat badan,hepar, desakan vena sentralis, kelainan paru,
derajat edema, sianosis, dan kesadaran.
1.8.2. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan
digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terhampat selanjutnya diteruskan
terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila
ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen: operasi paliatif atauoperasi
koreksi total sudah tidak mungkin karena a.pulmonalis mengalamiarteriosklerosis.
Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang beratsekali dan akhirnya
akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,kelebihan tekanan pada
ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.
1. Antibiotic profilaksis mencegah endokarditis pada tindakan tertentu.
2. Penanganan gagal jantung jika terjadi operasi pada umur 2-5 tahun.
3. Prognosis operasi baik jika tahanan vascular paru rendah, pasien dalamkeadaan
baik, BB 15 kg. Bila sudah terjadi sindrom Eisenmenger tidak dapat dioperasi.
Sindrom Eisenmenger diderita pada penderitadengan VSD yang berat, yaitu ketika
tekanan ventrikel kanan samadengan ventrikel kiri, sehingga shuntnya sebagian atau
seluruhnyatelah
menjadi
dari
kanan
ke
kiri
sebagai
akibat
terjadinya
penyakitvaskuler pulmonal.
4. Penatalaksanaan Bedah: Perbaikan defek septum ventricular
Perbaikan dini lebih disukai jika defeknya besar. Bayi dengangagal jantung kronik
mungkin smemerlukan pembedahan lengkap ataupaliatif dalam bentuk pengikatan
atau penyatuan arteri pulmoner jikamereka tidak dapat distabilkan secara medis.
Karena kerusakan yangireversibel akibat penyakit vaskular paru, pembedahan
14
hendaknyatidak
ditunda
sampai
melewati
usia
pra
sekolah
atau
jika
Isoproterenol
(isuprel)
memiliki
efek
inotropik
positif
pada
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.
2.
3.
4.
Biodata pasien
Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek
Kaji adanya komplikasi
Riwayat kehamilan
16
5.
6.
7.
8.
Riwayat perkawinan
Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda-tanda vital dan paru.
Kaji aktivitas anak
Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, bunyi jantung
tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali dan tersa nyeri dan sesak sekali pada
saat baring.
17
18
Kriteria Hasil : anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi
badan
Intervensi :
1. Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang
adekuat
2. Monitor tinggi dan berat badan, dokumentasikan dalam bentuk grafik untuk
mengetahui kecenderungan pertumbuhan anak
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
Tujuan : mempertahankan intake makanan dan minuman untuk mempertahankan berat badan
dan menopang pertumbuhan
Kriteria Hasil : anak akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk
mempertahankan berat badan dan menopang pertumbuhan
Intervensi :
1. Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama
2. Catat intake dan output secara benar
3. Berikan makanan dengan porsi kesil tapi sering untuk menghindari kelelahan pada
saat makan
4. Hindari kegiatan perawatan yang tidak perlu
5. Pertahankan nutrisi dengan mencegah kekurangan kalium, natrium dan memberikan
zat gizi
6. Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang
adekuat
7. Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat haus, oleh karena itu cairan
tidak dibatasi.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya status kesehatan.
Tujuan : mencegah terjadinya infeksi
Kriteria Hasil : anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1. Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi
2. Berikan istirahat yang adekuat
3. Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal
19
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lebih dari 90 % kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multifaktor.
Ventrikel septum defek ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan
darah mengalir langsung antar ventrikel, yang biasanya dari kiri ke kanan. Pada anak
dengan ventrikel septum defek sederhana gambaran klinisnya dapat meliputi adanya
murmur, intoleransi latihan ringan, keletihan, dispnue selama beraktivitas dan infeksi
saluran nafas yang berulang ulang dan berat.
Keseriusan gangguan ini tergantung dari pada ukuran dan derajat hipertensi pulmonar,
jika anak asimptomatik masih tidak diperlukan pengobatan tetapi jika timbul gagal
jantung kronik diperlukan untuk penutupan defek atau pembedahan.Resiko bedah kira
kira 3 % idealnya pada anak umur 3 sampai 5 tahun.
20
3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari ventrikel septum defek sebagai
dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan
anak yang menderita VSD.
21
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi, Rita yuliani, (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak, jakarta : CV. Sagung Seto .
Heni Rokhaeni, Elly Purnamasari, (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, jakarta :
Pusat Kesehatan jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita .
Corwin, Elizabeth J, (200). Buku Saku Patofisiologi, alih bahasa Brahm U Pendit jakarta :
EGC
Markum A.H, (1991), Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan
Anak, FKUI.
Doenges, Marilynn E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan pendokumentasian
Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC.
Nettina, Sandra M, (2001). Pedoman Praktik Keperawatan, alih bahasa Setiawan,Sari
Kurnianingsih, Monica Ester, jakarta : EGC.
Cecily, L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3. Jakarta : EGC
Judith, M, Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keparawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta : EGC
22